Wednesday, May 26, 2021

Sebab-sebab Terjadinya Perang Salib

 

Perang salib berlangsung selama kurang lebih dua abad,di mulai dari perang salib I sampai perangsalib VIII yaitu dari tahun 1095-1291. Perang Salib adalah penyerangan dari kefanatikan Kristen yang dikoordinir oleh Paus yang mempunyai tujuan untuk merebut kota suci Palestina dari tangan kaum Muslimin.Selain itu, perang ini  yang disebabkan oleh beberapa faktor lain  yakni faktor agama,politik,sosial-ekonomi. 

Perang yang terjadi hampir dua abad ini adalah timbul karena reaksi orang Kristen terhadap umat Islam yang dianggap sebagai pihak penyerang. Berdasarkan sejarah yang ada, sejak tahun 632 sampai meletusnya perang salib beberapa kota penting dan tempat suci umat Kristen dikuasai oleh umat Islam, seperti Suriah, Asia Kecil, Spanyol, dan Sicilia. Peristiwa ini merusak hunbungan antara dunia Timur dan dunia Barat khususnya antara agama islam dan kristen. Penyerbuan yang berjalan selama dua abad lamanya memakan korban baik jiwa maupun harta dan kebudayaan yang tidak sedikit banyaknya.Selain itu,masih banyak lagi dampak dari perang salib ini.Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka. 

Istilah ini juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi kecil yang terjadi selama abad ke-16 di wilayah di luar Benua Eropa, biasanya terhadap kaum pagan dan kaum non-Kristiani untuk alasan campuran; antara agama, ekonomi, dan politik. Skema penomoran tradisional atas Perang Salib memasukkan 8 ekspedisi besar ke Tanah Suci selama Abad ke-11 sampai dengan Abad ke-13. “Perang Salib” lainnya yang tidak bernomor berlanjut hingga Abad ke-16 dan berakhir ketika iklim politik dan agama di Eropa berubah secara signifikan selama masa Renaissance.  Sebab terjadinya Perang Salib adalah karena kerajaan Seljuk menghalang-halangi kaum Kristen untuk beribadah dan memperlakukan mereka sebagai golongan marginal yang diperlakukan semena-mena, selain itu, kaum Islam juga disebut0sebut telah menghina mereka dan agama mereka. Hingga kaum Kristen melaporkan hal ini kepada Paus Urbanus II pada tahun 1095.

Setelah Paus Urbanus IImendengar hal ini, maka Paus Urbanus II langsung mengumpulkan semua umat Kristen dan menyampaikan pidato terbuka berapi-api di luar sebuah biara Prancis yang disebut Claremont. Dalam pidatonya Paus Urbanus II mengatakan kepada majelis bangsawan Jerman, Prancis, dan Italia bahwa dunia Kristen sedang dalam bahaya. Dan menyeru kepada seluruh umat Kristen untuk membantu sesama umat Kristen untuk mengusir umat Islam dari Yerussalem dan menyuruh mereka untuk selalu menggunakan salib, sehingga perang ini dinamakan Crusades (Perang Salib).

Dalam buku lain disebutkan bahwa cikal bakal terjadinya Perang Salib adalah karena kehawatiran orang Bizantium atas serangan Dinasti Seljuk yang ingin menyerang Bizantium yang hendak menguasai pertanian di Bizantium. Sehingga kaisar Bizantium yakni Alexius Commenus meminta bantuan Paus Urbanus II untuk menggerakkan kaum Kristen untuk. membantu mereka menghalau kedatangan Seljuk. Paus Urbanus II ahirnya memenuhi permintaan kaisar Bizantium. Paus Urbanus II kemudian mengumpulkan kaum Kristen untuk bersatu menyerang kaum Islam. Dalam pidatonya, Paus Urbanus II mengobarkan semangat umat kristen dengan cara menyatakan bahwa dengan mengikuti perang salib maka dosa-dosa yang lalu akan diampuni dan dijamin masuk surga, selain itu keluarga pejuang perang salib akan mendapat jaminan hidup dan keselamatan.

Sehingga para pejuang Perang Salib tidak hanya berasal dari daerah Roma saja, akan tetapi berasal dari kerajaa-kerajaan di Eropa, mulai dari relawan rakyat biasa, pedagang, petani, bahkan para perampok yang ingin masuk surga.[4]Dari beberapa uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa sebab-sebab terjadinya Perang Salib antara lain:

1.  Faktor Agama

Direbutnya Baitul Maqdis (471 H/ 1070 M) oleh Dinasti Seljuk dari kekuasaan Fathimiyah yang berkedudukan di Mesir menyebabkan kaum Kristen merasa tidak bebas dalam menunaikan ibadah di tempat sucinya. Karena Dinasti Seljuk menerapkan peraturan yang sangat ketat kepada para umat Kristiani ketika hendak beribadah di Tanah Suci (Baitul Maqdis). Hingga mereka yang baru pulang dari beribadah ke Baitul Maqdis selalu mengeluh akan sikap buruk Dinasti Seljuk yang terlalu fanatik. 

Para pemimpin politik Kristen tetap saja masih berfikir keuntungan yang dapat diambil dari konsepsi mengenai Perang Salib, dan untuk memperoleh kembali keleluasaannya berziarah ke tanah suci Yerussalem. Pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristiani di Eropa supaya melakukan perang suci. Seruan Paus Urbanus II berhasil memikat banyak orang-orang Kristen karena dia menjanjikan sekaligus menjamin, barang siapa yang melibatkan diri dalam perang suci tersebut akan terbebas dari hukuman dosa. 

2.  Faktor Politik

Kekalahan Bizantium (Constantinople/Istambul) di Manzikart pada tahun 1071 M, dan jatuhnya Asia kecil dibawah kekuasaan Saljuk telah mendorong Kaisar Alexius I Comneus (kaisar Bizantium) untuk meminta bantuan Paus Urbanus II, dalam usahanya untuk mengembalikan kekuasaannya di daerah-daerah pendudukan Dinasti Saljuk. Dilain pihak Perang Salib merupakan puncak sejumlah konflik antara negara-negara Barat dan negara-negara Timur, maksudnya antara umat Islam dan umat Kristen.

Dengan perkembagan dan kemajuan yang pesat menimbulkan kecemasan pada tokoh-tokoh Barat, sehingga mereka melancarkan serangan terhadap umat Islam. Situasi yang demikian mendorong penguasa-penguasa Kristen di Eropa untuk merebut satu-persatu daerah-daerah kekuasaan Islam, seperti Mesir, Yerussalem, Damascus, Edessca dan lain-lainnya.

Selain itu, kondisi kekuasaan Islam pada saat itu sedang melemah. Sehingga orang-orang Kristen Eropa berani untuk melakukan pemberontakan dengan cara Perang Salib, yajni ketika Dinasti Seljuk di Asia Kecil sedang mengalami perpecahan, Dinasti Fatimiyah di Mesir sedang dalam keadaan lumpun, sedangakan Islam di Spanyol semakin goyah. Keadaan ini semakin parah dengan pertentangan segitiga antara kholifah Fatimiyah di Mesir, kholifah Abbasiyah di baghdad, dan kholifah Umayyah di Cordoba.

3.  Faktor Sosial

Stratifikasi sosial yang terdapat pada masyarakat sosial Eropa yang terbagi kepada tiga tingkat, yakni kaum gereja, kaum bangsawan, dan kaum rakyat jelata. Rakyat jelata dianggap sebagai kaum marginal dan tidak memiliki kedudukan apapun dalam masyarakat, kehidupan mereka sangat tertindas dan harus mengikuti apa kata tuan tanah, sehingga kehidupan mereka selalu dibayang-bayangi rasa kehawatiran. Dengan adanya seruan untuk Perang membuat mereka bersemangat. Dengan harapan agar mereka bisa memiliki kedudukan yang lebih baik lagi, selain itu mereka diberi janji untuk mendapatkan kebebasan dan kesejahteraan yang lebih baik.

4.  Faktor Ekonomi

Semenjak abad ke X, kaum muslimin telah menguasai jalur perdagangan di laut tengah, dan para pedagang Eropa yang mayoritas Kristen merasa terganggu atas kehadiran pasukan muslimin, sehingga mereka mempunyai rencana untuk mendesak kekuatan kaum muslimin dari laut itu.

Hal ini didukung dengan adanya ambisi yang luar biasa dari para pedagang-pedagang besar yang berada di pantai Timur laut tengah (Venezia, Genoa dan Piza) untuk menguasai sejumlah kota-kota dagang di sepanjang pantai Timur dan selatan laut tengah, sehingga dapat memperluas jaringan dagang mereka, Untuk itu mereka rela menanggung sebagian dana Perang Salib dengan maksud menjadikan kawasan itu sebagai pusat perdagangan mereka, karena jalur Eropa akan bersambung dengan rute-rute perdagangan di Timur melalui jalur strategis tersebut. 

Strata sosial juga berpengaruh pada faktor ekonomi. Hal ini karena ada sebuah tradisi bahwa pewaris harta adalah anak tertua, ketika anak tertua meninggal maka semua harta akan diserahkan kepada gereja. Hal ini menyebabkan populasi kemiskinan di Eropa semakin tinggi, sehingga ketika ada seruan untuk melakukan Perang Salib mereka mendapatkan secercah harapan untuk perbaikan ekonomi.  Perang Salib merupakan perang suci bagi umat Kristiani, akan tetapi Perang Salib sebagai perang suci hanyalah sebagai kedok pemimpin gereja Roma, karena sebenarnya faktor dan tujuan Perang Salib adalah karena Politik dan Ekonomi. Sehingga beberapa relawan Perang Salib juga tidak hanya perang atas nama Tuhan, akan tetapi karena kepentingan masing-masing.[5]

Saat perang Salib, tentara Kristen, Jerman, Yahudi membantai orang Islam di jalan-jalan. Berbalik 180 derajat dengan perlakuan pasukan Islam terhadap pasukan Kristen. Padahal Islam biasanya memperlakukan negara Kristen jajahanya dengan baik dan bahkan mereka diberi jabatan dalam pemerintahan. “Pemandangan mengagumkan akan terlihat. Beberapa orang lelaki kami memenggal kepala-kepala musuh; lainnya menembaki mereka dengan panah-panah, sehingga mereka berjatuhan dari menara-menara; lainnya menyiksa mereka lebih lama dengan memasukkannya ke dalam api menyala. Tumpukan kepala, tangan, dan kaki terlihat di jalan-jalan kota.[6] Kami berjalan di atas mayat-mayat manusia dan kuda. Tapi ini hanya masalah kecil jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di Biara Sulaiman, tempat dimana ibadah keagamaan kini dinyanyikan kembali. Di sana, para pria berdarah-darah disuruh berlutut dan dibelenggu lehernya.” 

Di atas adalah pernyataan dari Salahuddin al-Ayyubi yang menggambarkan tentang keadaan pada Perang Salib. Keadaan yang seperti ini pasti akan sangat menggugah hati siapapun yang membaca dan meresapi seraya membayangkan keadaan umat Islam yang diperlakukan sedemikian rupa.

Puisi "Kebanggaanku Orang Tuaku"

 

Kebanggaanku Orang Tuaku

 

Kau tunjukkan aku indahnya dunia,

Kau lepaskan aku dengan takdirku sendiri,

Kau membimbingku mengenal bumi,

Kau ajarkan aku bersuara,

Kau berikan aku kebebasan memilih duniaku

Dan kau selalu perhatikan dan menjagaku...

                Kecilku, kau belai aku dengan lembut kasihmu,

                Selalu, kau ajarkan aku bedakan air dengan api,

                Tak pernah lupa, kau ingatkan aku pada penciptaku,

                Kasih sayang, kau berikan sejak aku baru menangis hingga sekarang..

Ayah, ibu...

Di mana aku lelah,

aku mencari pundakmu,

lepaskan semua gelisahku..

ayah, ibu...

di mana aku gelap, kau terangi gelapku,

di mana aku takut, kau hapus ketakutanku..

terima kasihku untukmu ayah dan ibuku...

Hubungan Kecerdasan Kinestetik dengan Seni Tari Pada Anak Usia Dini

 

 

2.1       Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk beraktivitas dengan menggerakkan anggota tubuh (Musfiroh, 2010: 9). Anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki ciri-ciri: (1) Menonjol prestasinya dibidang olahraga; (2) Senang bergerak dan beraktivitas yang melibatkan gerak fisik; (3) Senang melakukan pekerjaan lapangan; (4) Gemar bongkar pasang mainan.

Kecerdasan kinestetik dapat dikembangkan dengan kegiatan melempar, menangkap, bermain bola, memanjat, bergelantung, menari, estafet, dan lain sebagainya (Musfiroh, 2010: 3). Stimulasi kecerdasan kinestetik terjadi pada saat anak bermain. Pada saat bermain itulah anak berusaha melatih koordinasi otot dan gerak. Stimulasi kinestetik terjadi dalam wilayah-wilayah berikut:

a.    Koordinasi mata-tangan dan mata-kaki, seperti menggambar, menulis, memaipulasi objek, menaksir secara visual, melempar, menendang, menangkap.

b.    Keterampilan lokomotor, seperti berjalan, berlari, melompat, berbaris, meloncat, mencongklak, merayap, berguling, dan merangkak.

c.    Keterampilan nonlokomotor, seperti membungkuk, menjangkau, memutar tubuh, merentang, mengayun, berjongkok, duduk, berdiri.

d.   Kemampuan mengontrol dan mengatur tubuh seperti menunjukkan kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran ritmik, keseimbangan, kemampuan untuk mengambil start, kemampuan menghentikan gerak, dan mengubah arah (Catron & Allen, 1999: 64).

Menurut Gardner (2003) kecerdasan gerak-kinestetik mempunyai lokasi di otak serebelum (otak kecil), basal ganglia (otak keseimbangan) dan motor korteks. Kecerdasan ini memiliki wujud relatif bervariasi, bergantung pada komponen-komponen kekuatan dan fleksibilitas serta domain seperti tari dan olahraga. Menurut Armstrong (2005: 5) kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan fisik. Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerakan tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Orang yang mempunyai kecerdasan kinestetik adalah orang-orang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.

Menurut Yuliani Nurani Sujiono (2009: 188) kecerdasan kinestetik adalah suatu kecerdasan di mana anak mampu melakukan gerakan-gerakan yang bagus pada saat berlari, menari, membangun sesuatu, semua seni dan hasta karya. Dari berbagai penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan kinestetik adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk menggunakan seluruh anggota tubuh dalam berbagai kegiatan untuk mengasah keterampilan yang dimilikinya.

 

2.2       Seni Tari

2.2.1    Pengertian Tari

Tari adalah gerak tubuh manusia. Ciri khas gerak tari adalah gerak yang sudah diolah dari aspek tenaga, ruang dan waktu. Seni tari merupakan ungkapan ekspresi manusia yang dinyatakan melalui gerak-gerak tubuh yang indah serta mampu memberikan aktivitas fisik dan rasa keindahan yang tertuang melalui gerak.

Ada beberapa konsep tari menurut para ahli sebagai berikut :

1)        Seorang kritikus dari Amerika Serikat, yaitu John Martin dalam bukunya yang berjudul “The Modern Dance”, mengemukakan bahwa gerak adalah pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia. Landasan elemen dasar dari tari adalah gerak, gerak yang diterapkan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan bentuk yang diungkapkan manusia agar dapat dinikmati dengan rasa.

2)        Susane K. Langer dalam bukunya yang berjudul “Problem of Art”, mengemukakan bahwa gerak-gerak ekspresif ialah gerak-gerak yang indah, yang dapat menggetarkan perasaan manusia. Sedang gerak indah adalah gerak yang destilir dan mengandung ritme tertentu. Kata indah identik dengan bagus, yang dapat memberikan kepuasan batin manusia.

3)        Konsep tari menurut Curt Sachs, bahwa tari adalah gerak yang ritmis.

4)        Kemudian konsep tari menurut Corrie Hartong dari Belanda dalam bukunya yang berjudul “Duskeenst”, mengemukakan bahwa tari adalah gerakan-gerakan yang diberi bentuk dan ritme dari badan di dalam ruang.

Seni tari merupakan salah satu bagian dari pendidikan seni yang terdapat dalam program pembelajaran. Pendidikan seni dengan pendekatan kompetensi sebagai salah suatu alternatif solusi dan antisipasi pada persaingan global yang kompetitif. Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan atau kompetensi untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu (ability to do something) (Masunah, 2003:5).

Tentu untuk bisa mengerjakan sesuatu yang dimaksud, diperlukan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan untuk mengerjakan sesuatu tersebut. Misalnya untuk bisa menari, diperlukan penguasaan kompetensi yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap terhadap tari, atau untuk bisa melukis, diperlukan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk melukis. Pendeknya, untuk dapat melakukan pekerjaanpekerjaan seni rupa, musik, tari, teater dan sastra, diperlukan kompetensi yang mencakup aspek-aspek kognitif, psikomotor dan afektif.

Pendidikan seni sebagai mata pelajaran di sekolah didasarkan pada: Pertama, pendidikan seni memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan paduannya. Multidimensional berarti seni mengembangkan kompetensi kemampuan dasar siswa yang mencakup persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleran, demokratis, beradab dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk (Depdiknas, 2001: 7).

Kompetensi yang diharapkan dari pendidikan seni anak usia dini adalah:

1)        Mampu memadukan unsur etika, logika dan estetika, meliputi: pengetahuan, pemahaman, persepsi, analisis, evaluasi, apresiasi, dan berproduksi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran;

2)        Memiliki kepekaan inderawi, perasaan estetis dan artistik melalui pengalaman bereksplorasi, berekspresi dan berkreasi secara lintas bidang dalam mendukung kecerdasan emosional, intelektual, moral, spiritual dan adversitas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak;

3)        Mampu berkreasi dalam bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran dalam mengembangkan kemampuan perseptual, pemahaman, apresiasi, kreativitas, dalam berproduksi;

4)        Memiliki keterampilan dasar dan mampu berkreasi berdasarkan inspirasi yang bersumber pada alam dan lingkungan sekitar anak dalam mengolah medium seni;

5)        Mampu menghargai karya sendiri dan karya orang lain serta keragaman seni budaya setempat dan nusantara;

6)        Mampu mempergelarkan, menyajikan karya seni dan atau merancang, memamerkannya di kelas dan atau di lingkungan sekolah (Depdiknas, 2001: 8).

Tujuan pendidikan seni berbasis kompetensi adalah salah satu alternatif untuk: (1) mendekatkan pendidikan seni dan dunia kerja seni; (2) menjamin adanya common basis pendidikan seni; (3) memfokuskan pada hasil dan proses sekaligus; (4) mengenalkan pembelajaran yang luwes; (5) mengakui pembelajaran sebelumnya; dan (6) menjamin adanya multiple entry and exit (Slamet, 2001: 4).

Dengan demikian pendidikan seni di sekolah yang mencakup seni rupa, seni musik, tari dan drama, dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan dalam membentuk jiwa dan kepribadian (berakhlak karimah). Sebagaimana yang dinyatakan oleh Plato (dalam Rohidi, 2000:5), bahwa pendidikan seni dapat dijadikan dasar pendidikan, karena untuk membentuk suatu kepribadian yang baik dilakukan melalui pendidikan seni.

Selain bernyanyi dan bereksplorasi dengan alat musik, kegiatan lain dalam musik adalah gerak dan lagu serta menari. Menari sebagai salah satu bentuk kegiatan dari seni musik yang beragam jenisnya, sehingga tidak semua kegiatan tari appropriate (berkesesuaian) bagi anak. Menari lebih spesifik dikatakan oleh Stinson sebagai gerakan yang beraturan, signifikan dan dipengaruhi oleh penjiwaan.Tari yang kreatif adalah gerakan yang ditampilkan secara menarik dengan menyesuaikan alunan lagu atau musik. Terlepas dari itu, gerakan tari untuk anak sebaiknya yang mudah dan tidak terlalu bervariasi, menyenangkan bagi anak, dan dalam kondisi tertentu gerakan tari anak bersifat alami.

Gerakan tari pada anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6 gerakan, dengan ditambah variasi formasi yang sederhana. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh guru ataupun orangtua adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologis anak saat ingin menari. Memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu gerakan tari, terlebih harus sempurna, hanya akan membuat kondisi menjadi semakin buruk dan tidak mengembangkan kreativitas mereka. Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan yang dilakukan guru dan anak berdasarkan indikator kemampuan dari kecerdasan musikal:

1)      Menyanyikan lagu-lagu anak

Guru mengajak anak menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan tema-tema yang digunakan atau yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dalam hal ini guru dapat membuat atau mengkreasikan lagu baru ciptaannya sendiri. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan atau tanpa alat musik pengiring.

2)       Bermain Tepuk

Kegiatan bermain tepuk merupakan salah satu kegiatan yang juga sangat digemari anak selain bernyanyi. Anak akan dikenalkan berbagai pola tepuk yang disesuaikan dengan tema-tema. Gerak dan ekspresi sangat memberi pengaruh dalam kegiatan ini. Guru juga dapat berkreasi membuat berbagai permainan tepuk yang memotivasi, mengenalkan sebuah konsep, atau melatih konsentrasi anak.

3)      Tebak nada dan lagu

Dalam kegiatan ini, guru dapat melakukannya dengan bantuan alat musik ataupun dengan bersenandung tanpa syair. Kemudian anak diminta menebak lagu berdasarkan bunyi solmisasi dari alat musik tersebut atau nada yang dimunculkan dari suara senandung guru.

4)      Bermain alat musik buatan

Ada beberapa jenis alat musik yang bisa dipelajari atau dilatihkan kepada anak. Alat musik juga ada yang berupa alat musik permanen maupun alat musik buatan di mana bahannya dapat diperoleh di sekitar anak. Agar lebih menarik, alat-alat itu kemudian dihiasi dengan berbagai macam hiasan. Saat melaksanakan kegiatan ini sebaiknya guru

5)      Gerak dan Lagu-Menari

Secara umum ada dua jenis tarian dalam kegiatan seni itu sendiri. Pertama, kegiatan tari daerah. Kemudian dilanjutkan dengan menari modern. Sebelum anak diajarkan tari, biasanya anak akan diajak bergerak bebas mengikuti irama musik. Kemudian mereka mulai dikenalkan dengan kegiatan gerak tari yang berpola dan menggunakan beberapa formasi.

 

2.2.2    Karakteristik Tari

1. Karakteristik gerak anak TK

Karakteristik gerak pada anak TK umumnya mereka dapat melakukan dengan berbagai kegiatan-kegiatan pergerakan menirukan. Apabila seorang guru dapat menunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati (observable), maka anak akan mulai membuat tiruan action tersebut sampai pada tingkat otot-ototnya dan dituntut oleh dorongan kata hati untuk menirukannya.

Kemampuan anak-anak dalam masa pertumbuhan selalu bergerak. Sejalan dengan perkembangan fisik serta mental anak, kegiatan gerak yang dilakukan mereka sangat bervariasi dan atraktif, biasanya gerak yang mereka lakukan berkenaan dengan dunia permainan. Dalam bermain anak-anak melakukan gerak kreatif dengan mengungkapkan berbagai ekspresi melalui simbol gerak. Pengekspresian simbol gerak berhubungan dengan penggunaan tubuh, ikiran, dan jiwa (rasa) yang tergabung dalam ekspresi nonfungsional dan komunikasi diri.

Bahwa dalam perkembangan umumnya anak TK dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak sebagai berikut :

a.    Menirukan, seperti yang telah penulis ungkapkan sebelumnya dalam upaya pengembangan kreativitas tari bahwa dalam bermain anak senang menirukan sesuatu yang dilihat. Anak dapat menirukan gerakan-gerakan yang dilihat baik dari televisi ataupun gerakan-gerakan yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, berdasarkan tema maupun gerakan-gerakan binatang yang diamati.

b.    Manipulasi, dalam kegiatan ini anak-anak secara spontan menampilkan berbagai gerak-gerak dari obyek yang diamatinya. Namun dalam pengamatan dari obyek tersebut anak akan menampilkan sebuah gerakan yang hanya disukainya.

Menurut Kamtini dan Tanjung (2005:10) dalam bukunya yang berjudul Bermain Melalui Gerak dan Lagu di TK bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak TK adalah :

1.        bersifat sederhana,

2.        bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu,

3.        gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada di sekitarnya,

4.        anak juga menirukan gerak-gerak binatang.

Seorang guru TK dalam menata sebuah tari-tarian bagi anak TK harus memperhatikan dua hal yaitu, harus memperhatikan bagian-bagian tubuh yang dapat dilatih dari karakteristik atau ciri-ciri gerak anak.

2. Karakteristik Tari Anak TK

Menurut Desfina (2005:25) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak TK yaitu ada beberapa butir yang harus diketahui antara lain :

  1. Tema

Bahwa pada umumnya anak-anak selalu menyenangi apa yang pernah dia lihat. Dari apa yang dilihatnya secara tidak disadari atau disadari dengan spontan. Anak akan menirukan gerak-gerak yang sesuai dengan apa yang pernah dilihatnya.

Dari gerak-gerak yang pernah dilihat dan diamati oleh anak maka dapat dijadikan suatu tema. Tema-tema yang pada umumnya disenangi oleh anak-anak TK diantaranya adalah tingkah laku binatang seperti : kucing, anjing, burung, kupu-kupu, bebek dan lain-lain. Anak juga menirukan tingkah laku manusia seperti : ayah, ibu, dokter, insinyur dan lain-lain.

  1. Bentuk Gerak

Bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak-anak, pada umumnya gerak-gerak yang dilakukannya tidaklah terlalu sulit dan sangat sederhana sekali. Mengingat pada dasarnya imajinasi anak TK tinggi dan mempunyai daya kreativitas yang tinggi pula. Dan bentuk-bentuk gerak yang biasa dilakukan adalah bentuk gerak-gerak yang lincah, cepat dan seakan menggambarkan kegembiraannya.

  1. Bentuk Iringan

Dilihat dari karakteristik anak yang senang bergerak dengan gembira, anak TK biasanya menyenangi musik iringan yang menggambarkan kesenangan dan kegembiraan. Terutama lagu-lagu anak yang mudah diingat, misalnya: lagu kelinciku, kebunku, kupu-kupuku dan lain-lain.

  1. Jenis Tari

Apabila suatu karya cipta gerak tari sudah tersusun dan menjadi satu kesatuan tari anak, maka dibentuklah menjadi satu bentuk tari dan sebuah jenis tari yang sesuai dengan karakteristik dan sifat anak TK yang memiliki sifat kegembiraan atau kesenangan, geraknya yang lincah dan sederhana, dan iringan musiknya pun mudah dipahami oleh anak.

2.2.3    Tujuan Tari

Keterampilan gerak tari bukanlah tujuan utama namun pengembangan berbagai aspek kreativitas pada diri siswa merupakan orientasi yang dilaksanakan dalam proses pembelajarannya. Tujuan utama dari tari adalah membantu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan siswa melalui tari untuk menemukan hubungan antara tubuhnya dengan seluruh eksistensinya.

Pendidikan seni tari memiliki peranan untuk menanamkan nilai-nilai kepada peserta didik. Seni tari pada lingkungan sekolah membantu anak untuk berekspresi secara bebas. Dengan kata lain menurut Rohendi (2000:33) “seni sebagai media dalam pendidikan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik”. Melalui pendidikan seni tari, potensi yang dimiliki siswa sejak lahir untuk bergerak secara bebas dapat dikembangkan secara optimal. Dalam kegiatan pengajaran interaksi edukatif harus diciptakan oleh seorang pengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pendidikan seni tari, perilaku motorik terbagi atas:

  1. Motor control : teori gerak tentang faktor-faktor fungsi syaraf yang mempengaruhi.
  2. Motor learning : belajar gerak mengenai proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak. Tahapan motor learning:

a.       Verbal kognitif, proses membuat keputusan lebih menonjol

b.      Pemaknaan gerak agar lebih terampil

c.       Otomatisasi, memperhalus gerakan agar performance terpadu

  1. Motor Development: perubahan dalam perilaku yang merefleksikan interaksi dari kematangan organisme dan lingkungan.

Monday, May 17, 2021

MAKALAH PENGARUH PAJAK TERHADAP KESTABILAN HARGA PASAR (BARANG DAN JASA) DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

 

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian atau fakta di atas mengungkapkan bahwa tujuan pajak adalah untuk memakmurkan rakyat atau membuat rakyat menjadi sejahtera.

Tujuan pemerintah tentang pajak sebagai usaha untuk mencapai kemakmuran belum berjalan dengan baik karena di dalam pelaksanaannya masih banyak terdapat ketimpangan-ketimpangan yang menghambat proses tersebut. Menjadi suatu masalah yang besar ketika negara kehilangan kepercayaan dari rakyatnya karena pajak tidak dapat mencapai tujuannya. Hal itu diakibatkan pengelolaan dan pelaksana pengelolaan yang tidak transparan serta adanya penyelewengan atau pelanggaran di tubuh instansi yang mengurus pajak.

Jika Pajak dilihat dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.

Ini juga berarti pemerintah mempunyai kuasa monopoli di dalam perekonomian yang tercermin dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 2. Yang mana sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai dan dikelola oleh Negara. Pajak mempunyai fungsi Fungsi anggaran merupakan sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan. Pajak juga berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas perekonomian dalam hal yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Pajak mempunyai andil dalam pembentukkan harga pasar. Contoh dari fungsi pajak yaitu berkaitan dengan harga minyak tanah yang dikendalikan mealalui pajak dan subsidi agar menjadi stabil.

Keadaan perpajakkan di Indonesia tidak begitu baik karena terdapat masalah dalam pengelolaan dan pelaksana kegiatan pajak itu sendiri. Di tubuh instansi pajak terdapat kepincangan berupa penyalahgunaan surat pajak atau NPWP dan surat denda keterlambatan membayar pajak yang dipalsukan untuk kepentingan pribadi oknum pajak. Contoh kasus Gayus Tambunan yang sedang hangat di media masa saat ini yang dikenal dengan mafia pajak yang melakukan penipuan terhadap surat-surat berkenaan pembayaran pajak oleh pemilik NPWP.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam hal ini adalah bagaimanakah pajak bisa mengatasi harga pasar yang tidak stabil ?



C. Tujuan

Makalah ini bertujuan menganalisa peran pajak dalam menjaga stabilitas perekonomian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal di atas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu: 

1. Fungsi Anggaran (budgetair) 

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak. 

2. Fungsi Mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

3. Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

4. Fungsi redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.[ Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas].

Indonesia, dari ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana terakhir telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, khususnya yang mengatur mengenai subjek pajak dan objek pajak, dapat disimpulkan bahwa Indonesia menganut asas domisili dan asas sumber sekaligus dalam sistem perpajakannya. Indonesia juga menganut asas kewarganegaraan yang parsial, yaitu khusus dalam ketentuan yang mengatur mengenai pengecualian subjek pajak untuk orang pribadi.

Pajak berhubungan dengan system ekonomi Negara yang merupakan campur tangan pemerintah dalam perekonomian. System ekonomi yang di anut Indonesia adalah sistem ekonomi campuran yang dinamakan Sistem Ekonomi Demokrasi Pancasila. System ekonomi campuran adalah system ekonomi yang berada diantara sistem ekonomi (Pihak swasta mempunyai memilih usaha) liberal dan sistem komando (pemerintah sebagai pengatur perekonomian mutlak). Sistem ekonomi demokrasi pancasila adalah sistem ekonomi yang berpedoman pada sila-sila pancasila atas dasar demokrasi. Pemerintah mengatur perekonomian Negara dengan pajak dan subsidi yang didapat dari pajak. Subsidi adalah bantuan dari pemerintah untuk menekan harga. Subsidi juga bisa diartikan pengurangan persenan pajak dalam suatu produk atau barang. Hal di atas bisa dilihat melalui skema circular flow diagram dibawah ini:



Pajak didalam skema itu bertindak sebagai alat/ salah satu cara Negara/ pemerintah sebagai pelaku ekonomi untuk mengatur perekenomian yang melingkupi semua aspek perekonomian

Pajak berfungsi sebagai Pengatur pertumbuhan ekonomi sebagai contoh dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak dan dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri. Pajak menjadikan harga barang dan jasa bervariasi tergantung besar pajak yang dibebankan. Barang luar negeri bisanya lebih mahal dari barang produksi lokal dengan jenis barang dan kualias yang sama pula, karena barang luar negeri menanggung beban pajak yang tinggi dibandingkan barang lokal.

Masuknya barang luar negeri ke dalam perekonomian menjadi pembanding dalam menentukan harga standar yang dilakukan melalui kebijakan pajak sehingga barang lokal terlindungi atau dapat bersaing dengan barang impor. Dengan pajak tidak terjadi perang harga produk yang dapat memicu inflasi dan monopoli oleh pihak swasta. Contohnya ditariknya atau dikuranginya subsidi pada minyak tanah atau BBM mengakibatkan harga minyak tanah/ BBM naik yang berdampak naiknya ongkos produksi dan ongkos distribusi sehingga harga barang lain ikut naik. Di lain pihak pemerintah memberikan subsidi pada harga barang lain dan memberikan bantuan kepada masyarakat agar perekonomian tetap stabil.

Di dalam ilmu ekonomi harga adalah faktor utama yang mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu barang yang akan membentuk pola kegiatan perekonomian sedangkan faktor lain adalah cateris paribus (Konstan). Sehingga harga pasar adalah hal utama yang perlu dijaga kestabilannya di dalam perekonomian. Hal ini berhubungan dengan fungsi pajak sebagai penjaga kestabilan perekonomian. Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak untuk dana subsidi dan pembangunan, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

Harga yang tidak stabil dapat di atasi dengan kebijakkan pajak dengan menaikkan persentase pajak dan menurunkan persentase pajak pada bidang-bidang yang berkaitan dengan harga pasar dalam perekonomian. Dana Subsidi diperoleh melalui pajak yang merupakan pendapatan Negara yang digunakan untuk pembangunan di segala sector agar tujuan dapat tercapai. Pendapatan Negara hasil pajak dapat berguna untuk pembangunan sumber daya manusia agar kemampuan terutama dalam perekonomian dapat meningkat dalam usaha mencapai kesejahraan masyarakat. Pembangunan fisik seperti jalur transportasi dapat terbangun kerena adanya pendapatan pemerintah yang sebagia besar melalui pajak. Dengan lancarnya transportasi dapat mengurangi ongkos produksi dalam hal pendistribusian faktor produksi dan hasil produksi sehingga harga barang dan jasa dapat stabil dan mengurangi masalah perekonomian.

 

 

 

 

 


BAB III

KESIMPULAN

 

 

Dari pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal dan dapat juga disimpulkan peran pajak khususnya dalam kestabilan harga pasar dan umumnya kestabilan pasar adalah sebagai berikut:

a.         Pajak merupakan campur tangan pemerintah dalam perekonomian

b.        Pemerintah mengatur perekonomian Negara dengan pajak dan subsidi yang didapat dari pajak

c.         Pajak berfungsi sebagai Pengatur pertumbuhan ekonomi

d.        Di dalam ilmu ekonomi harga adalah faktor utama yang mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu barang yang akan membentuk pola kegiatan perekonomian

e.         Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan

f.         Kestabilan harga dapat dijaga dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat dengan pajak, pemungutan pajak untuk dana subsidi dan pembangunan, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

g.        Subsidi adalah bantuan dari pemerintah untuk menekan harga. Subsidi juga bisa diartikan pengurangan persenan pajak dalam suatu produk atau barang.

h.        Harga yang tidak stabil dapat di atasi dengan kebijakkan pajak dengan menaikkan persentase pajak dan menurunkan persentase pajak pada bidang-bidang yang berkaitan dengan harga pasar dalam perekonomian



Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive