PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini terutama pada usia 0-6 tahun, merupakan waktu yang penting dalam membentuk kemampuan literasi anak. Pada usia 5-6 tahun, anak-anak mulai mengenal bunyi alfabet dan tertarik pada nama-nama benda di sekitar mereka, menunjukkan perkembangan dalam membaca dan menulis.
Pada abad ke-21, literasi dianggap sebagai aspek penting yang dibangun pada anak usia dini. Menguasai literasi adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki sebagai bagian dari kecakapan hidup. Program Gerakan Literasi Nasional (GLN) diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2015 untuk memperluas pemahaman literasi dan melibatkan enam keterampilan literasi dasar, termasuk membaca dan menulis, matematika, sains, digital, keuangan, serta budaya dan kewarganegaraan (Sari et al., 2023).
Kemendikbud (2019) menjelaskan hasil survei PISA pada tahun 2018 menunjukkan penurunan dibandingkan hasil PISA pada tahun 2015. Pada tahun 2018, penelitian dilakukan dengan mengevaluasi 600.000 remaja yang berusia 15 tahun dari 79 negara, dalam interval waktu pengukuran tiga tahun sekali. Adapun untuk kategori literasi, Indonesia berada pada peringkat ke-74 dengan skor 371, matematika peringkat ke-73 dengan skor 379, dan sains berada pada peringkat ke-73 dengan skor 396. Sedangkan dalam hasil studi Indonesia dalam kategori literasi berada pada peringkat ke-64 dengan skor 397, matematika peringkat ke-63 dengan skor 386, serta sains berapa pada peringkat ke-62 dengan skor 43 (Febriani et al., 2023).
Literasi merupakan proses yang kompleks yang melibatkan pembangunan pengetahuan sebelumnya, budaya, dan pengalaman untuk mengembangkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih mendalam (Abidin, dkk, 2017). Literasi diartikan sebagai proses membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, melihat dan berpendapat (Kuder dan Hasit dalam Nuraeni, 2016). Literasi secara umum juga didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis serta menggunakan bahasa lisan. National Institutes of Children and Human Development (dalam Nuraeni, 2016) menerangkan bahwa literasi dini adalah kemampuan membaca dan menulis sebelum anak benar-benar mampu membaca dan menulis. Multnomah Public Library dan NICHD (National Institute of Child Health and Human Development) (dalam Nuraeni, 2016), mengungkapkan bahwa ada enam keterampilan yang harus dimiliki anak untuk mencapai perkembangan kemampuan literasi dini yang baik. Keenam keterampilan tersebut adalah vocabulary skill (keterampilan kosa kata), print motivation skill (tertarik terhadap simbol/tulisan cetak), print awareness skill (keterampilan mengenali dan kesadaran akan tulisan), narrative skill (kemampuan bercerita), letter knowledge skill (keterampilan mengenal huruf), dan phonological awareness skill (kesadaran fonologis)(Ari Putri & Yudiana, 2021).
Era digital telah mentransformasikan paradigma interaksi manusia dengan lingkungannya, salah satunya dalam dunia pendidikan. Media sosial telah muncul sebagai pendorong signifikan perubahan ini. Dalam konteks kehidupan pelajar, media sosial bukan sekedar platform komunikasi tetapi entitas dinamis yang menembus aspek-aspek penting kehidupan, seperti pembelajaran, hiburan sehari-hari, dan bahkan menjadi media sosial. media komunikasi dalam lingkungan keluarga, rekan kerja, dan untuk komunikasi di ruang publik (Fallah et al., 2024).
Pendidikan Anak-anak yang lahir setelah tahun 20 merupakan generasi Alpha. Anak generasi ini merupakan generasi yang paling akrab dengan fasilitas internet sepanjang masa. Generasi yang paling akrab dengan teknologi digital dan generasi yang diklaim paling cerdas dibanding generasi-generasi sebelumnya. Keberadan era digital dan kemajuan teknologi, telah di prediksi oleh McCrindle bahwa anak-anak kita pada generasi Alpha tidak lepas dari gadget, kurang bersosialisasi, kurang daya kreativitas, dan juga bersikap individualis.Generasi Alpha menginginkan hal-hal yang instan dan kurang menghargai proses. Keasyikan mereka dengan gadget membuat mereka tereleminasi secara sosial. Pandangan ini merupakan ancaman yang serius jika tidak lakukan langkah konkrit untuk memanfaatkan kemandirian, kemampuan literasi anak dan pertumbuhan yang baik pada anak-anak.
Sejalan dengan tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sehingga memiliki kesiapan untu memasuki pendidikan lebih lanjut. Keberadaan fasilitas digital kebanyakan digunakan untuk media sosial, dalam hal ini yang disukai anak-anak adalah media sosial youtube. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Youtube berperan sebagai media informasi dan ilmu pengetahuan bagi anak dalam menambah wawasan, terkhusus dalam mempermudah tugas yang diberikan oleh sekolah, serta orang tua berusaha untuk bisa menyesuaikan diri dalam dunia yang anak jalani dalam menggunakan teknologi, memberikan ruang kepada anak dalam mengeksplor apa yang dia dapat di Smartphone yang anak gunakan dengan memberikan arahan, nilai moral dan nilai religious serta batasan-batasan yang tidak mengekang anak (Resti Retno Sari et al., 2023).
Hasil wawancara dan observasi di TK Trisula memiliki anak sebanyak 31 yang terbagi menjadi 2 kelompok belajar A dan B, dengan jumlah anak A sebanyak 19 anak dan B sebanyak 12 anak dengan menggunakan model pembelajaran klasikal. Pada anak kelompok B 7 dari 12 anak masih terdapat permasalahan yaitu kesulitan dalam mengenal huruf, terutama huruf kecil seperti b, d, dan p. Mereka juga kesulitan menulis huruf terbalik seperti w atau m.
Berdasarkan latar belakang maka peneliti mengambil batasan masalah bahwa tentang perkembangan kemampuan literasi anak usia dini. Untuk itu penulis mengambil judul “Pengaruh penggunaan media sosial terhadap perkembangan kemampuan literasi pada anak usia dini”.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1) Bagaimana kondisi kemampuan literasi pada anak usia dini ? 2) Bagaimana pengaruh penggunaan media sosial terhadap perkembangan kemampuan literasi pada anak usia dini?. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui kondisi kemampuan literasi pada anak usia dini; 2) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap perkembangan kemampuan literasi pada anak usia dini.
STATE OF THE ART
Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran menggunakan AR terhadap kemampuan literasi anak. Sehingga dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran menggunakan AR terhadap kemampuan literasi anak (Adhe et al., 2023).
Hasil dari eksperimen yang telah diketahui pada hasil pretest 19,1% sedangkan hasil postets 28,25%. Dengan demikian kesimpulan pengaruh yang diberikan pada pemberian penggunaan youtube dengan berdasarkan uji-t dengan menunjukan nilai probilitas 0,0 tingkat kemampuan literasi numerasi dengan penggunaan youtube. Saran penggunaan youtube dapat menjadi solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah yang ada pada peserta didik (Resti Retno Sari et al., 2023).
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan dalam kelompok eksperimen. Sedangkan, nilai signifikansi pretest kontrol dan posttest kontrol adalah 0,025 > 0,05, yang menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran discovery learning dengan media audiovisual terhadap literasi anak dalam kelompok B di TK Dharma Wanita Bulus (Sari et al., 2023).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan media realia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan literasi sains anak usia dini. Penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media realia dapat menjadi alternatif yang efektif dan menarik dalam meningkatkan kemampuan literasi sains pada anak kelompok A TK Islam Raden Patah Surabaya (Febriani et al., 2023).
Di dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari data primer yang didapatkan melalui observasi. Hasil penelitian gain ternormalisasi menggunakan media buku cerita rakyat melayu Riau terhadap kemampuan literasi budaya pada anak dengan kategori sedang. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam mengembangkan dan memperkenalkan cerita rakyat Melayu Riau berbasis budaya lokal pada anak usia 5-6 tahun (Kurnia et al., 2023).
Hasil penelitian berdasarkan analisis MANOVA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh implementasi model pembelajaran induktif kata bergambar terhadap perkembangan sosial emosional dan kemampuan literasi dini pada anak kelompok B taman kanak-kanak dengan hasil perhitungan F = 73,689 dengan signifikansi < 0,05. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh implementasi model pembelajaran induktif kata bergambar terhadap perkembangan sosial emosional dan kemampuan literasi dini pada anak usia dini (Ari Putri & Yudiana, 2021).
Hasil kemampuan literasi awal anak yang memiliki keterampilan sosial tinggi rata-rata sebesar 81,45, sedangkan dengan keterampilan sosial rendah memiliki rata-rata sebesar 77,33. Hasil uji Anava diketahui hitung sig=0,004<sig=0,05 maka terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran visual dan keterampilan sosial terhadap kemampuan literasi awal anak (Wilda Arfah Ritonga, Rosmala Dewi, 2023).
Hasil penelitian menunjukan bahwa literasi digital berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku sosial anak usia dini. Artinya, literasi digital dapat memprediksikan perilaku sosial pada anak usia dini. Literasi digital memberikan sumbangan efektif sebesar 12,7% terhadap perilaku sosial anak usia dini (Drupadi et al., 2022).
Hasil penelitian terdapat pengaruh Media televisi online berpengaruh terhadap kemampuan literasi digital anak usia dini. Kesimpulan dari penelitian bahwa media televisi online berpengaruh terhadap kemampuan literasi digital; persamaan regresi kemampuan literasi digital atas media televisi online adalah linear atau berupa garis linear; koefisien determinasi R Square = 0,460, yang mengandung makna bahwa 46,0% variasi variabel Kemampuan Literasi Digital dapat dipengaruhi oleh Media televisi online (Ernabudiarti & Hesrawati, 2023).
hasil yang diperoleh yaitu media sosial dapat berdampak baik bagi pola pikir anak usia dini jika pengguaannya dengan pengawasan orang tua sebagai edukasi pertama anak usia dini. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu penggunaan media sosial bagi kalangan anak usia dini harus mendapat perhatian khusus dari orang yang lebih tua untuk meninjau generasi muda yang cerdas bagi nusa dan bangsa (Siswanto et al., 2022)
Dampak positif dari media sosial adalah anak memiliki kesempatan jangka panjang untuk mengulang pelajaran yang tersedia di youtube dan google, anak dapat mengenal dan menggunakan teknologi dalam pembelajaran, anak dapat secara kreatif menggunakan teknologi untuk mentransfer pengetahuan, dan lain sebagainya. Sedangkan dampak negatifnya adalah timbulnya kemalasan anak dalam menyelesaikan tugas, tingkat emosi anak meningkat, sifat anak menurun dalam hubungannya dengan guru dan orang lain, penggunaan handphone untuk belajar cara menggunakannya di handphone (media sosial) juga turun dalam perilaku lainnya (Handayani & Maharani, 2022).
Mengingat kemudahan informasi yang dapat diakses tanpa batas, hal ini sejatinya sangat baik, namun juga terdapat ancaman yang bisa saja menjadi dampak buruk pada perilaku anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari media social youtube terhadap anak usia dini. Subjek penelitian adalah orang tua yang mempunyai anak usia dini.Data dikumpulkan dengan pengisian kuisioner melalui google form. Hasil penelitian menunjukan bahwa media social youtube lebih memberikan dampak negatif daripada dampak positif terhadap anak usia dini (Sawitri, 2023).
Berdasarkan 15 naskah yang berhasil terpilih, disebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi pengembangan literasi digital anak usia dini di Indonesia adalah (1) kemampuan literasi digital pendamping, (2) pola pendampingan, (3) ketersediaan perangkat pendukung (4) metode penyampaian (Sipahutar & Fakultas, 2020).
Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada 80 responden yang terdiri dari anak-anak berusia 3-5 tahun dapat ditarik kesimpulan bahwa memang ada hubungan literasi digital pada perilaku anak usia dini di PAUD Farhati Depok. Sebesar 55.0% responden memiliki perilaku yang baik dengan adanya literasi digital ini. Sisahnya sebesar 45.0% persen memiliki perilaku yang buruk akibat literasi digital ini. Diperlukan peran orang tua serta pihak di PAUD Farhati Depok dalam mendampingi dan mengedukasi anak manfaat serta bahaya dalam menggunakan gadget/peralatan elektronik lainnya. Beri penjelasan tentang apa yang sedang dipelajari. Ketika anak tertarik pada hal atau konten yang menurut orang tua atau pihak guru kurang sesuai, beritahu mereka mengapa ini baik atau mengapa yang lainnya tidak baik(Sipahutar & Fakultas, 2020) .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 0,028 <0,05 adalah signifikan hubungan antara fasilitas dengan literasi digital media sosial youtube anak atau dengan kata lain ada hubungan antara variabel. Arah hubungan dilihat dari angka koofesien korelasi hasilnya bernilai positif dengan 0,228 disebut memiliki hubungan positif atau searah yang bermakna bahwa jika fasilitas (Alat dan Rumah) semakin nyaman (memadai/memuaskan) maka literasi digital media sosial anak semakin baik dan meningkat. Di dukung dengan bimbingan yang terarah dan terukur oleh orang tua dan keluarga di rumah (Salehudin, 2020)
The effectiveness test results show that children's cognitive abilities in recognizing numbers 1-10 have increased by 10.50% with a positive rating of 210.00. So, this game is appropriate and efficient for improving cognitive abilities regarding the number symbols 1-10 (Simatupang et al., 2023).
This research contributes significantly to understanding the influence of social media on students' literacy, with implications for the development of more effective educational strategies. Future research should consider expanding the sample and incorporating more diverse age groups, cultures, and regions. Additionally, careful consideration of control variables, employing more valid measurements, and adopting research designs that integrate quantitative and qualitative approaches can enhance the accuracy and depth of findings. The development of tailored interventions to enhance social media usage and support literacy could be a focal point for future research (Fallah et al., 2024).
Therefore, teachers should modify plans and play activities to strengthen literacy and numeracy skills for special needs children to help them embark on primary school. Teachers expect necessary support for their improvement through training and guidance in dealing with special needs children, especially in developing their literacy and numeracy (Diana et al., 2023).
The findings of this research can offer valuable insights into improving the understanding of the factors that influence emotional dysregulation in early childhood and intervention strategies to address the issues that arise as a result (Warmansyah et al., 2023).
The study concluded that pre-service Biology teachers use social media and it is affecting their study habits, and in turn their learning outcomes. It is therefore, recommended that the college should provide adequate training to equip pre-service teachers with necessary skills to maximize the utilization of social media applications to boost their learning outcomes (Adeoye & Adewumi, 2024)
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa media sosial memberikan dampak terhadap perkembangan anak usia dini. Pada penelitian yang akan dilakukan lebih menekankan pada pengaruh media sosial terhadap perkembangan linterasi pada anak usia dini.
No comments:
Post a Comment