Friday, April 10, 2020

Perubahan Musik Rebana Menjadi Kasidah Modern Di Semarang sebagai suatu Proses dekulturasi dalam Musik Indonesia


Abstrak
Musik kasidah modern adalah jenis musik yang bercirikan Islam yang ada di masyarakat kota Semarang saat ini, dan merupakan suatu fenomena seni pertunjukan yang ada di masyarakat seiring dengan keberadaan seni pertunjukan musik ke-Islaman yang lain. Jenis musik ini tidak hadir begitu saja seperti yang ada sekarang, tetapi mengalami suatu proses akulturasi, yang diperkirakan berasal dari bentuk-bentuk musik Islam yang ada sebelumnya yang membentuk musik rebana, kemudian mengalami proses dekulturasi sehingga terbentuklah musik kasidah modern. Pada proses dekulturasi musik rebana mengalami perubahan budaya musik dan perubahan elemen-elemen musikalnya, baik pada komposisi musiknya maupun pada bentuk penyajiannya yang mengakibatkan satu sisi mengalami kemajuan pada aspek hiburannya dan pada sisi lain mengalami perubahan pada nilai-nilai sakral ke-Islamannya.
Kata Kunci : Perubahan, Rebana, Kasidah, Dekulturasi




Disertasi yang berjudul Perubahan Musik Rebana menjadi Kasidah Modern di Semarang sebagai suatu proses Dekulturasi dalam Musik Indonesia adalah karya dari Bagus Susetyo. Disertasi ini dibuat tahun 2005. Diajukan untuk memperoleh gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam bidang Studi Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni.

Dalam bab pengenalan, Susetyo (2005) menjelaskan bahwa disertasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang proses perubahan musik rebana menjadi kasidah modern di Semarang. Disertasi membahas mengenai proses perubahan budaya musik, proses perubahan elemen-elemen musikalnya.

Kajian teori, Susetyo (2005) membahas teori tentang proses perubahan budaya musik yang mencakup penolakan secara tegas musik, pengambilalihan ciri khusus musik, pluralism musik yang hidup, kebangkitan unsur musik lokal, penghapusan musik dan pemiskinan musik, proses perubahan elemen-elemen musikal yang terjadi di kota Semarang yang meliputi perubahan aspek komposisi musik, perubahan aspek bentuk penyajian.

Metode penelitian, Susetyo (2005) pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik sebagai berikut: 1) observasi; 2) wawancara; 3) studi dokumentasi; 4) teknik analisis data; 5) pengujian kredibilitas data. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana pendekatan kualitatif menurut Moleong (2006) disebut juga dengan pendekatan naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Sedangkan disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, dan tanpa diatur dengan eksperimen atau tes

Selanjutnya Susetyo (2005) membahas tentang bentuk-bentuk musik yang bercirikan Islam yang telah ada seperti salawatan, barzanji, kentrung, Zapin, Opak abang, Kuntulan, Simtuduror, Keseninan Dengklung, dan gambus. Jenis-jenis musik bercirikan Islami ini diperkirakan kehadirannya di tanah Jawa khususnya Semarang bersamaan kehadiran Islam di Jawa yang dibawa para wali dan penyebar agama Islam. Kemudian terjadi proses akultuasi yang bersifat local dan berpengaruh dari kebudayaan Arab, sehingga terbentuk musik rebana. Kemudian dengan masuknya musik modern dari luar, musik rebana dianggap kurang representatif, kuno dan tidak diminati kaum muda. Dengan keadaan demikian musik rebana mengalami perubahan diri, atau sebuah evolusi kecil dalam hal komposisinya sehingga ia mengalami proses akulturasi dengan mengambil elemen-elemen musik barat sehingga terbentuklah musik kosidah modern di kota Semarang.

Kemudian Susetyo (2005) membahas tentang elemen-elemen musik yang mengalami perubahan pada musik rebana menjadi musik kasidah modern. Elemen-elemen musik merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam komposisi musik yaitu ritme, melodi, harmoni, syair, instrumen, tempo, dinamik, ekspresi sampai pada analisis bentuk struktur musik dan reportoar. Perubahan yang pertama pada aspek komposisi musik. Komposisi musik terjadi perubahan akibat adanya penambahan peralatan musik barat seperti bas elektrik, gitar elektrik, drum set, biola, keyboard, dan peralatan lainnya.  Perubahan berikutnya pada aspek penyajian musik. Biasanya penyajian musik rebana tidak harus di atas panggung, bisa di teras rumah, teras masjid, atau di sudut ruangan. Pada musik kasidah modern yang memiliki peralatan lebih banyak maka memerlukan panggung yang cukup besar. Dalam panggung dibutuhkan tata lampu, sound system yang mendukung pementasannya. Selain itu, juga mulai diperhatikan tata busana serta formasi pemain di atas panggung. Para pemain musik kasidah modern dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah tempat posisi bermain.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa musik kasidah modern di kota Semarang tidak hadir begitu saja di masyarakat, tetapi mengalami proses akulturasi yang panjang yang diperkirakan berasal dari musik-musik bercirikan Islam yang ada sebelumnya. Karena mempunyai elemen-elemen musikal yang sama, maka terbentuklah musik rebana. Musik rebana itu sendiri mengalami proses dekulturasi yaitu mengambil unsur-unsur baru dari kebudayaan yang baru yang timbul karena perubahan situasi yang baru, sehingga terbentuklah musik kasidah modern. Pada proses dekulturasi musik kasidah rebana mengalami perubahan pada kebudayaan musik dan perubahan elemen-elemen musikalnya, baik pada komposisi musiknya maupun pada bentuk penyajiannya. Dekulturasi adalah proses perubahan kebudayaan musik yang terjadi pada musik Indonesia. Dekulturasi itu sendiri adalah istilah dalam antropologi sub – akulturasi, proses tersebut ternyata sama dengan apa yang terjadi pada perubahan kebudayaan musik rebana yang membentuk musik kasidah di Semarang, perubahan-perubahan tersebut terjadi pada aspek komposisi musiknya, bentuk penyajiannya sampai pada aspek perubahan fungsi pada masyarakat pendukungnya.

Disertasi karya Bagus Susetyo ini sangatlah mudah dipahami untuk dibaca, karena pemaparannya jelas dan terstruktur sehingga mampu menjelaskan sesuai dengan judul yang dikemukakan. Susetyo mendeskripsikan dengan jelas tentang topik yang dibahas yaitu mengenai perubahan musik rebana menjadi Kasidah Modern serta hal-hal yang mempengaruhi terjadinya perubahan tersebut. Selain itu juga diungkapkan hal-hal atau elemen-elemen yang mengalami perubahan.

Walaupun terlihat tanpa ada kekurangan, pada disertasi ini masih ada beberapa hal yang harus dilengkapi lagi. Seperti halnya jumlah populasi yang diteliti atau sampel yang digunakan. 



Referensi :
Moleong, LJ. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susetyo, B. (2005). Perubahan Musik Rebana menjadi Kasidah Modern di Semarang sebagai suatu Proses Dekulturasi dalam Musik Indonesia. Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive