Wednesday, May 31, 2023

Perkembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak

 

Anak Usia Taman Kanak-kanak menurut Garnida (2011) adalah individu yang sedang mengalami atau menjalani suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan fundamental, salah satu aspek perkembangan yang akan dikembangkan adalah perkembangan kognitif.

Sedangkan Kognitif menurut Garnida (2011) adalah suatu istilah yang digunakan oleh psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.

Kognitif sering disebut juga intelek. Pengertian kognitif menurut Chaplin dalam Mohammad Asrori (2007:47) diartikan sebagai:

1. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan.

2. Kemampuan mental atau inteligensi.

Menurut Gagne dalam Maelani (2010:12) “kognitif adalah proses terjadinya secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir".

Tahapan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dalam Sriningsih (2009:30) antara lain: (1) Sensorimotorik (0-2 Tahun), (2) Praoperasional (2-7 Tahun), (3) Operasional kongkrit (7-12 Tahun), (4) Operasional formal (12 Tahun ke atas). Menurut pendapat tersebut, pada tahap sensori motorik (0-2 Tahun), anak memperoleh pengalaman tentang matematika melalui berbagai kontak fisik dan eksplorasi terhadap lingkungan. Sedangkan pada tahap praoperasional (2-7 Tahun), anak sudah mampu menggunakan simbol-simbol dalam pikirannya untuk mempresentasikan benda atau kejadian.

Lebih lanjut Santrock dalam Erawati (2010) menegaskan, pada tahap praoperasional anak belum mampu memahami peraturan tertentu atau operasi. Pada tahap ini anak belum mampu berfikir secara operasional. Anak 3-5 tahun termasuk kedalam tahap praoperasional dimana pada tahap ini diajarkan dengan menggunakan benda-benda kongkrit.

Teori Dienes dalam Erawati (2010:18) konsep matematika termasuk bilangan akan berhasil di pelajari apabila dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Dalam teori ini dikemukakan 6 tahapan, yaitu: permainan bebas (free flay), permainan yang disertai aturan (games), persamaan kesamaan sifat (suarching for communities), representasi (representation), simbulasi (symbolization) dan formalisasi (formalization).

Teori Piaget dipengaruhi aliran konstuktif dimana hal ini terlihat dari pandangan Piaget bahwa anak membangun kemampuan kognitif melalui interaksi dengan dunia sekitarnya.

Tokoh lain yang melakukan studi terhadap ini secara mendalam ialah Bruner dalam Maelani (2010:12) ia membagi proses perkembangan kognitif kedalam tiga periode:

1. Enactive stage, merupakan proses yang sangat operasional tidak menggunakan citra (bayangan) maupun kata-kata tetapi langsung bentuk tindakan (action) dan dapat diamati, tahap ini mirip dengan sensor motor dari Piaget.

2. Iconic stage, merupakan bayangan atau imajinasi, meskipun belum menggunakan bahasa,  dan banyak tergantung pemanfaatan pengamatan visual atau alat indera yang lain dalam melukiskan konsep tanpa mengidentifikasikannya yang mendekati kepada tahap operasi kongkrit dari Piaget.

3. Symbolic stage, merupakan proses yang lebih dari tindakan dan imajinasi, merujuk dan mengarah pada proses berfikir yang lebih abstrak dan luwes, memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam proses berfikir mendalam (reflektif thinking) dengan cara menyusun pernyataan, mencari contoh, dan menyusun konsep-konsep dalam suatu susunan yang hierarkis (berurutan), yang juga mendekati kepada cirri fase oprasi formal dari Piaget.

Usia dini merupakan usia yang paling tepat untuk menstimulasi berbagai hal, termasuk memstimulasi perkembangan kemampuan metematika anak. Masa ini merupakan masa peka yang dapat diberikan pengetahuan  beragam secaraa nyata sesuai dengan tahap perkembangan anak. Seperti diungkapkan oleh Frobel dalam Solehudin (2007:27) bahwa:

     Masa anak itu merupakan Fase yang sangat berharga dan dapat dibentuk dalam kehidupan manusia (a noble and malleable phase of human life). Karenanya masa anak dalah masa emas bagi penyelenggara pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadi peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan perkembangan pribadi seseorang (Frobel:1993).

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa ketika anak belajar dari pengalaman anak sehari-hari dan secara tidak langsung asfek perkembangan anak terkembangkan. Pada saat anak belajar secara nyata anak secara tidak langsung akan belajar matematika adalah suatu kesatuan integral daripada kehidupan.


No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive