Friday, April 17, 2020

Tokoh-Tokoh Cendikiawan Muslim

Prof. Dr. Nurcholish Madjid
Prof. Dr. Nurcholish Madjid (lahir di Jombang, Jawa Timur, 17 Maret 1939 – meninggal di Jakarta, 29 Agustus 2005 pada umur 66 tahun) atau populer dipanggil Cak Nur, adalah seorang pemikir Islam, cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Pada masa mudanya sebagai aktivis & kemudian Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia menjadi satu-satunya tokoh yang pernah menjabat sebagai ketua Umum HMI selama dua periode. Ide dan gagasannya tentang sekularisasi dan pluralisme pernah menimbulkan kontroversi dan mendapat banyak perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Nurcholish pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, dan sebagai Rektor Universitas Paramadina, sampai dengan wafatnya pada tahun 2005.
Karya buku :
·         The issue of modernization among Muslim in Indonesia, a participant point of view dalam Gloria Davies, ed. What is Modern Indonesia Culture (Athens, Ohio, Ohio University, 1978)
·         “Islam In Indonesia: Challenges and Opportunities” dalam Cyriac K. Pullabilly, Ed. Islam in Modern World (Bloomington, Indiana: Crossroads, 1982)
·         “Islam Di Indonesia: Tantangan dan Peluang” dalam Cyriac K. Pullapilly, Edisi, Islam dalam Dunia Modern (Bloomington, Indiana: Crossroads, 1982)
·         Khazanah Intelektual Islam (Jakarta, Bulan Bintang, 1982)
·         Islam, Kemoderanan dan Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1987, 1988)
·         Islam, Doktrin dan Peradaban, (Jakarta, Paramadina, 1992)
·         Islam, Kerakyatan dan KeIndonesiaan, (Bandung: Mizan, 1993)
·         Pintu-pintu menuju Tuhan, (Jakarta, Paramdina, 1994)
·         Islam, Agama Kemanusiaan, (Jakarta, Paramadina, 1995)
·         Islam, Agama Peradaban, (Jakarta, Paramadina, 1995)
·         "In Search of Islamic Roots for Modern Pluralism: The Indonesian Experiences" dalam Mark Woodward ed., Toward a new Paradigm, Recent Developments in Indonesian Islamic Thoughts (Tempe, Arizona: Arizona State University, 1996)
·         Dialog Keterbukaan, (Jakarta, Paradima, 1997)
·         Cendekiawan dan Religious Masyarakat, (Jakarta: Paramadina, 1999)
·         Pesan-pesan Takwa (kumpulan khutbah Jumat di Paramadina) (Jakarta:Paramadina, --)





 Yusuf al-Qaradawi
Yusuf al-Qaradawi (lahir di Shafth Turaab, Kairo, Mesir, 9 September 1926; umur 90 tahun) adalah seorang cendekiawan Muslim yang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahid pada era modern ini.Selain sebagai seorang Mujtahid ia juga dipercaya sebagai seorang ketua majelis fatwa. Banyak dari fatwa yang telah dikeluarkan digunakan sebagai bahan Referensi atas permasalahan yang terjadi. Namun banyak pula yang mengkritik fatwa-fatwanya.
Lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta Sungai Nil, pada usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelar doktornya baru ia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.
Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidak adilan rezim saat itu.
Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, orang-orang bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negeri. Sebabnya ialah, karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis.

Syekh Ahmed Hussein Deedat
Syekh Ahmed Hussein Deedat (lahir 1 Juli 1918 – meninggal 8 Agustus 2005 pada umur 87 tahun) atau Ahmed Deedat atau Ahmad Deedat adalah seorang cendikiawan Muslim dalam bidang perbandingan agama. Ia juga merupakan seorang pengarang, dosen, dan juga orator. Ia dikenal sebagai salah satu pembicara handal dalam debat public tentang masalah keagamaan. Pada 1957, Deedat bersama dua orang temannya, mendirikan Islamic Propagation Centre International (IPCI) dan ia menjadi presiden hingga 1996. Deedat wafat pada 2005 akibat stroke yang telah dideritanya sejak tahun 1996.
Buku The Choice: Dialog Islam-Kristen adalah buku terlaris yang ditulis oleh Ahmed Deedat. Buku ini menyebar luas dari Afrika Selatan hingga ke Eropa, Asia, Oceania, bahkan Amerika Utara dan Selatan.
Ahmed Deedat menemukan sebuah buku berjudul Izharul-Haq yang berarti mengungkapkan kebenaran. Buku ini berisi materi debat dan keberhasilan usaha-usaha umat Islam di India yang sangat besar dalam memberikan argumen balasan kepada para misionaris Kristen yang melakukan misi penyebaran agama Kristen dibawah otoritas Kerajaan Inggris dan pemerintahan India. Secara khusus, ide untuk menangani debat telah berpengaruh besar dalam diri Ahmed Deedat.
Beberapa minggu setelah itu, Ahmed Deedat membeli Injil pertamanya dan mulai melakukan debat dan diskusi dengan siswa-siswa misionaris. Ketika siswa misionaris tersebut mundur dalam menghadapi argumen balik Ahmed Deedat, ia secara pribadi memanggil guru teologi mereka dan bahkan pendeta-pendeta di daerah tersebut.
Keberhasilan-keberhasilan ini memacu Ahmed Deedat untuk berdakwah. Bahkan perkawinan, kelahiran anak, dan persinggahan sebentar selama tiga tahun ke Pakistan sesudah kemerdekaannya tidak mengurangi keinginannya untuk membela Islam dari penyimpangan-penyimpangan yang memperdayakan dari para misionaris Kristen.
Dengan semangatnya untuk menyebarkan agama Islam, Ahmed Deedat membenamkan dirinya pada sekumpulan kegiatan lebih dari tiga dekade yang akan datang. Ia memimpin kelas untuk pelajaran Injil dan memberi sejumlah kuliah. Ia mendirikan As-Salaam (Kedamaian), sebuah institut untuk melatih para da'i Islam. Ahmed Deedat, bersama-sama dengan keluarganya, hampir seorang diri mendirikan bangunan-bangunan termasuk masjid yang masih dikenal sampai saat ini.
Ahmed Deedat adalah anggota awal dari Islamic Propagation Centre International (IPCI) dan menjadi presidennya, sebuah posisi yang dipegangnya sampai tahun 1996. Ia menerbitkan lebih dari 20 buku dan menyebarkan berjuta-juta salinan gratis. Ahmed Deedat mengirim beribu-ribu materi kuliah ke seluruh dunia dan mendebat pengabar-pengabar Injil pada debat umum. Beberapa ribu orang telah menjadi Islam sebagai hasil usahanya.
Sebagai penghargaan yang pantas untuk prestasi yang bersejarah itu, ia mendapat penghargaaan internasional dari Raja Faisal tahun 1986. Penghargaan bergengsi yang sangat berharga dalam dunia Islam. Dalam buku ini Deedat mengupas tuntas perbedaan antara Islam dan Kristen. Ia mengupas habis beberapa kesalahan yang ia temukan dalam Alkitab baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.


CERITA BURUNG BANGAU DAN SEEKOR ANJING

BURUNG BANGAU DAN SEEKOR ANJING

Suatu hari seekor anjing pergi mencari makanan ke sebuah danau, disana terkadang terdapat beberapa makanan terkadang pula tidak sama sekali ada makanan untuk sang anjing. Sang anjing menggunakan penciuman, mata dan telingannya untuk mencari makanan hingga ketika dia berjalan sang anjing mencium bau anyir lalu dia mengikuti arah bau itu dan sampailah dia tepat dimana bau itu berasal namun dia tidak menemukan ikan itu di tanah maupun dekat air danau. Ketika dia melihat ke atas ternyata seekor bangau bertengger di sebuah pohon, paruhnya yang besar sedang memegang ikan di paruhnya. Burung bangau itu bukanlah burung yang sering dilihat oleh sang anjing.





Sang anjing tersenyum bahagia karena dia telah menemukan makanan, meskipun makanan itu dipegang oleh seekor burung bangau yang besar “ah aku tidak perlu mencari ke tempat yang jauh karena aku sudah menemukan makanan yang aku cari dan makanan itu cukup untuk membuatku kenyang.” pikir sang anjing. Sang anjing kini melihat sang burung bangau yang bertengger di pohon itu dengan penuh rasa kagum lalu sang anjing berkata sambil berteriak dengan keras “hai burung yang indah dan cantik, kau kelihatan sangat indah ketika bertengger di dahan itu.” sang burung bangau menoleh ke arah sang anjing dengan memiringkan kepalanya dia memperhatikan sang anjing dengan sangat curiga, sang burung bangau tetap menutup paruhnya dan tidak membalas sahutan sang anjing.

“Lihatlah kakimu yang besar dan kuat itu” kata sang anjing “tubuhmu yang besar dan warna bulumu yang cerah seperti pelangi, sayapmu yang lebar itu sangat cantik dan paruhmu yang panjang itu sangat indah.” rayu sang anjing, “burung indah seperti dirimu pasti memiliki suara yang cukup bagus dan merdu, kau adalah burung sempurna ketika kau bernyanyi dengan indah dan aku akan memujimu selayaknya sang ratu burung yang indah.” Mendengar rayuan sang anjing yang begitu membuat senang sang burung bangau, sang burung bangau kini lupa akan rasa curiga dan ikan besar yang dipegang oleh mulutnya.

Sang burung bangau ingin sekali disebut-sebut sebagai sang ratu burung dan kini dia membuka mulutnya dan mengeluarkan suara-suaranya yang cukup keras. Tidak sadar sang burung telah menjatuhkan ikan besarnya ke dekat sang anjing.
Sang anjing berhasil mengelabui sang burung, ketika ikan itu jatuh ke tanah sang anjing menginjak itu sambil berkata “Kau memang burung besar dan cantik, kau memiliki suara meskipun tidak semerdu burung lain tapi dimanakah otakmu kau menjatuhkan ikan yang cukup besar ini, aku sangat berterima kasih.” Sang anjing menggigit dan pergi dari sang burung sambil tersenyum manis dan sang burung kini menyesali perbuatannya.

Pesan moral dari Contoh Cerita Hewan Fabel : Burung Bangau dan Seekor Anjing adalah kesombongan akan membuat kita lupa diri, sehingga merugikan kita dimasa yang akan datang. Hati-hati dalam menerima pujian karena bisa saja pujian justru akan menjatuhkan kita.

Tuesday, April 14, 2020

Carita Pondok Sunda PEUCANG KEUNA KU LEUGEUT


PEUCANG KEUNA KU LEUGEUT


Kacaturkeun di hiji lembur sisi leuweung aya patani nu rajin tur getol digawe. Ayeuna manehna teh keur melak palawija, kayaning bonteng, terong, cengek jeung sajabana. Pepelakanana aralus tur marulus, kawantu hade omena. Ngan hanjakal, geus sababaraha poe pepelakanana raruksak, pangpangnamah pelak bontengna. Patani  oge nyahoeun yen anu ngaruksak jeung ngaranjah kebon na teh sakadang peucang, sabab kungsi kanyahoan kumanehna.


Patani neangan akal, sangkan kebonna henteu diranjah bae ku peucang.Terus patani teh nyieun bebegig. Lebah aawakanana ditapelan ku leugeut teureup. Eta bebegig teh ditunda ditengah-tengah kebon. 

Pasosore, saperti biasa, peucang teh datang deui ka kebon patani tea. Maksudna rek ngala bonteng.Barang srog ka kebon, manehna teu buru- buru asup, lantaran aya nu ngajanteng di tengah- tengah kebon. Peucang teh nyalingker kana pager. Nyerangkeun nu ngajanteng bari di telek-telek. “Eh geuning teu obah- obah?” Ku peucang di geroan.

”Hey! Sakadang!” ceuk peucang ngagorowok, tapi nu ditengah kebon angger ngajanteng. “Jelema lain eta teh? Geuning make baju? Make dudukuy deuih, Tapi teu obah- obah?“

Lalaunan peucang teh kaluar tina panyumputanana. Terus ngeteyep ngadeukeutan nu ngajanteng tea. Barang geus deukeut tur awas kanu ngajanteng tea, barakatak teh peucang seuri. “Hahahah”. Pokna, ’’Na sia teh nyingsieunan ka aing!’’ Sugan teh manusa,boro aing nyumput. Nanaonan maneh ngajanteng didieu? Dicabok siah ku aing!’’ Ngomong kituna teh bari gaplok bebegig teh dicabok ku suku hareupna anu katuhu. Ari gaplok, ari pel bae sukuna napel kana bebegig tea, kawantu bebegig teh make leugeut teureup.

“Eh siah make jeung newak sagala! Hayang dicabok deui ku aing? Nyaan ieu teh? Nyaan? Hayang di cabok deui ku aing?” Bari gaplok deui bebegig di cabok ku suku hareupna anu kenca. Atuh pel deui kana bebegig.

“Itu geura, nanaonan ari sia! Ieu kalah newak kana suku, hayang di tajong ku aing? Lesotkeun atuh, da tadi mah kuring teh banyol” “Sot, lesotkeun! Bisi ditajong! Eh, nyaan meureun maneh mah hayang di tajong!” Peucang teh ngawahan, gaplok deui bae bebegig teh di tajong sataker tanaga. Ari jebrod ari pel bae napel kana leugeut teureup rapet pisan. Peucang gogorowokan jeung tulung-tulungan. “Tulung tulung.”

Teu lila torojol patani datang. “Beunang siah ayeuna mah nu sok malingan bonteng teh,” ceuk patani. Bari kerewek sakadang peucang di tewak,terus diringkus. Rigidig bae di panggul. Peucang teh dibawa ka imah patani rek di peuncit. 


Carita Pondok Bahasa Sunda "PUTRI KANDITA"


PUTRI KANDITA


Sakali waktu, di wilayah Pakwan (ayeuna Kota Bogor), Jawa Kulon, aya hiji raja anu namina Sri Baduga Maharaja atanapi Prabu Siliwangi anu dilantik di Karajaan Pakuan Pajajaran. Anjeunna raja wijaksana sareng wijaksana. Raja ogé ngagaduhan konsér anu éndah sareng sababaraha selir endah. Tina hasil pernikahanna ka permaisuri lahir saurang putri anu dingaranan Putri Kandita.

Putri Kandita ngagaduhan wajah anu indaheun saluareun indungna kageulisan. Anjeunna putri karesepna King Siliwangi. Nalika anjeunna mimiti dewasa, wijaksana sareng wijaksana sapertos ramana sapertos ramana na mimiti muncul anjeunna. Teu heran, Prabu Siliwangi ngarencanakeun nyalonkeun Putri Kandita salaku panerusna engké. Nanging, rencana éta tétéla henteu resep ku selir sareng murangkalih anu sanésna. Ku sabab éta, aranjeunna konspirasi pikeun ngusir Putri Kandita sareng indungna ti karaton.

Hiji wengi, selir Raja Siliwangi sareng putra sareng putri ngadamel rapat rahasia di karaton.

"Kumaha anjeun nyingkahan Putri Kandita sareng permaisaran ti karaton ieu tanpa kanyahoan Raja?" Naros salah saurang selir.

"Urang kedah ati-ati sabab upami Raja terang kana rencana ieu, maka urang sadaya bakal tiwas," saur selir anu sanés.

Sakedap, suasana rapat janten jempe. Kabeh mikir pisan pikeun milari jalan anu paling luh ku éta rencanana bisa dilaksanakeun tanpa kanyahoan Prabu Siliwangi.

"Ayeuna kuring terang kumaha," saur selir anu sanés, ngejat suasana tiiseun.

"Naon metoda anjeun?" Kabéh pamilon rapat na sakaligus.

"Kuring gaduh kenalan sareng dukun anu kakoncara kakawasaan gaib na. Dukun bakal hoyong ngabantosan urang upami urang masihan ganjaran anu ageung, ”jawab selir.

Sadaya peserta rapat sapuk dina cara kieu. Isukna, gubernur ngirim nona pengadilan pikeun milari dukun di gubugna di hiji kampung anu rada jauh ti karaton. Saatos ngajelaskeun tujuan datangna, utusan teras nyerahkeun sajumlah koin emas ka dukun. Tanpa dipikir, dukun langsung satuju kana pamundut selir.
Saatos utusan selir mulih ka istana, dukun langsung ngalaksanakeun tugasna. Kalayan pangaweruh hideung, dukun nyempurnakeun Putri Kandita sareng indungna kalayan kusta supados salebeteun awakna, anu asalna mulus sareng beresih, ngalaman sariawan sareng ngahasilkeun bau anu pikaresepeun. Prabu Siliwingi reuwas ningali yén panyakit maag ngadadak nyerang putrana sareng ratu. Anjeunna langsung ngajak dokter pikeun ngubaran kasakit ieu.

Dokter ti sababaraha nagara parantos dibawa, tapi teu aya anu tiasa ngubaran panyawat Putri Kandita sareng permaisuri. Nyatana, panyakit konsor beuki parah jeung parah nyebarkeun bau anu jahat pisan. Layonna beuki lemah alatan anjeunna henteu hoyong tuang sareng nginum. Sababaraha dinten saatos, permaosna ngambekan anu terakhir.

Miang para permaisuri bener-bener ngantunkeun tatu anu jero pikeun sakumna istana, utamina Prabu Siliwingi. Ti saprak éta, anjeunna teras calik waé waé. Hiji-hijina harepan anu tiasa ngubaran kasedihan nya nyaéta Putri Kandita. Tapi harepan éta ngan ukur harepan sabab panyawat putri teu waras. Kaayaan éta henteu dirahsikeun ku selir sareng barudakna. Aranjeunna sapuk ngadangukeun Prabu Siliwangi pikeun ngusir Putri Putri Kandita ti karaton.

"Punten, Pangéran, Raja! Ngidinan kuring pikeun masihan usul ka Dzat, "pleos selir.

"Naon saran anjeun, abdi selir? Sebutkeun, "némbalan Prabu Siliwingi
"Kaluhuran anjeun. Urang sadayana terang yén panyawat Putri Kandita ayeuna parantos parah kanggo diubaran. Upami putri diidinan teras-terasan cicing di karaton, kuring sieun yén panyakitna bakal mawa bencana ka nagara ieu, ”saur saurang selir.

Awalna, Siliwangi Siliwangi manggih hésé pikeun nampi usul sabab éta hanjakalna Putri Kandita. Tapi kusabab selirna terus ngadesek anjeunna, anjeunna teras-terasan ngusir Putri Kandita ti karaton. Kalayan manah anu rusak, Putri Kandita ngantunkeun karaton liwat panto tukang karaton. Anjeunna leumpang dumasar kana dimana sukuna ngaléngkah tanpa arah sareng tujuan anu pasti. Sanggeus dinten leumpang, Putri Kandita dugi ka basisir kidul. Miskin putrana Prabu Siliwingi bingung dimana badé angkat. Sateuacan anjeunna tempatkeun laut anu lebar sareng jero. Henteu mustahil anjeunna tiasa wangsul deui ka karaton.

"Ah, kuring bosen pisan. Abdi langkung saé didieu, "Putri Kandita humandeuar bari ngagolér dina batu.

Sang Putri katingali bosen pisan dina sababaraha waktos anjeunna langsung saré. Dina saré na, anjeunna nguping sora anu ngarobih anjeunna.

"Wahh Putri Kandita! Upami anjeun hoyong cageur tina panyawat anjeun, terjun kana laut ieu! Pasti kulit anjeun bakal pulih sapertos sateuacanna, "saur sora.

Putri Kandita gancang naros saatos ngupingkeun sora na.

"Naha kuring ngalamun?" Anjeunna mutim bari ngusap panon tilu kali.

Saatos éta, Putri ngawaskeun sakurilingna, tapi teu aya anu ningali dirina.

"Kuring nguping sora anu jelas pisan. Tapi naha henteu aya anu didieu di dieu? Nya, baka wangsit ieu, "ceuk pikir.
Percaya kana sora éta salaku wangsit, Putri Kandita maluruh nyalira ka laut. Kumaha gaib! Nalika anjeunna nyentuh cai, sadayana awakna anu ditanggung ku kusta laun-laun ngiles dugi ka tungtungna balik deui ka lancar sareng bersih sapertos sateuacanna. Henteu ngan ukur éta, putri karesep Prabu Siliwingi ogé janten putri anu kuat.

Cacak dibere geringna, Putri Kandita horéam na balik ka karaton. Anjeunna langkung milih cicing di basisir kidul Pakuan Pajajaran. Ti saprak cicing di dinya, anjeunna seueur dikenal di sagala rupa karajaan di Java salaku putri anu geulis sareng kuat. Para pangéran tina sagala karajaan ogé sumping. Nyanghareupan pelamar ieu, Putri Kandita ngusulkeun kaayaan yén anjeunna sanggup dikedalkeun salami aranjeunna tiasa éléh sihir, kalebet tarung dina ombak laut di kiduleun Java. Nanging, upami éléh perang sihir, maka aranjeunna kedah janten pengikut Putri Kandita.

Tina seueur pangeran anu kagungan kakuwasaan gaib sareng Putri Kandita, teu aya saurang anu sanggup ngéléhkeun kakuatan gaib putri. Kukituna, Ngalamar antukna janten pengikut Putri Kandita. Ti saprak harita, Putri Kandita dikenal salaku Panguasa Laut Kidul Pulo Jawa.

Carita Pondok Bahasa Sunda "SASAKALA SUKABUMI"




Baheula, wewengkon Kulon Priangan kaasup kana wilayah Kadipatian Pamingkis. Kadipatian dipimpin ku awéwé anu namina Rangga Bitung sareng garwa anu nami Nyai Puntung Mayang.
Nalika Karajaan Banten sareng Cirebon nyerang Karajaan Pajajaran, daérah Pamingkis kapangaruhan. Dina mangsa serangan éta, Bupati Rangga Bitung tiwas. Nalika garwa na, Nyai Puntung Mayang, anu harita na
kaayaan hamil, disimpen ku Jaro (Lurah) anu nami Loa Loa. Ku Jaro Loa, Nyai Puntung Mayang dibawa ka kampung di suku gunung Sunda, anu perenahna henteu tebih ti Pelabuhan Ratu.
Dina lalampahan ka Gunung Salak, di daérah Cibadak, Jaro Loa sareng Nyai Puntung Mayang mendakan orok. Orok kasebut teras dibawa sareng dipasihan nami Dalem Suta.
Datangna di Gunung Salak, Nyai Puntung Mayang ngalahirkeun orok sareng dibéré ngaran Pudak Arum, anu nalika anjeunna rumaja disebat Rai Nyai atanapi langkung dikenal salaku Nyai Pudak Arum Saloyang.
Sateuacanna waktos, Gedong Suta tumuwuh janten pamuda anu kasép sareng gagah. Paripolah wijaksana, karismatik, sareng para penyokong béda béda dibandingkeun sareng pamuda anu umurna. Anjeunna ngagambarkeun jalma anu lahir
katurunan tina ménak. Sarupa ogé, Nyai Pudak Arum, tumuwuh janten awéwé geulis.
Salaku akibat tina dua dewasa dina tempat anu sami, teras ti saprak budak leutik dugi ka rumaja hubungan pisan. Nyatana hubungan antara dua pamuda éta lalaki langkung akrab. Ningali tanda-tanda sapertos kitu, Jaro Loa sareng Nyai Puntung Mayang badé nikah
duanana. Nyatana, ti saprak leutik, éta parantos diarepkeun janten pernikahan anu disusun.
"Nyai, kumaha lamun kami sina waé?"
"Satuju, Ki, sigana aranjeunna silih cinta."
Janten, hiji dinten, Jaro Loa ogé nyatakeun badé ka Gedong Suta perkawis rencana pernikahan. Kontan hungkul, Wangsa Suta bungah banget pikeun ngupingkeun rencana bapak angkatna. Tapi kumargi Dalem Suta ngagaduhan sumanget juragan, malih
mimitina anjeunna nyarankeun kaayaan yén sateuacan acara resepsi kawinan, anjeunna mimiti ngumbara diajar ilmu agama sareng kakuatan gaib salaku dibekelan dina kahirupan kawinnya. Kusabab Jaro Loa terang karakter anak angkatna anu susah sareng tabuh dina jabatanana, anjeunna tungtungna ngantep panawaran pinuh ku House Suta.
Saatos nampi persetujuan sareng doa barokah ti bapak angkat, Wangsa Suta angkat pikeun milari ilmu. Saatos paréntah Jaro Loa, Wangsa Suta netepkeun pertapaan di daérah anu disebut Kiara Gantung Kararangge. Nalika dugi ka situs, Wangsa Suta diajarkeun sareng seniman anu berpengetahuan bernama Saradea. Tina Resi Saradea mangrupikeun Dinasti Suta anu parantos ngagaduhan seueur ilmu agama sareng spiritualitas anu seueur dianggo ngabantosanana.
Lila ti jaman Dinasti Suta diajar di Suradea Resi. Sanggeus kabéh kawéntar ngeunaan Suradea Resi diungkabkeun, Wangsa Suta diarah milarian tangkal dahan lima ngembang di Gunung Parang. Ieu di kuloneun Sanghyang Gunung
Anu protagonis anu lahan daratan condong ka beulah kidul.
Lerengna dikawasa ku tangkal kerucut héjo sareng kembangna ungu. Di tempat ieu, Dukes Suta diarah ku Suradea Resi nyiptakeun kota anyar sareng nyebarkeun pangaweruhna.
Sedengkeun Wangsa Suta ngadamel bumi énggal di Gunung Parang, carita anu sanésna sareng pamajikanana Nyai Pudak Arum. Sapopoéna beungeutna sedih.
Ka mana waé sapanjang jalan, tanpa pencinta Wangsa Suta. Tapi sanaos kasedihan dirina, kaindahanna masih dikenal di mana waé. Malahan seueur pamuda sareng bangsawan ti daérah anu sanés waé
ngédit éta.
Sétan anu beunghar anu ngaranna Sukamukti, contona, langsung maréntahkeun anak buahna anu ngaranna Ki Jaya ngalamar Nyai Pudak Arum.
Sabalikna, usul éta ditolak, sabab Nyai Arum satia milih Million Dollar. Ditolak, Ki Jaya ambek. Bahkan pikeun loloskeun niat tuan, Ki Jaya ngarencanakeun pikeun nyababkeun kekerasan ku cara nyulik
Abdi murangkalih parfum.
Rencana penculikan nuju saé. Nyai Pudak Arum diculik sareng dibawa ku Jaya Jaya ka Demang Sukamukti. Tapi nasib sided sareng Nyai Pudak Arum. Sesampainya Nyai Pudak Arum di payuneun Demang Sukamukti, nyanyi
Deng ujug-ujug maot. Ahirna Ki Jaya balik Nyai Pudak Arum ka tempat pituin aslina dina suku Gunung Sunda, anu perenahna di Pelabuhan Ratu.
Caritaana teu acan réngsé. Warta ngeunaan kaéndahan Nyai Pudak Arum ngahontal Ceuli para padagang jegud.
Aya sudagar sugih anu ngaranna Ki Puru Satra ti daérah Padabeunghar. Sudagar boga watak nekad, sombong, sareng teu sabar. Anjeunna ogé badé langsung nikah ka Nyai Pudak Arum ku jalan potong kompas, nyaéta nyulikna. Ki Puru Satra langsung nitah anak buahna nyulik Nyai Pudak Arum.
"Barja, bawa sadayana lalaki anjeun. Culak Pudak Arum, teras bawa ka hareupeun kuring. Upami éta damel, abdi bakal masihan hadiah anjeun balikan! "Ki Puru Satra ngandika ka boisterna anu ngaranna Barja.
Skénario penculikan salancar. Lalaki Ki Puru satra parantos nyulik Nyai Pudak Arum tanpa halangan anu signifikan.
Saatos sumping di tempatna Ki Puru Satra, Nyai Pudak Arum kapaksa nikah.
Tungtungna kawinan ieu dilaksanakeun. Tapi nasibna masih kaisi sareng Nyai Pudak Arum. Dina malem kawinan, Ki Puru Satra ujug-ujug maot. Kasempetan ieu dianggo ku Nyai Pudak Arum pikeun lolos
diri anjeun da tempat padagang anu beunghar.
Ahirna Nyai Pudak Arum sanggup ngahijikeun deui sareng kulawargana. Saatos dua penculikan kajantenan anjeunna,
teu hartosna kahirupan Nyai Pudak Arum parantos kalem. Ayeuna masalah berkembang di masarakat yén anjeunna gaduh ilmu anu luhur ngeunaan sihir sareng sihir.
Beuki seueur deui lalaki boh nonoman biasa sareng bangsawan anu hoyong kawin. Tapi kusabab kasatiaan ka Bumi Suta, sadaya aplikasi ditolak. Bantahan henteu hartosna masalah réngsé. Di antara pelamar, teras aya rerencangan anu nami Radén Kartala ti daérah Mangkalaya.
Tapi penasehatna ngalarang nikah ka Nyai Pudak Arum. Dina panempoan na, Nyai Pudak Arum nyaéta saurang putri anu ngagaduhan kakuatan gaib sareng ngusulkeun néwak sareng maéhan anjeunna.
Radén Kartala ogé nyandak naséhat. Teras nitah anak buahna pikeun nyekel Nyai Pudak Arum. Skénario éta lancar. Lalaki Radén Kartala gampang ngejar Nyai Pudak Arum. Tapi nalika Nyai Pudak Arum bakal dibunuh ku palaku Radén Kartala, Dalem Suta dumadakan sumping ngabantosan anjeunna. Gelut antara Sangsa Suta sareng lalaki Radén Kartala teu bisa dilawan. Sateuacanna, Wangsa Suta nyarioskeun ka Nyai Pudak Arum angkat heula ka Gunung Parang dugi ka dusun anu ngandung pakujajar lima titik. Tapi hanjakalna, rencana éta dikedalkeun ku lalaki Radén Kartala anu sanés, sahingga Nyai Pudak Arum katangkep dina perjalanan. Teras Nyai Pudak Arum parantos dibawa ka Pulau Putri di daérah Ebu Pulo.
Nalika Wangsa Suta, saatos ngasabkeun sakumna lalaki Kart Kartala, anjeunna langsung ngiringan pamajikanana ka Gunung Parang. Tapi anjeunna rada kuciwa sareng sedih, sabab Nyai Pudak Arum henteu tiasa hadir. Janten pikeun milari kamana pamajikanana anu bakal datang, anjeunna langsung naros bantosan guruna Resi Saradea. Kalayan mistik anu dipilik ku guruna, Wangsa Suta
anjeunna dibéré petunjuk yén iraha waé anjeunna moal patepang sareng Nyai Pudak Arum sateuacan dukuh di suku Gunung Parang parantos seueur pangeusi.
"Suta, putu kuring, upami anjeun badé patepang deui pamajikan anjeun, aya waé waé," saur Resi Saradea.
"Naon kaayaanna, guru?"
"Anjeun kedah ngadamel dukuh di suku Gunung Parang. Saatos dukuh rame sareng sémah, pasti anjeun bakal mendakan pamajikan anu bakal datang. "
Saatos nampi petunjuk ti guruna, teras Wangsa Suta mimiti angkat (ngabuka tanah anyar pikeun desa atanapi dukuh). Teras dusun di suku Gunung Parang, ogé beuki seueur jalma. Seueur pendatang langsung netep sareng ngawangun bumi (bumi) cicing. Langkung lami aranjeunna nginepan, para warga ngarasa langkung raoseun sareng sapertos dusun anu subur sareng seueur pancén ieu. Tungtungna daérah ieu namina ku masarakat lokal sapertos gemar bumi, hartosna senang cicing di bumi sareng senang netep di bumi anu subur. Ieu kusabab kecap darat di Sunda ogé disebut istilah atanapi kecap bumi.
Tilu taun ti harita, Wangsa Suta direncanakeun sareng Nyai Pudak Arum. Aranjeunna teras nikah, teras cicing bahagia di dusun. Éta pisan gemar ka lingkungan sareng lahan atanapi tempatna anu didiami. Aranjeunna sapertos bumi. Pendudukan di sekitar disebatna sukabumi.
Saatos namina daérah ku warga, Dalem Suta ngaberkahan éta. Bahkan kalayan kamekaranna, daérah parantos ngarobih namina ka Sukabumi sakumaha anu ayeuna urang terang.

Friday, April 10, 2020

Makalah Kompetensi Pedagogik


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Lapangan pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan. Setiap orang pernah mendengar tentang perkataan pendidikan, dan setiap orang waktu kecilnya pernah mengalami pendidikan, atau setiap orang sebagai orang tua, guru, telah melaksanakan pendidikan. Namun tidak setiap orang mengerti dalam arti yang sebenarnya apa pendidikan itu dan tidak setiap orang mengalami pendidikan atau menjalankan pendidikan sebagaiman mestinya. Karena itu untuk memahami seluk beluk pendidikan kta perlu mempelajari ilmu pendidikan.
Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak. Jadi pedagogik mencoba menjelaskan tentang seluk-beluk pendidikan anak, pedagogik merupakan teori pendidikan anak. Pedagogik sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru khususnya guru taman kanak-kanak dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapan dengan anak yang belum dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan,atau mentransformasikan pengetahuan kepada para anak di sekolah melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru mengembangkan sikap mental anak, mengembangkan hati nurani anak atau kata hati anak, sehingga anak akan sensitive terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkat derajat manusia, Begitu juga guru hanya mengembangkan keterampilan anak keterampilan hidup di masyarakat sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan hidupnya.
Guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang. Maka, untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus, pengetahuan, kemampuan, dan dituntut untuk dapat melaksanakan peranannya secara profesional yang dalam tugasnya guru tidak hanya mengajar, melatih tapi juga mendidik. Untuk dapat melaksanakan perannya tersebut guru harus mempunyai empat kompetensi dasar (kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial) sebagai modal dasar dalam mengemban tugas dan kewajibannya. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kompetensi pedagogik.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Kompetensi Guru?
2.      Apa pengertian pedagogik ?
3.      Apa yang dimaksud kompetensi pedagogik?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui kompetensi guru.
2.      Untuk mengetahui pengertian pedagogik.
3.      Untuk mengetahui kompetensi pedagogik.


BAB II
PEMBAHASAN



A. Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi menurut UU Guru dan Dosen adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan, Dikdasmen menjelaskan bahwa “kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak”. Dijelaskan lebih lanjut bahwa “kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara professional dalam menjalankan fungsi sebagai guru”(Direktorat Tenaga Kependidikan, Standar Kompetensi Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2003: 5).
Berdasarkan uraian pengertian tersebut, maka Standar Kompetensi Guru dapat diartikan sebagai “suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan”. Lebih lanjut dinyatakan bahwa Standar Kompetensi Guru adalah “Suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan”.
Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya. Menurut kamus umum bahasa indonesia (WJS. Purwadarminta) Kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan atau kecakapan.
Menurut Finch dan Crunkilton Kompetensi adalah : penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Sementara itu, menurut Kepmendiknas 045/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Lebih lanjut Gordon dan Mulyasa, (2005) merinci beberapa aspek yang ada dalam konsep kompetensi yakni :
Pengetahuan (Knowledge)
Pemahaman (Understanding)
Kemampuan (Skill)
Nilai
Sikap
Minat (Interest)
Jadi, kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

B. Pengertian Pedagogik
Pedagogik merupakan suatu kajian tentang pendidikan anak, berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki, dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berarti pembantu anak laki-laki pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian, secara kiasan pedagogik ialah seorang ahli yang membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogic adalah ilmu yang mempelajari amsalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi pedagogik adalah ilmu mendidik anak.
Langeveld (1980), membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogik diartikan dengan ilmu mendidik, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktik, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori dan kajian yang secara teliti, kritis, dan obyektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan. Walaupun demikian, masih banyak daerah yang gelap sebagai “terraincegnita” (daerah tak dikenal) dalam lapangan pedidikan, karena maslah-masalah hidup manusia masih banyak diliputi oleh kabut misteri.

C. Kompetensi pedagogik
Makhluk pedagogik adalah makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Makhluk itu adalah manusia sehingga manusia mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Meskipun demikian, jika potensi itu tidak dikembangkan niscaya ia akan kurang bermakna dalam kehidupan. Dengan pendidikan dan pengajaran potensi itu dapat dikembangkan. Kewajiban mengembangkan potensi itu merupakan beban dan tanggungjawab manusia pada Allah.
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menyebutkan ada empat kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Dalam Standar Nasional Pendidikkan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelelolaan pembelajaran peserta didik, meliputi:

Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan
Pemahaman terhadap peserta didik
Pengembangan kurikulum/silabus
Perancangan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Evaluasi hasil belajar (EHB)
Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen sistem pembelajaran, sebagai keseluruhan proses untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggungjawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yakni menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan peserta didik, meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai perubahan program.
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik dan perkembangan kognitif.
Memahami karakteristik individu dalam pembelajaran peserta didik diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu normal, sedang, dan tinggi. Pembelajaran yang didiversifikasi untuk masing-masing kelompok mempunyai tujuan sebagai berikut:
Kelompok Normal
Mengembangkan pemahaman tentang prinsip dan praktik aplikasi
Mengembangkan kemampuan praktik akademik yang berhubungan dengan pekerjaan
Kelompok Sedang
Mengembangkan kemahiran berkomunikasi, kemahiran menggali potensi diri, dan aplikasi praktikal
Mengembangkan kemahiran akademik dan kemahiran praktikal sehubungan dengan tuntutan dunia kerja maupun untuk melanjutkan program pendidikan profesional
Kelompok Tinggi
Mengembangkan pemahaman tentang prinsip, teori, dan aplikasi
Mengembangkan kemampuan akademik untuk memasuki pendidikan tinggi
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar disebabkan oleh penerapan metode pendidikan konvensional, anti dialog proses penjinakan, pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pada realitas masyarakat. Sehubungan dengan hal itu, salah satu kompetensi pedagogic yang harus dimiliki guru seperti dirumuskan dalam SNP berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut ditegaskan kembali dalam Rencana Peraturan Pemerintah tentang guru, bahwa guru harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar sesame subjek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikasi. Tanpa ada komunikasi tidak akan ada pendidikan sejati.
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembetukan kompetensi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu pre test, proses, dan post test.
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (e-learning) dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan media dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sisten jaringan computer dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta didik.
Evaluasi hasil belajar digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas,tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, bencharmarking, serta penilaian program.
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstra kurikuler (ekskull), pengayaan dan remedial, serta bimbingan dan konseling (BK).
Menurut Slamet PH Kompetensi pedagogik terdiri dari sub-kompetensi:
Berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan.
Mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silbus yang telah dikembangkan
Merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas
Melaksanakan pembelajaran yang pro-pembelajaran (aktif, krreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif dan menyenangkan)
Menilai hasil belajar peserta didik secara otentik
Membimbing peserta didik dalam berbagai aspek misalnya pelajaran, kepribadian, bakat, minat, dan karir.
Mengembangkan profesionalisme sebagai guru
Dari pandangan tersebut dapat ditegaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi :
Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan
Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik
Guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar
Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif
Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenui prosedur dan standar yang dipersyaratkan
Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya.
Dengan demikian tampak bahwa kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru haru di atas rata-rata. Kualitas ini dapat dilihat dari aspek intelektual yang meliputi :

Logika sebagai pengembangan kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan terdiri atas enam macam yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks. Yaitu :
Pengetahuan (kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari)
Pemahaman (kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal)
Penerapan (kemampuan memperguanakn hal-hal yang telah dipelajari untuk manghadapi situasi-situasi baru dan nyata)
Analisis (kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami)
Sintesis (kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi satu ke seluruhan yang berarti)
Penilaian (kemampuan memberikan harga sesuatu hal berdasarkan kritria intren, kelomppok, ekstren atau yang telah diterapkan terlebih dahulu)
Etika sebagai pengembangan efektif mencakup kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis, yaitu :
Kesadaran (kemampuan untuk memperhatikan sesuatu hal)
Partisipasi (kemampuan untuk turut serta atau terlibat dalam sesuatu hal)
Penghayatan nilai (kemampuan untuk menerima nilai dan terikat kepadanya)
Pengorganisasian nilai ( kemampuan untuk memiliki sistem nilai dalam dirinya)
Karakterisasi diri ( kemampuan untuk memiliki pola hidup dimana sistem nilai yang terbentuk di dalam dirinya mampu mengawasi tingkah lakunya)
Estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitu kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordiansikan kegiatan. Yaitu terdiri dari :
Gerakan refleks (kemampuan melakukan tindakan-tindakan yang terjadi secara tak sengaja menjawab suatu perangsang)
Gerakan dasar ( kemmpuan melakukan pola-pola gerakan bersifat pembawaan, terbentuk dari kombinasi gerakan-gerkan refleks)
Kemampuan perseptual (kemampuan menerjemahkan perangang yang diterima melalui alat indera menjadi gerakan-gerakan yang tepat)
Kemampuan jasmani ( kemampuan dan gerakan –gerakan dasar merupakan inti memperkembangkan gerakan-gerkan terlatih)
Gerakan terlatih (kemampuan melakukan gerakan-gerakan canggih dan rumit dengan tingkat efisiensi tertentu)
Komunikasi nondiskursif ( kemampuan melakukan komunikasi dengan isyarat gerakan badan)
Untuk menghadapi tantangan tersebut, guru perlu berpikir secara antisipasi dan proaktif. Guru secara terus menerus belajar sebagai upaya melakukan pembaharuan atas ilmu yang dimilikinya. Caranya dengan sering melakukan penelitian baik melalui kajian pustaka, maupun melakukan penelitian seperti penelitian tindakan kelas.




BAB III
PENUTUP


Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelelolaan pembelajaran peserta didik, meliputi:
Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan
Pemahaman terhadap peserta didik
Pengembangan kurikulum/silabus
Perancangan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Evaluasi hasil belajar (EHB)
Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Dengan demikian tampak bahwa kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru haru di atas rata-rata. Kualitas ini dapat dilihat dari aspek intelektual yang meliputi :
Logika
Etika
Estetika
Guru secara terus menerus belajar sebagai upaya melakukan pembaharuan atas ilmu yang dimilikinya, yaitu dengan cara sering melakukan penelitian baik melalui kajian pustaka, maupun melakukan penelitian seperti penelitian tindakan kelas.



DAFTAR PUSTAKA


Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan Konsep dan Implementasi). Bandung: Alfabeta

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Roqib, Moh. 2009. Kepribadian Guru. Yogyakarta: Grafindo

Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta

Sagala, Saiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta

Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive