Pembelajaran saintifik merupakan
pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun
pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan
adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains,
terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito: 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
siswa (Zamroni: 2000; Semiawan: 1998).
Pembelajaran
saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses
pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan
pada keterampilan proses.
Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem
penyajian materi secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini menekankan pada proses
pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswa dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran,
guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan
kegiatan belajar siswa.
Dalam model ini siswa diajak untuk
melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran
melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan
(scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan
demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep,
dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses
pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan
pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai
yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Di dalam model ini juga tercakup
penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau
gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan
melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains
menekankan pada kemampuan siswa dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan
yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan
generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston: 1988). Dengan demikian siswa
lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam
memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai
organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis
keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa
melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses
konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada
hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu
kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam
mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Sesuai
dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi
sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
·
Kegiatan mengamati bertujuan agar
pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari
informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
·
Kegiatan menanya dilakukan sebagai
salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip,
prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa
memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical
thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya
dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas.
Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan
dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
·
Kegiatan mencoba bermanfaat untuk
meningkatkan keingintahuan siswa, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan
kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan
eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber
belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan
ini.
·
Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk
membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi
yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas
antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan,
dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau
praktik.
·
Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana
untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan,
gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu
mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi
siswa melalui presentasi, membuat
laporan, dan/ atau unjuk karya.
Tantangan
baru dinamika kehidupan menuntut aktifitas pembelajaran bukan sekedar mengulang
fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada
situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru
yang tak terduga.
Agar
pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa
kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut
(1) Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena
baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi,
membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut
(2) Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan
konsep, prinsip, hukum,dan teori
(3) Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen
(4) Memaksimalkan
pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan
memprediksi fenomena
(5) Memberi kebebasan dan
tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai
tak terduga
No comments:
Post a Comment