Showing posts with label OLAHRAGA. Show all posts
Showing posts with label OLAHRAGA. Show all posts

Saturday, June 6, 2020

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN OLAHRAGA RENANG


Sejarah olahraga renang sudah dimulai sejak zaman batu atau sejak masa prasejarah yang berkembang di berbagai negara di belahan dunia. Hal ini diketahui dengan adanya lukisan dan gambar-gambar kuno yang ditemukan di gua daerah Wadi Sora sebelah barat daya Mesir. Olahraga renang juga berkembang di Eropa yaitu di Yunani dan bangsa Romawi yang menganggap renang sebagai salah satu faktor penting dalam latihan keprajuritan bangsa romawi. Jepang mewajibkan semua prajuritnya dapat berenang.
Nicolas Wymann merupakan seorang profesor Jerman yang menulis dan membukukan catatan tentang renang modern untuk pertama kalinya pada tahun 1538. Renang juga banyak dituliskan di dalam pasal dan ayat-ayat injil yang mengatakan pada kala itu manusia berenang. Sejarah renang juga tditemukan pada catatan berbagai hikayat seperti hikayat Beowulf, Gilgamesh, Odyssey dan Iliad
Pada tahun 1800 dibuat kolam renang untuk yang pertama kali di Jerman dan Australia sebagai tempat berlatih oleh para prajurit. Pada saat itu renang mulai dimasukkan ke dalam matapelajaran di sekolah-sekolah keprajuritan.
Teknik renang gaya bebas mulai dipopulerkan oleh Arther Trudgen pada tahun 1873. Trudgen mendapat inspirasi dari gaya renang bangsa Indian di Amerika.
Trudgen meniru dan mempopulerkan gaya bebas yang digunakan oleh bangsa Indian, sehingga gaya bebas juga dikenal sebagai gaya Trudgen. Pada tahun 1902 Richard Cavil menyempurnakan gaya bebas yang dipopulerkan oleh Trudgen dengan menambah kombinasi gerakan tendangan kaki untuk menambah kelajuan badan pada saat berenang. Richard Cavil terinspirasi dari gaya renang bangsa Indian Amerika dan mengembangkannya di kepulauan Solomon.
Pada tahun 1908 dibentuk federasi renang tingkat dunia untuk pertama kalinya yaitu Federation Internationale de Natation de Amateur atau Federasi Renang Amatir Internasional. Pada waktu itu renang gaya kupu-kupu masih menjadi bagian dari renang gaya dada sebagai variasi, barulah pada tahun 1952 gaya kupu-kupu terpisah dari renang gaya dada dan berdiri sendiri sebagai renang gaya kupu-kupu
Sejarah renang mencatat renang mulai diperlombakan pada 36 tahun sebelum masehi oleh kaisar Suigui di Jepang. DI Eropa renang mulai diperlombakan pada tahun 1800an dan hampir semua pesertanya menggunakan renang gaya dada. Olahraga renang diperlombakan dalam Olimpiade modern pertama kalipada tahun 1896 Athena, Yunani. Olimpiade Athena mempertandingkan empat nomor yaitu 100 meter, 500 meter, 1.200 meter,untuk renang gaya bebas bebas, dan 100 meter bagi para pelaut
Perlombaan renang untuk wanita mulai diadakan pada tahun 1912 dalam Olimpiade di Stockholm, Belanda. Pada saat itu hanya memperlombakan renang gaya bebas dengan nomor bebas. Olahraga renang semakin populer dikalangan masyarakat, dan banyak anak-anak yang sudah berlatih renang sejak usia dini.

Friday, February 21, 2020

SOAL-SOAL LATIHAN PENJASKES KELAS VII

SOAL-SOAL LATIHAN PENJASKES KELAS VII


Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan tepat !
1.     Apa pengertian permainan sepak bola ?
2.     Berapa ukuran Lapangan sepak bola ?
3.     Berapa jarak titik penalti dari tiang gawang ?
4.     Sebutkan teknik yang dapat dikuasai oleh seorang pemain sepak bola ?
5.     Sebutkan teknik utama dalam menendang bola ?
6.     Apa yang dimaksud dengan insid-instep dalam teknik menendang di permainan sepak bola ?
7.     Sebutkan arah datangnya bola dalam teknik menahan bola di permainan sepak bola ?
8.     Apa pengertian bola voli ?
9.     Berapa ukuran lapangan bola voli ?
10.                        Berapa tinggi net Pa/Pi dalam permainan bola voli ?
11.                        Apa yang dimaksud dengan passing dalam permainan bola voli ?
12.                        Apa yang dimaksud dengan servis ?
13.                        Sebutkan posisi-posisi pemain dalam permainan bola voli ?
14.                        Apa pengertian permainan bola basket ?
15.                        Berapa ukuran lapangan permainan bola basket ?
16.                        Sebutkan teknik mengoper bola ?
17.                        Berapa jarak ring basket dengan lantai ?
18.                        Apa yang dimaksud dengan Chess Pass ?
19.                        Apa yang dimaksud dengan dribbling ?
20.                        Sebutkan bentuk-bentuk dribbling dalam permainan bola basket ? 

Wednesday, July 3, 2019

Istilah-Istilah dalam Pencak Silat



1. Pasangan ialah sikap awal sebagai taktik untuk menentukan pola pembelaan  atau pola penyerangan berikutnya.
2. Pola Pembelaan (Pola sambut).
3. Pola Penyerangan.
4. Langkah ialah cara mendekati atau membuat jarak terhadap lawan yang langsung diiringi dengan sikap pasang yang baru.
5. Pola Langkah merupakan taktik untuk menyusun pembelaan atau serangan    yang juga dapat digunakan untuk menguasai medan.

Ketentuan nilai pada pertandingan Pencak Silat :

1.        Nilai 1      : untuk elakan atau tangkisan yang berhasil  dan di susul dengan       pukulan yang tepat mengenai sasaran.
2.      Nilai 2       : serangan kaki yang masuk pada sasaran.
3.      Nilai 3       : menjatuhkan lawan.

Perlengkapan gelanggang :
1.      Ember.
2.      Jam pertandingan.
3.      Gong atau alat yang berfungsi sama.
4.      Lampu babak.
5.      Perlengkapan pembantu pesilat.
6.      Formulir pertandingan.

Perlengkapan bertanding :
1.      Pakaian bertanding atau pakaian pencak silat berwarna hitam plus sabuk.
2.      Pelindung badan.
3.      Pelindung kemaluan.




Pembagian Kelas dalam Pencak Silat :
1.      Golongan remaja :
Kelas A 33 kg s\d 36 kg
Kelas B 36 kg s\d 39 kg
Kelas C 39 kg s\d 42 kg
Kelas D 42 kg s\d 45 kg
Kelas E 45 kg s\d 48 kg
Kelas F 48 kg s\d 51 kg
Kelas G 51 kg s\d 54 kg
Kelas H 54 kg s\d 57 kg
Kelas I  57 kg s\d 60  kg
2.      Golongan Taruna dan Dewasa :
Kelas A 40 kg s\d 45 kg
Kelas B 45 kg s\d 50 kg
Kelas C 50 kg s\d 55 kg
Kelas D 55 kg s\d 60 kg
Kelas E 60 kg s\d 65 kg
Kelas F 65 kg s\d 70 kg
Kelas G 70 kg s\d 75 kg
Kelas H 75 kg s\d 80 kg
Dengan seterusnya dengan selisih 5kg
Kelas bebas berarti diatas 65 kg.

Tugas wasit :
1.      Memimpin pertandingan berdasarkan ketentuan pertandingan.
2.      Menjaga keselamatan pesilat.
3.      Memeriksa kesiapan pesilat dan gelanggang.
4.      Memberi teguran, peringatan, dan hukuman pada pesilat.
5.      Menanyakan kepada juri bila ada keraguan.



Tugas Juri berkewajiban :
1.      Memberi penilaian pertandingan.
2.      Mencatat pelanggaran-pelanggaran.
3.      Menetukan pemenang berdasarkan jumlah nilai.
4.      Menandatangani formulir yang telah diisi.
5.      Menjawab pertanyaan atas keraguan keputusan wasit.

Tugas Pengamat Waktu :
1.      Menghidupkan dan mematikan jam pertandingan sesuai dengan aba-aba wasit dan waktu permainan yang ditentukan.
2.      Memberi isyarat kepada wasit saat perhitungan terhadap pesilat yang mengalami knock down.
3.      Memberitahukan wasit bahwa pertandingan siap dimulai.

Susunan pelaksanaan teknis pertandingan :
1.      Ketua pertandingan.
2.      Tim kesehatan dan dokter.
3.      Dewan wasit dan juri.
4.      Dewan hakim.
5.      Dewan pendekar.
6.      Pelanggaran dan hukuman.


LAPORAN PENGAMATAN GERAK YANG DILAKUKAN TERHADAP SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR YANG BERKAITAN DENGAN CABANG ATLETIK.



Saya mempunyai pendapat sendiri setelah saya melakukan pengamatan gerak yang dilakukan oleh siswa-siswi sekolah dasar yang berkaitan dengan cabang atletik, karena ini merupakan salah satu tugas yang harus saya lakukan dalam mata kuliah DMP Atletik. Di bawah ini merupakan pendapat saya tentang kelebihan dan kekurangan yang ada dari hasil pengamatan yang saya lakukan, diantaranya dilihat dari segi : 
* Segi psikologis
  1. Kelebihan : Dengan melakukan gerak yang telah diperintahkan oleh seorang guru yang telah disusun segala rupa dengan menyelipkan didalamnya permainan, dapat meningkatkan psikologis anak saat anak melakukan suatu gerakan tertentu sehingga anak tidak mengalami kejenuhan dalam melakukan suatu gerakan.
  2. Kekurangan : Dengan banyaknya pola-pola gerakan yang dilakukan oleh anak dapat menyebabkan anak capai sehingga anak tidak konsentrasi atau mentalnya turun lagi dalam melakukan suatu gerakan yang dituntut agar dilakukan.
* Segi Keterampilan
a.       Kelebihan : Dengan banyaknya pola-pola gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang maka keterampilan anak dapat bertambah sehingga dapat memungkinkan anak dapat melakukan suatu gerakan tertentu dengan baik.
b.      Kekurangan : Dengan masih mudanya usia anak, maka anak masih memerlukan banyak waktu untuk dapat menyerap atau mengingat suatu gerakan yang dapat meningkatkan keterampilan geraknya, jadi pengajar harus tekun dalam mengajarkan suatu gerakan kepada anak.
* Segi Fisik
a.       Kelebihan : Dengan belajar bergerak mengikuti perintah yang diberikan pengajar dapat membantu melatih fisik anak agar terbiasa bergerak sehingga fisik anak dapat meningkat.
b.      Kekurangan : Perlu diperhatikan pula usia anak yang masih kecil dimana fisik anak masih lemah, jadi hendaknya pengajar tidak memaksakan anak agar terus bergerak yang dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Demikian pendapat saya tentang kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan yang saya lakukan. Mohon maaf bila ada kesalahan yang terdapat pada hasil pemgamatan yang saya tulis diatas. 

Pemberdayaan Sarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani


Berdasarkan kata pemberdayaan, sangat kompleks artinya tergantung dari sudut pandang orang yang menggunakan istilah tersebut. Akan tetapi nampaknya banyak para ahli yang membuat defisinisi dari kata pemberdayaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (balai pustaka, 1995:214) mendefisinisikan bahwa pemberdayaan merupakan cara yang amat praktis dan produktif untuk mendapatkan yang terbaik dari kita sendiri dan dari staf kita. Karena itulah maka pemberdayaan mempunyai makna dan maksud tertentu, yaitu memanfaatkan semua faktor dan fasilitas yang ada guna mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.
Selanjunya Engkoswara (1999:119) berpendapat bahwa pemberdayaan itu merupakan pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada. Dalam hal ini bias memanfaatkan tenaga manusia berupa pembagian tugas-tugas fungsi dalam organisasi yang bias dituangkan dalam bentuk pikiran, pendapat, karya ilmiah, dan sebagainya. Richard Carver dalam bukunya Managing Director Coverdale Organization yang dikutip oleh David Clluterbuck (2003:3) mendefisikan pemberdayaan sebagai upaya mendorong dan memungkinkan individu-individu untuk mengemban tanggung jawab pribadi atas upaya mereka memperbaiki cara mereka melaksanakan pekerjaan-pekerjaan mereka dan menyumbang pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Hal itu dituntut terciptanya suatu budaya yang mendorong orang-orang disemua tingkat untuk merasa mereka bisa menghasilkan perubahan dan membantu mereka mendapatkan kepercayaan diri dan keterampilan-keterampilan untuk menghasilkan perubahan-perubahan itu. Definisi lain pemberdayaan menurut David Clutterbuck dalam bukunya The Power Of Empowerment adalah
a. Upaya menemukan cara-cara baru untuk memusatkan kekuasaan ditangan orang-orang yang paling membutuhkannya untuk melaksanakan pekerjaannya, memberikan kewenangan, tanggung jawab, sumber-sumber dan hak-hak yang paling tepat untuk masing-masing tugas.
b.      Upaya menciptakan situasi dan kondisi dimana orang-orang bisa menggunakan kualitas-kualitas dan kemampuan-kemampuan mereka ditingkat maksimum untuk mewujudkan tujuan bersama.
Dalam dunia pendidikan, pemberdayaan ditujukan kepada para peserta didik, guru, kepala sekolah. Pegawai administrasi dan sarana pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Pemberdayaan dalam penelitin ini mengarah pada pemberdayaan sarana pembelajaran yang ada disekolah untuk mendukung terlaksananya situasi pembelajaran yang diinginkan.
Pemberdayaan ini tentunya akan dirasakan berhasil bila dalam pelaksanaannya didukung oleh segala komponen yang ada dan mempengaruhi lembaga yang menaunginya, sehingga pada waktu pelaksanaannya pemberdayaan harus dijadikan suatu komitmen bersama dalam meningkatkan proses belajar mengajar yang diharapkan sampai terwujudnya tujuan pembelajaran yang ditetapkan.  
Istilah sarana pembelajaran adalah terjemahan dari facilities, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanan kegiatan pembalajar olah raga atau pendidikan jasmani. Uraian diatas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arifin (1987:168), “sarana adalah sesuatu yang dipergunakan sabagai alat dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiata-kegiatan”.  Sarana pembelajaran merupakan pendukung utama dalam kelancaran proses belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah.
Beberapa rincian sarana/alat pembelajaran pendidikan jasmanj, sebagai berikut :
a.   Bola besar
jenis-jenis bola besar salah satunya dipergunakan untuk permainan sepak bola, bola tangan, bola basket, dan bola voly.
b.  Bola kecil
jenis-jenis bola kecil salah satunya dipergunakan untuk permainan softball, baseball, dan hochey.
c.  Kayu pemukul
     kayu pemukul dapat dipergunakan untuk permainan softball dan hochey.
d.  Alat untuk cabang atletik
     alat untuk cabang atletik diantaranya lembing, peluru, cakram, tongkat estapet,gawang untuk lari gawang, stop watch, bendera star, alat meteran minimal 50 meter.
b.      Alat senam
Alat-alat  senam terdiri dari matras (usahakan yang terbuat dari karet busa), peti lompat, dan lain-lain.

Oleh karena itu, keberadaan sarana pembelajaran pendidikan jasmani sering sekali pengajar mengalami kesulitan didalam menyampaikan materi pelajaran ke siswa di karenakan kekurangan peralatan di sekolah tempat mereka mengajar. Sarana pembelajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh setiap sekolah tidaklah sama, ada sekolah yang memiliki peralatan yang lengkap, ada juga sekolah yang kurang lengkap sarana pembelajaran pendidikan jasmaninya. Bagi guru yang mengajar disekolah yang lengkap sarana pembelajarannya mungkin tidak akan menjadi masalah dalam memberdayakan sarana pembelajaran, mungkin hanya memikirkan cara penggunaan, pengelolaan, dan pengaturan sarana pembelajaran itu. Sebaliknya bila disekolah tempat mereka mengajar tidak lengkap sarana pembelajarannya mungkin dalam pemberdayaan sarana pembelajaran akan lebih sulit, karena guru bukan hanya memikirkan cara penggunaan, pengelolaan, dan pengaturannya, tetapi bagaimana mengadakan atau menciptakan alat yang tidak ada agar tidak menghambat proses pembelajaran yang dilaksanakan, serta tidak mengurangi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun dengan keadaan tersebut justru menjadi tantangan bagi guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang diinginkan agar materi yang di sampaikan dapat berjalan dengan lancar tanpa mengurangi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu sebelum mengajar guru pendidikan jasmani harus mengetahui keberadaan sarana pembelajaran yang ada di sekolah tempat ia mengajar, berapa jumlah sarana pembelajaran yang ada dan bagaimana kondisi keadaannya. Ada beberapa faktor pemberdayaan sarana pembelajaran yang akan peneliti bahas dalam penelitian ini, antara lain :
1.      Penggunaan atau pemanfaatan sarana pembelajaran
Penggunaan sarana pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis dan fungsi alat-alat atau sarana pembelajaran yang bersangkutan. Soebroto et.al (1978:3) menjelaskan bahwa : “ pengadaan sarana dan prasarana olah raga yang sesuai dengan penggunaannya, akan memberikan efektifitas dan efisiensi yang tinggi”. Maksud dari pendapat tersebut adalah dengan penggunaan alat-alat olah raga yang sesuai dengan fungsinya maka akan dapat menghasilkan pencapaian tujuan pengajaran pendidikan jasmani yang maksimal. Hal seperti itu sangatlah penting dilakukan oleh guru, karena menyangkut kelancaran proses pembelajaran.
Seperti halnya prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, sarana pembelajaran jasmani yang digunakan pada masing-masing cabang olah raga memiliki ukuran yang standar, akan tetapi apabila cabang olah raga tersebut dipakai sebagai materi pembelajaran pendidikan jasmani, sarana yang digunakan bisa hasil kreatifitas guru dalam memberdayakan sarana yang sudah ada menjadi lebih bermanfaat kegunaannya disesuaikan dengan kondisi sekolah dan karekteristi siswa.
 Dalam penggunaan atau pemanfaatan sarana pembelajaran tidak harus menggunakan sarana yang lazim dipakai oleh guru dalam proses pembelajarannya, itu sesuai dengan pendapat Lutan (1998:19), menjelaskan : “tidak ada ketentuan bahwa alat yang digunakan harus alat yang lazim dipakai dalam kegiatan olah raga yang sebenarnya. Terbuka kesempatan bagi guru pendidikan jasmani untuk membuat sendiri sarana atau alat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran, kreatifitas memanfaatkan sumber-sumber setempat merupakan kunci keberhasilan mengatasi masalah tersebut”. Jadi jelaslah sudah bahwa penggunaan sarana pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran tidak harus sarana yang baku, tetapi guru pendidikan jasmani dapat menggunakan sarana-sarana pembelajaran yang ada dalam proses pembelajaran tetapi disesuaikan dengan kebutuhan materi yang disampaikan.  
2.      Pengelolaan sarana pembelajaran
               Pengelolaan sarana pembelajaran sangat penting dilakukan oleh semua guru pendidikan jasmani. Guru sebelum melakukan proses pembelajaran merinci terlebih dahulu sarana pembelajaran yang akan digunakan, dan sesudah selesai pembelajaran guru harus kembali merinci peralatan yang telah digunakan, kalau saja peralatan tadi ada yang rusak atau hilang dapat diketahui. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Supandi (1991:121) yaitu “ Aspek manajerial perlengkapan dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani ialah distribusi perlengkapan sebelum proses belajar mengajar dan pengumpulan perlengkapan sesudah proses tersebut”.
Pendapat senada diutarakan oleh Supandi (1991:122) yaitu : “hal lain dalam pengelolaan alat, kelengkapan untuk proses belajar mengajar adalah pengumpulan alat-alat setelah dipakai.Tanda prosedur yang ketat, kehilangan atau kerusakan alat sering terjadi justru pada saat-saat selesai kegiatan proses belajar mengajar khususnya alat perorangan”. Selain pengecekan kelengkapan sarana pembelajaran sebelum maupun sesudah pembelajaran, sarana perlu juga pemeliharaan agar kualitasnya tidak cepat hilang dikarenakan pemakaian dalam mendukung proses pembelajaran.
Dari penjelasan diatas maka jelaslah bahwa pengelolaan kelengkapan sarana pembelajaran di dalam pendidikan jasmani sangatlah penting dalam menunjang proses pembelajaran pendidikan jasmani, dan sarana pembelajaran itu harus disiapkan oleh guru baik sebelum dimulai pelajaran atau sesudah berakhirnya pelajaran pendidikan jasmani.
3.  Pengaturan sarana pembelajaran
              Pengaturan sarana pembelajaran sangat fital fungsinya dalam proses pembelajaran, dikarenakan semua guru pendidikan jasmani harus dapat mengatur sarana pembelajaran sedemikian rupa agar proses pembelajaran yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik. Dari mulai mengatur, menyusun, memasang, dan merapikan sarana atau alat pembelajaran harus sepengetahuan guru pendidikan jasmani. Dengan pengertian lain dapat dikatakan bahwa pengaturan perlengkapan sarana pembelajaran pendidikan jasmani tergolong aspek yang sangat strategis dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Supandi (1991:121-122), beberapa prosedur pengaturan  perlengkapan dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani dikemukakan sebagai berikut :



a. Sendiri-sendiri
 Siswa antri didepan tempat pemberian alat, guru atau petugas gudang            membagikan alat-alat yang diperlukan itu kepada tiap-tiap siswa.
b. Sendiri-sendiri berdasarkan nomor
 Sama dengan yang pertama kecuali setiap anak diberi nomor tertentu yang sesuai dengan nomor alat.
c. Kelompok
 Pembagian dan pengumpulan alat kelengkapan itu dilaksanakan melalui ketua kelompok.
d. Dengan tanda atau perjanjian
Guru meletakkan alat atau kelengkapan pada suatu peti atau dus dan diletakkan di tengah ruang atau lapang atau di mana saja yang mudah dicapai siswa. berdasarkan tanda tertentu siswa pergi ke kotak alat tersebut dan mengambil alat yang ditentukan sebelumnya.
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa guru harus mampu dalam hal pengaturan sarana pembelajaran pada waktu kegiatan proses belajar mengajar berlangsung dan guru harus mampu mengatur sarana pembelajaran yang akan digunakan oleh siswa.
Pengaturan sarana pembelajaran untuk efektifitas pengajaran, Lutan (1998:18) menjelaskan :Beberapa siasat yang dapat ditetapkan sebagai berikut : Pertama, alat ditempatkan pada beberapa station. Kedua, latihan berkawan, salah seorang bertugas untuk mengawasi temannya yang sedang berlatih berikut bergantian. Ketiga, alat-alat disebar di sekeliling lapangan, semua alat ditempatkan pada tempat yang memungkinkan guru dapat mengamati semua station latihan”.

Dengan demikian sarana pembelajaran harus diatur dengan sebaik-baiknya agar siswa dapat menggunakan sarana pembelajaran itu untuk belajar secara optimal dan sarana itu harus dapat di tempatkan dengan aman dan dapat terkontrol oleh guru. Sehingga sarana pembelajaran yang tersedia di sekolah dapat terpakai dalam waktu yang cukup lama.

Guru Pendidikan Jasmani


Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan layanannya, meningkatkan pengetahuan, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan malah bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa,teman-temannya, serta anggota masyarakat sering menjadi perhatian masyarakat luas.


Guru adalah sosok individu yang memiliki kemampuan dalam menransfer ilmu pengetahuan, informasi, atau pengalaman kepada peserta didiknya. Guru juga individu yang melakukan pekerjaannya didasarkan kepada kemampuan dalam mengarahkan pengalaman belajar peserta didik dalam institusi pendidikan. Menurut Makmun (1998:23) guru adalah seorang dewasa yang selalu mengusahakan terciptanya situasi mengajar yang tepat, termasuk mengerahkan sumber ajar dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa”. 
Guru juga disebut sebagai penanggung jawab pelaksana yang melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah. Sampai saat sekarang, guru masih tetap dominan dalam melaksanakan pembelajaran. Walaupun metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) sering diangkat kepermukaan sebagai upaya agar siswa menjadi objek (sebagai bahan kajian) belajar, pada kenyataannya masih banyak kelemahan yang memerlukan uluran tangan para guru-guru sebagai subjek dan siswa sebagai objek (orang yang dijadikan sasaran) masih tetap dominasi dunia pendidikan kita. Tanpa memiliki pengetahuan tentang proses belajar mengajar yang cukup layak, niscaya pada guru akan menemukan batu sandungan dalam melaksanakan tugas mulianya.
Guru juga dapat disebut sebagai pejabat fungsional yang bersifat professional. Pengertian professional erat kaitannya dengan keahlian dan keterampilan yang telah dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan secara khusus dalam bidangnya. Pemberian bantuan agar guru dapat bersifat professional dalam menjalankan tugasnya dilakukan dengan berbagai program kegiatan seperti penataran, tutorial dalam kelas maupun luar kalas. Program kegiatan itu disusun bersama, dilakukan secara berkelanjutan dan terjadwal, dipantau serta dievaluasi.
Beberapa keuntungan yang didapat oleh para guru yang mengikuti pelaksanaan penataran agar dapat memenuhi kebutuhan guru bila sedang terjun langsung kelapangan, antara lain:
a.   menambah pengetahuan dan keterampilan instruksional para guru
b.      memajukan pola dan jenis interaksi guru dan murid ke tahap yang lebih baik
c.       mengembangkan perilaku guru dalam mengelola kelas yang lebih kreatif
d.      menumbuhkan kreatifitas dan komitmen guru dalam memberikan bantuan pelayanan terhadap siswa.
Dari uraian di atas jalaslah sudah bahwa keprofesionalan guru sangat di perlukan dalam proses belajar mengajar agar dapat terciptanya pembelajaran dan tujuan yang diinginkan.
     Pendidikan adalah hidup, artinya pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidikan pada dasarnya merupakan penataan kembali aneka pengalaman-pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna. Pendidikan menurut Abdulhak (1998:1) adalah “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup”. Di dalam proses pendidikan tersebut memiliki tujuan yang sangat penting yaitu mendewasakan seseorang sehingga dapat menentukan pilihan mana yang perlu dilakukan untuk kepentingannya maupun untuk umum yang ditunjang oleh kecerdasan dan keterampilan. Menurut Ma’mun (1998:18) mengemukakan bahwa:
a.       Dalam arti luas pendidikan dapat mencangkup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya baik secara formal, non formal maupun informal, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangan secara optimal sehingga ia mencapai suatu taraf kedewasaan tertentu.
b.      Dalam arti terbatas, pendidikan dapat merupakan salah satu proses interaksi belajar mengajar dalam bentuk formal yang dikenal sebagai pengajaran (instructional).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia dan pendidikan memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup, dan perbaikan hidup individu maupun meningkatkan penghidupan suatu bangsa.
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Pengertian pendidikan jasmani menurut Lutan (2002:4) adalah :”pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organic, neuromuscular, intelektual, dan emosional. Pendidikan jasmani juga di sebut sebagai wahana untuk mendidik anak, disamping itu juga pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar mereka kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktifitas jasmani yang dilakukan dan mengalami pola hidup sehat disepanjang hayatnya. Pendidikan jasmani juga merupakan salah satu alat utama yang turut mendukung terhadap terlaksananya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan karena pendidikan jasmani termasuk salah satu bidang studi yang diajarkan disekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta dari tingkat taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas, bahkan sampai perguruan tinggi. Aktivitas pendidikan jasmani didesain untuk mengembangkan aspek kognitif dan asfek psikomotor siswa, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan dapat mendorong siswa untuk bertanya, menganalisa, menerapkan, berkomunikasi, dan menerapkan aspek kognitifnya.  
Penjas telah banyak memberikanarti yang positif bagi perkembangan kemampuan anak, khususnya dalam meningkatkan kebugaran jasmaninya. Konsep dari pendidikan jasmani bukan hanya sekedar mengembangkan segi kejasmaniannya saja, tetapi dapat pula di pupuk dan dikembangkan sikap mental yang baik, seperti kejujuran, keberanian, disiplin, bertanggung jawab, sportivitas dan lain sebagainya. Program pendidikan jasmani merupakan suatu aktivitas yang telah berakar di tengah-tengah masyarakat dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Pendidikan jasmani termasuk usaha pendidikan yang menggunakan otot-otot besar, hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak menjadi penghambat terhadap kesehatan dan pertumbuhan badan. Istilah pendidikan jasmani di Indonesia pada dasarnya merupakan terjemahan dari “physical education”. Selanjutnya dalam perkembangan pendidikan nasional, istilah tersebut kemudian mengalami beberapa perubahan sampai akhirnya pada tahun 1990-an ditetapkan istilah pendidikan jasmani di sekolah-sekolah menggantikan istilah pendidikan olah raga.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan suatu rumusan bahwa pendidikan jasmani adalah:
a. bagian terpadu dari proses pendidikan secara keseluruhan yang menekankan pada aktivitas jasmaniah sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
b.  suatu upaya pendidikan untuk membantu mengarahkan anak didik dalam penyempurnan keadaan jasmani, mental, emosional, dan social melalui medium aktifitas jasmani.
Guru pendidikan jasmani merupakan faktor yang penting pengaruhnya terhadap keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Sebagai pelaku sentral dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru harus mampu menggali potensi peserta didik secara maksimal guna melahirkan generasi penerus bangsa yang lebih unggul dan mampu bersaing dalam era global ini. Maka peran guru pendidikan jasmani tidak hanya mentransfer penetahuan dan keterampilan kepada peserta didik tetapi juga harus mampu membina dan mengembangkan perilaku positifnya sehingga peserta didik dapat menjadi anak bangsa yang berkemampuan tinggi dan tangguh dalam menghadapi persoalan.
Agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa didiknya sehingga tumbuh minat belajarnya maka guru harus bekerja keras dalam membuat perencanaan, implementasi, dan penilaian kegiatan belajar agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Sudah menjadi keharusan bagi lembaga pendidikan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia guru melalui serangkaian pembinaan mutu yang dilakukan secara sungguh-sungguh untuk melatih kepekan guru terhadap latar belakang peserta didik yang semakin beragam di tingkat SLTP. Dalam peningkatan mutu guru melalui pendidikan dan latihan. Penekanan diberikan kepada kemampuan guru agar dapat mencapai tujuan pembelajarannya, mengatasi persoalan praktis dalam mengelola proses belajar mengajar dan meningkatkan kepekaan guru terhadap perbedaan individual siswa yang dihadapinya. Jadi guru merupakan sosok yang memiliki keunggulan dalam ilmu dan akhlak yang dapat ditiru dan digugu oleh siapapun terutama siswa.
Peran guru pendidikan jasmani bersifat majemuk, artinya peran guru ini tidak hanya satu tetapi lebih dari satu. Menurut pengertian umum, guru ini dapat berperan sebagai pemimpin siswa, meneger yang mengelola kegiatan belajar mengajar, dan fasilitator yang berupaya menciptakan lingkungan belajar yang mengefektifkan proses belajar siswa, dan sebagai pembimbing yang membantu kesulitan dan pengarahan belajar siswa. Tanpa memahami peranan-peranan ini besar kemungkinan guru ini salah bertindak atau salah berperan dalam situasi belajar. Selain mengubah perilaku siswa, guru pendidikan jasmani melalui aktifitas jasmani senantiasa mengupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan secara umum terutama memberikan kontribusi melalui pengalaman pertumbuhan dan keseluruhan gerak anak. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dijelaskan mengenai tugas dan peran guru pendidikan jasmani:
a. Informator
Pelaksanaan proses belajar mengajar umumnya dijiwai oleh berbagai informasi yang diberikan oleh guru. Penyampaian bahan pelajaran tidak lain merupakan proses pemberian informasi dari guru kepada siswa, maka aktualisasi proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang disampaikan oleh guru.
b. Organisator
Fungsi dan tanggung jawab atas baik buruknya pengorganisasian faktor-faktor yang terlibat dalam proses belajar mengajar seperti siswa, bahan, metode, fasilitas, alat, dan waktu yang disediakan, masih melekat pada guru dalam kedudukannya sebagai “director of learning”.
c. Motivator
Mengembangkan langkah-langkah yang mampu menciptakan motivasi eksternal kepada para siswa yang memiliki motivasi internal rendah.
d. Perancang dan Pengatur Irama Proses Belajar Mengajar
Guru harus mampu merancang dan mengatur irama proses belajar mengajar agar suasananya tetap menarik dan penuh variasi.


e. Inisiator
Guru harusa memberi inisiatif untuk mengkaji bahan pelajaran tertentu, meskipun sebagian basar aktivitas belajar mengajardiserahkan kepada siswa.
f. Pemberi Arah
Seorang guru perlu mengembangkan dan membina pola komunikasi banyak arah, oleh karena itu perlu adanya fungsi guru yang akan mengatur lalu lintas pendapat diantara siswa.
g. Fasilitator
Guru harus memberi kemudahan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar
h. Katalisator
Guru diharapkan mampu menyaring atau menghilangkan berbagai hal yang kurang baik, kurang bermanfaat, keliru dan tidak cocok dengan tujuan pengajaran tanpa mengganggu proses belajar mengajar.
i.  Evaluator
Guru diharapkan dapat menilai baik buruknya proses belajar mengajar yang diukur dari derajat pencapaian tujuan pengajaran dan proses pembelajaran.
Dalam peningkatan mutu guru melalui pendidikan dan latihan. Penekanan diberikan kepada kemampuan guru agar dapat mencapai tujuan pembelajarannya, mengatasi persoalan praktis dalam mengelola proses belajar mengajar dan meningkatkan kepekaan guru terhadap perbedaan individual siswa yang dihadapinya. Jadi guru merupakan sosok yang memiliki keunggulan dalam ilmu dan akhlak yang dapat ditiru dan digugu oleh siapapun terutama siswa.
Ciri guru pendidikan jasmani yang efektif adalah :
a. Mampu mengelola lingkungan belajar siswa secara aktif, efisien,dan menimbulkan rasa aman bagi siswa.
b.   Mampu mengelola lingkungan belajar siswa yang dilandasi oleh rasa cinta dan    kasih, keterbukaan, semangat dan antusias, sabar dan ikhlas serta penuh rasa empati.
c.  Menguasai bahan pelajaran, terampil dalam menggunakan berbagai metode     dan gaya mengajar yang bervariasi, dan menggunakan pendekatan individual.
d.   Selalu tampil rapih, bersih, semangat, serta riang, dan gembira
Untuk meningkatan profesionalitasnya guru pendidikan jasmani dituntut untuk meningkatkan komitmennya kepada siswa, masyarakat, dan kepada organisasi profesinya. Guru pendidikan jasmani harus selalu aktif dan siswanya secara konsisten aktif belajar, dalam lingkungan penbelajaran, siswa tidak bekerja sendiri melainkan selalu diawasi oleh gurunya sehingga tidak banyak waktu yang terbuang begitu saja dengan cara aktivitas belajar siswa lebih aktif, sibuk dan menantang akan tetapi proses belajar mengajar tetap berada diantara tingkat perkembangan dan kemampuan siswanya. Oleh karena itu, seorang guru dituntut mempunyai keterampilan-keterampilan dasar mengajar dan menguasai serta mampu menerapkan keterampilan mengajarnya tersebut, sehingga ia mampu mengatasi dan mengantisipasi berbagai masalah atau tantangan yang muncul dalam proses belajar mengajar yang diakibatkan oleh perubahan dan dinamika mengajar.


Monday, March 25, 2019

Bentuk Pemanasan dalam Olahraga

Bentuk-bentuk dari pemanasan sebenarnya sangatlah banyak. Hal itu dikarenakan pemanasan biasanya disesuaikan dengan olahraga atau aktivitas fisik yang akan dilakukan. Namun dari berbagai macam bentuk pemanasan, dapat digolongkan menjadi pemanasan statis, dinamis, statis dinamis.
1. Pemanasan Statis
Pemanasan statis yaitu pemanasan dengan bentuk peregangan yang dilakukan mulai dari bagian tubuh atas menuju kebawah ( dari kepala sampai kaki ) atau sebaliknya. Pemanasan berbentuk statis ini bertujuan untuk menyiapkan otot untuk melakukan kerja yang lebih berat agar tidak terjadi kram atau cedera otot yang lainnya. Pemanasan statis ini harus dilakukan dengan benar agar otot benar-benar terulur sempurna dan untuk menghindari cedera yang disebabkan karena penguluran otot yang tidak sesuai dengan anatomi tubuh yang semestinya.
2. Pemanasan Dinamis
Pemanasan dinamis yaitu pemanasan yang dilakukan dengan menggunakan gerakan yang saling berkesinambungan atau saling berkaitan. Contoh gerakan pemanasan dinamis yaitu gerakan menengokkan kepala keatas dan kebawah, gerakan menekuk pendek-pendek panjang-panjang pada tangan atau gerakang kombinasi ( bongkok jongkok bongkok tegak). Pemanasan bentuk ini dimaksudkan untuk melemaskan otot-otot yang kaku.
3. Pemanasan Statis Dinamis

Pemanasan ini yaitu penggabungan antara pemanasan statis dan pemanasan dinamis. Pemanasan bentuk ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya cedera karena otot tidak hanya diulur, namun juga akan dilemaskan. Sistematika pelaksanaan pemanasan ini biasanya dilakukan pemanasan statis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan denga pemanasan dinamis

Thursday, March 14, 2019

Sistem Piramida Pada Sistem Latihan

Sistem dalam kamus besar bahasa indonesia yang oleh disusun Arfina  adalah” perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Sedangkan pengertian piramida dalam kamus besar bahasa indonesia adalah” bentuk atau bangun yang menyerupai segi tiga sama kaki yang sudutnya terbentuk oleh dua kaki itu berada di atas limas”. Sedangkan dalam dunia olahraga system piramida adalah sebuah system latihan yang diawali dengan beban yang ringan dan diakhiri dengan beban yang berat dan setiap repetisinya berkurang (Harsono, 1988: 198).
1.        Kelebihan Sistem Piramida
Beberapa kelebihan system piramida yang dilihat dari sisi sitem ilmu faal secara fisiologis (adaptasi) yaitu di awali dengan beban yang ringan dan menuju beban yang berat akan menguntungkan otot dalam percepatan beradaptasi dalam memulai latihan dengan beban yang berat. “ It has taken bodybuilders years to dicover that this is the optimum way to trick the mucsle into working their hardest amnd making the most  progress without straining  them whit beredom”(Joycevedral, 2010: 1) maksud dari kutipan di atas ialah bahwa menggunakan latihan dengan sistem piramida otot-otot akan bekerja maksimal sehingga terdapat kemajuan, Dari sisi peningkatan menunjukan perubahan pada intensitas dengan kata lain dengan sistem piramida lebih melatih daya tahan otot dan memberikan otot untuk bekerja maksimal. Dilihat dari dampak psikologi sistem piramida ini relatif lebih menguntungkan karena d tinjau dari pengaturan intensitas beban yang yang tepat ketika di mulai dari beban yang ringan. (hasil wawancara dengan dosen kondisi fisik Dikdik Zafar Sidik 2011, 30 januari).
2.        Kelemahan Sistem Piramida
Beberapa kelemahan system piramida yang dilihat dari sisi sistem ilmu faal secara fisiologis (adaptasi) yaitu di tuntut kualitas daya tahan otot yang lebih baik untuk mengawali adaptasi beban latihan, sehingga pada akhir dapat menunjukan kualitas beban yang maksimal(hasil wawancara dengan dosen kondisi fisik Dikdik Zafar Sidik 2011, 30 januari). ” The big mistake I see a lot of people make is that they grab a light weight for a warm up and move the weight at lightning speed for 10-15,.the problem with this is tahat doesn’t prepare your nervous sytem properly to deliver a strong impluse to the muscle when you hit your heavy low rep set”. (fitnessblackbook.training pyramid-set-are-bad-for-streng-gains: 2010: 1), maksud dari kutipan diatas, dilihat dari sisi psikologi di butuhkan kualitas psikis dalam mempertahankan durasi latihan (pengelolaan ‘psychological rest’) ketika istirahat ringan saat latihan.

Tuesday, March 5, 2019

Kinesiologi dan Penerapannya dalam Olahraga

 1. Pengertian Kinesiologi
Kinesilogi berasal dari kata Kinesis - logos. Kinesis adalah gerak, logos adalah ilmu. Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan manusia yang efesien, efektif dan aman. Gerakan manusia yang efesien, efektif dan aman merupakan gerak yang baik (teknik yang baik). Karena setiap pola gerakan menggunakan energi (tenaga) yang efesien dalam mencapai hasil atau sasaran yang dituju (efektif) serta terhindar dari cedera dalam melakukan gerakan (aman). Misalnya seorang pemain bola basket dalam memasukkan bola ke ring basket dengan pola-pola gerak(teknik) yang menggunakan energi seminim mungkin (efesien) dengan hasil bola masuk ke ring basket (efektif), serta selama melakukan pola-pola gerak tidak terjadi cedera (aman). Untuk menganalisis gerak yang efesien, efektif dan aman berkaitan dengan analisis tulang dan sendi (anatomi), sistim otot saraf (fisiologi) dari gerakan manusia, dan asas- asas hukum mekanika yang dihubungkan dengan gerakan manusia (mekanika). Pendekatan ketiga bidang ilmu (anatomi, fisiologi dan mekanika) dapat memberi jawaban yang tepat bagaimana gerak yang efesien, efektif dan aman (teknik yang baik), mangapa teknik ini terjadi, dan seberapa tingkat kejadiaannya. Seperti halnya ilmu-ilmu lain, yang tak pernah berdiri sendiri. Kinesiologi ini untuk mempelajarinya dibutuhkan bantuan ilmu-ilmu lain. Dengan perkataan lain, kinesiologi adalah gabungan antara ilmu anatomi, fisiologi dan mekanika.
Dari uraian di atas dapat disuimpulkan bahwan kinesiology adalah ilmu yang mempelajari gerak yang efesien, efektif dan aman didekati dari analisis rangka, otot dan hukum mekanika. Geak terjadi disebabkan karena beberapa factor diantaranya; 1) Faktor internal yaitu titik perkenaan gaya pada obyek sehubungan dengan titik berat obyek dan tahan disekitar lintasan gerak dan 2) Faktor eksternal yaitu gesekan, tahan udara dan tahan air. Sebagai dasar terjadinya gerak, gaya dapat menghasilkan gerak, menghentikan gerak dan menghambat gerak.
Gaya bekerja didasarkan pada; 1) Gaya internal adalah gaya yang di hasilkanoleh badan yang dikenakan pada benda atau badan lainnya (misalnya: gaya otot), dan 2) Gaya eksternal adalah gaya dari luar badan (gaya berat atau gaya gravitasi, gesekan, tahan udara dan air). Sedangkan gaya sangat menentukan objek yang didasarkan berdasarka; 1) besarnya gaya, 2) titik perkenaan gaya yang tepat pada obyek dan 3) Arah gaya. Kualitas gerak seseorang ditentukan oleh tingkat keseimbangan. Keseimbangan merupakan; (1) Titik berat tubuh disebut titik keseimbangan. Obyek tidak berubah (diam) Pada sikap berdiri normal manusia dewasa umumnya, titik berat terletak setinggi veterbrae saktalis ketiga atau setinggi oss sacrum sebelah atas. Seorang wanita agak lebih rendah sedikit karena panggul dan paha relatif lebih berat dan tungkai lebih pendek, 2) Stabilitas adalah tingkat keseimbangan.
Ruang lingkup ilmu kinesiologi pada hakikatnya hampir sama dengan model pendidikan gerak dalam orientasi nilainya, tetapi menggunakan kegiatan gerak untuk mempelajari dasar-dasar disiplin gerak manusia (misalnya fisiologi latihan, biomekanika, dan kinesiologi). Karena itu, model inipun disebut juga sebagai pendidikan disiplin keilmuan olahraga. Penekanan pembelajaran model ini adalah pada pengembangan keterampilan memecahkan masalah, khususnya dengan menggunakan kombinasi antara pembelajaran konsep dan prakteknya di lapangan. Tujuan utamanya adalah menumbuhkan dan mengembangkan pemahaman kognitif tentang bagaimana dan mengapa suatu keterampilan gerak berlangsung demikian. Model ini didasari dua pendekatan yang khas dalam studi kinesiologi, yaitu pendekatan pertama, isi atau materi diatur dalam sebuah unit-unit kegiatan, dan konsep-konsep disiplin utama diintegrasikan dengan pengajaran keterampilan; pendekatan kedua, unit-unit kegiatan diatur di sekitar konsep-konsep khusus yang menjadi prioritas di atas pengajaran keterampilan.
Dalam wilayah ini anak akan berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan daya (force), menyerap tenaga, mengatur keseimbangan, mengatur jarak, kecepatan, serta aliran gerak.
Praktek dalam kinesiologi adalah gerakan penilaian, kinerja, dan fungsi; dan rehabilitasi, pencegahan, dan manajemen gangguan untuk memelihara, merehabilitasi, dan meningkatkan gerakan, kinerja, dan fungsi di bidang olahraga, rekreasi, bekerja, olahraga, dan kegiatan umum kehidupan sehari-hari.


2. Hukum Gerak dalam PJOK
a. Konsep Hukum Gerak Newton
Gerak adalah proses perubahan tempat atau posisi dari suatu obyek ditinjau dari titik pandang tertentu. Hukum gerak dalam olahraga dikenal dengan hukum Newton. Hukum Newton terdiri dari 3 yang disebut dengan hokum Newton I, II, III tentang Gerak dan Penerapannya.
Hukum Newton Pertama
Hukum Pertama Newton tentang gerak sering pula disebut hukum kelembaman, kelembaman adalah sifat dasar dari sebuah benda. Yaitu benda akan mempertahankan kedaannya. Hukum pertama Newton berbunyi” sebuah benda yang diam akan tetap diam dan yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan selama tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya” atau bisa juga kalimatnya dibalik menjadi “ selama resultan gaya yang bekerja pada sebuah partikel sama dengan nol maka benda diam akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan tetap akan bergerak dengan kecepatan tetap” atau jika resultan gaya (jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda) bernilai nol, maka kecepatan benda tersebut konstan.

· Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.
Sebuah benda yang sedang bergerak, tidak akan berubah kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.
Hukum pertama newton adalah penjelasan kembali dari hukum inersia yang sudah pernah dideskripsikan oleh Galileo. Dalam bukunya Newton memberikan penghargaan pada Galileo untuk hukum ini. Aristoteles berpendapat bahwa setiap benda memilik tempat asal di alam semesta: benda berat seperti batu akan berada di atas tanah dan benda ringan seperti asap berada di langit. Bintang-bintang akan tetap berada di surga. Ia mengira bahwa sebuah benda sedang berada pada kondisi alamiahnya jika tidak bergerak, dan untuk satu benda bergerak pada garis lurus dengan kecepatan konstan diperlukan sesuatu dari luar benda tersebut yang terus mendorongnya, kalau tidak benda tersebut akan berhenti bergerak. Tetapi Galileo menyadari bahwa gaya diperlukan untuk mengubah kecepatan benda tersebut (percepatan), tapi untuk mempertahankan kecepatan tidak diperlukan gaya. Sama dengan hukum pertama Newton : Tanpa gaya berarti tidak ada percepatan, maka benda berada pada kecepatan konstan. Contoh nyata untuk konsep hukum kelembaman dalam kehidupan sehari-hari.
Misalkan kamu sedang naik kendaraan(mobil) yang bergerak atau melaju cepat tiba-tiba di rem mendadak. Apa yang terjadi dengan badan kamu? Pasti badan kamu akan terdorong kedepan. Atau contoh kedua ketika kamu sedang naik angkutan kota dengan laju tetap tiba-tiba angkutan kota digas atau kecepatnnya ditambah maka badan kamu akan terdorong ke belakang. Dari contoh pertama dan kedua memperlihatkan bahwa benda dalam hal ini cenderung akan mempertahankan keaadaannya. Jadi yang sedang bergerak akan tetap bergerak atau yang diam akan tetap diam bila tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya.
Hukum pertama Newton menyatakan keadaan keseimbangan sebuah partikel yaitu sebagai prasarat sebuah partikel berada dalam keadaan keseimbangan, yaitu sebuah partikel dikatakan seimbang bila ΣF = 0. Blogger disini menyebutnya sebagai partikel sebab kalau untuk benda ada syarat tersendiri yang akan dibahas terpisah dalam posting keseimbangan benda
Hukum Newton Kedua
Hukum ke-2 Newton tentang gerak sebagai dasar untuk mempelajari dinamika gerak lurus yaitu, ilmu yang mempelajari gerak dengan memperhitungkan penyebabnya. Sebelum dinamika gerak lurus adalah Kinematika gerak lurus yaitu yaitu: ilmu yang mempelajari gerak tanpa memperhitungkan penyebabnya. Hukum ke-2 Newton tentang gerak menyatakan bahwa percepatan yang diberikan oleh resultan gaya yang bekerja pada sauatu benda adalah sebanding dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda.
Satuan untuk gaya adalah kgm/s2 atau diganti dengan nama Newton seperti yang sudah dibahas dalam posting hukum pertama Newton. Satuan Newton “N” harus ditulis dengan huruf kapital karena Newton menunjukan nama orang. Untuk contoh konsep percepatan dan gaya misalnya pada saat kamu naik sepeda, atau naik sepatu roda ketika menuju jalan yang menurun, maka sepatu roda kamu akan bertambah kecepatannya. Artinya gerak kamu yang memakai sepatu roda mengalami penambahan kecepatan.
Gaya yang mengakibatkan benda jatuh di permukaan bumi atau sifat benda yang akan bergerak menuju kepermukaan bumi adalah gaya berat. Gaya berat adalah massa benda kali percepatan grafitasi
persamaan:
W = m.a
Keterangan:
W = weight
m = massa
a= percepatan grafitasi bumi
Hukum Newton Ketiga
Hukum Newton ke-3 tentang gerak mengatakan bahwa: Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda ke-2, maka benda ke-2 akan mengerjakan gaya pada benda pertama, yang besarnya sama dan arah berlawanan. Hukum Newton ke-3 tentang gerak ini memperlihatkan bahwa gaya ini akan ada bila ada dua benda yang saling berinteraksi. Pada hukum ke-3 Newton ini gaya-gaya selalu berpasangan. Jika benda P mengerjakan gaya pada benda Q, maka benda Q akan mengerjakangaya pula pada benda P. Yang besarnya sama tapi arah berlawanan.
Hukum Newton ke-3 tentang gerak ini dinamakan juga dengan hukum aksi-reaksi.
Faksi = Freaksi
Penjelasannya adalah bila benda P mengerjakan gaya pada benda Q dinamakan sebagai gaya aksi, sebaliknya bila benda Q mengerjakan gaya pada benda P dinamakan dengan gaya reaksi. Besar gaya aksi-reaksi selalu sama tetapi arah berlawanan.
Konsep fisika dari aksi reaksi adalah sebagai berikut:
Pasangan aksi reaksi ada bila dua benda berinteraksi
Aksi reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda
Aksi reaksi sama besar tetapi berlawanan arah

contoh pasangan gaya aksi reaksi adalah:
seorang anak memakai skate-board dan berdiri mengahadap tembok. Jika anak tersebut mendorong tembok (Faksi), maka tembok akan mendorong tangan dengan besar gaya yang sama tetapi berlawanan (Freaksi) sehingga anak tersebut terdorong ke belakang.
Saat palu besi memukul ujung paku berarti palu mengerjakan gaya pada ujung paku (Faksi) maka paku akan memberikan gaya pada palu (Freaksi)
Ketika kaki atlit renang menolak dinding tembok kolam renang (Faksi) maka tembok kolam renang kan mengerjakan gaya pada kaki perenang (Freaksi) sehingga perenang terdorong ke depan

Terdapat kesalahan pemahaman diantara para siswa dalam mempelajari aksi reaksi diantaranya. Pasangan gaya berat dan gaya normal sering dikatakan sebagai aksi reaksi. Kenyataannya berdasarkan konsep bahwa gaya berat dengan gaya normal bukan bekerja pada dua benda yang berbeda tapi bekerja pada satu benda yang sama jadi pasangan gaya berat dan gaya normal bukan aksi reaksi. Yang merupakan pasanganaksi -reaksi untuk sebuah benda yang di letakkan di atas meja adalah gaya berat atau gaya grafitasi benda yang ditarik bumi sebagai aksi maka benda pun akan menarik bumi sebagai gaya reaksi.
Gaya Normal (N) adalah gaya kontak yang bekerja dengan arah tegak lurus dengan bidang sentuh jika dua benda bersentuhan. Contoh bila sebuah kotak di letakkan di atas meja maka permukaan meja akan mengerjakan gaya pada kotak. Contoh lain jalan akan memberikan gaya pada permukaan ban yang bersentuhan dengan jalan. Pasangan gaya tarik gravitasi antar planet dan matahari juga termasuk pasangan gaya aksi reaksi.
b. Penerapan Hukum-Hukum Newton tentang gerak dalam Kehidupan
Hukum-hukum Newton tentang gerak dapat menjelaskan beberapa peristiwa gerak dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, alasan mengapa pengendara mobil dianjurkan untuk menggunakan sabuk pengaman. Menurut Hukum I Newton suatu benda akan cenderung mempertahankan kedudukannya. Jika benda diam, cenderung tetap diam, dan jika benda bergerak cenderung terus bergerak. Ketika naik mobil ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu mobil diam tiba-tiba bergerak dan ketika melaju kencang tiba-tiba mobil direm mendadak. Pada kemungkinan pertama (mobil diam tiba-tiba bergerak), tidak terlalu berbahaya karena tubuh akan tertahan oleh jok mobil, tetapi pada kemungkinan kedua (mobil tiba-tiba di rem) sangat berbahaya karena tubuh akan cenderung bergerak dan jika tidak menggunakan sabuk pengaman tubuh bisa terhenyak pada dashboard mobil. Seseorang akan mengalami gaya tekan dasboard mobil sebesar 10 kali berat badannya jika dihentikan mendadak pada kelajuan 70 km/jam.
Dengan menggunakan sabuk pengaman kecelakaan semacam itu dapat diminimalisiasi. Mobil-mobil terbaru selain dilengkapi sabuk pengaman, juga ditambah dengan balon udara yang akan menggembung jika terjadi tabrakan. Sabuk Pengaman Mengapa mobil perlu terus-menerus diinjak pedal gasnya agar kelajuan sepeda motor konstan? Selain gaya dorong mesin, mobil juga mengalami gaya-gaya gesekan baik dari mesin maupun udara. Menurut Hukum I Newton, agar benda bergerak dengan kelajuan konstan, resultan gaya harus sama dengan nol. Karena itu gaya gesekan ini harus diimbangi Ilmu Pengetahuan Alam 2 Paket 6 Penerapan Hukum-hukum Newton dalam Gerak 6 - 7 dengan gaya tarik/dorong mesin sepeda motor dengan cara digas. Ketika mobil bergerak dengan kelajuan konstan, gaya dorong mesin sama dengan gaya gesek.

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive