a. Pengertian Angka
Memahami suatu angka
dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang
sederhana maupaun yang rumit. Angka merupakan lambang dari suatu bilangan.
Menurut Sriningsih (2008: 62) bilangan merupakan salah satu standar isi dari
kurikulum NCTM (National Council of Teacher Mathematis) yang meliputi
hubungan satu-satu (one-toone correspondence), berhitung, angka, nilai
tempat, operasi bilangan bulat, dan pecahan. Pengembangan kepekaan bilangan
salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak. Peka terhadap
bilangan berarti tidak sekedar menghitung. Kepekaan bilangan itu mencakup
pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu.
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia I, angka adalah banyaknya benda, jumlah. Sedangkan angka
(Sudaryanti, 2006: 1) adalah suatu konsep matematika yang bersifat abstrak yang
sangat penting untuk anak sebagai landasan dasar penguasaan konsep matematika
di jenjang pendidikan selanjutnya. Macam-macam angka menurut Sudaryanti (2006:
1-4) adalah sebagai berikut: a) angka kardinal, b) angka ordinal, c) angka
asli, d) angka komposit (positif), e) angka sempurna, f) angka cacah, g) angka
bulat, h) angka pecahan.
Menurut Soedadiatmodjo
(1983: 73) “angka adalah suatu lambang atau notasi untuk bilangan dan bilangan
tidak dapat ditulis, yang ditulis adalah lambangnya”. Sedangkan menurut Slamet
Suyanto (2005: 158) angka yaitu simbol dari kuantitas. Anak bisa menghubungkan
antara banyaknya benda dengan simbol angka. Angka 1 sampai 10 merupakan simbol matematis
dari banyaknya benda. Pada awalnya anak tidak mengetahui bahwa angka tersebut
merupakan simbol dari banyaknya benda.
Ketika kepekaan
terhadap bilangan anak-anak berkembang, mereka menjadi semakin tertarik pada
hitung-menghitung. Menghitung ini menjadi landasan bagi pekerjaan dini
anak-anak dengan bilangan. Bilangan digunakan untuk menggambarkan banyaknya
anggota atau himpunan. Seperti pendapat
Sutawidjaya (1992: 20) bahwa bilangan merupakan sebuah kumpulan atau
himpunan. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk
pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili
suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan.
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angka adalah simbol ataupun lambang
yang mewakili jumlah benda berupa angka. Penguasaan konsep jumlah merupakan
dasar berkembangnya kemampuan mengenal angka yang diawali anak dengan lebih
dulu mengenal makna bukan langsung diminta menghafal bentuk angka karena selain
anak tidak tahu artinya, hal tersebut juga sulit bagi anak. Pemahaman konsep
angka berkembang seiring waktu dan kesempatan yang diberikan pada anak untuk
mengulang kegiatan dengan sekelompok benda dan membandingkan jumlah bendanya.
b.
Perkembangan Kemampuan Mengenal Angka pada Anak TK
Beberapa anak TK pada
mulanya akan belajar nama-nama bilangan tetapi belum mampu menilai
lambang-lambangnya. Anak-anak bisa menyebut, satu, dua, tiga, tetapi tidak
mampu mengidentifikasi angka 1 dengan kata satu. Seringkali bilangan disebut
seperti rangkaian kata-kata tanpa makna yang berkaitan dengan bilangan itu.
Sejalan dengan pertumbuhan dan pengalaman, anak TK awalnya mengembangkan konsep
satu dan lebih banyak dari satu.
Berdasarkan Kurikulum
Taman Kanak-Kanak 2010 tingkat pencapaian perkembangan kognitif anak usia 4-5
tahun pada konsep bilangan, lambang bilangan yaitu:
a. Mengetahui
konsep banyak dan sedikit.
b. Membilang
banyak benda satu sampai sepuluh.
c. Mengenal
konsep bilangan dan lambang bilangan.
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kemampuan berhitung pada
anak TK kelompok A adalah anak mulai mengenal bilangan 1-10, menghitung
banyaknya benda 1-10, dan menghubungkan jumlah benda dengan lambang bilangan
atau angka 1-10. Pemahaman tentang bilangan diperoleh anak dengan menghitung benda-benda
konkret dan memasangkan lambang bilangannya. Setelah anak paham dengan konsep
bilangan melalui benda konkret, selanjutnya benda konkret dapat diganti
menggunakan gambar.
c. Cara Mengenalkan Angka pada Anak TK
Pada mulanya anak dapat
menghitung satu, dua, tiga dan seterusnya tapi belum memahami arti atau
maknanya. Bagi anak yang belum memahami bilangan, anak akan menghitung dari
mana saja dan kadang diulang-ulang. Anak belum bisa mengurutkannya. Angka
merupakan simbol dari suatu bilangan. Sehingga dalam mengenalkan angka, anak
harus mengenal suatu bilangan terlebih dahulu. Menurut Sudaryanti (2006: 5) ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan konsep bilangan pada anak
yaitu:
1). Menghitung
dengan jari
Berlatih menghitung
permulaan dengan jari tangan akan lebih mudah dipahami anak, karena anak dapat
melakukan proses membilang sendiri dengan jari tangannya. Guru dapat bertanya
berapa jumlah jari tangan kananmu? Lalu dilanjutkan jumlah jari tangan kiri.
Kemudian membandingkan jumlah jari tangan kanan dan kiri, selanjutnya
menghitung bersama-sama.
2). Menghitung
benda-benda
Anak dapat diajak
menghitung benda-benda yang ada disekitarnya. Di kelas anak bisa diajak
menghitung berapa banyaknya teman, jumlah kursi, meja, almari, rak buku, pintu,
jendela dan sebagainya. Dilanjutkan dengan benda-benda yang dilihat dijalan,
misalnya roda sepeda atau mobil.
3). Berhitung
sambil berolahraga
Anak diminta membuat
lingkaran kemudian guru menyuruh anak secara bergantian untuk membilang 1-5
sampai semua dapat nomor. Guru menyuruh anak untuk mengingat nomor
masing-masing supaya waktu guru membilang anak dapat menyebutkan sesuai dengan
nomornya.
4). Berhitung
sambil bernyanyi
Bernyanyi dapat
mengenalkan konsep bilangan pada anak. Guru dapat memilih lagu yang sesuai
dengan bilangan yang akan dikenalkan, misalnya satu-satu aku sayang ibu,
balonku, anak ayam dan seterusnya.
5). Menghitung
diatas sepuluh
Biasanya anak akan
kesulitan dalam menghitung diatas sepuluh yaitu pada bilangan 11. Bilangan
12-19, pada prinsipnya sama yaitu angka tersebut ditambah dengan “belas”
seperti “dua-belas”, “tiga-belas”, dan seterusnya. Tetapi untuk “se-belas”
memang perkecualian tidak “satu-belas” kata satu diganti se yang artinya satu.
Untuk itu guru perlu memperkenalkan polanya. Setelah anak tahu polanya maka
anak akan mahir dalam menghitung sendiri.
Sedangkan menurut
Slamet Suyanto (2005: 68), konsep bilangan dapat dikenalkan pada anak melalui
cara-cara sebagai berikut:
a. Menghitung
dengan jari
Hampir semua orang berlatih menghitung
permulaan dengan jari tangannya. Guru dapat memulai dengan bertanya misalnya
“Berapa banyak jari tangan kita ya?. Apakah jari tangan kanan sama banyak dengan
jari tangan kiri? Siapa bisa menghitung?”.
b. Bermain
domino
Kartu domino berisi lingkaran yang
merepresentasikan bilangan dari kosong sampai 12. Kartu tersebut baik untuk
melatih anak menghitung dan mengenal pola.
c. Menghitung
benda-benda
Orang tua dan guru dapat melatih anak
menghitung benda apa saja dan dimana saja.
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas, untuk mengajarkan angka pada anak dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Cara-cara yang dapat dilakukan harus tepat, menyenangkan dan
menarik bagi anak. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengenalkan angka
adalah melalui penggunaan benda konkret. Melalui penggunaan benda-benda yang
konkret, dapat membantu anak untuk bisa memahami suatu angka dengan benar.