Sekolah
memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan
warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan adalah
menyelenggarakan program pendidikan yang memberikan berbagai kemampuan sebagai
seorang warga negara melalui berbagai mata pelajaran termasuk salah satunya
Pendidikan Kewarganegaraan.
Kemampuan
dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar yang dicantumkan
dalam Standar Nasional merupakan bahan minimal yang harus dikuasai siswa. Oleh
karena itu, daerah, sekolah, atau guru dapat mengembangkan, menggabungkan, atau
menyesuaikan bahan yang disajikan dengan situasi dan kondisi setempat.
Realitanya hasil belajar siswa dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan belum
menunjukkan hasil yang diinginkan.
Secara
tidak disadari, karena rutinitas tugasnya mengakibatkan guru tidak begitu
menghiraukan/ peduli apakah peserta didiknya telah atau belum memperoleh
pengalaman belajar yang bermakna. Sejauh mana peserta didik telah mengerti (understanding) dan tidak hanya sekedar
tahu (knowing), tentang konsep
Pendidikan Kewarganegaraan yang sudah disampaikan dalam proses pembelajaran?.
Rutinitas yang dilakukan para guru tersebut meliputi penggunaan metode
pembelajaran yang cenderung monoton yaitu kapur dan tutur (chlak-and-talk), kurangnya pelaksanaan evaluasi selama proses
kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, serta kecenderungan penggunaan
soal-soal bentuk pilihan ganda murni pada waktu ulangan harian maupun ulangan
sumatif tiap akhir semester.
Sebelum
penelitian dilakukan guru memang belum mengoptimalkan pendekatan kontekstual.
Guru baru sebatas memanfaatkan metode ceramah serta penugasan (PR) kepada
siswa. Kalaupun ada penugasan, siswa hanya diberi pekerjaan rumah yang dinilai
secara individual oleh guru tanpa didiskusikan di kelas. Secara operasional,
guru menjelaskan materi kepada siswa kemudian memberikan contoh-contoh di papan
tulis. Setelah selesai menerangkan materi, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan
soal.
Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn, guru perlu melakukan
tindakan kelas yakni dengan memperbaiki proses pembelajaran dengan memodifikasi
pola pembelajaran yang selama ini hanya monoton pembelajaran kelas dengan
ceramah menjadi pembelajaran mandiri atas dasar inisiatif siswa.
Dalam
proses belajar, media merupakan salah satu komponen yang sangat menunjang untuk
memudahkan siswa belajar. Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran adalah
pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat, untuk itu maka
penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat diperlukan demi tercapainya
tujuan pembelajaran dengan hasil yang optimal. Menurut Sudono (2000:44)
mengatakan agar tujuan pembelajaran tercapai dan terciptanya proses belajar
mengajar yang tidak membosankan, guru dapat menggunakan media pembelajaran
secara tepat. Penggunaan media yang sesuai dengan kebutuhan anak, dapat
memotivasi anak untuk belajar, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai
secara optimal.
Dari uraian
di atas muncul kerangka pemikiran bahwa rendahnya nilai mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dikarenakan siswa kurang memahami konsep pelajaran
yang selama ini hanya diajarkan guru melalui metode ceramah. Salah satu cara
untuk mengatasi hal tersebut adalah
pelaksanaan kegiatan tindak lanjut berupa pengajaran dengan pendekatan
kontekstual yang disertai dengan penggunaan media gambar. Hal ini dimaksudkan
agar siswa dapat mudah memahami dan menerima materi yang disampaikan guru
secara tidak langsung memberi penekanan agar siswa memperhatikan penjelasan
guru dan pada akhirnya siswa akan lebih memahami konsep hakekat materi yang
dipelajarinya. Dengan demikian adanya pemahaman konsep tersebut maka akan dapat
membantu meningkatkan pemahaman siswa dan akhirnya akan dapat mengatasi
rendahnya hasil belajar siswa.
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata medium
yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang
memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut AECT yang dikutip oleh
Rohani (2004 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses
penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (2002 : 136)
adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur
pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
Menurut Association for Education and
Communication Technology (AECT) media diartikan sebagai segala bentuk dan
saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi (AECT, 1986).
Penggunaan media secara kreatif akan
memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang
dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan penampilan (performance) mereka dalam melakukan keterampilan-keterampilan
tertentu sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran (Suroso, 1995).
Karakteristik media berbeda sesuai
dengan tujuan atau maksud pengelompokkannya. Salah satunya media grafis, media
grafis termasuk salah satu media visual. Media gambar merupakan media
pembelajaran yang termasuk kedalam media visual yang memiliki ukuran panjang
serta lebar. Media visual (Sanjaya, 2000:157) media yang dapat dilihat saja,
tidak mengandung unsure suara. Yang termasuk media ini adalah film slide, foto,
transpransi, lkisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetal seperti
media grafis dan lain sebagainya.
Pemanfaatan Media Gambar Dalam Proses Belajar
Mengajar
Di antara media
pendidikan, gambar/foto adalah media paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang
umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada
pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada
seribu kata.
Gambar ilustrasi fotografi adalah
gambar yang tidak dapat diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam
lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna
umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran
sendiri, karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan dan
mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan
belajar
secara efisien. Beberapa ahli memberikan rambu yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan media gambar yaitu:
1. Prinsip-prinsip pemakaian
media gambar.
Beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan antara lain:
a. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran
yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung
penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang
mengarahkan minat peserta didik kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan
instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan peserta didik
membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka
gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok.
b.
Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab
keefektivan pemakaian gambar-gambar di dalam proses
belajar
mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai
semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran.
Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama
seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang ril sangat berfaedah untuk
suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para peserta
didik dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.
c. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja,
daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan
gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik
daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih.
Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para peserta
didik merasa dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan
tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi yang
terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan
dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah memperbesar
konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap,
dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting
dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya,
dan lain-lain berturut-turut secara lengkap.
d.
Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar
oleh karena gambar-gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau
cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata pelajaran
biologi.
Para peserta didik mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa
Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-ciri membedakan
satu sama lain.
Guru bisa
saja tidak bisa mudah dipahami oleh para peserta didik yang bertempat tinggal
di lingkungan hutan tropis asing. Demikian pula istilah supermarket
terdengar asing bagi peserta didik-peserta didik yang hidup si kampung. Melalui
gambar itulah mereka akan memperoleh kejelasan tentang istilah Verbal
e.
Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui
gambar-gambar para peserta didik akan didorong untuk mengembangkan keterampilan
berbahasa lisan dan tulisan,
seni
grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan
visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para peserta didik dalam membaca
gambar-gambar itu.
f.
Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan
memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi
guru bisa
mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi
belajar
bagi para peserta didik. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat
baik dilakukan
guru,
dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.
2. Memilih
gambar yang baik dalam pengajaran
Dalam pemilihan gambar yang baik
untuk kegiatan pengajaran terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
antara lain:
a. Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi
yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya.
Kekeliruan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar
yang palsu dikatakan asli.
b. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam
warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan
mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak
tertarik pada gambar.
c. Bentuk item. Hendaknya si pengamat dapat
memperoleh tanggapan yang tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.
d. Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang
melakukan perbuatan. Peserta didik akan lebih tertarik dan akan lebih memahami
gambar-gambar yang sedang bergerak.
e.
Fotografi. Peserta didik dapat lebih tertarik
kepada gambar yang nilai fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak
profesional seperti terlalu terang atau gelap.
Gambar
yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran.
f. Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat
mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai
Kriteria-kriteria memilih gambar
seperti yang telah dikemukakan di atas juga berfungsi untuk menilai apakah
suatu gambar efektif atau tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang
tidak memenuhi kriteria tidak dapat digunakan sebagai media dalam mengajar.
3. Menggunakan gambar dalam kelas
Penggunaan gambar secara efektif
disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail,
warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman
kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar
juga menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang
tidak lama. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan
dengan masalah yang luas.
Gambar dapat
digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan
pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat
dilakukan cara, menulis pertanyaan tentang gambar, menulis cerita, mencari gambar-gambar
yang sama, dan menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.
Pengajaran dalam kelas dengan
gambar sedapat mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan
merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik,
bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat
ditempel pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi peserta
didik, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan peserta didik.
4. Mengajar peserta didik membaca gambar
Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengajar peserta didik membaca gambar:
a.
Warna. Peserta didik sangat tertarik pada
gambar-gambar berwarna. Umumnya pada mulanya mereka mengamati warna sebelum
mereka mengetahui nama warna, barulah ia tafsirkan. Pada umumnya mereka
memiliki kriteria tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi,
membedakan, dan menafsirkan warna perlu dilakukan
guru
terhadap para peserta didik.
b. Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih
besar antara seekor ayam dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara
seorang manusia dengan gereja, dan sebagainya.
c. Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira
jarak antara suatu obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya
jarak antara puncak gunung dan latar belakangnya.
d. Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan.
Mobil yang sedang di parkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat
sebuah simbol-simbol gerakan.
e. Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan
apakah di dalam gambar temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang
menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada dalam keadaan
membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas.
Beberapa kelebihan yang lain dari media gambar
adalah :
a. Sifatnya konkrit. Gambar/foto lebih realistis
menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata.
b. Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang
dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan
tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau
foto dapat mengatasinya. Air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke
kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau,
kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa
adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan
mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang
apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan
kesalah pahaman.
e. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan,
tanpa memerlukan peralatan yang khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut
gambar atau foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
a. Gambar atau foto hanya menekankan persepsi
indra mata.
b.
Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks
kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
c. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.