Monday, January 18, 2021

Tahap-tahap Perkembangan Motorik Halus

 


            Fiits dan Postner (dalam Sumantri 2005: 101) menyatakan bahwa proses perkembangan belajar motorik anak usia dini terjadi dalam tiga tahap yaitu:

1.         Tahap Verbal Kogntif

Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak, tahap ini disebut fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah menjadi tau tentang gerakan yan dipelajari. Sedangkan penguasaan geraknya sendiri masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan. Pada tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan aktif berpikir tentang gerakan yang dipelajari.

2.         Tahap Asosiatif

Tahap ini disebut juga tahap menengah. Tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya. Pada tahap ini anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman dari gerakan-gerakan yang sedang dipelajari.

3.         Tahap Otomatis

Pada tahap ini dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis. Tahap ini dikatakan sebagai tahap otonom karena anak mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu anak harus memperhatikan hal-hal lain selai gerakan yang dilakukan. Pada tahap ini anak sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik.

            Sujiono (2009: 1.4) berpendapat bahwa secara umum ada tiga tahap perkembangan motorik. Pada anak usia dini, yaitu tahap kognitif, asosiatif, dan autonomous. Pada tahap kognitif anak berusaha memahami keterampilan motorik serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Tahap asosiatif anak banyak belajar dengan cara coba meralat olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali. Tahap autonomous gerakan yang ditampilkan anak merupakan respon yang efisien dengan sedikit kesalahan dan anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis.

            Sedangkan Gasell, Ames dan Illingsworth (dalam Suyanto 2005: 51) berpendapat bahwa tahap perkembangan motorik anak mengikuti delapan pola umum yaitu:

1.      Countynuity (bersifat kontinyu). Dimulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks sejalan dengan bertambahnya usia anak.

2.      Uniform Sequence (memiliki tahapan yang sama). Memiliki pola tahapan yang sama untuk semua anak, meskipun kecepatan tiap anak untuk mencapai tahapan tersebut berbeda.

3.      Maturity (kematangan) yaitu dipengaruhi oleh perkembangan sel saraf yang tellah terbentuk semua saat anak lahir.

4.      Umum ke khusus yaitu dimulai dari gerak yang bersifat umum ke gerak yang bersifat khusus. Gerakan secara menyeluruh dari badan terjadi lebih dahulu sebelum gerakan bagian-bagiannya. Hal ini disebabkan karena otot besar berkembang terlebih dahulu dari pada otot-otot halus.

5.      Dimulai dari gerak refleks bawaan kearah gerak yang terkoordinasi. Anak lahir didunia telah memiliki gerak refleks seperti menangis dan lain-lain. Refleks tersebut akan berubah menjadi gerak yang terkoordinasi dan bertujuan.

6.      Bersifat chepalo-caudaldirection artinya bagian yang mendekati kepala berkembang terlebih dahulu dari bagian yang mendekati ekor.

7.      Bersifat proximo-distal artinya bahwa bagian yang mendekati sumbu tubuh (tulang belakang) berkembang terlebih dulu dari yang lebih jauh.

8.      Koordinasi bilateral menuju crosslateral  artinya bahwa koordinasi organ yang sama berkembang terlebih dahulu sebelum bisa melakukan koordinasi organ bersilangan.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive