Wednesday, May 31, 2023

Hakikat Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini

 


            Pembelajaran matematika pada anak usia dini merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, mendorong anak untuk mengembangkan berbagai potensi intelektual anak yang dimilikinya dapat dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan berbagai sikap dan prilaku positif dalam rangka meletakan dasar-dasar kepribadian sedini mungkin seperti sikap kritis, ulet, mandiri, ilmiah, rasional dan lain sebagainya (Sriningsih, 2009: 22).

Kegiatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini (termasuk anak usia TK) merupakan pembelajaran matematika terpadu yang memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan potensi anak dan peningkatan kualitas praktik-praktik pembelajaran matematika anak usia dini di lapangan. Pentingnya pembelajaran matematika terpadu untuk anak usia dini menurut Sriningsih (2009: 27) dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu:

(1) sudut pandang anak sebagai subjek layanan, anak memiliki posisi yang sangat signifikan dalam rangka menstimulasi dan mengoptimalkan kemampuan berfikir anak. Oleh karena itu guru perlu memahami bagaimana perkembangan pemahaman anak terhadap konsep-konsep matematika serta tahapan pembelajaran matematika. dan (2) sudut pandang guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran, adalah begaimana peran guru dalam mengorkestrasikan berbagai komponen pembelajaranmatematika terpadu sehingga memiliki kontribusi yang signifikan dalam mengoptimalkan kemampuan logika matematika anak dan juga kemamapuan lainnya.

 

 Berdasarkan pendapat di atas hakikat matematika untuk anak usia dini merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan pengembangan kecerdasan logika-matematika anak usia dini dengan cara menyajikan tema-tema pembelajaran yang dekat dengan lingkungan anak. Lebih lanjut Sriningsih (2009: 90) menjelaskan bahwa, “Implementasi pembelajaran matematika untuk anak usia dini memerlukan media pembelajaran yang diperlukan oleh anak untuk mengembangkan berbagai kompetensi matematika.”

Standar kompetensi matematika untuk anak usia dini menurut The National Countil Of Matematics (NCTM) yaitu meliputi:

Kompetensi isi dan proses pembelajaran matematika, kompetensi isi yaitu:  bilangan dan operasinya, aljabar, geometri, analisis data, pengukuran, pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi dan representasi. Sedangkan kompetensi proses yaitu: problem solving, penalaran dan pembultian, komunkasi, koneksi, represntasi.

 

            Secara khusus pembelajaran matematika di taman kanak-kanak menurut (NCTM) tidak terlepas dari 2 hal penting yaitu: Content / materi dan proses. Ada 5 konten pembelajaran matematika menurut NCTM dalam Copley (2001) mencakup bidang-bidang pengetahuan tentang bilangan, aljabar, geometri, pengukuran dan probabilitas / analisis data. Berikut penjelasan mengenai lima konten matematika yaitu:

1)      Bilangan, mempelajari tentang pengenalan konsep angka / bilangan, banyaknya benda, membedakan angka dan jumlah serta menghitung bilangan dengan benda-benda. Pada saat mempelajari tentang konsep bilangan ini, guru dapat melakukan beberapa paermainan angka yang dapat memotivasi anak dan membuat pembelajaran matematika lebih menyenangkan.

2)      Aljabar, mempelajari tentang pola (parenting), kegiatannya berupa: meronce, menyusun rangkaian warna, menyusun bagian-bagian, suara-suara yang berurutan, variasi dan tepukan gerakan yang terpola.

3)      Geometri, mempelajari tentang bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran, bujur sangkar, segitiga, trapesium, segi enam dan belah ketupat. Mempelajari posisi seperti kanan, kiri atas bawah, samping, belakang, depan, dan pergeseran benda.

4)      Pengukuran, mempelajari ukuran suatu benda, volume, perbandingan, berat benda dan luas.

5)      Probabilitas / analisis data, mempelajari tentang bagaimana cara menganalisis banyaknya benda. Memikirkan beberapa kemungkinan yang akan muncul pada saat permainan dadu, menebak jumlah angka yang tinggi atau sebaliknya.

 

Kegiatan pembelajaran matematika pada anak TK diorganisasikan secara terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru memberikan berbagai pilihan kegiatan sesuai dengan minat anak. Guru dapat menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar secara individual, kelompok dan juga klasikal. Peranan guru dalam kegiatan pembelajaran sangat dominan yaitu dengan cara mengatur anak untuk mengikuti serangkaian kegiatan belajar yang telah disiapkan sebelumnya.

Dalam kegiatan pembelajaran matematika pada anak usia dini dalam permainan hitung-menghitung bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan membilang pada tahap selanjutnya. Sriningsih (2009: 121) menyatakan bahwa, “guru secara bertahap memberikan pengalaman belajar yang dapat menggantikan benda-benda kongkrit dengan alat-alat yang dapat mengantarkan anak pada kemampuan berhitung secara mental.”

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive