Bidang garapan Filsafat ilmu terutama diarahkan pada
komponen‑komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu
ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran
dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari
persepsi filsafat ilmu tentang apa dan bagaimana (yang) “Ada” itu (being Sein, het zijn). Paham
monisme yang terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme, Paham dualisme,
pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham ontologik yang pada
akhimya menentukan pendapat bahkan keyakinan kita masing‑masing mengenai apa
dan bagaimana (yang) ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.
Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan
sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan
landasan ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam
menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal (Verstand), akal
budi (Vernunft) pengalaman, atau komunikasi
antara akal dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang dimaksud dalam
epistemologik, sehingga dikenal adanya model‑model epistemologik seperti:
rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasionalisme kritis, positivisme, fenomenologi
dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagaimana kelebihan dan kelemahan
sesuatu model epistemologik beserta tolok ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah)
itu seped teori koherensi, korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.
Akslologi llmu meliputi nilal‑nilai (values) yang bersifat
normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana
kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti
kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik‑material. Lebih dari itu nilai‑nilai
juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine qua non yang
wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di
dalam menerapkan ilmu.
Dalam perkembangannya Filsafat ilmu juga mengarahkan
pandangannya pada Strategi Pengembangan ilmu, yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampal pada
dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau kemanfaatan ilmu,
tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan
No comments:
Post a Comment