Pembelajaran
membatik ditingkat dasar dapat dimulai dengan pengenalan terhadap motif-motif
sederhana. Pembelajaran motif ini dapat diintegrasikan dengan pembelajaran
menggambar dekoratif. Adapun teknik membatik yang relatif mungkin dilaksanakan
di TK adalah membatik dengan teknik jumputan. Dengan teknik ini kita tidak usah
khawatir anak akan terkena lilin, cukup menggunakan tali untuk mengikat bagian
kain yang akan dirintangin warna, variasi ikatan akan menentukan motik batik
jumputan yang akan dibuat.
Dengan
melakukan kegiatan membatik jumputan anak lebih dominan menggunakan jari-jari
tangannya sehingga kemampuan motorik halusnya akan dapat berkembang dengan
baik. Kegiatan membatik jumputan yang dilaksanakan dalam pembelajaran kemampuan
motorik halus anak khususnya jari tangannya akan lebih banyak digunakan.
Anak pada usia TK koordinasi
mata-tangan anak semakin baik. Anak sudah dapat menggunakan kemampuannya untuk
melatih diri dengan bantuan orang dewasa. Anak dapat menyikat gigi, menyisir,
mengancingkan baju, membuka dan memakai sepatu serta makan menggunakan sendok
dan garpu. Kelenturan tangannya juga semakin baik. Anak dapat menggunakan
tangannya untuk berkreasi (Izzaty, 2005:55).
Salah satu indikator dalam
mengembangkan kemampuan motorik halus anak yaitu anak dapat melakukan kegiatan
yang menunjukkan anak mampu terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam
berbagai aktivitas misalnya mengancingkan baju, menali sepatu, menggambar,
menempel, menggunting, makan (Depdiknas, 2014:18)
Menurut Saputra dan Rudiyanto (2004:150)
aspek-aspek yang menunjukkan perkembangan
motorik halus anak usia dini
diantaranya : 1) Anak dapat melakukan kegiatan menempel kertas sesuai bentuk
yang sudah ada, 2) Anak dapat mengerjakan puzzle yaitu menyusun
potongan-potongan gambar menjadi sebuah gambar yang lengkap, 3) Anak dapat menjahit
sederhana. Kegiatan ini mengandalkan kekuatan otot ibu jari, jari telunjuk dan
jari tengah. Cara anak memegang benang untuk dimasukkan ke dalam lubang sama
anak ketika anak memegang pensil untuk menulis, 4) Anak dapat mewarnai suatu
gambar dengan lebih rapi, warna tidak keluar dari garis gambar, 5) Anak dapat
mengisi bentuk pola sederhana dengan sobekan kertas atau stempel, 6) Anak dapat
melakukan kegiatan berupa mengancingkan bajunya sendiri, 7) Anak dapat melakukan
kegiatan menggambar berupa gerakan naik turun bersambung seperti membuat gunung
atau bukit, 8) Anak dapat menarik garis lurus, lengkung dan miring sesuai
dengan perintah guru., 9) Anak dapat mengekspresikan gerakan dengan irama
bervariasi, 10) Anak dapat melakukan kegiatan melempar dan menangkap bola.
Menurut
Sujiono (2009: 1.4) secara umum
ada tiga tahap perkembangan keterampilan motorik halus pada anak usia dini,
yaitu tahap kognitif, asosiatif, dan autonomous. Pada tahap kognitif
anak berusaha memahami keterampilan motorik halus serta apa saja yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Tahap asosiatif anak banyak
belajar dengan cara coba meralat olahan pada penampilan atau gerakan akan
dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali. Tahap autonomous gerakan
yang ditampilkan anak merupakan respon yang efisien dengan sedikit kesalahan
dan anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis.
Tugas-tugas perkembangan yang diharapkan dicapai pada
aspek perkembangan fisik/motorik tentang anak usia 4-6 tahun sesuai dengan
Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 khususnya motorik halus yaitu anak dapat : a)
membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan
lingkaran; b) menjiplak bentuk; c) mengkoordinasikan mata dan tangan untuk
melakukan gerakan yang rumit; d) melakukan gerakan manipulatif untuk
menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media; e) mengekspresikan
diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media; f) mengontrol gerakan
tangan yang menggunakan otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepel,
memelintir, memilin dan memeras) (Supartini, 2017:58).
No comments:
Post a Comment