Saturday, September 9, 2017

Paragraf deskripsi, narasi dan eksposisi

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa di dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis.
Seseorang dikatakan terampil berbahasa Indonesia apabila ia telah menguasai sistem bahasa Indonesia secara keseluruhan. Keterampilan berbahasa Indonesia yang lengkap mencakup empat keterampilan, yaitu mendengarkan atau memahami bahasa lisan, berbicara, membaca atau memahami bahasa tulisan dan menulis atau menggunakan bahasa secara tertulis. Keterampilan berbahasa setiap orang berbeda.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia belum dapat dikatakan siswa dapat berbahasa Indonesia jika tidak terampil menulis. Oleh sebab itu, untuk dapat mencetak para siswa sekolah dasar yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, guru harus benar-benar memperhatikan keterampilan menulis siswa. Menulis merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari dalam kehidupan manusia. Menulis merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan apalagi berkenaan dengan peristiwa-peristiwa penting yang menuntut bukti tertulis atau peristiwa penting lainnya yang tidak boleh terlupakan.
Setiap manusia semuanya diciptakan sebagai pengarang. Namun, menuangkan buah pikiran  secara  teratur  dan  terorganisasi  ke dalam tulisan  tidak mudah. Banyak  orang yang pandai berbicara atau berpidato,  tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan gagasannya ke dalam bentuk bahasa tulisan. Maka untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih
Ada berbagai macam bentuk tulisan yang dapat ditulis oleh seorang penulis atau siapapun yang memiliki keinginan untuk menulis. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis bermaksud membahas suatu makalah dengan tema “Paragraf deskripsi, narasi dan eksposisi”. 

B.  Topik Pembahasan
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan mengambil topik pembahasan  dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud paragraf deskripsi ?
2.      Apa yang dimaksud paragraf narasi ?
3.      Apa yang dimaksud paragraf eksposisi ?

C.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui paragraf deskripsi.
2.      Untuk mengetahui paragraf narasi.
3.      Untuk mengetahui paragraf eksposisi.




BAB II
PEMBAHASAN


A.      Paragraf Deskripsi
Paragraf atau alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Di surat kabar acapkali kita temukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat saja. Paragraf semacam itu merupakan paragraf yang tidak dikembangkan. Dalam karangan yang bersifat ilmiah paragraf semacam itu jarang dijumpai. Dalam penggabungan beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf itu diperlukan adanya kesatuan dan kepaduan. Yang dimaksud kesatuan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu membicarakan satu gagasan saja. Yang dimaksudkepaduan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu secara kompak atau saling berkaitan mendukung satu gagasan itu.
Kalimat-kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik atau kalimat utama, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlahkalimat penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas. Ciri kalimat topik adalah (1) mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut, (2) merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri, (3) mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain, (4) dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi. Ciri kalimat penjelas adalah, (5) dari segi arti sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, (6) arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam paragraf, (7) pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi, (8) isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik. Kalimat-kalimat penjelas atau kalimat-kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat topik dengan empat cara, yaitu: (1) Dengan ulangan, yaitu mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya menggunakan kata-kata lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya). (2) Dengan pembedaan, yaitu dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama dan menyatakan apa yang tidak terkandung oleh pikiran utama. Dengan contoh, yaitu dengan memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan dalam kalimat topik. Dengan pembenaran, yaitu dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok. Biasanya kalimat pembenaran itu diawali/disisipi kata “karena, sebab”. Paragraf yang efektif memenuhi dua syarat, yaitu: (1) adanya kesatuan makna (koherensi), (2) adanya kesatuan bentuk (kohesi), dan hanya memiliki satu pikiran utama.
Menurut Keraf (1981: 93), kata deskripsi berasal dari bahasa Latin describere yang berarti menulis tentang atau membeberkan sesuatu hal, sedangkan secara harfiah deskripsi merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (dalam Aljatila, 2015).
Salah satu jenis paragraf adalah paragraf deskripsi. Dalam menulis paragraf deskripsi, penulis harus mampu mengungkapkan pengalaman yang dilihat, dengar, dan dirasakannya. Dalam hal ini Parera dalam Dalman (2012:253) menyatakan bahwa paragraf deskripsi adalah suatu bentuk paragraf yang hidup dan berpengaruh. Paragraf deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindra seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan.
Beberapa ahli memberikan batasan karangan deskripsi sesuai dengan ciri-ciri  karangan deskripsi secara umum, yaitu:
1. Melukiskan atau menggambarkan objek,
2. Berisi rincian-rincian objek,
3. Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri, dan
4. Hasil penyerapan panca indera.

B.       Paragraf Narasi
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan.
Rosdiana (2008:322) menyatakan bahwa karangan narasi merupakan salah satu jenis wacana yang berisi cerita. Adapun ciri-ciri karangan narasi adalah menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, dirangkai dalam urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan mengenai apa yang terjadi, dan mengandung konflik (Keraf, 2007:136).
Narasi mencakup dua unsur dasar, yaitu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Apa yang telah terjadi merupakan tindak-tanduk yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu rangkawan waktu. Bila deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, narasi mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.
Bentuk-bentuk narasi yang terkenal yang biasa dibicarakan dalam hubungannya dengan kesusastraan adalah roman, novel, cerpen, dongeng (semuanya termasuk narasi yang fiktif), dan sejarah, biografi dan autobiografi (semuanya termasuk narasi yang bersifat nonfiktif).
Berdasarkan pengembangannya, narasi dibedakan atas narasi sugestif dan
narasi ekspositoris. Narasi sugestif adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif dengan menggunakan bahasa yang indah, seperti cerpen dan novel. Narasi sugestif disebut juga narasi fiktif. Adapun narasi ekspositoris adalah
narasi yang menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian dengan menggunakan bahasa yang lugas. Narasi ekspositoris disebut juga narasi nonfiktif, seperti biografi, autobiografi, dan laporan perjalanan.

C. Paragraf Eksposisi
Eksposisi adalah suatu tulisan yang bertujuan agar pembaca memperoleh informasi yang lengkap tentang suatu objek. Oleh karena itu, tulisan eksposisi sifatnya memberi tahu, mengupas, menyarankan atau menerangkan sesuatu. Sesuatu yang diinformasikan dapat berupa:
1.      Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada dan dapat bersifat historis.
2.      Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta, dan
3.      Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.
Adapun langkah-langkah menulis eksposisi adalah sebagai berikut :
1.      Menentukan tema
2.      Menentukan tujuan karangan
3.      Memilih data yang sesuai dengan tema
4.      Membuat kerangka karangan, dan
5.      Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan
Beberapa urutan analisis eksposisi yaitu :
1.      Urutan kronologis, biasanya memaparkan proses yaitu memberi penjelasan tentang bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa.
2.      Urutan penting dan tidak penting
3.      Urutan fungsional
4.      Analisis sebab akibat, dan
5.      Analisis perbandingan.
Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau wawasan seseorang yang membaca uraian tersebut. Eksposisi atau paparan menyajikan fakta atau gagasan yang disusun dengan sebaik-baiknya sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, paparan harus disusun secara teratur, logis, dan lengkap.
Paragraf eksposisi sangat tepat digunakan untuk menyampaikan uraian-uraian ilmiah popular atau uraian-uraian ilmiah lainnya yang tidak bertujuan mempengaruhi pembacanya. Sebelum menyusun karangan eksposisi, tentu perlu mempersiapkan data-data atau fakta yang diperlukan untuk menjelaskan masalah yang dibahas.
Eksposisi harus memenuhi hal-hal berikut :
1.      Menjelaskan pendapat, gagasan dan keyakinan
2.      Memerlukan fakta yang diperkuat atau diperjelas dengan angka, peta statistik, grafik, organigram, dan gambar
3.      Memerlukan analisis dan sintesis pada saat pengupasan, dan
4.      Menggali sumber ide dari pengalaman, pengamatan dan penelitian, sikap dan keyakinan.
Ada beberapa pola pengembangan eksposisi, yaitu eksposisi perbandingan, eksposisi proses, eksposisi identifikasi, eksposisi klasifikasi, eksposisi analogi dan pertentangan, eksposisi contoh, dna eksposisi kausal.

Eksposisi perbandingan adalah karangan eksposisi yang menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua objek atau lebih dengan mempergunakan dasar-dasar tertentu. Eksposisi proses adalah karangan eksposisi yang menjelaskan teknik urutan pembutaan sesuatu misalnya resep makanan. Eksposisi identifikasi adalah karangan eksposisi yang menentukan identitas suatu hal.








BAB III
PENUTUP


A.      Simpulan
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan dasar dalam berbahasa bagi setiap orang. Ada berbagai macam bentuk tulisan atau paragraf yang dikenal dalam bahasa Indonesia yaitu paragraf deskripsi, narasi dan eksposisi.
Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang bertalian dengan usaha untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Paragraf narasi merupakan paragraf yang  berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang berusaha menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau wawasan seseorang yang membaca uraian tersebut.

B. Implikasi
Dari pembahasan mengenai macam-macam paragraf tersebut diharapkan dapat memberikan implikasi yaitu pembaca dapat membedakan antara paragraf deskripsi, paragraf narasi dan paragraf eksposisi.

C. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1.      Hendaknya diadakan lomba penulisan berbagai bentuk paragraf antar mahasiswa.
2.      Perlu adanya pelatihan dalam hal penulisan suatu paragraf.





DAFTAR PUSTAKA


Aljatila, L.R. Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif Melalui Model Kooperatif Tipe Round Table Pada Siswa Kelas X-1 SMAN 1 Kulisusu Barat.  Jurnal Humanika No. 15, Vol. 3, Desember 2015 / ISSN 1979-8296.

Hasnah. Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Paragraf Melalui Media Alam Di Kelas IV SDN 2 Kombo Kecamatan Dampal Selatan. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-6144

Marthasari, dkk. (2009). Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk SMK Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

Pahlevi,R. (2013). Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Berdasarkan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Bahasa. VOL 2, NO 1 (2013). ISSN 2301-5411




No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive