Monday, March 19, 2018

Tahapan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini


Dalam menyampaikan materi pembelajaran mengenal bilangan untuk anak usia dini, memerlukan tahapan-tahapan dalam penyampaiannya dan dilakukan  secara bertahap. Menurut Pakasi (dalam Andriyani, 2009:27) terdapat tiga cara membilang, “Pertama membilang dengan menyentuh benda-benda itu dengan jari. Kedua, membilang dan menunjukkan benda-benda yang dibilang.” Sedangkan menurut teori Piaget (dalam Yusuf, 2005:164) bahwa, “anak usia dini belajar melalui tiga tahap yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik. Pada tahap pertama enaktif anak memerlukan alat peraga. Setelah belajar menggunakan manik-manik siswa dapat belajar dengan menggunakan gambar lalu dilanjutkan dengan menggunakan simbol.”
Kegiatan berhitung dilakukan sebagai cara agar ide abstrak konsep bilangan dapat dimodelkan sehingga anak menjadi tahu tentang angka-angka dan hal-hal yang terkait dengan konsep bilangan. Pendekatan dengan menggunakan materi konkret dan gambar harus secara intensif dilakukan di tingkat awal pada anak, sebelum anak memasuki tingkat pengenalan bilangan selanjutnya seperti yang telah dikemukakan oleh Fatimah (2009:10) tentang perkembangan konsep bilangan pada anak yaitu 1) Pengenalan kuantitas; 2) Menghafal urutan nama bilangan; 3) Menghitung secara rasional: a) Menghitung benda sambil menyebutkan urutan nama bilangan; b) Membuat korespodensi satu-satu;            c) Menyadari bilangan terakhir yang disebut mewakili total benda dalam satu kelompok; 4) Menghitung maju: a) Menghitung semua, dimulai dari benda pertama sampai benda terakhir; b) Menghitung melanjutkan; c) Menghitung benda dengan cara melanjutkan dari jumlah salah satu kelompok; 5) Menghitung mundur; 6) Berhitung melompat
Pada tahapan pemahaman konsep, anak memahami berbagai konsep melalui pengalaman bekerja dan bermain dengan benda-benda kongkrit, pada tahap transisi guru dapat mengenalkan lambang konsep dengan menghubungkan antara konsep konkrit dengan lambang bilangan dan pada tahap lambang guru dapat mengenalkan berbagai lambang yang ada dalam matematika.
Tahapan-tahapan yang dilakukan tersebut dilakukan untuk mencapai standar perkembangan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Usia Dini. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa standar tingkat pencapaian perkembangan anak kelompok usia 4 - < 6 tahun dalam perkembangan kognitif khusunya mengenai konsep bilangan dan lambang bilangan adalah menyebutkan lambang bilangan 1-10 dan mencocokan bilangan dengan lambang bilangan.

Media Big Book 3D


Big Book 3D merupakan buku cerita yang berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, untuk memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama (shared reading) antara guru dan murid. Buku ini mempunyai karakteristik khusus seperti penuh dengan warna-warni, gambar yang menarik, mempunyai kata yang dapat diulang-ulang, mempunyai plot yang mudah ditebak, dan memiliki pola teks yang berirama untuk dapat dinyanyikan.
Big Book adalah suatu bahan belajar yang sekaligus merupakan suatu pendekatan dalam belajar dan mempunyai kelebihan menurut Solehuddin (2008:
7.41-7.42) sebagai berikut :
a.         Big Book memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat dalam situasi nyata dengan cara yang tidak menakutkan. Dengan membaca Big Book bersama-sama di depan kelas, anak-anak akan memperoleh pengalaman membaca yang sebenarnya tanpa merasa takut salah.
b.        Big Book memungkinkan semua anak melihat tulisan yang sama manakala guru membaca tulisan tersebut. Ukurannya yang besar membuat anak dapat melihat tulisan dalam Big Book yang sedang dibaca oleh guru mereka.
c.         Penggunaan Big Book memungkinkan anak-anak secara bersama-sama dan dengan bekerja sama memberi makna kepada tulisan didalamnya.
d.        Big Book memberikan kesempatan kepada anak yang lambat dalam membaca untuk mengenali tulisan dengan bantuan guru dan teman-teman lainnya. Selain itu Big Book membuat guru dan anak berbagi keceriaan dan berbagi kegiatan secara bersama.
e.         Big Book disukai semua anak termasuk mereka yang lambat dalam membaca karena dengan membaca Big Book bersama-sama akan timbul keberanian dan kenyakinan dalam diri anak bahwa mereka ”sudah bisa” membaca.
f.         Penggunaan Big Book akan mengembangkan kemampuan dasar anak dalam senua aspek bahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
g.        Belajar dengan Big Book memberikan pengalaman sosial kepada anak yaitu dalam hal berbagi pengalaman pada saat anak-anak mengomentari gambar dan bacaan Big Book.

h.        Meskipun Big Book adalah bahan bacaan, namun guru dapat menyelinginya dengan percakapan yang relevan mengenai isi cerita bersama anak sehingga topik bacaan akan semakin berkembang sesuai dengan pengalaman dan daya imajinasi anak.

Tuesday, March 13, 2018

Ulangan Harian IPS Kelas VI

ULANGAN HARIAN

Nama                      : ……………………………….
Mata Pelajaran     : IPS
Kelas/Semester      : VI/II
Hari/Tanggal         : ……………………………….

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar !
1.        Negara Indonesia beriklim….
a.       tropis                                                              c. Panas
b.      sub tropis                                                        d. dingin
2.        Propinsi yang berdiri pada awal kemerdekaan, kecuali….
a.       DKI Jakarta                                                   c. Jawa Timur
b.      Jawa barat                                                      d. Jawa Tengah
3.        Jumlah propinsi di Indonesia pada saat ini adalah….
a.       27                                                                   c. 33
b.      32                                                                   d. 35
4.        Palangkaraya adalah ibukota dari Propinsi….
a.       Kalimantan Barat                                           c. Kalimantan Timur
b.      Kalimantan Tengah                                        d. Kalimantan Selatan
5.        Wilayah Laut Indonesia sepanjang 200 mil yang diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia disebut….
a.       Laut Kontinental                                            c. Zona Ekonomi Ekslusif
b.      Laut Teritorial                                                d. Perairan Indonesia
6.        Negara yang bertetangga dengan Negara kita antara lain….
a.       Jepang                                                            c. Saudi Arabia
b.      Bangladesh                                                    d. Brunei Darusalam
7.        Negara-negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia adalah….
a.       Malaysia dan Timor Leste                              c. Malaysia dan Laos
b.      Papua Nugini dan Myanmr                            d. Timor Leste dan Kamboja
8.        Negara bagian yang terdapat di wilayah Malaysia bagian barat berjumlah….
a.       8                                                                    c. 10
b.      9                                                                     d. 11
9.        Gunung tertinggi di Filipina adalah ….
a.       Gunung Apo                                                  c. Gunung Pinatubo
b.      Gunung Mayon                                              d. Gunung Kinabalu
10.     





1                      2                      3                           4
Bendera Negara Kamboja ditunjukkan oleh gambar nomor….
a.       1                                                                     c. 3
b.      2                                                                     d. 4
11.    Negara yang merupakan lumbung padi di Asia adalah…
a.       Laos                                                               c. Vietnam
b.      Myanmar                                                        d. Kamboja
12.    Bagian permukaan bumi berupa tanah atau daratan yang sangat luas disebut….
a.       delta                                                               c. selat
b.      benua                                                              d. teluk
13.    Jumlah benua di dunia secara umum adalah….
a.       3                                                                     c. 7
b.      5                                                                     d. 9
14.    Benua terkecil di dunia adalah….
a.       Benua Asia                                                     c. Benua Afrika
b.      Benua Eropa                                                  d. Benua Australia
15.    Benua Amerika ditemukan pertama kali oleh….
a.       Christoper Columbus                                     c. Wilhelm Jansz
b.      Abel Tasman                                                  d. Thomas Stamford Rafles
16.    Ciri khas kenampakan alam di wilayah Timur Tengah adalah ….
a.       Pegunungan                                                   c. berawa-rawa
b.      gurun pasir                                                     d. hutan tropis
17.    Salah satu keajaiban dunia yang terdapat di Negara kita adalah ….
a.       Candi Mendut                                                c. Candi Prambanan
b.      Candi Cangkuang                                          d. Candi Borobudur   
18.    Suku Aborigin adalah penduduk asli….
a.       Amerika                                                         c. Australia
b.      Singapura                                                       d. Jepang
19.    Negara yang berada di wilayah Eropa Barat adalah….
a.       Denmark                                                        c. Bulgaria
b.      Belanda                                                          d. Swis
20.    Moskow adalah ibukota Negara ….
a.       Rusia                                                              c. Jerman
b.      Portugis                                                          d. Amerika

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1.        Indonesia terletak di antara dua benua yaitu ………………dan …………………
2.        Propinsi Sulawesi Barat berdiri pada tahun ……
3.        Pada saat ini di Pulau Jawa terdapat ….propinsi
4.        Pada zaman Belanda wilayah perairan Indonesia ditetapkan sepanjang ….dari garis laur saat surut
5.        Negara kepulauan yang berada di wilayah Asia Tenggara adalah …………….dan ……………..
6.        Bahasa resmi yang digunakan di Thailand adalah bahasa………………
7.        Laos beribukota di ………………………
8.        Berdasarkan pendapatan perkapitanya, Brunei Darusalam dijuluki sebagai warga Negara…………
9.        Benua Eropa sebelah utara berbatasan dengan ……………..
10.    Benua Eropa secara astronomis terletak pada …………….dan………………





PENERAPAN ANALISIS KEBUTUHAN INSTRUKSIONAL




A. Konsep Kebutuhan Pembelajaran
Kesenjangan adalah sebuah permasalahan yang harus dipecahkan karena itu kesenjangan dijadikan suatu kebutuhan dalam merancang pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan merupakan solusi terbaik. Bila kesenjangan tersebut dan menimbulkan efek yang besar, maka perlu diprioritaskan dalam pengatasan masalah (Dick and Carey : 1990,15 – 27 ), mencampuradukkan antara kebutuhan dan keinginan diidentikkan adalah hal yang keliru sebab menurut M. Atwi Suparman (2001 : 63) kebutuhan adalah kesenjangan antara keadaan sekarang dengan yang seharusnya dalam redaksi yang berbeda tapi sama. Morrison (2001: 27), mengatakan bahwa kebutuhan (need) diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya, keinginan adalah harapan ke depan atau cita-cita yang terkait dengan pemecahan terhadap suatu masalah. Sedangkan analisa kebutuhan adalah alat untuk mengidentifikasi masalah guna menentukan tindakan yang tepat. (Morrison, 2001: 27)
Oleh karena itu Kaufman (1982) mengajak kita meyakini betul apa masalah yang kita hadapi (M. Atwi Suparman: 2001-63), maka jika kita mengajar hendaknya kita mengajukan kepada diri kita suatu pertanyaan apakah pemberian pembelajaran itu dapat memecahkan masalah? Pertanyaan- pertanyaan senada antara lain:
1. Apa kebutuhan yang dihadapi.
2. Apakah kebutuhan tersebut merupakan masalah.
3. Apa penyebabnya.
4. Apakah pemberian pelajaran merupakan cara yang tepat untuk memecahkan masalah.
Morrison (2001: 27) membagi fungsi analisa kebutuhan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pekerjaan atau tugas sekarang yaitu masalah apa yang mempengaruhi hasil pembelajaran.
2. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang terkait dengan finansial, keamanan atau masalah lain yang menggangu pekerjaan atau lingkungan pendidikan
3. Menyajikan prioritas-prioritas untuk memilih tindakan.
4. Memberikan data basis untuk menganalisa efektifitas pembelajaran.
Ada enam macam kebutuhan yang biasa digunakan untuk merencanakan dan mengadakan analisa kebutuhan (Morrison, 2001: 28-30).
1. Kebutuhan Normatif
Membandingkan peserta didik dengan standar nasional, misal, Ebtanas, UMPTN, dan sebagainya.
2. Kebutuhan Komperatif, membandingkan peserta didik pada satu kelompok dengan kelompok lain yang selevel. Misal, hasil Ebtanas SLTP A dengan SLTP B.
3. Kebutuhan yang dirasakan, yaitu hasrat atau kinginan yang dimiliki masing-masing peserta didik yang perlu ditingkatkan. Kebutuhan ini menunjukan kesenjangan antara tingkat ketrampilan/kenyataan yang nampak dengan yang dirasakan. Cara terbaik untuk mengidentifikasi kebutuhan ini dengan cara interview.
4. Kebutuhan yang diekspresikan, yaitu kebutuhan yang dirasakan seseorang mampu diekspresikan dalam tindakan. Misal, siswa yang mendaftar sebuah kursus.
5. Kebutuhan Masa Depan, Yaitu mengidentifikasi perubahan-perubahan yang akan terjadi dimasa mendatang. Misal, penerapan teknik pembelajaran yang baru, dan sebagainya.
6. Kebutuhan Insidentil yang mendesak, yaitu faktor negatif yang muncul di luar dugaan yang sangat berpengaruh. Misal, bencana nuklir, kesalahan medis, bencana alam, dan sebagainya.

B. Melakukan Analisis Kebutuhan   
Ada empat tahap dalam melakukan analisa kebutuhan yakni perencanaan, pengumpulan data, analisa data dan menyiapkan laporan akhir.
Perencanaan : yang perlu dilakukan; membuat klasifikasi siswa, siapa yang akan terlibat dalam kegiatan dan cara pengumpulannya. (Morrison, 2001 : 32)
Pengumpulan data : perlu mempertimbangkan besar kecilnya sampel dalam penyebarannya (distribusi) (Morrison,2001 : 33).
Analisa data : setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan pertimbangan : ekonomi, rangking, frequensi dan kebutuhan (ibid).
Membuat laporan akhir : dalam sebuah laporan analisa kebutuhan mencakup empat bagian; analisa tujuan, analisa proses, analisa hasil dengan table dan penjelasan singkat, rekomendasi yang terkait dengan data. (Morrison, 2001: 33-34).
Membicarakan tentang analisis tujuan tidak bisa dipisahkan dengan input yang terkait dengan masalah dan proses analisa kebutuhan.

C. Strategi Penilaian Kebutuhan.
Untuk memahami suatu kebutuhan termasuk masalah atau perlu penilaian terlebih dahulu terhadap kebutuhan yang teridentifikasi yang disebut need assessment.
Rasset menekankan pentingnya pengumpulan informasi tentang penilaian kebutuhan secara langsung dari siswa baik orang dewasa maupun siswa umum. la mengidentifikasi lima tipe pertanyaan yang berbeda-beda kelima pertanyaan tersebut:
1. Tipe pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah siswa atau ‘leaner’ tentang seperti masalah yang sedang dihadapi.
2. Tipe  pertanyaan  yang  menanyakan  kepada  siswa  untuk mengungkapkan prioritas-prioritas diantara ketrampilan-ketrampilan yang mungkin dapat dimasukkan dalam pelajaran. Contoh : ketrampilan apa yang dibutuhkan ?
3. Tipe   pertanyaan   yang   meminta   kepada   siswa   untuk mendemonstrasikan ketrampilan tertentu. Contoh : tulislah pertanyaan dengan kalimat yang pendek
4. Tipe pertanyaan mencoba untuk mengungkapkan perasaan dan kesan siswa tentang suatu pelajaran tertentu. Contoh : apa yang menarik dari pelajaran tersebut ?
5. Tipe pertanyaan yang memberikan kepada siswa untuk menentukan pemecahan sendiri secara baik. Contoh : apa yang paling baik dilakukan untuk … ?
Harles (1975) menggambarkan partisipasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan kerja sama untuk mengidentifikasikan kebutuhan pembelajaran yaitu siswa, pendidik, masyarakat dalam bentuk segitiga.
Atwi Suparman (2001 : 65-72) ada 8 langkah dalam mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran sebagai berikut:
Langkah 1.
Mengidentifikasi kesenjangan hasil prestasi saat ini dengan yang diidealkan. Untuk memperoleh data tersebut menggunakan cara ; membaca laporan tertulis observasi, wawancara, angket dan dokumen.
Langkah 2.
Sebelum mengambil tindakan pemecahan masalah, kesenjangan tersebut harus dinilai terlebih dahulu dari segi:
- Tingkat signifikasi pengaruhnya.
- Luas ruang lingkup.
- Pentingnya peranan kesenjangan terhadap masa depan lembaga atau program.
Langkah 3.
Yang dilakukan dalam langkah ini:
a.  Menganalisis kemungkinan penyebab kesenjangan melalui observasi,wawancara, analisa logis.
b. Memisahkan kemungkinan penyebab yang tidak berasal dari kekurangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk diserahkan penyelesaiannya kepada pihak lain.
c. Mengelompokkan kemungkinan penyebab yang berasal dari kekurangan pengetahuan ketrampilan dan sikap tertentu untuk diteruskan ke langkah 4.
Langkah 4.
Menginterview siswa untuk memisahkan antara yang sudah pernah dan yang belum memperoleh pendidikan, bagi yang sudah berpendidikan melanjutkan ke-langkah 5 dan bagi yang belum meneruskan ke-langkah 8.
Langkah 5
Bagi peserta yang sudah berpendidikan pada langkah ini dikelompokkan lagi mejadi peserta yang sering mengikuti pendidikan menuju ke-langkah 6 dan jarang mengikuti pendidikan melanjutkan ke-langkah 7.
Langkah 6.
Kelompok yang sudah sering mendapat pendidikan diberi umpan balik atas kekurangannya dan diminta untuk mempraktekkan kembali sampai dapat melakukan tugasnya seperti yang diinginkan.
Langkah 7.
Bagi kelompok yang masih jarang mengikuti pendidikan diberi kesempatan lebih banyak untuk berlatih kembali, ini perlu disupervisi dari dekat agar mencapai hasil yang diinginkan.
Langkah 8.
Untuk kelompok peserta yang belum pernah memperoleh pendidikan perlu dibuatkan intruksional yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk diketahui peserta.
Setelah selesai pada tahapan ini dilanjutkan analisis pembelajaran, agar sistematis dan prosedural perlu diurutkan tujuan pembelajaran dari yang bersifat abstrak umum kepada tujuan yang kongkrit operasional. Langkah-langkah untuk melakukan pembelajaran ada 3 yaitu : Analisis pembelajaran, identifakasi perilaku dan karakteristik siswa.
Tulisan ini membahas:
1. Konsep dan prosedur penjabaran prilaku yang ada dalam TPU(Tujuan Pembelajaran Umum) menjadi subprilaku yang lebih kecil.
2. Mengidentifikasi hubungan antara subprilaku yang satu dengan yang lain.

Ketrampilan melakukan analisis pembelajaran penting bagi kegiatan pembelajaran, karena pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus diberikan lebih dulu dibanding yang lain, ini berarti pengajaran terhindar dari pemberian isi pelajaran yang tidak relevan dengan TPU (Tujuan Pembelajaran Umum)

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SEKOLAH DASAR



Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan adalah menyelenggarakan program pendidikan yang memberikan berbagai kemampuan sebagai seorang warga negara melalui berbagai mata pelajaran termasuk salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan.
Kemampuan dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar yang dicantumkan dalam Standar Nasional merupakan bahan minimal yang harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, daerah, sekolah, atau guru dapat mengembangkan, menggabungkan, atau menyesuaikan bahan yang disajikan dengan situasi dan kondisi setempat. Realitanya hasil belajar siswa dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan belum menunjukkan hasil yang diinginkan.
Secara tidak disadari, karena rutinitas tugasnya mengakibatkan guru tidak begitu menghiraukan/ peduli apakah peserta didiknya telah atau belum memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Sejauh mana peserta didik telah mengerti (understanding) dan tidak hanya sekedar tahu (knowing), tentang konsep Pendidikan Kewarganegaraan yang sudah disampaikan dalam proses pembelajaran?. Rutinitas yang dilakukan para guru tersebut meliputi penggunaan metode pembelajaran yang cenderung monoton yaitu kapur dan tutur (chlak-and-talk), kurangnya pelaksanaan evaluasi selama proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, serta kecenderungan penggunaan soal-soal bentuk pilihan ganda murni pada waktu ulangan harian maupun ulangan sumatif tiap akhir semester.
Sebelum penelitian dilakukan guru memang belum mengoptimalkan pendekatan kontekstual. Guru baru sebatas memanfaatkan metode ceramah serta penugasan (PR) kepada siswa. Kalaupun ada penugasan, siswa hanya diberi pekerjaan rumah yang dinilai secara individual oleh guru tanpa didiskusikan di kelas. Secara operasional, guru menjelaskan materi kepada siswa kemudian memberikan contoh-contoh di papan tulis. Setelah selesai menerangkan materi, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn, guru perlu melakukan tindakan kelas yakni dengan memperbaiki proses pembelajaran dengan memodifikasi pola pembelajaran yang selama ini hanya monoton pembelajaran kelas dengan ceramah menjadi pembelajaran mandiri atas dasar inisiatif siswa.
Dalam proses belajar, media merupakan salah satu komponen yang sangat menunjang untuk memudahkan siswa belajar. Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran adalah pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat, untuk itu maka penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pembelajaran dengan hasil yang optimal. Menurut Sudono (2000:44) mengatakan agar tujuan pembelajaran tercapai dan terciptanya proses belajar mengajar yang tidak membosankan, guru dapat menggunakan media pembelajaran secara tepat. Penggunaan media yang sesuai dengan kebutuhan anak, dapat memotivasi anak untuk belajar, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Dari uraian di atas muncul kerangka pemikiran bahwa rendahnya nilai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikarenakan siswa kurang memahami konsep pelajaran yang selama ini hanya diajarkan guru melalui metode ceramah. Salah satu cara untuk mengatasi  hal tersebut adalah pelaksanaan kegiatan tindak lanjut berupa pengajaran dengan pendekatan kontekstual yang disertai dengan penggunaan media gambar. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mudah memahami dan menerima materi yang disampaikan guru secara tidak langsung memberi penekanan agar siswa memperhatikan penjelasan guru dan pada akhirnya siswa akan lebih memahami konsep hakekat materi yang dipelajarinya. Dengan demikian adanya pemahaman konsep tersebut maka akan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dan akhirnya akan dapat mengatasi rendahnya hasil belajar siswa.

Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut AECT yang dikutip oleh Rohani (2004 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (2002 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
Menurut Association for Education and Communication Technology (AECT) media diartikan sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi (AECT, 1986).
Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan penampilan (performance) mereka dalam melakukan keterampilan-keterampilan tertentu sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran (Suroso, 1995).
Karakteristik media berbeda sesuai dengan tujuan atau maksud pengelompokkannya. Salah satunya media grafis, media grafis termasuk salah satu media visual. Media gambar merupakan media pembelajaran yang termasuk kedalam media visual yang memiliki ukuran panjang serta lebar. Media visual (Sanjaya, 2000:157) media yang dapat dilihat saja, tidak mengandung unsure suara. Yang termasuk media ini adalah film slide, foto, transpransi, lkisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetal seperti media grafis dan lain sebagainya.

Pemanfaatan Media Gambar Dalam Proses Belajar Mengajar
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri, karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien. Beberapa ahli memberikan rambu yang perlu diperhatikan berkaitan dengan media gambar yaitu:
1.    Prinsip-prinsip pemakaian media gambar.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
a.     Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat peserta didik kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan peserta didik membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok.
b.    Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang ril sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para peserta didik dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.
c.     Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para peserta didik merasa dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain berturut-turut secara lengkap.
d.    Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata pelajaran biologi. Para peserta didik mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa saja tidak bisa mudah dipahami oleh para peserta didik yang bertempat tinggal di lingkungan hutan tropis asing. Demikian pula istilah supermarket  terdengar asing bagi peserta didik-peserta didik yang hidup si kampung. Melalui gambar itulah mereka akan memperoleh kejelasan tentang istilah Verbal
e.     Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para peserta didik akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para peserta didik dalam membaca gambar-gambar itu.
f.     Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi para peserta didik. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.
2.        Memilih gambar yang baik dalam pengajaran
Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
a.     Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar yang palsu dikatakan asli.
b.    Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.
c.     Bentuk item. Hendaknya si pengamat dapat memperoleh tanggapan yang tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.
d.    Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan. Peserta didik akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
e.     Fotografi. Peserta didik dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti terlalu terang atau gelap. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran.
f.     Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai
Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan di atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria tidak dapat digunakan sebagai media dalam mengajar.


3. Menggunakan gambar dalam kelas
Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas.
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan cara, menulis pertanyaan tentang gambar, menulis cerita, mencari gambar-gambar yang sama, dan menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.
Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi peserta didik, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan peserta didik.
4. Mengajar peserta didik membaca gambar
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar peserta didik membaca gambar:
a.     Warna. Peserta didik sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya pada mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka mengetahui nama warna, barulah ia tafsirkan. Pada umumnya mereka memiliki kriteria tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi, membedakan, dan menafsirkan warna perlu dilakukan guru terhadap para peserta didik.
b.    Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang manusia dengan gereja, dan sebagainya.
c.     Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak antara puncak gunung dan latar belakangnya.
d.    Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang sedang di parkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat sebuah simbol-simbol gerakan.
e.     Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam gambar temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada dalam keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas.
Beberapa kelebihan yang lain dari media gambar adalah :
a.     Sifatnya konkrit. Gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata.
b.    Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
c.     Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
d.    Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
e.     Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut gambar atau foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
a.     Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indra mata.
b.    Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

c.     Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive