Friday, September 27, 2019

Pengertian Membatik


Seni batik termasuk dalam seni kriya (Seni kerajinan) atau seni rupa terapan dua dimensi, batik hampir terdapat dan dikenal di seluruh daerah nusantara. Oleh karena itu, seni batik diangkat sebagai karya seni nusantara atau budaya nasional (Kartono, 2007: 157).
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas di dalam keraton saja untuk menjadi pakaian para raja, keluarga serta para pengikutnya (Nenden, 2008:2).
Kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, dari kata “amba” yang berarti menggambar dan “tik” yang berarti kecil. Seperti misalnya terdapat dalam kata-kata Jawa lainnya yakni “klitik” (warung kecil), “bentik” (persinggungan kecil antara dua benda), “kitik” (kutu kecil) dan sebagainya (Teguh Suwarto, dkk, 1998: 8).
Menurut terminologinya batik adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan alat canting atau sejenisnya dengan bahan lilin sebagai penahan masuknya warna. Batik adalah gambaran atau hiasan pada kain atau bahan dasar lain yang dihasilkan melalui proses tutup-celup dengan lilin yang kemudian diproses dengan cara tertentu (Suyanto, 2002:2).
Membatik adalah sebuah teknik menahan warna dengan lilin malam secara berulang-ulang di atas kain. Lilin malam digunakan sebagai penahan untuk memecahkan agar warna tidak menyerap ke dalam serat kain di bagian-bagian yang tidak dikehendaki (Pandana, 2013:3).
Menurut Asti M. dan Ambar B. Arini (2011: 1) berdasarkan etimologi dan terminologinya, batik merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata titik. Jadi, membatik artinya melempar titik berkali-kali pada kain.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nian S Djumena: “Membatik pada dasarnya sama dengan melukis di atas sehelai kain putih. Sebagai alat melukis dipakai canting dan sebagai bahan melukis dipakai cairan malam. Canting terdiri dari mangkok kecil yang mempunyai carat dengan tangkai dari bambu. Carat mempunyai berbagai ukuran, tergantung dari besar kecilnya titiktitik dan tebal halusnya garis-garis yang hendak dilukis. Kegunaan mangkok kecil adalah sebagai tempat cairan malam. Sesudah kain yang dilukis atau ditulisi dengan malam, lalu dihilangkan atau dilorod, maka bagian yang tertutup malam akan tetap putih, tidak menyerap warna. Ini disebabkan karena malam berfungsi sebagai perintang warna (cat). Karena itu cara pembuatan ini didunia pertekstikan dinamakan dengan teknik resist dye atau pencelupan rintang. Teknik resist dye sudah lama dikenal diberbagai negara. Pada umumnya sebagai bahan perintang warna dipakai berbagai jenis bubur terbuat dari gandum, beras ketan dan parafin, dan sebagai alat melukis dipakai berbagai bentuk alat, antara lain kuas (Djumena, 2010:1).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa batik merupakan suatu seni menghias kain dengan menggambar pola-pola tertentu di atas kain dengan menggunakan malam

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive