Friday, August 28, 2020

SUMBER ENERGI


 

Ø  TEMA 3 : ENERGI DALAM KEHIDUPAN KITA

Ayo belajar tentang

_ sumber energi

-          Penghematan energi

 

            Tujuan pembelajaran

            Setelah mempelajari bab ini siswa harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber energi yang ada di lingkungan sekitarnya.

 

A.  BENTUK-BENTUK ENERGI

Radio menghasilkan bunyi, bunyi adalah bentuk energi. Energi bunyi didengar telinga. Lampu mengeluarkan cahaya, cahaya adalah bentuk energi. Energi cahaya membuat terang. Setrika menghasilkan panas, panas adalah bentuk energi. Panas setrika menghaluskan baju. Kipas angin bergerak, gerak adalah bentuk energi. Gerak kipas menghasilkan angin. Ada berbagai bentuk energi bunyi cahaya panas dan gerak.

B.  ALAT-ALAT PENGHASIL ENERGI

Alat rumah tangga penghasil energi

            Alat yang menghasilkan bunyi contohnya televisi radio dan telepon. Ada alat yang menghasilkan panas contohnya setrika penanak nasi dan kompor. Dan alat yang menghasilkan cahaya contohnya lampu dan senter. Alat yang menghasilkan gerak contohnya kipas angin dan jam dinding.

Benda-benda lain penghasil energi

            Berbagai alat musik menghasilkan bunyi caranya berbeda-beda. Biola berbunyi bila digesek seruling berbunyi bila ditiup. Piano berbunyi, bila tuts piano ditekan drum berbunyi bila dipukul. Di jalan banyak benda penghasil energi, ada benda penghasil bunyi contohnya klakson kendaraan, dan peluit polisi. Ada benda penghasil panas contohnya knalpot kendaraan, ada benda penghasil cahaya, contohnya lampu kendaraan. Lampu jalan dan lampu lalu lintas di jalan banyak benda penghasil gerak contohnya roda, mobil, dan sepeda motor.

C. SUMBER SUMBER ENERGI

Energi berasal dari sumber energi, ada berbagai sumber energi

Matahari

Matahari memberikan cahaya dan panas, matahari adalah sumber energi.

Angin

Layang-layang bergerak ditiup angin. Angin menggerakkan benda, angin sumber energi.

Air

Aliran air menggerakkan perahu, aliran air menggerakkan benda air sumber energi.

Gas dan minyak bumi

Tabung gas berisi gas elpiji, kompor gas  bisa menyala. Kompor minyak tanah dapat menyala. Gas dan minyak tanah sumber energi.

Listrik dan baterai

Televisi dan lampu menyala bila dihubungkan dengan listrik. Listrik dan baterai sumber energi.

Makanan

Tenaga dihasilkan oleh makanan, makanan sumber energi.

MANFAAT HEWAN DAN TUMBUHAN BAGI MANUSIA

 


 

Tujuan pembelajaran :

·         Setelah mempelajari bab ini siswa harus dapat mengidentifikasi hewan dan tumbuhan yang menguntungkan dan merugikan/membahayakan.

 

A.    MANFAAT HEWAN BAGI MANUSIA

Ada berbagai jenis hewan, ada hewan yang menguntungkan dan yang merugikan.

Hewan yang menguntungkan

Hewan yang menguntungkan, contohnya kerbau, sapi, kuda, ayam, itik, kambing, dan domba. Banyak makanan berasal dari hewan. Ayam dan itik menghasilkan telur, hewan itu juga menghasilkan daging.

 

Sapi dan kambing menghasilkan susu dan daging. Banyak hewan membantu pekerjaan manusia, kerbau membantu membajak sawah, kuda membantu menarik delman.

 

Hewan yang menguntungkan dipelihara dan diternakkan, contohnya ternak ayam dan sapi.

 

Hewan yang merugikan

Banyak hewan yang merugikan, contohnya tikus nyamuk dan lalat. Hewan itu pembawa bibit penyakit. Tikus menyukai temapat kotor, tikus membawa penyakit pes. Nyamuk menularkan penyakit ada nyamuk demam berdarah dan nyamuk malaria. Lalat menyukai tempat kotor, lalu menghinggapi makanan. Makanan yang dihinggapi lalat dapat menyebabkan sakit perut.

 

B.     MANFAAT TUMBUHAN BAGI MANUSIA

Ada tumbuhan berguna dan merugikan.

Tumbuhan berguna

Beberapa tumbuhan berguna untuk makanan, ada tumbuhan sumber makanan pokok. Contohnya padi, singkong, dan jagung.

Ada tumbuhan menghasilkan sayuran, contohnya bayam, sawi, dan wortel.

 

Ada tumbuhan menghasilkan buah buahan, contohnya pisang, pepaya, dan semangka.

Beberapa tumbuhan adalah bahan pembuat barang contohnya kapas, kayu dan bambu. Kapas untuk bahan pakaian.

Description: G0123571.WMF
Description: G0209737.WMF
 

 

 

 


Description: G0900784.WMFKayu untuk membuat rumah dan jembatan, kayu dan bambu untuk membuat perabot ada kursi dan lemari dari kayu. Ada meja, kursi dari bambu.

 

 

 

 

Beberapa tumbuhan berguna sebagai peneduh juga sebagai penghias halaman.

Tumbuhan berguna harus ditanan, tumbuhan harus dipelihara padi ditanam di sawah, buah dan sayuran ditanam di kebun.

 

 

Tumbuhan merugikan

Beberapa tumbuhan dapat merugikan contohnhya benalu, dan tali putri. Benalu mengambil makanan tumbuhan lain, tumbuhan merughikan tidak ditanam dan dimusnahkan.

Ø  KEGIATAN 2

Ayo menyanyi

Menanam jagung

ayo kawan kita bersama menanam jagung di kebun kita

ambil cangkulmu ambil pangkumu, kita bekerja tak jemu-jemu.

Cangkul cangkul cangkul yang dalam, menananm jagung di kebun kita

Ø  RANGKUMAN

1.      Beberapa hewan menguntungkan

·         Ayam dan itik penghasil telur dan daging

·         Sapi dan kambing penghasil daging dan susu

·         Sapi kerbau dan kuda membantu bekerja

2.      Contoh hewan merugikan, tikus, nyamuk, lalat dan kecoak

3.      Hewan menguntungkan dipelihara, hewan merugikan dimusnahkan

4.      Contoh tumbuhan menguntungkan

·         Makanan pokok: padi, singkong, jagung

·         Sayuran: bayam, sawi dan wortel

·         Buah-buahan: pisang, pepaya dan semangka

5.      Tumbuhan merugikan: benalu dan tali putri

6.      Tanaman menguntungkan dipelihara, tanaman merugikan dimusnahkan.

Pergi ke Dokter Gigi

 


 

Hari ini Tita sakit gigi.

Ia diantar ibu ke dokter gigi.

Sampai di sana, Tita menunggu giliran.

Tidak berapa lama dokter memanggilnya.

Gigi Tita yang sakit dicabut.

 

Sekarang gigi Tita bolong satu.

Gigi Tita tidak sakit gigi.

Sekarang Tita rajin menggosok gigi.

Tita menggosok gigi dua kali sehari.

Pagi hari dan sebelum tidur.

Soal Ulangan Bahasa Indonesia Kelas 6

 A.    Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu anggap benar.

1.      Pengumuman berarti......................

a.       Pemberitahuan

b.      Kegiatan

c.       Sesuatu

2.      Upacara bendera diadakan pada hari....................

a.       Senin

b.      Selasa

c.       Minggu

3.      Deklamasi berarti............................

a.       Membacakan puisi

b.      Menulis puisi

c.       Membuat puisi

4.      Cara mendeklamasikan puisi menggunakan.........................

a.       Gerak

b.      Musik

c.       Teks

5.      Berikut ini termasuk kegiatan sekolah......................

a.       Membantu ibu

b.      Upacara bendera

c.       Bermain

B.     Lengkapi pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan tepat.

1.      Pengumuan berarti..............................

2.      Salah satu kegiatan di sekolah adalah.....................

3.      Apa arti deklamasi?

4.      Bagaimana cara menjelaskan puisi?

Bagaimana cara mendeklamasikan puisi?

Hakikat Kemampuan Anak Taman Kanak-Kanak dalam Membilang

 


a.   Pengertian Membilang

Salah satu unsur yang ada didalam matematika adalah kemampuan membilang. Menurut Copley (2001:55) membilang merupakan komponen penting dalam bilangan dan operasi. Dengan demikian terdapat unsur penting dalam membilang diantaranya:

            Pertama, dengan membilang anak-anak menyadari adanya urutan dalam system bilangan. Bilangan 1 diikuti 1 diikuti bilangan 2 bilangan 2 diikuti bilangan 3 dan seterusnya, hal ini selaras dengan pendapat Copley (2001:55) bahwa “….dalam membilang memerlukan kecakapan membawakan urutan bilangan”. Kedua, dengan membilang anak-anak menyadari bahwa tiap-tiap bilangan adalah satu lebih dari bilangan yang mendahuluinya, atau satu kurang dari bilangan berikutnya. Bilangan 5 adalah 1 lebih dari 4 dan 1 kurang dari 6. Ketiga, dalam kehidupan sehari-hari anak-anak banyak membilang. Membilang dengan satuan 1, 2, 3 dan seterusnya.

Dengan demikian untuk menyadari konsep membilang, diperlukan dua faktor. Pertama, untuk membilang harus ada yang dibilang atau asfek sosial dari pembelajaran. Kedua, untuk membilang dalam diri anak-anak harus ada pengertian tentang perurutan bilangan atau asfek matematis.

            Bilangan dan operasi bilangan menurut Sriningsih (2009:63) “anak dapat menggunakan konsep dasar aritmatika yang meliputi hubungan satu-satu (one-to-one correspondence), berhitung, angka, nilai dan tempat, operasi bilangan bulat da pecahan”.

            Pakasi dalam Andriani (2009:24) menyatakan bahwa konsep membilang merupakan suatu hal yang bersifat abstrak. Konsep ini tidak dapat ditangkap dengan alat indra melainkan dapat di pegang dengan pikiran. Konsep membilang hanya ada dalam pikiran. Misalnya bila anak mengatakan tiga buah titik atau empat buah titik, maka yang dilihat oleh mata adalah titik dan bilangan, bilangan itu anak ketahui dan pahami. Mengembangkan konsep bilangan, anak-anak perlu diberikan kesempatan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan jumlah.

b.  Kompetensi Membilang

            Kompetensi merupakan prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kompetensi adalah kekuasaan untuk menetukan atau memutuskan sesuatu hal. Menurut Uzer Usman (2001) kompetensi adalah kemampuan seseorang baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.

c.  Indikator Kemampuan Membilang Anak TK

            Copley (2001) mengungkapkan indikator yang berkaitan dengan bilangan yaitu berhitung, kuantitas, operasi bilangan, perbandingan, pengenalan dan penulisan bilangan, dan posisi tempat. Berhitung, merupakan kemampuan untuk menyebutkan angka secara urut dari satu, dua, tiga, dan seterusnya sampai anak mengingatnya.

            Hubungan dari satu ke satu, merupakan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengurutkan, menyesuaikan jumlah angka dan benda-benda. Misalnya jika jumlah angka ada yang 10 maka anak harus mengungkapkannya dengan benda yang berjumlah sama yaitu 10.  Kuantitas merupakan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengetahui jumlah benda yang ada di hadapannya dengan cara menghitung secara urut benda tersebut.

            Mengenal dan menulis angka merupakan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengetahui angka 1-10 atau lebih. Pada mulanya untuk mengenal angka anak diperkenalkan dahulu dengan simbol untuk angka yang kemudian dihubungkan untuk menulis angka. Dapat dilakukan dengan guru atau orang tua, caranya yaitu dengan memperlihatkan beberapa gambar kemudian anak diminta untuk menulis jumlah gambar tersebut dengan angka.

Sedangkan membilang untuk taman kanak-kanak adalah untuk menunjukkan pengetahuan tentang angka dan sistem nomor.  Dalam Standar pendidikan anak usia dini indikator membilang untuk TK kelompok B yaitu:

(1)     Menyebut urutan bilangan dari 1 sampai 10; (2) Mengenal konsep bilangan benda-benda sampai 10; (3) Menunjuk lambang bilangan  1-10; (4) Membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda; (5) Meniru lambang bilangan 1-10.

d.  Materi Bilangan Pada Anak TK

            Bilangan dan operasi bilangan merupakan salah satu pembelajaran matematika yang ditetapkan oleh NCTM (2003). Copley (2001) mengemukakan lima kemampuan yang diajarkan dalam bilangan dan operasi bilangan, yaitu (1) counting, (2) quantity, (3) change operations, (4) comparison dan (5) place value. Adapun kemampuan-kemampuan yang akan dibahas dalam pembelajaran kompetensi bilangan anak adalah: (1) counting, (2) hubungan satu-satu, (3) kuantitas dan (4) mengenal angka.

            Counting atau berhitung menurut Adawiyah (2011) merupakan kemampuan anak untuk menyebutkan urutan bilangan / membilang buta (roote counting /rational counting) atau kemampuan memperagakan sebuah pemahaman mengenal angka dan jumlah. Misalnya berhitung 1-10 dengan batu kerikil. Hubungan satu-satu merupakan kemampuan yang bertujuan untuk menanamkan konsep pada anak bahwa satu benda dapat dihubungkan dengan benda lain. Misalnya satu kue untuk satu anak. Kuantitas merupakan kemampuan utuk mengatakan banyaknya benda dalam satu kelompok tertentu dengan menyebutkan angka terakhir pada urutan berhitungnya. Misalnya sepuluh jari yang dimiliki oleh setiap anak. Mengenal angka merupakan kemampuan anak dalam memahami 10 simbol dasar (1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 0) dan mengingat bentuk dari masing-masing simbol tersebut.

e.   Tahapan Pengenalan Bilangan Anak Usia Dini

            Menurut Garnida (2011) anak membangun konsep-konsep matematika melalui berbagai kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan. Anak-anak sering mendengar dan mengucapkan kata-kata yang berhubungan dengan matematika dari orang tua, guru, dan sesamanya. Pada umumnya anak mendengar dan mengucapkan terlebih dahulu berbagai konsep yang berhubungan dengan matematika baru kemudian dengan seiring meningkatnya usia dan kemampuan berfikirnya ia mulai memahami konsep-konsep matematika itu dengan lebih mendalam.

            Mengenalkan bilangan pada anak harus menarik dan menyenangkan, hal ini disebabkan agar minat anak tumbuh dengan sendirinya yakni dengan cara bermain. Tentu disini bukan untuk menjejali anak dengan pelajaran materi berhitung tetapi lebih kepada simbol angka yang kongkrit dan menyenangkan yaitu dengan cara bermain. Sebagaimana diungkapkan Montessori dalam Erawati (2010) mengatakan bahwa dengan bermain anak-anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep dan pengertian secara alamiah tanpa paksaan seperti konsep bilangan dan konsep warna.

            Sedangkan menurut Simanjuntak dalam Erawati (2010:16) bahwa  pembelajaran matematika dan bilangan berdasarkan tahapan perkembangan mental anak diantaranya sebagai berikut: 1. Belajar matematika dan bilangan dapat dimulai pada usia muda apabila anak telah siap belajar atau disesuaikan dengan perkembangan mental anak, 2. Untuk memudahkan anak belajar matematika harus di mulai dari yang kongkrit (kerja praktek) kearah yang abstrak, 3. Pada saat tahap praoperasional anak berpindah dengan cepat ke tahap operasional kongkrit apabila anak dilatih dengan mainan yang dapat mengembangkan daya pikir anak.

            Menurut  NCTM dalam Andriani (2009:29) terdapat beberapa prinsip dan standar pembelajaran operasi dalam kurikulum pembelajaran matematika untuk pra taman kanak-kanak hingga kelas 2 sekolah dasar. Program instruksi tersebut adalah “understand numbers, way of refresenting numbers, relationship among numbers and system”. Program pembelajaran ini menyebutkan bahwa anak diharapkan dapat memahami bilangan, cara-cara menggambarkan bilangan hubungan-hubungan antara bilangan dan system bilangan sebagai berikut:

a.       Menghitung dengan pemahaman dan mengenali “berapa banyak” objek dalan himpunan benda.

b.      Menggunakan berbagai model untuk mengembangkan pemahaman awal tentang nilai tempat dan sistem bilangan dasar 10.

c.       Mengembangkan pemahaman posisi relatif, besarnya bilangan, bilangan ordinal dan kardinal serta hubungan-hubungannya.

d.      Mengembangkan pemahaman bilangan dan menggunakan cara-cara termasuk menghubungkan, menggabungkan dan menguraikan bilangan.

e.       Menghubungkan bilangan dan angka dengan jumlah-jumlah yang digambarkan, dengan menggunakan berbagai model fisik dan refresentasi.

f.       Memahami dan menggambarkan pecahan-pecahan yang biasa dugunakan seperti ¼ dan ½.

Menurut tahapan perkembangan di atas,  pada tahapan menghitung dengan pemahaman dan mengenali “berapa banyak” objek dalam himpunan benda. Anak diharapkan dapat membilang berbagai himpunan benda dan mengenali beberapa jumlahnya. Hal ini memberikan gambaran bahwa untuk dapat memahami bilangan dan memahami unsur  jumlah terikat didalamnya, anak-anak diharapkan dengan pemahaman dan bukuan dengan hapalan.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penyampaian materi pembelajaran membilang untuk anak usia taman kanak-kanak tidaklah mudah, anak tidak dapat memahami materi pembelajaran secara langsung, tetapi harus dilakukan secara bertahap dengan menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran membilang untuk anak.

 

Konsep Kepuasan Nasabah


Konsumen memiliki pengetahuan tentang nilai pribadi dan simbolis yang dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk atau merk. Nilai (values) adalah sasaran hidup yang luas dari masyarakat. Nilai juga melibatkan afeksi sehubungan dengan kebutuhan atau tujuan tersebut. Menyadari bahwa nilai telah terpuaskan atau tujuan utama hidup telah tercapai cenderung tidak nyata dan subyektif. Sebaliknya, konsekunsi fungsional dan psikososial lebih nyata, dan lebih jelas ketika terjadi.

Definisi kepuasan / ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. (Tjiptono, 1996)

Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.

Kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Arti dari kepuasan konsumen yaitu tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/performansi (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2001). Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapannya. Apabila kinerja dibawah harapan, maka konsumen akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, maka konsumen akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, maka konsumen akan sangat puas. Harapan konsumen dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Konsumen yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan.

Perusahaan perlu melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan karena hal ini telah menjadi hal yang esensial bagi setiap perusahaan. Langkah tersebut dapat memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan pelanggan.

Metode-metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk memantau dan mengukur kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut: (Kotler, 2001)

1.    Sistem keluhan dan saran / Complain and suggestion system. Organisasi yang berwawasan pelanggan akan membuat pelanggannya memberikan saran atau keluhan, misalnya dengan memberikan formulir bagi pelanggan untuk melaporkan kesukaan atau keluhan, penempatan kotak saran. Alur informasi ini memberikan banyak gagasan balik dan perusahaan dapat bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.

2.    Survey pelanggan / Customer surveys. Kepuasan pelanggan dapat diukur melalui pelanggan atas persepsinya terhadap kepuasannya.

3.    Pembeli bayangan / Ghost shopping. Cara lain untuk mengukur mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan menyuruh orang berpura-pura menjadi pembeli dan melaporkan titik-titik kuat maupun lemah yang mereka alami sewaktu membeli produk perusahaan.

Analisa kehilangan pelanggan / Lost customer analysis. Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal ini terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting, dimana peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya. 

Al-Maslahat dalam UU No. 21 Tahun 2008

 

Orientasi UU No. 21 tahun 2008 adalah pengembangan sistem ekonomi berdasarkan nilai-nilai Islam, yaitu keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan keuniversalan (rahmat li al-alamin), sehingga masyarakat Indonesia masa dpean mengalami peningkatan kesejahteraan ekonomi di atas landasan prinsip syariah. Orientasi ini tergambar dari kandungan materi UU, salah satunya adalah dalam hal tujuan UU, yaitu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam menegakkan keadilan, memupuk kebersamaan, dan menciptakan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Meningkat dan meratanya kesejahteraan rakyat berdampak pada menurunnya angka kemiskinan yang pada gilirannya dapat menekan tingkat kejahatan bahkan kekufuran, karena seperti disabdakan oleh Nabi Muhammad kefakiran bisa membuat orang menjadi kafir.

Kemaslahatan atau kebaikan dan kebahagiaan adalah tujuan utama hukum Islam. Ayat-ayat Alquran mengisyaratkan bahwa secara umum tujuan hukum Islam adalah kemaslahatan dan kebahagiaan hidup manusia di duia dan di akherat dengan cara mengambil yang bermanfaat dan menolak yang mudarat. Dengan kata lain, tujuan hukum Islam adalah kemaslahatan hidup manusia di dunia dan diakhirat.[1] Tujuan ini memberikan pengertian bahwa hukum Islam merupakan rahmat Allah SWT bagi manusia, bahkan bagi segenap alam. Oleh karenanya, perwujudan rahmat bisa terealisir apabila hukum Islam benar-benar menghadirkan kemaslahatan dan kebahagiaan bagi manusia.

Kemaslahatan ada yang bersifat primer, sekunder dan tersier. Al-dharuriyat ialah sesuatu yang harus ada demi tegaknya kebaikan di dunia dan di akhirat dan jika ia tidak ada maka kebaikan akan sirna. Ia berlaku di bidang ibadah, adat, muamalah, dan jinayah. Ia terkumpul dalam lima bentu pemeliharaan, yaitu memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara keturunan, memelihara harta kekayaan, dan memelihara akal pikiran.

Al-hajiyat ialah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk menghilangkan kesulita dan kepicikan. Ketiadaan hajiyat dalam masyarakat tidak menjadikan rusaknya kehidupan, tetapi akan mendatangkan kesulitan, kesempitan, dan kepicikan. Ia berlaku di berbagai bidang kehidupan seperti ibadat, adat, muamalah, dan jinayah. Khusus bidang muamalah seperti dikatan oleh al-Syatibi, hajiyat terkait dengan masalah jual beli al-salam, al-murabahat, al-istisna, al-musaqat dan yang lainnya.

Al-tahsiniyat ialah mempergunakan sesuatu yang layak dan dibenarkan oleh adat kebiasaan yang baik. Ia berhubungan dengan makarim al-akhlaq dan berlaku di bidang ibadat, adat, muamalah, dan al-uqubat. Yang terkait langsung antara pemilahan tujuan hukum Islam berdasarkan sifatnya dengan UU No. 21 ialah terutama bidang muamalah. Mencari rizki termasuk al-dharuriyat yang merujuk kepada memelihara keturunan dan harta. Cara mencari nafkah secara al-hajiyat diimplementasikan dalam bentuk jual beli (salam, murabahat, istisna), wadi’at, musyarakat, ijarat, qardh, wakalat, wakaf, dan mudharabat yang kemudian dijadikan pedoman oleh perbankan syariah dalam melaksanakan kegiatan usaha. Ini bisa dilihat dalam UU No. 21 tahun 2008 Pasal 1 ayat (20) s/d (25), (28); Pasal 4 ayat (3); Pasal 19 ayat (1) huurf a, b, c, d, e, f, g, i dan n; pasal 19 ayat (2) huruf a, b, c, d, e, f, g, dan i; dan pasal 21 huruf a nomor 1 dan 2; huruf b angka 1 sampai 4 dan huruf d.



[1] Abu Ishaq Ibrahim bin Musa al-Luhmy al-Gharnathy yang dikenal dengan al-Syatibi, al-muwafaqat fi Ushul al-Ahkam, (t.tp: Dar al-Fikr, t.t) Juz II hlm. 2

Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam proses manajerial

                                                                                                       Sistim Informasi Manajemen kini tidak lagi berkembang dalam bidang usaha saja, tapi sudah digunakan dalam berbagai bidang, dari mulai pendidikan, kedokteran, indistri, dan masih banyak lagi. Ini menandakan bahwa Informasi yang akurat dan cepat dibutuhkan di berbagai bidang.                                                                                                             Ada banyak teknologi yang mendukung SIM baik secara online atau offline. Tapi dasar dari aplikasi yang digunakan pada Sistiem Informasi Manajemen adalah aplikasi databese. sistem ini harus mampu mengolah data yang dikumpulkan pada database menjadi sebuah produk informasi yang dibutuhkan penggunanya. Sistim ini juga harus bisa membagi informasi yang diproduksinya menjadi beberapa tingkatan, sehingga setiap tingkatan hanya mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.                                              Pada sebuah Instansi, manajemen selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial, yang pada intinya berkisar pada penentuan: tujuan dan sasaran, perumusan strategi, perencanaan, penentuan program kerja, pengorganisasian, penggerakan sumber daya manusia, pemantauan kegiatan operasional, pengawasan, penilaian, serta penciptaan dan penggunaan sistem umpan balik. Masing-masing tahap dalam proses tersebut pasti memerlukan berbagai jenis informasi dalam pelaksanaannya.

1.     Penentuan Tujuan dan Sasaran                                                                                           Dapat dinyatakan secara aksiomatis bahwa suatu organisasi dibentuk dan dikelola untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam rangka penentuan juga pencapaian tujuan tersebut maka dibutuhkan informasi-informasi yang dapat memberikan gambaran kasar atau global tentang kecenderungan-kecenderungan yang mungkin terjadi, baik secara internal organisasi itu sendiri maupun pada lingkungan di mana organisasi bergerak. Informasi-informasi yang dibutuhkan tersebut secara eksternal dapat mencakup bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya, serta arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara internal informasi yang diperlukan adalah tentang produk yang akan dihasilkan dikaitkan dengan kemampuan organisasi dalam penyediaan dan penguasaan berbagai sarana, prasarana, dana dan sumber daya manusia.

2.     Perumusan Strategi                                                                                                                   Keseluruhan upaya pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi memerlukan strategi yang mantap dan jelas. Salah sat instrumen ilmiah yanng umum digunakan dalam penentuan strategi organisasi ialah analisis SWOT, yaitu Strengths (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Agar analisis SWOT benar-benar ampuh sebagai instrumen pembantu dalam penentuan dan pelaksanaan strategi organisasi, diperlukan informasi menngenai kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang mungkin dihadapi oleh organisasi tersebut.

3.     Perencanaan                                                                                                                                 Strategi yang telah dirumuskan dan ditetapkan memerlukan penjabaran melalui penyelenggaraan fungsi perencanaan. Karena perencanaan merupakan salah satu hal yang penting dalam organisasi, perlu diketahui secepat mungkin berbagai resiko dan faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab kegagalan pelaksanaan tujuan dan strategi organisasi. Informasi-informasi yang dibutuhkan dalam proses perencanaan adalah 5 W 1 H, yaitu what(apa), when(kapan), where(di mana), who(siapa), why(mengapa), dan how(bagaimana).

4.     Penyusunan Program Kerja                                                                                       Penyusunan program kerja merupakan rincian sistematis dari rencana kerja jangka waktu menengah. Keenam pertanyaan di atas harus terjawab dalam penyusunan program kerja dimana ia harus bersifat kuantitatif, menyatakan secara jela dan konkrit hasil yang diharapkan, standar kinerja jelas, mutu hasil pekerjaan ditetapkan secara pasti, dan program kerja disusun sedemikian rincinya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan operasional.

5.     Pengorganisasian                                                                                                                       Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang terikat secara formal dan hierarkis serta bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Organisasi dapat menjadi wadah dimana sekelompok orang bergabung dan menempati wilayah-wilayah tertentu untuk melakukan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Organisasi dapat pula menjadi tempat berinteraksi antar anggota organisasi tersebut maupun dengan anggota organisasi lainnya.                                                                                                          Tolok ukur keberhasilan suatu organisasi tidak dilihat secara inkremental dari apa yang dicapai oleh masing-masing satuan kerja melainkan dari sudut pandang yang bersifat holistik dalam arti keberhasilan organisasi secara keseluruhan.Penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawab fungsional satuan kerja tertentu memerlukan interaksi, interdependensi dan interrelasi dengan semua satuan kerja lainnya. Dan tentunya proses seperti ini memerlukan suatu sistem informasi yang baik.

6.     Penggerakan SDM                                                                                                          Penggerakan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan fungsi yang teramat penting dalam manajemen sekaligus paling sulit.Penggerakan SDM yang tepat dan efektif memerlukan informasi yang handal. Misalnya, informasi tentang klasifikasi jabatan, informasi tentang uraian dan analisis pekerjaan,informasi tentang standar mutu yang diterapkan dalam manajemen, dan berbagai informasi lainnya yang memungkinkan satuan kerja yang mengelola SDM dalam organisasi menyelenggarakan berbagai fungsinya dengan baik.

7.     Penyelenggaraan Kegiatan Operasional                                                             Penyelenggaraan kegiatan operasional merupakan bagian yang sangat penting dari keseluruhan proses manajerial dan bahkan merupakan tes apakah sebuah organisasi berjalan di atas “rel” yang benar atau tidak. Hal ini dikarenakan manajemen bersifat situasional dimana penerapan prinsip-prinsip manajemen harus diterapkan secara universal dengan memperhitungkan faktor situasi, kondisi, ruang dan waktu.Manajemen juga berorientasi pada hasil optimal dari segi produk, efisiensi dan efektivitas kerja.Sehingga penyelenggaraan kegiatan operasional yang baik dan tepat hanya akan terwujud bila didukung dengan berbagai informasi yang tepat pula.

8.     Pengawasan                                                                                                                      Pengawasandiperlukan atas pertimbangan bahwa penyelenggaraan seluruh kegiatan operasional memungkinkan terjadi kesalahan yang berarti dapat berakibat pada tidak terwujudnya tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang diharapkan. Oleh karena itu, kegiatan pengawasan jelas memerlukan sekaligus menghasilkan informasi tentang penyelenggaraan berbagai kegiatan operasionalyang sedang terjadi.

9.     Penilaian                                                                                                                                        Seperti halnya dalam pengawasan, informasi dalam proses penilaian juga sangat dibutuhkan. Informasi ini dapat diperoleh melalau berbagai wawancara, penyebaran kuesioner kepada pihak-pihak lain yang dianggap mengetahui pengetahuan mendalam tentang seluruh proses manajerial, dan teknik-teknik lainnya yang dipandang perlu dan tepat digunakan.

Sistem Umpan Balik                                                                                                                  Semua informasi yang diperoleh terutama dari hasil penilaian diumpanbalikkan kepada berbagai pihak. Baik yang berkaitan dengan manajerial organisasi, maupun kepada para pemodal, pemilik saham, manajemen puncak, para pimpinan satuan usaha, dan lainnya. Hal ini penting dilakukan supaya manajerial organisasi yang bersangkutan tetap menghasilkan efektivitas, efisiensi serta produktivitas yang tinggi sehingga tujuan awal organisasi dapat terwujud secara maksimal.                                                                                                         Penjelasan di atas membuktikan bahwa informasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan suatu organisasi. Untuk membangun informasi yang handal dibutuhkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang mampu menampung dan mengolah data serta menghasilkan informasi yang tepat dan akurat setiap saat. Tanpa dukungan SIM yang tangguh, maka akan sulit organisasi yang baik akan terwujud, karena SIM menolong lembaga-lembaga bidang apapun dalam mengintegrasikan data, mempercepat dan mensistematisasikan pengolahan data, meningkatkan kualitas informasi, mendorong terciptanya layanan-layanan baru, meningkatkan kontrol, meng-otomatisasi-kan sebagian pekerjaan rutin, menyederhanakan alur registrasi atau proses keuangan, dan lain sebagainya.

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive