Wednesday, November 17, 2021

KEKURANGAN BAHASA SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ILMIAH

 


Ada beberapa gejala yang dalam keadaan tertentu  menjadi kekurangan bahasa sebagai sarana komunikasi. Pertama,  bahasa memiliki multifungsi yaitu emotif, afektif, dan simbolik. Dalam komunikasi ilmiah tentu saja hanya fungsi simbolik yang dibutuhkan dari bahasa karena bahasa ilmiah harus bersifat objektif dan reproduktif.

Kekurangan yang kedua terjadi ketika penulis akan memberi definisi atau batasan dari sebuah kata/simbol tertentu. Hal ini terjadi karena batasan arti sebuah kata/simbol tersebut tidak jelas dan tidak pasti. Misalnya saat kita berusaha memberi arti dari istilah motivasi, sulit sekali untuk memberi gambaran, batasan atau arti yang jelas tentang kata tersebut.  Hal ini terlihat dengan banyak sumber ahli yang memberikan definisi motivasi dengan redaksi yang berbeda.

Kekurangan ketiga adalah dalam kondisi tertentu bahasa bersifat majemuk (pluralistik). Hal ini terlihat dengan adanya kata yang memiliki lebih dari satu arti. Misalnya kata bisa melambangkan dua konsep yang berbeda dalam kalimat ” Bisa ular itu bisa mematikan”. Kata bisa yang pertama menyimbolkan racun, sedangkan bisa yang kedua menyimbolkan mampu/dapat. Selain itu, dalam kondisi tertentu ada pula satu konsep yang dapat disimbolkan oleh beberapa kata yang berbeda. Misalnya konsep untuk sesuatu yang tidak memiliki tanda kehidupan bisa disimbolkan oleh mati, tewas, wafat, mampus, gugur, dan lain-lain. Sifat kemajemukan bahasa ini sering menyebabkan kekacauan semantik. Kekacauan akan terjadi jika dua pihak yang berkomunikasi memiliki konsep makna yang berbeda untuk simbol/kata yang sama atau mereka menggunakan sebuah kata yang berbeda untuk konsep yang sama.

Kelemahan lain dari bahasa yaitu dalam kondisi tertentu bahasa bersifat berputar-putar(sirkular) dalam menggunakan kata-kata terutama dalam pemberian definisi dari suatu kata. Kata data misalnya, diartikan sebagai bahan yang diolah menjadi informasi, dan kata informasi diartikan sebagai keterangan yang didapat dari data.  Hal ini tentu dapat menimbulkan kebingungan atau ketidakjelasan.

Beberapa kelemahan bahasa sebagai sarana komunikasi ilmiah ini menjadi bahan pemikiran yang sungguh-sungguh dari para filsafat modern. Kekacauan dalam filsafat menurut Wittgetstein dalam Jujun mengatakan bahwa kebanyakan dari pernyataan dan pertanyaan ahli filsafat timbul dari kegagalan mereka menguasai logika berbahasa.

Kekurangan bahasa sebagai sarana komunikasi ilmiah seperti yang telah dikemukakan sebelumnya dalam beberapa hal akan diefisienkan  melalui sarana berpikir ilmiah yang lain yaitu matematika. Melalui matematika, sifat kabur, majemuk, dan emosional dari bahasa dapat dikurangi.Dalam matematika dibuat lambang-lambang secara artifisial dan individual yang merupakan perjanjian yang berlaku khusus untuk masalah yang sedang dikaji. Jujun menyebutkan bahwa matematika adalah bahasa yang melambangkan makna dari pernyataan yang ingin disampaikan

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive