Wednesday, April 20, 2022

Mesin Bubut dan Prinsip Kerjanya

 

Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar.

Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi terbesar di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti mesin freis, drill, sekrap dan mesin perkakas lainnya. 



 

 

 

 

 

 

 

                         Gambar 3.1  Mesin Bubut



Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak makan (feeding).

 

 

 

 

 

Gambar 3.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut

Pada dasarnya mesin bubut terdiri dari beberapa komponen utama antara lain:

  • Bad
  • Headstock
  • Tailstock
  • Compound slide
  • Across slide
  • Toolpost
  • Leadscrew
  • Camage


Gambar berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum dari mesin bubut:

 

 

 

 

  

Gambar 3. Bagian-bagian Mesin Bubut

Fungsi masing-masing bagian mesin bubut ialah sebagai berikut:

(a)      Tailstock untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang berseberangan dengan chuck (pencekam) pada proses pemesinan di mesin bubut.  

(b)      Lead crew adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai. 

(c)      Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang. 

(d)     Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan. 

(e)      Toolpost digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan pemegang pahat. 

(f)       Headstock adalah tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.

Dimensi dan Jenis Mesin Bubut

Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja. 

 

Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual/mesin bubut konvensional dan mesin bubut otomatis/ mesin bubut cnc. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik), seperti pada gambar berikut:

 


 

 

                 Gambar 3.4  a. Mesin bubut manual                      Gambar 3.4  b. Mesin bubut CNC

Gerakan-gerakan dalam  membubut

Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakan pahat dan dinamakan gerakan potong.

Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongannya sejajar dengan sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut gerakan pemakanan.

Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabilah arah pemotongannya tegak lurus terhadap sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut dengan gerakan melintan atau pemotongan permukaan.

Cara menggunakan mesin bubut

·         Mepersiapkan alat-alat yang diperlukan seperti pahat bubut,kunci chuck, dll,

·         Memastikan keadaan mesin masih off dan mesin itu terhindar dari benda yang mudah terbakar,

·         Memasang pahat bubut pada rumah pahat (tool post) setinggi ujung senter.

·         Memasang benda kerja yang akan dibubut pada cekam/chuck.

·         Membubut benda kerja sesuai spesifikasi yang diinginkan.

·         Peralatan pelengkap yang terdapat pada mesin bubut

·         Pelat cekam (pencekam)

·         Pelat pembawa

·         Senter

·         Collet

·         Penyangga

·         Pahat bubut

Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut

Pembubutan muka (facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi penampang atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.

Pembubutan rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan sepanjang garis sumbu.

Pembubutan ulir (threading), yaitu pembubutan ulir dengan pahat ulir.

Pembubutan tirus (taper), yaitu proses pembubutan enda kerja berbentu konis.

Pembubutan (drilling), yaitu pembubutan denganmenggunakan mata or, sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja.

Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk memperbesar lubang.

Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan silindris) yang bertujuan untuk membubut profil pada permukaan benda kerja.

Parameter pemotongan pada mesin bubut

Kecepatan potong (Cutting Speed), yaitu kecepatan dimana pahat melintasi benda kerja untuk mendapatkan hasil yang paling baik pada kecepatan yang sesuai.

Gerak makan (Feed), adalah penggerak titik sayat alat potong per satu putaran benda kerja.

Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut), adalah dimana dalamnya masuk alat potong  menuju sumbu-sumbu benda.

Waktu Pemesinan ( Mechining Time), adalah banyaknya waktu penyayatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan (membentuk atau memotong) suatu benda kerja.

Latar Belakang Praktek Kerja Industri

 

1.1  Latar Belakang

Perlu kita sadari bahwa sampai pada saat ini lulusan SMK belum dapat diserap langsung oleh pihak dunia usaha atau industri. Secara kasat mata terbukti hampir setiap dunia usaha / industri ketika merekrut tenaga kerja lulusan SMK masih menerapkan pendidikan dan pelatihan bagi yang telah lolos seleksi penerimaan karyawan rata-rata 3 (tiga) bulan. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan yang dimiliki lulusan SMK belum diakui oleh pihak dunia usaha / industri.

Jika kita kaji secara seksama, kita tidak dapat menyalahkan pihak dunia usaha/industri, memang pada kenyataannya masih banyak SMK yang sangat minim perlatan praktik, sehingga peserta diklat yang harusnya porsi pembelajaran praktik idealnya 70% hanya dapat dilaksanakan 30%. Bahkan ada beberapa SMK yang tidak memiliki sama sekali peralatan praktik, pada akhirnya peserta diklat hanya dapat berangan-angan dengan teori saja tanpa peralatan kenyataan sebenarnya.

SMK yang peralatan prakteknya memadai, belum tentu peralatan itu sesuai dengan yang berada di dunia usaha / industri sudah serba otomatis, sedangkan peralatan yang ada di SMK -  SMK masih manual. Sehingga pelaksanaan praktik hanya sekedar mengenai peralatan yang ada kurang memperhatikan kebutuhan di dunia usaha / industri itupun tidak semuanya dapat memanfaatkan secara maksimal.

Sesuai dengan hasil pengamatan dan penelitian Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, pola penyelenggaraan pendidikan di SMK belum secara tegas dapat menghasilkan tamatan sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi pembelajarna belum kondusif untuk menghasilkan tenaga kerja yang profesional seseorang tidak semata-mata diukur oleh penguasaan unsur pengetahuan dan teknik bekerja tetapi harus dilengkapi penguasaan kiat (art) bekerja yang baik.

Penggunaan unsur ilmu pengetahuan dan teknik bekerja dapat dipelajari di sekolah, namun untuk kiat adalah sesuatu yang tidak dapat diajarkan tetapi harus dikuasai melalui pembiasaan dan internalisasi. Untuk kiat yang menjadi faktor utama penentu kadar keahlian profesional seseorang hanya dapat dikuasai melalui cara mengerjakan pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Karena itulah tumbuh suatu ukuran keahlian profesional berdasarkan jumlah pengalaman kerja.

Mata diklat kejuruan yang disajikan di sekolah biarpun menggunakan peralatan yang lengkap dan modern, pada dasarnya hanya mampu menyajikan proses simulasi, karena bukan situasi sesungguhnya. Oleh karena itu sulit diharapkan untuk mampu memberikan keahlian sebagaimana diharapkan.

Melihat kenyataan di atas, Dikmenjur menetapkan strategi operasional yang berdasarkan pada kebijakan “Link and Match” (kesesuaian dan kesepadanan) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda. Pelaksanaan sesuai dengan ketentuan-ketenuan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan nasional, PP Nomor 20 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, PP Nomor 39 Tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan nasional, kepmendikbud nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan Kepmendikbud Nomor 080/U/1993 tentang kurikulum SMK.

 

1.2  Rumusan Masalah

Praktik kerja industri merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan, yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada bidang pekerjaan yang relevan, terarah untuk mencapai kemampuan keahlian tertentu.

Dalam pengertian di atas tersirat bahwa ada dua pihak yaitu lembaga pendidikan dan lapangan kerja (industri/instansi tertentu) yang secara bersama-sama menyelenggarakan satu program pendidikan kejuruan. Dengan demikian kedua belah pihak seharusnya terlibat dan bertanggung jawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap penyelenggaraan sampai pada tahap penilaian dan penentuan kelulusan peserta diklat, serta pemasarannya.

 

1.3  Tujuan dan Kegunaan

Penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PRAKERIN) bertujuan untuk :

a)      Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

b)      Memperkokoh “Link And Match” antara sekolah dan dunia kerja industri.

c)      Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional.

d)     Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses.

Selain dari tujuan penyelenggaraan PRAKERIN, penyusunan laporan juga mempunyai maksud sebagai berikut :

a)      Untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di SMK Negeri 3 Linggabuana Purwakarta.

b)      Untuk menguraikan apa-apa yang telah dipraktekkan dan dipelajari selama PRAKERIN

c)      Agar dapat dilihat dan dibaca hasil dari PRAKERIN itu oleh orang lain

d)     Untuk mengingat kembali atau sebagai pedoman seandainya lupa dari apa yang telah dipelajari selama PRAKERIN.

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...