Salah
satu unsur yang ada didalam matematika adalah kemampuan berhitung. Menurut
Copley (2001:55) berhitung merupakan komponen penting dalam bilangan dan
operasi. Dengan demikian terdapat unsur penting dalam berhitung diantaranya:
Pertama, dengan berhitung anak-anak menyadari
adanya urutan dalam sistem bilangan. Bilangan 1 diikuti 1 diikuti bilangan 2
bilangan 2 diikuti bilangan 3 dan seterusnya, hal ini selaras dengan pendapat
Copley (2001:55) bahwa “….dalam membilang memerlukan kecakapan membawakan
urutan bilangan”. Kedua, dengan berhitung anak-anak menyadari bahwa tiap-tiap
bilangan adalah satu lebih dari bilangan yang mendahuluinya, atau satu kurang
dari bilangan berikutnya. Bilangan 5 adalah 1 lebih dari 4 dan 1 kurang dari 6.
Ketiga, dalam kehidupan sehari-hari anak-anak banyak membilang. Membilang
dengan satuan 1, 2, 3 dan seterusnya.
Dengan
demikian untuk menyadari konsep berhitung, diperlukan dua faktor. Pertama,
untuk berhitung harus ada yang dibilang atau asfek sosial dari pembelajaran.
Kedua, untuk berhitung dalam diri anak-anak harus ada pengertian tentang
perurutan bilangan atau asfek matematis.
Bilangan
dan operasi bilangan menurut Sriningsih (2009:63) “anak dapat menggunakan
konsep dasar aritmatika yang meliputi hubungan satu-satu (one-to-one
correspondence), berhitung, angka, nilai dan tempat, operasi bilangan bulat da
pecahan”.
Pakasi
dalam Andriani (2009:24) menyatakan bahwa konsep berhitung merupakan suatu hal
yang bersifat abstrak. Konsep ini tidak dapat ditangkap dengan alat indra
melainkan dapat dipegang dengan pikiran. Konsep berhitung hanya ada dalam
pikiran. Misalnya bila anak mengatakan tiga buah titik atau empat buah titik,
maka yang dilihat oleh mata adalah titik dan bilangan, bilangan itu anak
ketahui dan pahami. Mengembangkan konsep bilangan, anak-anak perlu diberikan
kesempatan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan jumlah.
Hubungan
dari satu ke satu, merupakan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengurutkan,
menyesuaikan jumlah angka dan benda-benda. Misalnya jika jumlah angka ada yang
10 maka anak harus mengungkapkannya dengan benda yang berjumlah sama yaitu
10. Kuantitas merupakan kemampuan yang
dimiliki anak untuk mengetahui jumlah benda yang ada di hadapannya dengan cara
menghitung secara urut benda tersebut.
Mengenal
dan menulis angka merupakan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengetahui angka
1-10 atau lebih. Pada mulanya untuk mengenal angka anak diperkenalkan dahulu
dengan simbol untuk angka yang kemudian dihubungkan untuk menulis angka. Dapat
dilakukan dengan guru atau orang tua, caranya yaitu dengan memperlihatkan
beberapa gambar kemudian anak diminta untuk menulis jumlah gambar tersebut
dengan angka.
Bilangan dan operasi bilangan merupakan salah satu pembelajaran
matematika yang ditetapkan oleh NCTM (2003). Copley (2001) mengemukakan lima
kemampuan yang diajarkan dalam bilangan dan operasi bilangan, yaitu (1) counting, (2) quantity, (3) change
operations, (4) comparison dan
(5) place value. Adapun
kemampuan-kemampuan yang akan dibahas dalam pembelajaran kompetensi bilangan
anak adalah: (1) counting, (2) hubungan
satu-satu, (3) kuantitas dan (4) mengenal angka.
Counting atau berhitung menurut
Adawiyah (2011) merupakan kemampuan anak untuk menyebutkan urutan bilangan /
membilang buta (roote counting /rational counting) atau kemampuan
memperagakan sebuah pemahaman mengenal angka dan jumlah. Misalnya berhitung
1-10 dengan batu kerikil. Hubungan satu-satu merupakan kemampuan yang bertujuan
untuk menanamkan konsep pada anak bahwa satu benda dapat dihubungkan dengan
benda lain. Misalnya satu kue untuk satu anak. Kuantitas merupakan kemampuan
utuk mengatakan banyaknya benda dalam satu kelompok tertentu dengan menyebutkan
angka terakhir pada urutan berhitungnya. Misalnya sepuluh jari yang dimiliki
oleh setiap anak. Mengenal angka merupakan kemampuan anak dalam memahami 10
simbol dasar (1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 0) dan mengingat bentuk dari masing-masing
simbol tersebut.
Menurut
Garnida (2011) anak membangun konsep-konsep matematika melalui berbagai
kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan. Anak-anak sering mendengar dan mengucapkan
kata-kata yang berhubungan dengan matematika dari orang tua, guru, dan
sesamanya. Pada umumnya anak mendengar dan mengucapkan terlebih dahulu berbagai
konsep yang berhubungan dengan matematika baru kemudian dengan seiring
meningkatnya usia dan kemampuan berfikirnya ia mulai memahami konsep-konsep
matematika itu dengan lebih mendalam.
Menurut NCTM dalam Andriani (2009:29) terdapat
beberapa prinsip dan standar pembelajaran operasi dalam kurikulum pembelajaran
matematika untuk pra taman kanak-kanak hingga kelas 2 sekolah dasar. Program
instruksi tersebut adalah “understand
numbers, way of refresenting numbers, relationship among numbers and system”. Program
pembelajaran ini menyebutkan bahwa anak diharapkan dapat memahami bilangan,
cara-cara menggambarkan bilangan hubungan-hubungan antara bilangan dan system
bilangan sebagai berikut:
a. Menghitung dengan pemahaman dan mengenali
“berapa banyak” objek dalan himpunan benda.
b. Menggunakan berbagai model untuk mengembangkan
pemahaman awal tentang nilai tempat dan sistem bilangan dasar 10.
c. Mengembangkan pemahaman posisi relatif,
besarnya bilangan, bilangan ordinal dan kardinal serta hubungan-hubungannya.
d. Mengembangkan pemahaman bilangan dan
menggunakan cara-cara termasuk menghubungkan, menggabungkan dan menguraikan
bilangan.
e. Menghubungkan bilangan dan angka dengan
jumlah-jumlah yang digambarkan, dengan menggunakan berbagai model fisik dan
refresentasi.
f. Memahami dan menggambarkan pecahan-pecahan
yang biasa dugunakan seperti ¼ dan ½.
Menurut
tahapan perkembangan di atas, pada
tahapan menghitung dengan pemahaman dan mengenali “berapa banyak” objek dalam
himpunan benda. Anak diharapkan dapat membilang berbagai himpunan benda dan
mengenali beberapa jumlahnya. Hal ini memberikan gambaran bahwa untuk dapat
memahami bilangan dan memahami unsur
jumlah terikat didalamnya, anak-anak diharapkan dengan pemahaman dan
bukuan dengan hapalan.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penyampaian materi pembelajaran membilang untuk anak usia taman kanak-kanak tidaklah mudah, anak tidak dapat memahami materi pembelajaran secara langsung, tetapi harus dilakukan secara bertahap dengan menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran membilang untuk anak
No comments:
Post a Comment