Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Pendidikan menjadi tanggung
jawab bersama tiga pusat pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Ketiga pihak tersebut harus bersinergi dalam membangun dunia pendidikan alias
tidak bisa saling mengandalkan salah satu pihak saja.
Dalam konteks kebijakan
pembangunan pendidikan, pemerintah, mulai dari pemerintah pusat sampai dengan
pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota memiliki peran yang sangat penting.
Membangun dunia pendidikan adalah amanat dari alinea IV pembukaan Undang-undang
Dasar 1945 yaitu mencerdaskan bangsa, dan pemerintah diwajibakan membangun sistem
sekaligus menyediakan anggarannya minimal 20% dari APBN/APBD.
Setiap harinya, siswa akan mendapatkan tema pendidikan yang berbeda. Senin disebut dengan
ajeg nusantara, Selasa mapag buana, Rabu maneuh di sunda, Kamis nyanding
wawangi, Jumaah nyucikeun diri dan sabtu minggu disebut dengan betah diimah.
Sabtu minggu :
Betah diimah
Betah berarti nyaman
menempati suatu tempat, dan di imah yakni tempat tinggal, rumah yang didiami
para siswa bersama saudara dan kedua orang tuanya. Jadi betah diimah
mencerminkan suatu sikap siswa yang merasa nyaman ketika berada di rumah.
Ia bisa leluasa selama dua hari (sabtu dan minggu) berada di rumahnya,
tanpa dibebani oleh pekerjaan rumah (PR) sekolah yang oleh guru dibebaninya.
Hari sabtu dan minggu, siswa melakukan pembelajaran tugas-tugas orang
tuanya di rumah. Siswa betah bersama orang tua, melakukan kegiatan bersama,
memasak nasi goreng di rumah, nyambel, bancakan, papahare, bermanja-manja
bersama orang tuanya.
Keluarga menjalankan fungsi
pendidikan untuk menyekolahkan anak dalam rangka memberikan
pengetahuan,keterampialan dan dalam rangka memeberikan pengetahuan,
keterampilan dan dalam membentuk prilaku anak, mempersiapkan anak dalam
kehiupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangan.
Siswa diharuskan membantu
pekerjaan orang tuanya. Lebih dekat dengan saudara dan kedua orang
tuanya. Siswa dapat memahami berbagai persoalan keluarga yang dihadapi. Saling
memberi masukan diantara anggota keleuarga. Sementara itu guru tidak
boleh memberikan tugas berupa pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
Pendidikan dalam Keluarga adalah
tanggungjawab orang tua, dengan peran Ibu lebih banyak. Karena Ayah biasanya
pergi bekerja dan kurang ada di rumah, maka hubungan Ibu dan anak lebih
menonjol. Karena dalam hadist Rasulullah pun dikatakan bahwa ketika Nabi
ditanya oleh dahabat “ Sipakah yang paling kita patuhi ?” maka Rsulullah
menjawab Ibumu, Ibumu baru yang ketiga kalinya Rasul menjawab Bapakmu.Meskipun
peran Ayah juga amat penting, terutama sebagai tauladan dan pemberi pedoman
serta ayah merupakan pemimpin keluarga yang harus seorang anak patuhi. Kalau
anak sudah mendekat dewasa peran Ayah sebagai penasehat juga penting, karena
dapat memberikan aspek berbeda dari yang diberikan Ibu. Oleh karena hubungan
Ayah dan anak terbatas waktunya, terutama di hari kerja, maka dari itu pada
hari libur seorang ayah harus menyempatkan waktunya untuk sang anak karena
walau bagaimana pun juga anak membutuhkan kasih sayang seorang anak.
Jika penghasilan keluarga
tergantung pada penghasilan Ayah yang kurang memadai untuk kehidupan keluarga
dapat menimbulkan persoalan pendidikan yang tidak sedikit. Ada pendapat berbeda
tentang pendidikan dalam keluarga, yaitu tentang pemberian kebebasan kepada
anak. Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya sejak permulaan diberikan kebebasan
maksimal kepada anak. Dalam hal ini faktor pendidikan kepada anak sudah
berakhir sebelum anak itu dewasa. Dalam kenyataan terbukti bahwa keluarga yang
menerapkan pendidikan keluarga dapat menghasilkan pribadi-pribadi anak yang
menjadi baik. Pendidikan dalam Keluarga dapat memberikan pengaruh besar
terhadap karakter anak. Sebab itu kunci utama untuk menjadikan pribadi anak
menjadi baik yang terutama terletak dalam pendidikan dalam keluarga.
Dan karakter yang ditumbuhkan
adalah faktor yang amat penting dalam kepribadian anak, karena banyak
mempengaruhi prestasi dalam berbagai bidang. Ilmu pengetahuan dan kemampuan
teknik adalah penting untuk pencapaian keberhasilan, tetapi tidak akan mampu
mencapai hasil maksimal kalau tidak disertai karakter. Hal itu terutama karena
pada waktu ini faktor karakter kurang menjadi perhatian dalam penyelenggaraan
pendidikan. Ini semua harus menjadi salah satu hasil penting usaha pendidikan,
baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan sekolah maupun pendidikan dalam masyarakat.
Akan tetapi karena pendidikan pada anak paling dulu dilmulai dalam pendidikan
dalam keluarga, maka pendidikan dalam keluarga yang seharusnya memberikan dasar
yang kemudian diperkuat dan dilengkapi dalam pendidikan sekolah dan pendidikan
dalam masyarakat. Akhirnya memang tergantung pada para orang tua sendiri apakah
pedoman itu dilaksanakan atau tidak. Akan tetapi karena secara alamiah orang
tua ingin anaknya menjadi baik dan sukses, maka banyak kemungkinan orang tua
akan berusaha menerapkan pedoman itu dalam hidup mereka.
Pendidikan dalam Keluarga adalah
tanggungjawab orang tua, dengan peran Ibu lebih banyak. Karena Ayah biasanya
pergi bekerja dan kurang ada di rumah, maka hubungan Ibu dan anak lebih
menonjol. Karena dalam hadist Rasulullah pun dikatakan bahwa ketika Nabi
ditanya oleh dahabat “ Sipakah yang paling kita patuhi ?” maka Rsulullah
menjawab Ibumu, Ibumu baru yang ketiga kalinya Rasul menjawab Bapakmu.Meskipun
peran Ayah juga amat penting, terutama sebagai tauladan dan pemberi pedoman serta
ayah merupakan pemimpin keluarga yang harus seorang anak patuhi. Kalau anak
sudah mendekat dewasa peran Ayah sebagai penasehat juga penting, karena dapat
memberikan aspek berbeda dari yang diberikan Ibu. Oleh karena hubungan Ayah dan
anak terbatas waktunya, terutama di hari kerja, maka dari itu pada hari libur
seorang ayah harus menyempatkan waktunya untuk sang anak karena walau bagaimana
pun juga anak membutuhkan kasih sayang seorang anak.
Jika penghasilan keluarga
tergantung pada penghasilan Ayah yang kurang memadai untuk kehidupan keluarga
dapat menimbulkan persoalan pendidikan yang tidak sedikit. Ada pendapat berbeda
tentang pendidikan dalam keluarga, yaitu tentang pemberian kebebasan kepada
anak. Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya sejak permulaan diberikan kebebasan
maksimal kepada anak. Dalam hal ini faktor pendidikan kepada anak sudah
berakhir sebelum anak itu dewasa. Dalam kenyataan terbukti bahwa keluarga yang
menerapkan pendidikan keluarga dapat menghasilkan pribadi-pribadi anak yang
menjadi baik. Pendidikan dalam Keluarga dapat memberikan pengaruh besar
terhadap karakter anak. Sebab itu kunci utama untuk menjadikan pribadi anak
menjadi baik yang terutama terletak dalam pendidikan dalam keluarga.
Dan karakter yang ditumbuhkan
adalah faktor yang amat penting dalam kepribadian anak, karena banyak
mempengaruhi prestasi dalam berbagai bidang. Ilmu pengetahuan dan kemampuan
teknik adalah penting untuk pencapaian keberhasilan, tetapi tidak akan mampu
mencapai hasil maksimal kalau tidak disertai karakter. Hal itu terutama karena
pada waktu ini faktor karakter kurang menjadi perhatian dalam penyelenggaraan
pendidikan. Ini semua harus menjadi salah satu hasil penting usaha pendidikan,
baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan sekolah maupun pendidikan dalam
masyarakat. Akan tetapi karena pendidikan pada anak paling dulu dilmulai dalam
pendidikan dalam keluarga, maka pendidikan dalam keluarga yang seharusnya
memberikan dasar yang kemudian diperkuat dan dilengkapi dalam pendidikan
sekolah dan pendidikan dalam masyarakat. Akhirnya memang tergantung pada para
orang tua sendiri apakah pedoman itu dilaksanakan atau tidak. Akan tetapi
karena secara alamiah orang tua ingin anaknya menjadi baik dan sukses, maka
banyak kemungkinan orang tua akan berusaha menerapkan pedoman itu dalam hidup
mereka.
Kesimpulannya, siswa dapat
memahami berbagai hal tentang keluarnganya, sehingga ia bisa hidup nyaman
ketika berada di rumahnya, walau dengan beerbagai persolan yang dihadapi
keluarga. Untuk itu, perlu penajaman siswa dalam memahami persolan
keluargannya, untuk kemudian dapat memberikan masukan sebagai jalan keluar yang
baik dalam memecahkan masalah itu.
DAFTAR PUSTAKA
http://fitriatulmuthaharoh.blogspot.co.id/2016/12/pendidikan-dalam-keluarga.html
http://www.kompasiana.com/idrisapandi/7-poe-pendidikan-model-pendidikan-tematik-dan-holistik-di-purwakarta_578488f19
http://dokumen.tips/documents/filsafat-pendidikan-dalam-keluarga.html
No comments:
Post a Comment