Saturday, June 11, 2022

ANDRAGOGI

 


Istilah yang sering dipakai sebagai perbandingan adalah pedagogi yang berasal dari kata paid, yang artinya anak, dan agogos, yang berarti memimpin/membimbing, dimana secara harfiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak. Karena pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak, maka memakai pendekatan pedagogi untuk orang dewasa tidak tepat, karena mereka bukan lagi anak-anak.

Tingkat ketergantungan anak-anak kepada orang dewasa masih tinggi dan menurun seiring dengan bertambahnya usia mereka. Karenanya praktek pedagogi lebih cocok pada anak-anak, yang berarti bahwa anak-anak dapat diajar untuk memperoleh suatu pengetahuan dan pengalaman tertentu. Berbeda halnya dengan orang dewasa, mereka sudah punya self directing, dan tingkat ketergantungan kepada orang lain berkurang. Orang dewasa lebih cenderung dibimbing, dimotivasi untuk memperoleh sesuatu yang pada akhirnya mereka sendiri dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Pendidikan orang dewasa berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedagogy). Pendidikan anak-anak akan berlangsung dalam bentuk asimilasi, identifikasi, dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa menitikberatkan pada peningkatan kehidupan mereka, memberikan keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang mereka alami dalam hidup mereka dan dalam masyarakat.

Perbedaan antara konsep andragogi dan pedagogi adalah bahwa konsep andragogi berkaitan dengan proses pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk hidup, sedangkan konsep pedagogi berkaitan dengan proses mewariskan kebudayaan yang dimiliki generasi yang lalu kepada generasi sekarang.

Terdapat 4 (empat) konsep untuk membedakan antara orang dewasa dan anak-anak, yaitu:

(1) konsep diri,

(2) konsep pengalaman,

(3) konsep kesiapan belajar, dan

(4) konsep perspektif waktu atau orientasi belajar. 

Perbedaan Andragogi dan Paedogogik sebagai berikut:

Pertama, jika dilihat dari sisi siswa atau pelajar;

Dalam pedagogi, siswa sangat tergantung pada guru. Guru mengasumsikan dirinya bahwa ia yang bertanggung jawab penuh terhadap apa yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Guru yang mengevaluasi hasil belajar. Sementara dalam andragogi, siswa kerap mandiri , siswalah yang mengarahkan dirinya untuk belajar apa dan bagaimana. Jadi, siswa yang bertanggung jawab atas belajarnya sendiri bukan guru, guru hanya sebatas fasilitator. Begitu pula dengan evaluasi, siswa perlu diberikan peluang yang cukup besar untuk melakukan evaluasi diri (self-assessment).

Kedua, dlihat dari sisi peran pengalaman siswa atau pelajar;

Dalam pedagogi, pengalaman guru yang lebih dominan. Siswa mengikuti aktifitas belajar, dimana ia sendiri tidak banyak mengalami sesuatu, kecuali sebagai peserta pasif. Sedangkan dalam andragogi, pelajar mengalami sesuatu secara leluasa. Pengalaman menjadi sumber utama mengidentifikasi penguasaan dirinya akan sesuatu. Satu sama lain saling berperan sebagai sumber belajar.

Ketiga, dilihat dari sisi orientasi terhadap belajar;

Dalam pedagogi, pembelajaran dianggap sebagai proses perolehan suatu pengetahuan yang telah ditentukan sebelumnya. Materi belajar telah diurutkan secara sistematis dan logis sesuai dengan topik-topik mata ajar. Sedangkan dalam andragogi sebaliknya. Pelajar harus memiliki keinginan untuk menguasai suatu pengetahuan/keterampilan tertentu, atau pemecahan masalah tertentu yang dapat membuat dirinya sendiri puas. Pelajaran harus relevan dengan kebutuhan tugas nyata pemelajar itu sendiri. Mata belajar didasarkan atas situasi pekerjaan atau kebutuhan real pelajar, bukan berdasarkan topik-topik tertentu yang sudah ditentukan.

Keempat, dilihat dari sisi motivasi belajar;

Dalam pedagogi, motivasi datang secara eksternal, artinya disuruh atau diwajibkan atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan tertentu. Dalam andragogi, motivasi lebih bersifat internal, datang dari diri sendiri sebagai wujud dari aktualisasi diri, penghargaan diri.

Pendidikan Orang Dewasa

            Sejak tahun 1920 pendidikan orang dewasa telah dirumuskan dan diorganisasikan secara sistematis. Pendidikan dewasa dirumuskan sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mancari jawabannya.

            Pendidikan orang dewasa (andragogy) berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedogogy). Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah.

            Ada perbedaan antara anak-anak dan orang dewasa jika ditinjau berdasarkan umur, ciri psikologis, dan ciri biologis. Ditinjau dari segi umur, seseorang yang berumur antara 16-18 tahun dapat dikatakan sebagai orang dewasa dan yang kurang dari 16 tahun dapat dikatakan masih anak-anak. Ditinjau dari ciri-ciri psikologis, seseorang yang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu tergantung pada orang lain, mau bertanggung jawab, mandiri, berani mengambil resiko, dan mampu mengambil keputusan, orang tersebut dikatakan telah dikatakan dewasa secara psikologis. Sedangkan ditinjau dari ciri-ciri biologis, seseorang yang menunjukan tanda-tanda kelamin sekunder pada laki-laki, antara lain tumbuhnya jakun pada leher, berubahnya suara menjadi besar dan berat, dan tumbuhnya bulu-bulupada tubuh seperti kumis, jenggot, cambang, bulu dada. Pada perempuan antara lain   terjadinya menstruasi dan tumbuhnya payudara.

            Pendidikan orang dewasa mempunyai beberapa definisi, tergantung pada penekanan yang dibuat oleh penyusun definisi itu. Sebagai contoh, UNESCO (Townsend Coles,1977 dalam lanudi, 1982) mendefinisikan pendidikan orang ewasa sebagai berikut.

Keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan apapun isi, tingkatan, metodenya, baik formal atau tidak, yang melanjutkan maupun menggantikan  pendidikan semula disekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan  mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang seimbang dan bebas.

            Menurut Bryson, pendidikan orang dewasa adalah semua aktivitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktu dan tenaganya (bukan seluruh waktu dan tenaga) untuk memperoleh peningkatan intelektualnya. Sedangkan Reeves, Fansler, dan Houle menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan oleh individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya.

 

Karakteristik Pendidikan orang dewasa sebagai berikut :

1. Orang dewasa telah memiliki lebih banyak pengalaman hidup.

2. Orang dewasa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.

3. Orang dewasa telah memiliki banyak peranan dan tanggung jawab.

4. Kurang kepercayaan pada kemampuan diri untuk belajar kembali.

5. Orang dewasa lebih beragam dari para pemuda.

6. Makna belajar bagi orang dewasa.

Tujuan POD secara umum terdapat beberapa tujuan :

1.      Pengembang kecerdasan / intelektual warga belajar,

2.      Aktualisasi dari indvidu peserta belajar

3.      Pengembangan personal dan sosial warga belajar

4.      Perubahan sosial (masyarakat)

5.      Pengembangan SDM dalam organisasi kerja ( efektivitas organisasi )

 

Berbeda dengan pedagogi, andragogi adalah suatu seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar". Andragogi diterapkan di perguruan tinggi.

Berbeda dengan pedagogi, gaya belajar dalam andragogi lebih independent (tidak bergantung). Warga belajarlah yang mengarahkan dirinya untuk belajar apa dan bagaimana. Jadi, warga belajar yang bertanggung jawab atas belajarnya sendiri bukan guru, guru hanya sebatas fasilitator. Begitu pula dengan evaluasi, warga belajar perlu diberikan peluang yang cukup besar untuk melakukan evaluasi diri (self-assessment).

 Misalnya, saat kuliah sekarang, gaya belajar yang diberikan lebih bebas tergantung apa yang membuat warga belajar merasa nyaman. Saat perkuliahan, guru juga tidak hanya menjelaskan/ ceramah, tapi juga diberikan kesempatan untuk menjelaskan. Dalam andragogi warga belajar juga diharapkan untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar teorits tetapi sudah terpusat pada kehidupan nyata. Misalnya, dalam beberapa mata kuliah saya dan warga belajar lainnya juga diberikan tugas untuk observasi langsung ke lapangan. 

RPP PJOK KELAS 7 SMS GANJIL

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

 

   SatuanPendidikan         :   S M P N 

   Kelas/Semester               :  VII / 1 (Ganjil )

Mata Pelajaran              :  Pendikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan          

Tema/Topik                    :  Teknik Dasar Sepak Bola/ Menggiring bola kaki bag.Luar

Pertemuan ke                 :  1      

Waktu                             :  3 x 40 menit ( 1 x pertemuan )

 

A. Kompetensi Inti :           

1.    Menghargai dan menghayati ajaran agam yang dianut.

2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong) santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3.    Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,  seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4.    Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar :               

2.1  Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani, permainan, dan olahraga.

2.2  Berperilaku sportif dalam bermain.

2.3  Bertanggung jawab dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran serta men jaga keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.

2.4  Toleransi dan mau berbagi dengan teman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik

2.5  Disiplin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.

2.6  Memahami pengetahuan modifikasi teknik dasar permainan bola besar.

2.7  Memahami konsep keterampilan gerak fundamental permainan bola besar.

2.8  Mempraktikkan modifikasi teknik dasar permainan bola besar dengan  menekankan gerak dasar fundamentalnya

C. Indikator Pencapaian Kompetensi :

2.1.1 Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran .

2. 1.2 Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.

2.1.3 Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran .

2.1.4 Menjelaskan teknik dasar menggiring dalam permainan sepak bola.

2.1.5 Melakukan/mempraktekkan teknik dasar menggiring dalam permainan sepak bola .

 

D.  Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:

1.         Membiasakan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

2.         Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.

3.       Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.

4.         Melakukan sikap awal menggiring dengan kaki bagian luar dengan benar

5.         Melakukan sikap perkenaan bola pada saat menggiring dengan kaki luar dengan benar

 

E.  Materi Pembelajaran :

  1. Tehnik menggiring bola.

Menggiring bola adalah salah satu karakteristik sepak bola yang dominan. Tujuan utama menggiring bola adalah untuk secara umum tujuan menggiring bola adalah melewati lawan, mendekati sasaran, mengecoh lawan, dan merubah irama permainan lawan. Macam dari tehnik menggiring bola meliputi :

a. menggiring dengan kaki bagian dalam,

b. menggiring dengan kaki bagian luar

c. menggiring dengan punggung kaki

            Elemen dasar dalam pelaksanaan melakukan teknik menggiring menggunakan kaki bagian luar  yang baik adalah : a). Salah satu kaki sebagai tumpuan pada saat menggiring bola b).Posisi badan sedikit condong ke depan c).Pandangan mata mengarah ke bola dan kedepan d).Perkenaan Bola tepat pada kaki bagian  luar sebanyak mungkin e).laju arah bola ke depan selalu dalam pengusaan salah satu kaki bagian luar.

  1. Pembelajaran menggiring bola dengan kaki bagian luar

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

a) Berdiri sikap melangkah, dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang.

b) Badan condong ke depan.

c) Letakkan bola di depan kaki kiri bagian dalam segaris dengan kaki kanan.

d) Bola ditendang dengan menggunakan kaki kanan bagian luar dengan perlahan-lahan  sehingga bola bergulir perlahan ke depan.

e) Lakukan gerakan tersebut berulang-ulang hingga kamu dapat mengontrol jalannya bola. Setelah lancar menggunakan kaki kanan, sekarang coba lakukan dengan menggunakan kaki bagian kiri.

3. Bentuk-bentuk Pembelajaran Teknik Menggiring Bola

a) Pembelajaran menggiring bola berpasangan dan berhadapan dengan jarak kurang lebih 5 – 7 meter.

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

(1) Berdiri berhadapan dengan jarak 5 – 7 meter dari temanmu.

(2) Lalu kamu menggiring bola menggunakan kaki kanan bagian dalam dan luar ke arah temanmu dan mengoperkan ke temanmu.

(3) Kemudian temanmu menggiring bola kembali ke posisi awal kamu berdiri.

(4) Selama pembelajaran ini coba kamu saling mengamati dan memberikan saran perbaikan dengan temanmu. Setelah lancar menggunakan kaki kanan, coba lakukan gerakan yang sama dengan menggunakan kaki kiri.

Gambar 1.16 Pembelajaran menggiring bola dengan berpasangan dan berhadapan

b) Pembelajaran menggiring bola dengan berlari berantai memutar bendera dalam

bentuk kelompok.

Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

(1) Pasangkan sebuah bendera di lapangan permainan.

(2) Setelah itu berdiri dengan jarak 7 – 10 meter menghadap ke bendera.

(3) Lakukan gerakan menggiring bola dengan menggunakan kaki kanan bagian

dalam dan luar secara bergantian, sesampai di bendera berputar kembali ke titik awal.

(4) Setelah lancar menggunakan kaki kanan, lakukan gerakan yang sama dengan menggunakan kaki kiri.

(5) Variasikan pembelajaran ini dengan memvariasikan menggiring bola dengan menggunakan kaki kanan dan kiri secara bergantian. Selama pembelajaran, coba rasakan perkenaan bola dengan kaki dan kekuatan yang digunakan untuk menggiring bola.

Gambar 1.17 Pembelajaran menggiring bola dengan sambil berlari berantai

c) Pembelajaran menggiring bola mengikuti gerakan teman yang di depan

Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

(1) Carilah teman secara berpasang-pasangan (satu di depan dan satu di belakang).

(2) Kemudian menggiring bola dan temanmu mengikuti dari belakang.

(3) Menggiring bola dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam dan

kaki bagian luar secara bergantian.

(4) Teman yang dibelakangmu berusaha merampas bola yang kamu giring/kuasai.

(5) Apabila bola tersebut berhasil bersentuh oleh temanmu, maka giliran teman

yang menggiring bola.

(6) Lakukan pembelajaran ini berulang-ulang dengan waktu 3 – 5 menit.

Gambar 1.18 Pembelajaran menggiring bola dengan mengikuti gerakan teman

 

d) Pembelajaran lomba dalam menggiring bola melewati bendera yang dipasang zig-zag.

Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

(1) Buatlah tiga kelompok yang jumlah pemainnya sama banyak.

(2) Pancangkanlah bendera 5 buah bendera dengan jarak 1 – 1,5 meter.

(3) Kemudian masing-masing kelompok berdiri berbaris berbajar menghadap

bendera yang dipasang 15 – 20 meter di depannya.

(4) Setelah ada aba-aba dimulai, pemain yang paling depan menggiring bola ke depan

dengan zig-zag sampai bendera terakhir dan berbalik arah ke bendera pertama.

(5) Pemenangnya adalah kelompok yang terlebih dahulu menyelesaikan aktivitas

menggiring bola, tanpa melakukan kesalahan.

Coba diskusikan dengan teman, cara menggiring bola yang bagaimana paling

baik dilakukan dalam menyelesaikan menggiring bola.

Gambar 1.19 Pembelajaran menggiring bola dengan melewati bendera yang dipasang zig-zag

e) Bermain sepakbola dengan sederhana

Peserta didik telah mempelajari teknik menendang, mengontrol dan menggiring bola. Sekarang coba terapkan dalam permainan sepakbola dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi dengan teman-teman.

Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

(1) Jumlah pemain 12 orang (untuk dua tim) masing-masing 6 pemain untuk satu tim.

(2) Pada garis lapangan dipasang gawang atau tiang bendera kecil.

(3) Lapangan yang dapat digunakan adalah lapangan basket atau bolavoli yang memiliki garis tengah.

(4) Tiap tim menempatkan 3 pemain penyerang pada daerah lapangan lawan dan 2 pemain bertahan pada daerah lapangan sendiri.

(5)Setiap pemain berusaha mempertahankan gawangnya dan melakukan serangan.

(6) Pemain bertahan dan penyerang hanya boleh bergerak di daerah yang ditempatinya.

(7) Bila pemain bertahan dapat merebut bola segera berikan operan pada temannya yang ada di daerah lawan.

(8) Tim dianggap menang apabila dapat memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin.

(9) Waktu permainan untuk setiap tim 10 – 15 menit.

F.   MetodePembelajaran.

1.      Pendekatan: saintifik (scientific)

  1. Metode: penugasan.

 

G.  Kegiatan Pembelajaran.

 

 

KEGIATAN

DISKRIPSI

WAKTU

Pendahuluan

·       Berbaris, berdoa, presensi, dan apersepsi

·       Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

(alokasi waktu ini sudah memperhitungkan waktu peralihan dari mapel lain)

 

15 menit

inti

Ø  Pemanasan dengan pendekatan bermain menggiring tangkap bola besar serta peregangan statis dan dinamis.

Ø  Guru mendemonsrasikan gerakan menggiring dengan kaki bagian luar dengan bantuan beberapa peserta didik

Ø  Peserta didik mengamati gerakan yang dilakukan oleh guru

Ø  Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang gerakan yang di demonstrasikan oleh guru

Ø  Peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba gerakan yang di demontrasikan oleh guru yaitu teknik dasar menggiring, dengan urutan sebagai berikut :

Ø Rincian tehnik menggiring :

Teknik menggiring kaki bagian luar

Teknik dasar menggiring Bola dengan menggunakan kaki bagian luar  yang baik adalah : a). Salah satu kaki sebagai tumpuan pada saat menggiring Bola b).Posisi badan sedikit condong ke depan c).Pandangan mata mengarah ke Bola dan kedepan d).Perkenaan Bola tepat pada kaki bagian  luar sebanyak mungkin e).laju arah bola ke depan selalu dalam pengusaan salah satu kaki bagian luar

 

1.                                                                                                                   3. Menggiring dengan pung         

2.                                                                                                                   4. Menggirin

85 menit

 

Ø Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model    resiprokal/timbal-balik

Ø Kelas dibagi menjadi 4 kelompok

Ø Siswa mengambil bahan ajar yang disiapkan oleh guru, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap kelompok.

Ø Siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya

Ø Siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali melakukan teknik dasar menggiring, seterusnya dilakukan secara bergantian sampai semua anggota kelompok melakukan tehnik menggiring  dan yang lain menjadi pengamat

Ø Siswa melaksanakan tugas gerak, dan menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

Ø Bermain sepak bola dengan menerapkan apa yang telah dipelajari

 

 

Penutup

Ø Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar (alokasi waktu ini sudah memperhitungkan persiapan mengikuti mapel lain)

Ø Melakukan refleksi dengan tanya jawab kepada peserta didik

Ø Menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran

20 Menit

 

H.  SumberBelajar

-          Ruang terbuka yang datar dan aman

-          Bola, rompi

-          Buku teks

-          Buku referensi, Buku Pegangan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII, Kemdikbud

F.  Penilaian

      1.   Teknik penilaian:

-       Tes unjuk kerja (keterampilan): 

Lakukan teknik dasar menggiring

Keterangan: PERLU KRITERIA

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive