Monday, November 16, 2020

Definisi Tata Letak Pabrik

 


               Ada berbagai macam definisi tata letak pabrik, diantaranya :

       1.  Hadiguna (2008) mendefinisikan tata letak sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Sistem  material handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan mengganggu kelancaran proses produksi sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan.

2.    Purnomo (2004) menyebutkan tata letak fasilitas yang dirancang dengan baik pada umumnya akan memberikan kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses operasi perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta keberhasilan perusahaan. Tata letak pabrik ini meliputi perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja pada masing-masing stasiun kerja. Jika disusun secara baik, maka operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien (Wignjosoebroto, 2009). Pada dasarnya tujuan utama perancangan tata letak adalah optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi akan maksimal (Purnomo, 2004).

          3.    Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk  konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan  barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara ekonomis dan aman (Apple, 1990: 2). Tata letak pabrik juga merupakan salah satu bagian terbesar dari suatu studi perancangan fasilitas (Facilities design). Facilities design sendiri terdiri dari pelokasian pabrik (plant location) dan perancangan gedung (building design) dimana sebagaimana diketahui bahwa antara tata letak pabrik (plant layout) dengan penanganan material (material handling) saling berkaitan erat (Fred E. Meyers, 1993 : 1). Penyusunan tata letak yang baik dapat memperlihatkan suatu penyusunan daerah kerja yang paling ekonomis untuk dijalankan, disamping itu akan menjamin keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat meningkat bila penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif.

4.    Menurut Apple (1990) tata letak pabrik merupakan suatu susunan fasilitas fisik yang terdiri atas perlengkapan, tenaga, bangunan, dan sarana lain yang harus mempunyai tujuan mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara efektif, efisien, ekonomis dan aman.

5. Menurut Meyers (1993), tata letak pabrik merupakan pengaturan atau pengorganisasian fasilitas-fasilitas fisik perusahaan untuk menghasilkan efisiensi penggunaan peralatan, material, manusia dan energi.

6.    Menurut Heragu (1997), fasilitas dapat didefinisikan sebagai bangunan dimana orang, material, dan mesin yang memiliki datang secara bersama-sama untuk maksud membuat produk yang dapat dihitung atau menyediakan layanan jasa. Perencanaan fasilitas meliputi penentuan lokasi sistem manufaktur dan perencanaan fasilitas yang mencakup perancangan terhadap sistem fasilitas, perancangan tata letak dan perancangan sistem penanganan bahan yang diperlukan untuk aktivitas produksi.

7.    Menurut Wignjosoebroto (2000),“Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan–gerakanmaterial, penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”.

Secara sempit, Plant Layout diartikan sebagai pengaturan tata letak/penyusunan fasilitas fisik dari pabrik tersebut.Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik (department layout).

Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini kita artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang baru sama sekali (the new layout plan).

Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.Semua kasus desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat mencapai :

·         Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.

·         Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.

·         Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.

·         Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.

·         Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah).

Elemen akhir dalam strategi fasilitas mempertimbangkan berbagai fasilitas. Terdapat empat jenis perbedaan dari aneka pilihan fasilitas yaitu :

·         Fokus Produk (55 persen).

·         Fokus Pasar (30 persen).

·         Fokus Proses (10 persen).

·         Serba guna (5 persen).

      

Penjualan

 


a.  Arti dan Makna Penjualan

Penjualan merupakan fungsi dari pemasaran, agar perusahaan mendapatkan laba agar kegiatan operasional perusahaan tetap berjalan. Penjualan juga merupakan salah satu sumber pendapatan seseorang atau suatu perusahaan yang melakukan transaksi jual dan beli dalam suatu perusahaan. Apabila semakin besar penjualan maka akan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh seseorang atau perusahaan tersebut.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2008 : 8) dalam buku “Manajemen Pemasaran”  mengatakan bahwa Penjualan ialah proses sosial manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

 

 

b. Konsep Penjualan

Konsep penjualan beranggapan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan  tidak akan membeli cukup banyak produk organisasi. Karenanya, organisasi tersebut harus melakukan upaya penjualan dan promosi agresif.

Konsep penjualan dinyatakan dalam pemikiran Sergio Zyman, mantan wakil presiden pemasaran dari Coca-Cola, yang menyatakan : Tujuan pemasaran adalah menjual lebih banyak barang ke lebih banyak orang secara sering untuk menghasilkan lebih banyak uang dan pada gilirannya menghasilkan lebih banyak laba.

Konsep penjualan dipraktikan paling agresif untuk barang-barang yang tidak dicari (unsought goods) yaitu barang-barang yang biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli konsumen. Seperti asuransi, ensiklopedia dan peti mati. kebanyakan perusahaan juga mempraktikan konsep penjualan ketika mengalami kelebihan kapasitas. Tujuannya adalah menjual apa yang mereka buat, alih-alih membuat apa yang diinginkan pasar. Namun, pemasaran  yang didasarkan pada penjualan memiliki resiko yang tinggi. Pemasaran model ini mengasumsikan bahwa pelanggan yang terbujuk untuk membeli suatu produk akan menyukai produk tersebut dan jika ternyata tidak, mereka bukan hanya tidak akan mengembalikan atau menjelek-jelekkan produk tersebut atau mengeluh kepada organisasi konsumen, melainkan mungkin malah membeli lagi.

Menurut Theodore Levitt dari Harvad dalam buku “Manajemen Pemasaran” menjelaskan perbedaan antara konsep antara penjualan dan pemasaran yaitu bahwa Penjualan berfokus pada penjualan, pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli.

Penjualan didasari oleh kebutuhan penjualan untuk mengubah produknya menjadi uang, sedangkan pemasaran didasari oleh gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan hal – hal yang berhubungan dengan menciptakan, menghantarkan dan akhirnya mengkonsumsinya (Kotler dan Keller, 2008: 19-20).

c. Tujuan Penjualan

Tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsennya  dengan pengelolaan yang baik. Dalam pelaksanaannya, penjualan sendiri tidak akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yang bekerja didalamnya seperti agen, pedagang dan tenaga pemasaran.

Pengusaha atau penjual bisa sukses apabila memilih satu tujuan. Dan tujuan tersebut akan menjadi kenyataan apabila dilaksanakan dengan kemampuan dan kemauanyang memadai. Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan mendapatkan laba tertentu dan mempertahankan atau bahkan berusaha meningkatkan untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut teralisasi apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan.

Menurut Swastha dan Irawan (2001: 33) mengemukakan bahwa suatu perusahaan mempunyai tiga tujuan dalam penjualan yaitu :

a.         Menciptakan volume penjualan tertentu

b.        Mendapatkan laba tertentu

c.         Menunjang pertumbuhan perusahaan

Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut tidak sepenuhnya hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para tenaga penjual, akan tetapi dalam hal ini perlu adanya kerja sama dari beberapa phak diantaranya adalah fungsionatis dalam perusahaan. Seperti bagian keuangan yang menyediakan dana, bagian produksi yang membuat produk dan bagian personalia yang menyediakan tenaga kerja.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Penjualan hasil produksi dari waktu ke waktu biasanya mengalami pasang surut. Gelombang turun naiknya penjualan tersebut dapat kecil, dapat pula besar. Kenyataan ini mengundang pengusaha untuk berpikir tentang faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi perkembangan penjualan hasil produksinya.

Ada dua kelompok hal yang dapat mempengaruhi perkembangan penjualan yaitu pengaruh dari luar perusahaan dan dari dalam perusahaan. Pengaruh dari luar perusahaan seperti berikut ini :

1. Kebijakan pemerintahan

2. Perkembangan ekonomi dunia

3. Perkembangan sosial-ekonomis masyarakat, terutama para pembeli sasaran

4. Situasi persaingan.

Adapun pengaruh dari dalam perusahaan seperti “membatasi” perusahaan yang bersangkutan dalam usahanya mencapai penjualan lebih dari jumlah tertentu. Disebut membatasi karena faktor-faktor tersebut lebih bersifat menentukan sampai seberapa jauh untuk satu masa tertentu, perusahaan yang bersangkutan mampu mencapai jumlah maksimal penjualan hasil produksinya, beberapa macam di antara faktor – faktor tersebut adalah :

a.         kapasitas produksi dan pengadaan dana modal kerja

b.        kesan pembeli terhadap hasil produksi

c.         kebijakan harga jual yang dianut.

Dalam prakteknya, terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan adalah sebagai berikut :

a.         Kondisi dan kemampuan penjual

b.        Kondisi Pasar

c.         Model

d.        Kondisi organisasi perusahaan

e.         Faktor lain

Adanya Penjualan dapat tercipta suatu proses pertukaran abrang atau jasa antara penjual dengan pembeli. Di dalam perekonomian kita, seseorang .uang, orang akan lebih mudah memahami segala keinginannya dan penjualan  lebih mudah dilakukan serta jarak yang jauh tidak akan menjadi masalah bagi penjual (Kotler dan Keller, 2008: 262).

Daya Saing


Porter (1995:5) mengatakan bahwa  competition is at the core of the success or failure of firms. Persaingan adalah inti dari kesuksesan atau kegagalanperusahaan.Terdapat dua sisi yang ditimbulkan oleh persaingan, yaitu sisi kesuksesan karena mendorong perusahaanperusahaan untuk lebih dinamis dan bersaing dalam menghasilkan produk serta memberikan layanan terbaik bagi pasarnya, sehingga persaingan dianggapnya sebagai peluang yang memotivasi. Sedangkan sisi lainnya adalah kegagalan karena akan messmperlemah perusahaan perusahaan yang bersifat statis, takut akan persaingan dan tidak mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas sehingga persaingan merupakan ancaman  bagi perusahaannya. Menurut Muhardi (2007:39) Daya saing operasi merupakan fungsi operasi yang tidak saja berorientasi ke dalam (internal) tetapi juga keluar (eksternal), yaknimerespon pasar sasaran usahanya dengan proaktif.

Tokoh yang terkenal berperan penting dalam membidani lahirnya model daya saing ini adalah Michael E.Porter.Dalam Bukunya yang berjudul Competitive Strategy,Porter (1980:136-137) memandang adanya lima kekuatan penting merupakan pembentuk dari industry.lima kekuatan tersebut adalah:

1.        Kekuatan relatif pelanggan

2.        Kekuatan relatif pemasok

3.        Ancaman produk pengganti (substitute product)

4.        Ancaman pengikut baru,dan

5.        Jumlah kegiatan pesaing dalam industry                                                                                                        

Selain Lima kekuatan diatas, terdapat  satu kekuatan lain yang tidak kalah penting dalam membentuk suatu industry, kekuatan tersebut adalah” exit barrier”.yaitu hambatan yang akan menghalangi perusahaan untuk meninggalkan indsutri,dimana kekuatan ini mempengaruhi keberhasilan dibeberapa industry (Harrigan,1981:137).

  

Sunday, November 1, 2020

Pupuh Pangkur

 

Pangkur

Seja nyaba ngalalana

Ngitung lembur ngajajah milangan kori

Heunteu puguh nu dijugjug

Balik paman sadaya

Nu timana tiluan semu rarusuh

Lurah begal ngawalonan

Aing ngaran Jayapati

 

Euleuh itu budak gembul

Awak gembru bayuhyuh gawena kedul

Ukur heuay jeung nundutan

Ka sakola unggal poe kabeurangan

He barudak tong nurutan

Ka nu gembul kokomoan

Bisi kedul jeung ogoan

Awal akhir katempuhan

Pupuh Maskumambang dan Mijil

 

Maskumambang

Hey manusa mana kaniyaya teuing

Teu aya rasrasan

Kawula make disumpit

Naha naon dosa kula

Naha abong-abong teuing

Nasib abdi jadi hewan

Digawekeun beurang peuting

Dirangket taya rasrasan

 

Mijil

Mesat ngapung putra Sang Arimbi

Jeung mega geus awor

Beuki lila beuki luhur bae

Larak-lirik ninggali ka bumi

Milari sang rai

Pangeran Bimanyu

 

Aduh Gusti nu Kawasa

Jisim abdi ageung dosa

Pangna abdi gering nangtung

Reh ka sepuh wantun nundung

 

Pupuh Kinanti

 

Kinanti

Budak leutik bisa ngapung

Babaku ngapungna peuting

Nguriling kakalayangan

Neangan nu amis-amis

Sarupaning bungbuahan

Naon bae nu kapanggih

Ari beurang ngagarantung

Pinuh dina dahan kai

Disarada patembalan

Nu kitu naon ngaranna

 

Jurudemung


Mungguh nu hirup di dunya

Ku kersaning anu agung

Ku kersaning anu agung

Geus pinasti panggih

Geus pinasti

Geus pinasti panggih

Jeung dua rupa perkara

Senang paselang jeung bingung

Mungguh hirup di alam dunya

Ku kersaning anu agung

Geus pinasti bakal panggih

Suka bungah jeung kasedih

Dua rupa nu tumiba

Sakabeh jalma di dunya

Senang patumbu jeung bingung

Eta geus tangtu kasorang

Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru

 


Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka kompetensi pedagogik guru yaitu kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik.

Pada aspek pertama yaitu Menguasai karakteristik peserta didik. Seorang guru harus menguasai dan memahami sifat-sifat dan kemampuan peserta didiknya. Pad aspek kedua guru harus menguasasi teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik. Pada aspek ini guru sebagai penyampai pembelajaran harus menguasai berbagai teori belajar dan memahami prinsip-prinsip dalam pembelajaran sehingga dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

Pada aspek ketiga Pengembangan kurikulum. Pada aspek ini guru harus dapat mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran dan program pengajaran yang akan disampaikan.

Pada aspek keempat yaitu Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Pada aspek ini guru harus dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang bersifat mendidik bagi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Aspek kelima yaitu Pengembangan potensi peserta didik. Guru harus menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki potensi masing-masing. Guru harus dapat mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga akan berkembang dan dapat bermanfaat bagi peserta didik di masyarakat.

Pada aspek keenam yaitu Komunikasi dengan peserta didik. Guru dalam menyampaikan pembelajaran selama kegiatan berlangsung harus dapat dimengerti oleh peserta didik. Artinya komunikasi yang dibangun oleh guru dapat diterima oleh peserta didik selaku audiens. Selain itu harus terjadi komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didiknya.

Pada aspek ketujuh yaitu Penilaian dan Evaluasi. Pada aspek ini guru harus dapat melakukan penilaian serta evaluasi terhadap hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana kemampuan dan perkembangan dari peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran.

Dari ketujuh aspek dalam penilaian kinerja guru berdasarkan kompetensi pedagogik tersebut menunjukkan bahwa peran guru tidaklah mudah dan bukan hal yang dianggap sepele. Seorang guru yang profesional akan memperhatikan ketujuh aspek tersebut sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan menghasilkan output yang diharapkan oleh semua pihak baik guru, orang tua, peserta didik dan masyarakat.

 

 

Orang Yang Selalu Bersyukur

 


 

            Di sebuah desa yang subur hiduplah seorang petani. Pak Rejo nama petani itu. Pak Rejo memiliki beberapa petak sawah dan seekor kerbau yang membantunya membajak sawah.

            Suatu pagi istri Pak Rejo mengeluh, karena kerbau yang dimilikinya kurus. “Pak, tukarkan kerbau ini ke pasar saja!” kata Bu Rejo. “Memangnya kenapa, Bu?” jawab Pak Rejo. “Kerbau ini yang membantuku membajak di sawah. Kalau kerbau ini kubawa ke pasar, aku membajak sawah dengan apa?” kata Pak Rejo kemudian. “Tukarkan kerbau kurus ini dengan kerbau yang lebih sehat!” kata Bu Rejo. “Baiklah, aku akan membawanya ke pasar!” jawab Pak Rejo kemudian.

            Pagi itu, Pak Rejo membawa kerbaunya ke pasar. Di tengah jalan, Pak Rejo bertemu orang yang membawa kambing. Pak Rejo berniat menukar kerbau miliknya dengan kambing itu. “Ah, aku akan menukar kerbau ini dengan kambing itu. Kambing dapat beranak lebih cepat dari kerbau dan aku tidak perlu kandang besar untuk memeliharanya,” gumam Pak Rejo. “Bagaimana kalau aku menukar kambingmu dengan kerbau ini?” kata Pak Rejo. “Tentu saja boleh!” balas pemilik kambing. Pak Rejo berpikir sejenak, kemudian Pak Rejo meneruskan langkahnya ke pasar. Ia kemudian bertemu orang yang membawa ayam. Pak Rejo berpikir, ayam akan menghasilkan banyak telur, sehingga ia dapat makan telur ayam setiap hari. Apabila telur-telur itu ditetaskan, pasti ia akan memiliki banyak ayam. Akhirnya Pak Rejo menukarkan kambing yang dibawanya dengan ayam.

            Pak Rejo sangat senang dan ia pulang ke rumah. Sampai di rumah, ia menceritakan perjalanannya dari rumah ke pasar pada istrinya. Istrinya marah dan berkata bahwa Pak Rejo dungu. Tetapi Pak Rejo tidak menghiraukan istrinya, dan merawat ayam itu. Suatu hari, ayam Pak Rejo bertelur. Setelah Pak Rejo pergi ke kandang untuk mengambil telur ayam, Pak Rejo heran karena telur itu adalah telur emas. Setiap hari ayam itu terus bertelur emas. Pak Rejo menukar telur emas itu dengan perangkat rumah dan ia menjadi orang terkaya di kampungnya. Pak Rejo beryukur pada Tuhan atas kemurahan-Nya.

 

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive