Saturday, May 25, 2019

Makalah Kesehatan Anak Usia Dini

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang
Kebutuhan dasar seorang anak adalah asah,asih, dan asuh. Asah adalah stimulasi atau pendidikan, asih adalah kasih sayang dan asuh adalah pemenuhan kebutuhan fisik yaitu pemberian gizi atau nutrisi dan kesehatan yang optimal.Artinya seorang anak hanya akan dapat tumbuh kembang secara optimal bila memperoleh zat gizi yang memadai bagi pertumbuhan fisik dan otaknya serta mendapatkan perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tidak bisa dipungkiri aspek kehidupan sangatlah penting bagi kita, karena bila kondisi kita tidak sehat, maka aktifitas kita akan terhambat. Begitu pula dengan anak-anak, bila kondisi kesehatan mereka terjaga secara fisik maupun psikologis maka proses pendidikannyapun akan berjalan dengan baik.
Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Karena anak belajar dari keteladanan dan kebiasaan, gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua yang merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat 22 persen anak yang orang tuanya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan (Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007). Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun mempengaruhi kesehatan anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian ASI, kurang baiknya pola konsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama bagi anak usia dini.
Anak usia dini merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Kesehatan masyarakat  merupakan suatu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Di jaman era globalisasi sekarang ini yang tentunya diikuti dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada berbagai sektor kehidupan manusia, begitu pula permasalahannya juga semakin meningkat yang terkait dengan kesehatan masyarakat.
Di dalam kehidupan masyarakat yang sudah berkembang pesat sekarang ini, terkadang masyarakat sering melupakan kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan baik itu kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, serta penyakit yang sifatnya menular dan tidak menular, serta cara pencegahan penyakit menular dan tidak menular bagi mereka asalkan sudah bisa makan dan beraktivitas sudah cukup untuk menjadikan mereka sehat. namun perkembangan dan pengembangan berbagai ilmu yang terkait dengan kesehatan masyarakat juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Oleh karena itu kesehatan lingkungan merupakan faktor utama dalam lingkup kesehatan. Jika lingkungan kumuh dan tidak sehat maka akan menyebabkan masyarakat mudah terkena penyakit baik menular maupun tidak menular. Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan kebutuhan hidup dan hak setiap orang. Setiap orang berhak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang wajib melestarikan fungsi lingkungan hidup, mencegah, menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

  1.2  Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Bagaimana pemeliharaan kesehatan pribadi, masyarakat dan lingkungan?
2.        Bagaimana pelayanan kesehatan Anak khususnya anak usia dini?
1.3  Tujuan
            Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.        Untuk mengetahui upaya pemeliharaan pribadi, masyarakat dan lingkungan.
2.        Untuk mengetahui pelayanan kesehatan bagi anak usia dini.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Kesehatan Pribadi, Masyarakat dan Lingkungan
Pada zaman sekarang ini, Negara kita telah dilanda banyak masalah. Salah satu masalahnya adalah masalah kesehatan. Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks. Karena, kesehatan itu sangatlah berharga. Kesehatan merupakan anugerah yang Tuhan berikan untuk kita dan kita harus menjaganya. Tidak hanya menjaga kesehatan diri sendiri, tetapi kita juga harus menjaga kesehatan orang-orang yang berada disekitar kita. Masalah kesehatan yang terjadi didalam negeri ini adalah masalah kesehatan masyarakat. Masalah ini harus segera diatasi agar tidak banyak menelan korban. Namun, untuk mengatasi hal ini harus ada kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan ahli kesehatan.
            Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya problematika kesehatan masyarakat Indonesia, yaitu:
1. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Tentang Kesehatan
            Sebagian dari masyarakat khususnya masyarakat didaerah yang terpencil, mereka belum mengetahui berbagai macam penyakit, bagaimana mencegahnya, dan bagaimana mengatasinya. Hal ini merupakan faktor yang penting untuk diselesaikan. Karena dengan pengetahuan tentang kesehatan, masyarakat dapat menjaga kesehatan dirinya sendiri dan lingkungannya agar tidak ada penyakit yang menimpa dirinya.
2. Faktor Keturunan
            Seseorang yang memiliki riwayat penyakit dari orangtuanya, penyakit itu dapat menurun ke dirinya bahkan ke anaknya. Contohnya, seseorang yang terkena penyakit Diabetes, anak dari orang itu bisa terkena penyakit Diabetes juga. Tetapi, anak itu juga bisa tidak terkena penyakit Diabetes apabila sejak dini ia sudah mengatur pola makannya dengan baik.


3. Faktor Pelayanan Kesehatan.
            Keberadaan pusat pelayanan kesehatan masyarakat tidak merata. Maksudnya adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat di kota lebih banyak dibanding didaerah yang jauh dari kota. Akibatnya masyarakat didaerah yang jauh dari kota tidak mendapatkan jaminan kesehatan dengan baik.
4. Faktor Perilaku
            Perilaku masyarakat yang kurang baik dapat memunculkan problematika di Negara ini. Perilaku atau kebiasaan masyarakat dalam menjaga diri, orang disekitarnya, dan lingkungan, tidak berjalan dengan seimbang. Maksudnya mereka kurang peduli dengan kesehatan dirinya atau hal lainnya. Contohnya, seperti makan makanan yang tidak bergizi, jarang berolahraga, dll.
5. Faktor Lingkungan
            Faktor ini memegang peranan utama dalam status kesehatan masyarakat. Tingkat kesehatan manusia dapat diukur dari bagaimana tingkat kebersihan dilingkungannya. Lingkungan yang bersih, masyarakat juga akan sehat. Tetapi jika lingkungan kotor pasti banyak sekali kuman yang dapat membawa penyakit.
            Dari kelima faktor diataslah yang mengakibatkan masalah kesehatan di Indonesia. Untuk mengatasinya selain diri sendiri, peran masyarakat sekitar, pemerintah, dan ahli kesehatan sangat penting. Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut.
Kita harus menjaga diri kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Hal yang harus dilakukan adalah memakan makanan yang sehat dan bergizi, rajin berolahraga, merawat tubuh, tidak membuang sampah sembarangan dan masih banyak lagi yang masih bisa kita lakukan. Selama apa yang kita kerjakan positif, maka hasilnya akan positif juga. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mencegah penyakit sejak dini.
Upaya Pemeliharaan Kesehatan Pribadi dan Lingkungan
a. Kesehatan Pribadi/Perseorangan
- Tujuan : menjaga kebersihan diri agar selalu dapat hidup sehat
- Kebersihan diri berarti menjaga kesehatan secara umum
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk kebersihan pribadi atau perorangan :
1. Mandi setiap hari teratur menggunakan air bersih dan sabun. Muka/wajah, telinga, ketiak harus dibersihkan.
2. Telinga dibersihkan menggunakan cotton bad minimal seminggu sekali.
3. Rambt dikeramas 2-3 kali seminggu, disisir rapih
4. Gosok gigi 2-3 kali sehari, yaitu setiap habis makan dan sebelum tidur
5. Tangan harus dicuci:
- sebelum makan dan minum
- sebelum menyiapkan makanan dan minuman
- sesudah buang air kecil dan buang air besar
6. Kuku digunting pendek dan bersih, agar tak melukai kulit dan menjadi sumber
Penyakit.
7. Kaki harus dirawat dengan baik dan teratur, pakai sepatu yang cocok ukurannya. Kaos kaki harus sering diganti/dicuci.
8. Pakaian harus diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci bersih dengan sabun detergen, dijemur dibawah matahari dan disetrika.
b. Kesehatan Lingkungan
- Kesehatan manusia selalu dipengaruhi lingkungan sekitarnya
- Tujuan : agar lingkungan di sekitar tetap bersih dan sehat, sehingga dapat mencegah
Timbulnya penyakit dan penularan penyakit.
- Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan antara 3 mata rantai:
1. Sumber penyakit
2.Perantara Penyakit
3. Orang (Host) yang lemah/peka terhadap serangan penyakit
- Cara mencapai kebersihan lingkungan di sekolah dan rumah:
1. Membersihkan peralatan sekolah
2. Membersihkan lantai
3. Sediakan tempat sampah yang tertutup dan selalu buang sampah di tempatnya
4. Membersihkan WC dan kamar kecil, membiasakan menyiramnya, tidak boleh
Membuang kotoran lain ke lubang WC atau tempat buang air kecil.
5.Membiasakan diri tidak membuang ludah di sembarang tempat
6. Jarak sumber air dengan septiktank (penampungan kotoran) minimal 10 meter
7. Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
8. Setiap bangunan hendaknya memiliki saluran buangan limbah(selokan). Air
Limbah diusahakan lancar airnya.
9. Hewan peliharaan tidak berkeliaran di sekitar sekolah/rumah/tempat anak
Bermain,terutama hewan yang berkutu.
10. Penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan

2.2 Kesehatan Pada Anak Usia Dini
Definisi sehat menurut UU tentang Pokok-Pokok Kesehatan, sehat adalah sehat badan, rohani (mental), dan social, bukan hanya sebatas dari penyakit-penyakit,cacat, dan kelemahan. Kesehatan rohani atau jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembagan fisik,intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang. Tujuan dari kesehatan adalah mencapai keadaan kesehatan anak didik dan lingkungan hidupnya sehingga dapat memberikan kesempatan belajar serta tumbuh secara harmonis,efisien dan optimal dengan jalan :1). Mempertinggi nilai kesehatan, 2).mencegah dan memberantas penyakit, 3). Memperbaiki dan memulihkan kesehatan.
Anak yang sehat akan mengalami tumbuh kembang yang normal dan wajar, sesuai standar pertumbuhan fisik anak umumnya dan memiliki kemampuan perkembangan sesuai standar kemampuan anak seusianya. Selain itu anak sehat juga nampak senang, mau bermain,berlari, berteriak,meloncat,memanjat, da tidak berdiam diri saja.
Janice J. Beauty dalam bukunya yang berjudul Skills for Preschool Teachers menjabarkan tentang bagaimana mengelola kelas yang sehat sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki pendidik Anak Usia Dini. Selain menjaga kesehatan lingkungan, kelas yang sehat berhubungan juga dengan menjaga kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi anak. Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak.
Dalam penelitian yang dilakukan Ernesto Pollitt dkk (1993) menyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan kognitif selanjutnya. Selain itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007)
Menurut santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hot dog, pizza, hamburger dsb, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji.
Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak: Exercise is linked with many aspects of being physically and mentally healthy in children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)
Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar. Olah raga yang tepat sebagai stimulasi perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Ketika berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika olah raga tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai social seperti sportifitas, kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1993), ciri anak sehat adalah:
a.    Tumbuh dengan baik, dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara teratur dan proporsional.
b.    Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkt umurnya
c.    Gesit, aktif dan gembira
d.   Mata bersih dan bersinar
e.    Nafsu makan baik
f.     Bibir dan lidah tampak segar
g.    Pernafasan tidak berbau
h.    Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering/kusamMudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Selain itu anak sehat juga dapat dilihat dari tingkat intelegensianya (IQ). Di bawah ini adalah klasifikasi IQ yaitu sebagai berikut :
a.    Lebih dari 140 : genius
b.    Antara 120-139 : Very superior
c.    Antara 110-119 : superior
d.   Antara 90-109 : normal,rata-rata
e.    Antara 80-89 : subnormal, bodoh (slow leaner)
f.     Antara 70-79 : garis batas (borderline)
g.    Antara 50-69 : debil (dapat dididik dan dilatih)
h.    Antara 30-40 : embicil (tidak dapat dididik)
i.      Kurang dari 30 : idiot (tidak dapat dididik dan dilatih)

            Anak sehat adalah anak yang normal intelegensianya yaitu IQ 80 ke atas, sehingga dapat masuk sekolahdasar biasa, bahkan yang lambat belajarnyapun (slow learner) juga bisa masuk sekolah biasa.

2.3 Jenis-jenis Penyakit Menular
Janice J Beaty pun menerangkan bahwa mengelola kelas yang sehat berhubungan dengan bagaimana membuat progam pembelajaran yang meliputi kegiatan olah raga, latihan, mencuci tangan pengenalan gizi yang sehat dan pemeriksaan kesehatan. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah memahami berbagai gejala penyakit yang sering dialami anak.
Meskipun anak yang sehat cenderung aktif, tapi kekebalan tubuh mereka belum stabil. Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan mereka diantaranya alergi, asma dan infeksi telinga. National Centre of Health Statistics pada tahun 2004, menyatakan penyebab kematian anak paling besar adalah kecelakaan, yang kedua adalah kanker terutama kanker darah (leukemia). Strategi untuk menghindari adalah dengan menggunakan sabuk pengaman, helm dan alat pengaman lainnya. Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian ASI.
Pemberian ASI sangat penting pada masa satu sampai enam bulan pertama. Salah satu keuntungan dari pemberian ASI adalah terbentuknya kekebalan tubuh. Manfaat ASI berdasarkan beberapa ahli kesehatan di Amerika Serikat adalah(Eiger & Olds, 1999; Hanson & Korotkova, 2002; Kramer, 2003):
1.    Membuat berat badan bayi yang ideal, serta terhindar dari obesitas.
2.    Mencegah alergi
3.    Mencegah atau mengurangi gejala diare dan infeksi pernafasan
4.    Menguatkan tulang
5.    Mencegah penyakit kangker pada bayi dan kangker payudara pada ibu yang menyusui
6.    Mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).

Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak yang berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak. Penyakit tersebut diantaranya hiperaktif. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus berkonsultasi dengan orang tua dan psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki kelainan tersebut.
Anak memiliki tingkat kekebalan tubuh yang masih rendah, sehingga sangat rentan menderita penyakit. Ada beberapa penyakit yang sering menyerang anak usia dini dan bersifat menular sehingga gejalanya harus diketahui para guru atau pamong untuk mencegah penularan kepada anak lainnya. Beberapa jenis penyakit menular yang sering ditemukan pada anak adalah sebagai berikut:
a. Cacar air
Gejala :
1). Demam ringan
2). Sakit kepala ringan
3). Tubuh Lemah
4). Keesokan harinya kulit menjadi merah dan panas. Terdapat lepuh-lepuh
(vesikel) kecil, kebanyakan bagian atas dan dada.
5). Pada keadaan lanjut atau hebat, muka dan anggota badan terkena semua
Cara penularan : melalui cairan dari lepuh yang pecah.
Pencegahan, dengan vaksinasi cacar air (varilix)
b. Batuk Pilek ( Inspeksi Saluran Pernafasan Atas/ISPA)
Gejala :
1). Batuk,pilek, hidung tersumbat
2). Kadang badan panas
3). Lemah dan nyeri otot
4). Pusing
5). Kadang suara serak dan tenggorokan gatal
Cara penularan: melalui udara yaitu percikan ludah yang mengering di udara.
Penyebab: bakteri atau virus
Pencegahan: vaksinasi influenza
c. Mencret (Diare)
Gejala :
1). Buang air besar (BAB) lembek sampai cair lebih dari empat kali sehari.
2). Perut mulas
3). Kadang disertai deman dan muntah-muntah
4). Lemas dan pusing
Penderita harus mendapat pertolongan secepatnya karena kemungkinan dehidrasi akibat kekurangan cairan tubuh.
Cara penularan: dari makanan/ minuman yang tercemar kuman.
Penyebab : bakteri atau virus
d. Mata Merah (Conjunctivitis Katrhalis)
Gejala :
1). Mata Merah, keluar kotoran
2). Mata tersa pedih atau nyeri, kadang gatal
3). Pada keadaan berat, disertai demam
Cara penularan : lewat udara
Penyebab virus atau bakteri
e. Campak (Morbili, Tampek-Sunda, Dabagen-Jawa)
Gejala :
1). Panas tinggi
2). Badan lemah, nyeri otot
3). Kadang disertai batuk,pilek
4). Pada hari ke4-5 muncul bintik-bintik merah yang teraba diseluruh tubuh.
Setelah itu bila daya tahan bagus, panas akan turun dengan sendirinya.
5). Pada keadaan berat dapat terjadi komplikasi seperti diare, radang paru atau
Atau radang otak Namun dengan keberhasilan imunisasi campak, kejadian
Komplikasi menjadi sangat jarang.
Cara penularan: percikan ludah di udara
f. Demam Berdarah (DHF)
Adalah penyakit yang disebabkan virus Dengue. Ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty, yaiu nyamuk yang menggigit terutama pada siang hari dengan jam puncak jam 10 dan 16 sore, memiliki garis-garis hitam pada kaki dan badannya, hidup di air yang jernih. Pencegahan dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes.
Gejala:
1). Deman tinggi mendadak, disertai mual dan muntah
2). Pusing
3). Nyeri ulu hati
4). Lemah dan nyeri otot
5). Kadang disertai batuk dan kerongkongan sakit
6). Terjadi pendarahan seperti bintik-bintik merah di kulit, sampai mimisan, gusi
Berdarah, muntah darah dll. Kadang gejala ini tidak muncul.
7). Pada keadaan berat dapat terjadi syok, dengan gejala ujung tangan dan kaki
Dingin , penderita sesak nafas dan gelisah, kadang kesadaran menurun.
Penderita harus segera dirawat di rumah sakit.


g. Scabies (Gudig/Kudis)
Adalah penyakit yang disebabkan semacam kutu kecil, peularannya melalui kulit yaitu kontak langsung dengan penderita atau sumber penyakit, melalui pakaian, handuk, alas tidur, dan sebagainya.
Gejalla:
1). Gatal-gatal pada malam hari
2). Timbul gelembung kecil, kadang nanah bila garukan menyebabkan infeksi
3). Lokasi terutama kulit di daerah lipatan jari dan telapak tangan, siku, paha, dan
Pantat.
Pencegahan adalah dengan menghindarkan diri dari kontak langsung dengan penderita dan barang-barang yang dipakai penderita. Usaha yang dapat dilakukan agar tidak terserang penyakit ini adalah :
1. Mandi menggunakan sabun
2. Badan dikeringkan dengan baik
3. Pakaian dan barang-barang yang bekas dipakai bekas penderita direbus, dicuci, dan dijemur.
4. Alas tidur (kasur) penderita dibersihkan dan dijemur.

Pemantauan tumbuh kembang anak sangat penting untuk mengetahui proses tumbuh kembang anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang mengalami tumbuh kembang. Tumbuh berkaitan dengan perubahan ukuran atau perubahan angka/nilai yang menunjukkan ukuran-ukuran tadi (missal BB,TB, lingkar lengan atas,lingkar kepala, lingkar dada, dll).
Pada masa tumbuh kembang seorang anak, factor genetic yang dianggap sebagai penentu bawaan saling mempengaruhi dengan factor lingkungan yaitu antara lain infeksi, gizi, social, emosional, budaya, politik. Untuk dapat mencapai potensi genetic secara optimal, diperlukan lingkungan fisikobio-psikososial meliputi (1) keluarga, (2) kesehatan ibu dan anak (3)pemukimam (4) pendidikan (stimulasi). Keempat macam lingkungan itu saling berkaitan dan akan memenuhi kebutuhan anak untuk proses tumbuh kembangnya.
Pemantauan tumbuh kembang anak dilakukan dengan deteksi dini tumbuh kembang anak. Pengertian deteksi dini adalah upaya penyaringan yang dilakukan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tmbuh kembang anak dan mengenal serta mengetahui faktor resikonya. Kegunaan dari deteksi dini ini adalah upaya pencegahan, upaya stimulasi, dan upaya penyembuhan serta pemulihan yang diberikan hanya dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Beberapa alat yang digunakan untuk melakukan deteksi dini adalah tes skrining yang telah distandarisasi untuk menjaring anak dengan gangguan tumbuh kembang, yaitu:
a.    Berat badan menurut tinggi badan
b.    Lingkar kepala anak
c.    Kuesioner Perilaku anak Prasekolah
d.   Tes daya ingat dan Tes Kesehatan mata
e.    Tes Daya Dengar



BAB III
KESIMPULAN


Pelayanan kesehatan anak membahas hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan tentang nutrisi dan kesehatan anak. Di sini dibahas mengenai dasar-dasar kesehatan, yaitu Pengertian Sehat dan Anak Sehat, Ciri-ciri Anak Sehat, Jenis-Jenis Penyakit Menular, Upaya Pemeliharaan Kesehatan Pribadi dan Lingkungan, Pemantauan Tumbuh Kembang Anak.
Pengertian sehat adalah sehat badan, rohani (mental), dan social, bukan hanya bebas dari penyakit-penyakit, cacat dan kelemahan.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1993), ciri anak sehat adalah:
a.    Tumbuh dengan baik, dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara teratur dan proporsional.
b.    Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkt umurnya
c.    Gesit, aktif dan gembira
d.   Mata bersih dan bersinar
e.    Nafsu makan baik
f.     Bibir dan lidah tampak segar
g.    Pernafasan tidak berbau
h.    Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering/kusam
i.      Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Inti dari permasalahan Kesehatan masyarakat adalah kurang meratanya fasilitas, informasi, dan sebagainya di wilayah-wilayah. Kebanyakan, seseorang yang tinggal diwilayah yang jauh dari kota pasti mengalami hambatan seperti masalah-masalah yang telah dibahas diatas. Tetapi, seseorang yang tinggal di kotapun dapat mengalami hal itu tetapi hanya sebagian saja. Selama kerja sama dapat berjalan dengan baik antara diri sendiri, masyarakat sekitar, pemerintah, dan ahli kesehatan masyarakat, maka masalah kesehatan di negeri ini dapat teratasi dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA


Beaty, Janice J (1996) Skills for Preschool Teachers, fifth edition, New Jersey: Pretice Hall
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.
PAUD
Oden, Serri (2003), the Development of Social Competence in Children, http://www.ericfacility.net/ericdigests/ed281610.html
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar
Staff Ahli Bappenas (2006) Studi Kebijakan Pengembangan Anak Usia Dini yang Holistik dan Terintegrasi, Jakarta: BAPPENAS
Santrock, John (1994) Child Development, New York: McGrow
Yusuf, Syamsu LN (2002) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Makalah Kesehatan Lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan Indonesia telah berjalan selama lebih kurang dua dasawarsa. Peningkatan derajat kesehatan yang optimal sebagai tujuan dari pembangunan bidang kesehatan telah dilaksanakan, seperti peningkatan dan pemerataan pembangunan bidan kesehatan. Untuk mencapai hidup yang sehat, masyarakat selalu berinteraksi dengan 4 faktor, yaitu faktor lingkungan, perilaku individu dan masyarakat, pelayanan kesehatan, dan faktor bawaan (genetik).
Oleh karena itu kesehatan lingkungan merupakan faktor utama dalam lingkup kesehatan. Jika lingkungan kumuh dan tidak sehat maka akan menyebabkan masyarakat mudah terkena penyakit baik menular maupun tidak menular. Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan kebutuhan hidup dan hak setiap orang. Setiap orang berhak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang wajib melestarikan fungsi lingkungan hidup, mencegah, menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

  1.2 Rumusan Masalah
1.        Bagaimana identifikasi kesehatan lingkungan ?
2.        Bagaimana dampak dari lingkungan yang tidak sehat ?
3.        Bagaimana cara meningkatkan kesehatan lingkungan dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal ?

     1.3 Tujuan Penulisan
  1. Dapat mengidentifikasi apa yang dimaksud kesehatan lingkungan.
  2. Dapat mengetahui dampak dari lingkungan yang tidak sehat.
  3. Dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan kesehatan lingkungan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.


1.4  Manfaat Penulisan
1.      Memberikan wawasan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis ilmiah.
2.      Memberikan informasi kepada pembaca bagaimana cara meningkatkan kesehatan lingkungan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
3.      Menambah pengetahuan penulis tentang lingkungan yang sehat.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1     Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.
Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan,K masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis.Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan mayarakat.
Lingkungan sehat yang diharapkan adalah suatu lingkungan hidup yang terencana, terorganisasi dinilai dari semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia, dikelola sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan.
Ditinjau dari sudut kepentingan masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan masih banyak sekali masalah–masalah lingkungan yang perlu segera mendapat perhatian. Kebanyakan masyarakat, terutama terutama yang hidup didaerah pedesaan belum mengetahui bahwa banyak sekali masalah–masalah lingkungan disekitarnya mereka yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup mereka.  
Keadaan dan masalah lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat nampak sangat beragam. Berbagai faktor lingkungan yang merugikan belum dapat diatasi, yang penting artinya dalam peningkatan masyarakat itu sendiri. Ada juga faktor lingkungan yang bersifat menguntungkan, belum dapat ditangani dengan baik sebagai karakteristik kehidupan masyarakat, sifat–sifat dan kebiasaan, serta tingkat pengetahuan masyarakat yang masih rendah.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), sanitasi didefinisikan sebagai pengawasan faktor–faktor dalam lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap perkembangan jasmani, maka berarti pula suatu usaha untuk menurunkan jumlah penyakit manusia sedemikian rupa sehinga derajat keseh Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal. Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan (Depkes RI).

2.2 Dampak  Lingkungan yang tidak sehat
Kita telah memiliki contoh yang sangat menonjol mengenai proporsi yang menyatakan bahwa sekarang ini polusi merupakan faktor pembatas yang paling penting bagi manusia. Usaha yang dilakukan dalam mengurangi dan polusi sekarang, mungkin akan memberi dampak buruk yang dapat mencegah manusia secara keseluruhan merusak sumber-sumber alam, yang berarti juga merusak manusia sendiri. Perbedaannya hanya dalam aspek pembagian dunia secara menyolok yaitu: pada bangsa-bangsa yang belum berkembang (70% dari penduduk dunia) kekurangan persediaan pangan dan sumber-sumbernya berhubungan erat dengan polusi kronis dan penyakit yang disebabkan oleh kotoran-kotoran manusia dan hewan, sedangkan bangsa-bangsa yang makmur atau sudah berkembang (30% dari penduduk dunia) polusi kimiawi argo industri menjadi persoalan yang sangat parah pada polusi organik. Polusi udara dan air secara keseluruhan yang berasal dari negara-negara berkembang mengancam setiap orang (singer, 1969).
Adanya pencemaran lingkungan dapat berdampak negatif terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya, yaitu antara lain :
1.  Punahnya spesies tertentu
2.  Adanya ledakan hama tertentu
3.  Gangguan keseimbangan lingkungan
4.  Kesuburan tanah berkurang
5.  Timbulnya keracunan, penyakit atau gangguan kesehatan
6.  Terbentuknya lubang Ozon
7.  Timbulnya efek rumah kaca atau pemanasan global

2.3 Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan antara lain adalah sebagai berikut :
1.        Menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
2.        Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau permukiman penduduk.
3.        Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem.
4.        Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
5.        Memperluas gerakan penghijauan
6.        Melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku pencemaran lingkungan.
7.        Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti pentingnya lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.

2.4 Meningkatkan Derajat Kesehatan
Menurut H. L. Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status kesehatan derajat kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut adalah; keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan. Faktor keturunan atau genetik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan karena secara genetik manusia bisa menurunkan suatu penyakit kepada keturunannya. Pelayanan kesehatan cukup memberi andi sebab sebagai contoh, jarak pusat pelayanan kesehatan bisa memberi masyarakat pilihan untuk berkunjung atau tidak. Lingkungan yang kotor bisa menjadi tempat berkembangnya vektor penyakit.
Perilaku sehat adalah segala tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Becker 1979). Perilaku sendiri dapat dikategorikan dengan perilaku terselubung (covert behavior) dan perilaku tidak terselubung (Overt behavior). Perilaku terselubung tersebut berupa pengetahuan dan sikap seseorang terhadap suatu objek sedangkan perilaku tidak terselubung adalah perilaku yang sudah merupakan aksi atau tindakan. Usaha yang paling efektif dalam mengubah perilaku, dari perilaku yang merugikan kesehatan ke arah perilaku yang menguntungkan kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan.
Pendidikan tidak lepas dari proses belajar, dan faktor-faktor manusia yang berperan dalam proses belajar adalah kematangan, pengetahuan dan motivasi. Menurut Notoadmodjo (2003), pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Untuk mengubah pemahaman perilaku belum sehat menjadi perilaku sehat. Menurut Azwar (1983), membagi menjadi 3 macam, yaitu:
1.    Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat sehingga kader kesehatan mempunyai tanggung jawab di dalam penyuluhannya mengarahkan cara hidup sehat menjadi kebiasaan masyarakat sehari-hari.
2.    Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun kelompok, dalam hal ini pelayanan kesehatan dasar diarahkan agar dikelola sendiri oleh masyarakat dalam bentuk yang nyata contohnya adalah posyandu.
3.    Mendorong perkembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat.
Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni: input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan); proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain); output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku). Proses pendidikan tersebut berlangsung di dalam suatu lingkungan pendidikan atau tempat dimana pendidikan itu berlangsung, biasanya dibedakan menjadi tiga yaitu tri pusat pendidikan yaitu di dalam keluarga (pendidikan informal), di dalam sekolah (pendidikan formal), dan di dalam masyarakat.
Proses pendidikan kesehatan juga mengikuti proses tersebut, dan unsur-unsurnya pun sama. Yang bertindak selaku pendidik kesehatan di sini adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Karena itu individu, kelompok ataupun masyarakat, disamping dianggap sebagai sasaran (obyek) pendidikan, juga dapat berlaku sebagai subyek (pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka di ikutsertakan di dalam usaha kesehatan masyarakat.
      2.5     Hidup Sehat
Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, kondisi lingkungan perlu benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung kesehatan setiap orang yang hidup di sekitarnya. Memelihara berarti menjaga kebersihannya. Lingkungan kotor dapat menjadi sumber penyakit. Oleh karena itu perilaku sehat berperan penting dalam menerapkan hidup sehat.
Perilaku sehat adalah segala tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Becker, 1979). Perilaku sendiri dapat dikategorikan dengan perilaku terselubung (covert behavior) dan perilaku tidak terselubung (Overt behavior). Perilaku terselubung tersebut berupa pengetahuan dan sikap seseorang terhadap suatu objek sedangkan perilaku tidak terselubung adalah perilaku yang sudah merupakan aksi atau tindakan. Usaha yang paling efektif dalam mengubah perilaku, dari perilaku yang merugikan kesehatan ke arah perilaku yang menguntungkan kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan.
          Pendidikan tidak lepas dari proses belajar, dan faktor-faktor manusia yang berperan dalam proses belajar adalah kematangan, pengetahuan dan motivasi. Menurut Notoadmodjo (2003), pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Untuk mengubah pemahaman perilaku belum sehat menjadi perilaku sehat. Menurut Azwar (1983), membagi menjadi 3 macam, yaitu: 1) Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat sehingga kader kesehatan mempunyai tanggung jawab di dalam penyuluhannya mengarahkan cara hidup sehat menjadi kebiasaan masyarakat sehari-hari. 2) Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun kelompok, dalam hal ini pelayanan kesehatan dasar diarahkan agar dikelola sendiri oleh masyarakat dalam bentuk yang nyata contohnya adalah posyandu. 3) Mendorong perkembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat.
          Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni: input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan); proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain); output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku). Proses pendidikan tersebut berlangsung di dalam suatu lingkungan pendidikan atau tempat dimana pendidikan itu berlangsung, biasanya dibedakan menjadi tiga yaitu tri pusat pendidikan yaitu di dalam keluarga (pendidikan informal), di dalam sekolah (pendidikan formal), dan di dalam masyarakat.
          Proses pendidikan kesehatan juga mengikuti proses tersebut, dan unsur-unsurnya pun sama. Yang bertindak selaku pendidik kesehatan di sini adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Karena itu individu, kelompok ataupun masyarakat, di samping dianggap sebagai sasaran (obyek) pendidikan, juga dapat berlaku sebagai subyek (pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka diikutsertakan di dalam usaha kesehatan masyarakat. Yang diartikan anak didik atau sasaran pendidikan adalah masyarakat atau individu, baik yang sakit maupun yang tidak belum sakit, baik anak-anak maupun orang dewasa. Jadi, lingkungan pendidikan kesehatan juga mengikuti tri pusat pendidikan, yaitu :
1.        Pendidikan kesehatan di dalam keluarga yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab para orangtua, dengan menitikberatkan pada penanaman kebiasaan-kebiasaan, norma-norma, dan sikap hidup sehat.
2.        Pendidikan kesehatan di dalam sekolah adalah tanggung jawab para guru sekolah. Hal inl terwujud dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan pendidikan kesehatan disekolah, disamping melanjutkan penanaman kebiasaan dan norma-norma hidup sehat kepada murid, juga memberikan pengetahuan kesehatan.
3.        Pendidikan kesehatan di masyarakat, yang dapat dilakukan melalui berbagai lembaga dan organisasi masyarakat. Jadi, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan, maka pendidikan kesehatan dapat didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilakunya), untuk mencapai kesehatan secara optimal. Adapun hasil dari pendidikan kesehatan tersebut, yaitu dalam bentuk perilaku yang menguntungkan kesehatan. Baik dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman yang positif terhadap kesehatan, yang akhirnya diterapkan dalam tindakan-tindakan yang menguntungkan kesehatan.

2.6  Kesehatan Pribadi
          Dapat dikatakan bahwa kesehatan yang kita miliki adalah karena “upaya” kita sendiri. Oleh sebab itu kesehatan perorangan atau kesehatan pribadi memegang peranan penting. Kesehatan pribadi adalah kesehatan bagian-bagian tubuh kita masing-masing yaitu meliputi; kesehatan kulit rambut dan kuku kesehatan mata, hidung, telinga mulut dan gigi, tangan dan kaki, memakai pakaian yang bersih serta melakukan gerak dan istirahat. Berbagai macam penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan.
          Oleh sebab itu, memelihara kesehatan pribadi dimulai dengan memelihara kebersihan bagian-bagian tubuh kita. Perlu diperhatikan pula masalah pengaruh sinar matahari pada kulit kita. Diwaktu pagi hari, sinar matahari berguna untuk kulit, yaitu mengubah pro vitamin D menjadi vitamin D yang penting bagi kulit. Tetapi berjemur atau berpanas-panasan secara berlebihan di bawah sinar matahari yang terik tidak baik bagi kulit dan kesehatan. Dalam jangka waktu yang panjang, sinar ultraviolet dalam sinar matahari, dapat menembus sampai lapisan epidermis dan dapat menyebabkan kanker kulit.
          Makan merupakan kebutuhan penting, tidak saja bagi penyediaan energi untuk tubuh kita, tetapi juga merupakan kebutuhan penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup. Makanan menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan untuk berbagai proses di dalam tubuh kita. Perlu diketahui, bahwa tidak ada makanan yang mengandung semua zat gizi secara komplit. Oleh sebab itu, kita perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan untuk menjamin terpenuhinya kecukupan zat-zat gizi yang kita butuhkan, yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
          Di sinilah perlunya setiap orang menerapkan hidangan gizi seimbang. Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam satu hari secara seimbang, sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan dalam menu kita sehari-hari. Keadaan ini nanti akan tercermin dari derajat kesehatannya, tumbuh kembangnya (pada anak-anak) serta produktivitasnya yang optimal. Selain itu, makanlah sesuai usia.
          Apabila kita sudah memasuki usia lanjut (Lebih dari 50 tahun) kita membutuhkan makanan yang lebih sedikit. Oleh sebab itu, kita perlu mengurangi lemak, gula, dan tepung atau karbohidrat. Selain sesuai usia, makanlah sesuai kebutuhan, tidak berlebihan.Orang yang tidak bekerja keras membutuhkan lebih sedikit makanan daripada orang yang bekerja keras. Untuk mendapatkan berat badan yang sehat, perlu diperhatikan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran energi. Artinya bila kita makan terus menerus melebihi kebutuhan tubuh kita atau tidak seimbang dengan aktivitas fisik yang kita lakukan, maka akan terjadi kelebihan energi. Semua kelebihan energi akan diubah menjadi lemak sehingga kita akan mengalami kegemukan.
          Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, kondisi lingkungan perlu benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung kesehatan setiap orang yang hidup di sekitarnya. Memelihara berarti menjaga kebersihannya. Lingkungan kotor dapat menjadi sumber penyakit.
          Dalam memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan ada 3 faktor yang harus- pertama-tama diperhatikan, yaitu :
1.        Tersedianya air bersih
2.        Pembuangan sampah dan air limbah
3.        Menjaga kebersihan dan kesehatan kamar mandi, jamban atau WC.
Selain faktor tersebut, kualitas udara perlu juga mendapat perhatian. Karena kualitas udara dalam suatu ruangan merupakan ukuran dari keamanan setiap orang yang berada atau bekerja di ruangan tersebut. Bila seseorang telah lama berada atau bekerja dalam bangunan yang udaranya tercemar, ia dapat mengalami apa yang disebut Sick Building Syndrome atau Sindroma Penyakit Bangunan. Keluhan-keluhan yang timbul adalah sering sakit kepala, mual, sesak bernafas selalu letih dalam mengantuk, timbul gangguan-gangguan kulit dan gejala-gejala mirip influenza.
Selain hal-hal yang perlu kita lakukan dalam rangka memelihara kesehatan diri kita sendiri, ada satu hal yang perlu kita lakukan juga, yaitu pemeriksaan kesehatan secara berkala. Dengan pemeriksaan kesehatan ini maka kemungkinan adanya gangguan kesehatan atau gangguan penyakit akan diketahui lebih dini atau lebih awal. Sehingga pengobatannya akan lebih mudah daripada bila penyakitnya sudah parah. Bagi mereka yang dibawah 40 tahun, pemeriksaan kesehatan cukup dilakukan 2 tahun sekali. Tetapi bagi mereka yang berumur 40 tahun keatas, sebaiknya melakukannya satu tahun sekali. Pemeriksaan kesehatan berkala dengan memeriksakan diri pada tempat-tempat pelayanan kesehatan yang ada (rumah sakit, klinik). 
Beberapa kebiasaan buruk yang perlu dihindari adalah :
1.        Jangan merokok, karena asap yang ditimbulkan dari merokok sangat membahayakan kesehatan paru-paru, baik bagi si perokok maupun orang-orang disekitarnya.Tidak benar bila berhenti merokok dapat bertambah berat badan. Mengendalikan berat badan dapat dilakukan dengan pengaturan makanan dan latihan jasmani yang teratur. Tidak benar merokok dapat membantu memusatkan dan menjernihkan pikiran. Hal yang terjadi justru sebaliknya, merokok dapat merusak kerja sistem syaraf kita.
2.        Jangan minum alkohol dan makan obat terlarang, karena dapat mengakibatkan hilangnya kesadaran, kecanduan dan ketergantungan. Alkohol dan obat terlarang dapat merusak lambung, hati jantung dan sistem syaraf.
3.        Jangan mengadakan kontak langsung atau bergaul rapat dengan orang yang menderita penyakit menular.
4.        Jangan memakai perlengkapan pribadi orang lain, seperti handuk, pakaian, sendok, piring, sikat gigi, sisir, apalagi milik penderita penyakit menular
5.        Jaga kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan
6.        Jangan melakukan hubungan seksual di luar nikah atau berperilaku seksual yang menyimpang (homoseks, seks bebas), karena dapat terkena penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV AIDS.

2.7  Kesehatan Masyarakat
          Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan menggerakkan potensi seluruh masyarakat. Konsep kesehatan masyarakat berkaitan dengan perubahan perilaku sehat akan lebih terbentuk dan bertahan lama bila dilandasi kesadaran sendiri (internalisasi) sehingga konsep upaya sehat dari, oleh dan untuk masyarakat sangat tepat diterapkan.
          Saat ini masyarakat banyak menerima pelayanan kesehatan di bawah standar akibat kedua syarat di atas tidak dipenuhi. Keterbatasan ketenagaan di Indonesia yang terjadi karena kurangnya tenaga sesuai kompetensi atau tidak terdistribusi secara merata melahirkan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan tidak sesuai kompetensinya. Kurangnya pengetahuan dan motif ekonomi sering menjadikan standar pelayanan belum dikerjakan secara maksimal. Masyarakat cenderung menerima kondisi tersebut karena ketidaktahuan dan keterpaksaan.
          Walaupun pemerintah telah banyak melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia baik melalui peraturan standar kompetensi tenaga kesehatan maupun program peningkatan kompetensi dan pemerataan distribusi tenaga kesehatan tetapi belum seluruh petugas kesehatan mendukung. Hal tersebut terkait perilaku sehat petugas kesehatan yang masih banyak menyimpang dari tujuan awal keberadaannya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kuratif masih memimpin sedangkan aspek preventif dan promotif dalam pelayanan kesehatan belum dominan. Perilaku sehat masyarakat pun mengikuti saat paradigma sehat dikalahkan oleh perilaku sakit, yaitu memanfaatkan pelayanan kesehatan hanya pada saat sakit.
BAB III
PENUTUP


3.1    Kesimpulan
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan adalah semboyan yang paling tepat dalam usaha kesehatan masyarakat sekaligus dalam meningkatkan status kesehatan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan dan penerapan pola hidup sehat. Pendidikan kesehatan dan penerapan pola hidup sehat yang sudah dibina sejak dini pada setiap manusia Indonesia akan menghasilkan generasi masa depan yang berkualitas, baik mental maupun fisik, seperti kata pepatah .”Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”‘. Saat ini, sudah saatnyalah kita menanamkan pola pikir paradigma sehat, seperti yang diinginkan oleh visi pembangunan kesehatan masa depan, pada seluruh masyarakat, khususnya penentu kebijakan.
Kesehatan yang optimal tidak hanya mengacu pada kesejahteraan fisik. Secara keseluruhan, kesehatan yang baik meliputi kesehatan seseorang mental, sosial, spiritual, dan intelektual. Hal itu penting untuk memusatkan perhatian pada melakukan hal-hal yang membantu menjaga tubuh tetap sehat. Individu perlu berlatih kebiasaan gaya hidup sehat seperti makan diet seimbang, melakukan aktivitas fisik yang cukup, mencari cara untuk bersantai dan tinggal terhubung secara sosial dengan orang lain
Kesehatan masyarakat memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Dapat diartikan bahwa perilaku sehat masyarakat harus ditingkatkan dan dipelihara oleh petugas kesehatan. Kondisi masalah kesehatan di Indonesia sebagian besar terkait perilaku masyarakat dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung menuju perilaku hidup sehat. Upaya merubah perilaku masyarakat menjadi perilaku sehat dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan atau secara khusus promosi kesehatan. Atas dasar keadaan tersebut maka wajib bagi petugas kesehatan memiliki kompetensi melakukan promosi kesehatan.

3.2 Saran
Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal sebaiknya masyarakat ikut berperan aktif dalam menjaga kesehatan baik fisik maupun non fisik. Dengan mengatur pola perilaku yang sehat dan menjaga lingkungan agar tetap bersih, insya Allah masyarakat akan terhindar dari penyakit.


DAFTAR PUSTAKA


http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2326963-contoh-makalah-kesehatan-lingkungan/#ixzz2ksuYlvrb

http://www.scribd.com/doc/14974253/Makalah-Kesehatan

http://www.docstoc.com/docs/34033756/prospek-kesehatan-lingkungan

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive