Abstrak
Musik kasidah modern adalah
jenis musik yang bercirikan Islam yang ada di masyarakat kota Semarang saat
ini, dan merupakan suatu fenomena seni pertunjukan yang ada di masyarakat
seiring dengan keberadaan seni pertunjukan musik ke-Islaman yang lain. Jenis
musik ini tidak hadir begitu saja seperti yang ada sekarang, tetapi mengalami
suatu proses akulturasi, yang diperkirakan berasal dari bentuk-bentuk
musik Islam yang ada sebelumnya yang membentuk musik rebana, kemudian mengalami
proses dekulturasi sehingga terbentuklah musik kasidah modern. Pada
proses dekulturasi musik rebana mengalami perubahan budaya musik dan
perubahan elemen-elemen musikalnya, baik pada komposisi musiknya maupun pada
bentuk penyajiannya yang mengakibatkan satu sisi mengalami kemajuan pada aspek
hiburannya dan pada sisi lain mengalami perubahan pada nilai-nilai sakral
ke-Islamannya.
Kata
Kunci : Perubahan,
Rebana, Kasidah, Dekulturasi
Disertasi
yang berjudul Perubahan Musik Rebana menjadi Kasidah Modern di Semarang sebagai
suatu proses Dekulturasi dalam Musik Indonesia adalah karya dari Bagus Susetyo.
Disertasi ini dibuat tahun 2005. Diajukan untuk memperoleh gelar Doktor Ilmu
Pendidikan dalam bidang Studi Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni.
Dalam
bab pengenalan, Susetyo (2005) menjelaskan bahwa disertasi ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang proses perubahan musik rebana menjadi kasidah modern di
Semarang. Disertasi membahas mengenai proses perubahan budaya musik, proses
perubahan elemen-elemen musikalnya.
Kajian
teori, Susetyo (2005) membahas teori tentang proses perubahan budaya musik yang
mencakup penolakan secara tegas musik, pengambilalihan ciri khusus musik,
pluralism musik yang hidup, kebangkitan unsur musik lokal, penghapusan musik dan
pemiskinan musik, proses perubahan elemen-elemen musikal yang terjadi di kota
Semarang yang meliputi perubahan aspek komposisi musik, perubahan aspek bentuk
penyajian.
Metode
penelitian, Susetyo (2005) pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa
teknik sebagai berikut: 1) observasi; 2) wawancara; 3) studi dokumentasi; 4)
teknik analisis data; 5) pengujian kredibilitas data. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana pendekatan
kualitatif menurut Moleong (2006) disebut juga dengan pendekatan naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat
data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak
menggunakan alat-alat pengukur. Sedangkan disebut naturalistik karena situasi
lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa
dimanipulasi, dan tanpa diatur dengan eksperimen atau tes
Selanjutnya
Susetyo (2005) membahas tentang bentuk-bentuk musik yang bercirikan Islam yang
telah ada seperti salawatan, barzanji, kentrung,
Zapin, Opak abang, Kuntulan, Simtuduror, Keseninan
Dengklung, dan gambus. Jenis-jenis musik bercirikan Islami ini diperkirakan
kehadirannya di tanah Jawa khususnya Semarang bersamaan kehadiran Islam di Jawa
yang dibawa para wali dan penyebar agama Islam. Kemudian terjadi proses
akultuasi yang bersifat local dan berpengaruh dari kebudayaan Arab, sehingga
terbentuk musik rebana. Kemudian dengan masuknya musik modern dari luar, musik
rebana dianggap kurang representatif, kuno dan tidak diminati kaum muda. Dengan
keadaan demikian musik rebana mengalami perubahan diri, atau sebuah evolusi
kecil dalam hal komposisinya sehingga ia mengalami proses akulturasi dengan
mengambil elemen-elemen musik barat sehingga terbentuklah musik kosidah modern
di kota Semarang.
Kemudian
Susetyo (2005) membahas tentang elemen-elemen musik yang mengalami perubahan
pada musik rebana menjadi musik kasidah modern. Elemen-elemen musik merupakan
unsur-unsur yang terdapat dalam komposisi musik yaitu ritme, melodi, harmoni,
syair, instrumen, tempo, dinamik, ekspresi sampai pada analisis bentuk struktur
musik dan reportoar. Perubahan yang pertama pada aspek komposisi musik.
Komposisi musik terjadi perubahan akibat adanya penambahan peralatan musik
barat seperti bas elektrik, gitar elektrik, drum set, biola, keyboard, dan
peralatan lainnya. Perubahan berikutnya
pada aspek penyajian musik. Biasanya penyajian musik rebana tidak harus di atas
panggung, bisa di teras rumah, teras masjid, atau di sudut ruangan. Pada musik
kasidah modern yang memiliki peralatan lebih banyak maka memerlukan panggung
yang cukup besar. Dalam panggung dibutuhkan tata lampu, sound system yang
mendukung pementasannya. Selain itu, juga mulai diperhatikan tata busana serta
formasi pemain di atas panggung. Para pemain musik kasidah modern dapat
bergerak bebas dan berpindah-pindah tempat posisi bermain.
Penelitian
ini menyimpulkan bahwa musik kasidah modern di kota Semarang tidak hadir begitu
saja di masyarakat, tetapi mengalami proses akulturasi yang panjang yang
diperkirakan berasal dari musik-musik bercirikan Islam yang ada sebelumnya.
Karena mempunyai elemen-elemen musikal yang sama, maka terbentuklah musik
rebana. Musik rebana itu sendiri mengalami proses dekulturasi yaitu mengambil
unsur-unsur baru dari kebudayaan yang baru yang timbul karena perubahan situasi
yang baru, sehingga terbentuklah musik kasidah modern. Pada proses dekulturasi
musik kasidah rebana mengalami perubahan pada kebudayaan musik dan perubahan
elemen-elemen musikalnya, baik pada komposisi musiknya maupun pada bentuk
penyajiannya. Dekulturasi adalah proses perubahan kebudayaan musik yang terjadi
pada musik Indonesia. Dekulturasi itu sendiri adalah istilah dalam antropologi sub
– akulturasi, proses tersebut ternyata sama dengan apa yang terjadi pada perubahan
kebudayaan musik rebana yang membentuk musik kasidah di Semarang, perubahan-perubahan
tersebut terjadi pada aspek komposisi musiknya, bentuk penyajiannya sampai pada
aspek perubahan fungsi pada masyarakat pendukungnya.
Disertasi
karya Bagus Susetyo ini sangatlah mudah dipahami untuk dibaca, karena
pemaparannya jelas dan terstruktur sehingga mampu menjelaskan sesuai dengan
judul yang dikemukakan. Susetyo mendeskripsikan dengan jelas tentang topik yang
dibahas yaitu mengenai perubahan musik rebana menjadi Kasidah Modern serta
hal-hal yang mempengaruhi terjadinya perubahan tersebut. Selain itu juga diungkapkan
hal-hal atau elemen-elemen yang mengalami perubahan.
Walaupun
terlihat tanpa ada kekurangan, pada disertasi ini masih ada beberapa hal yang
harus dilengkapi lagi. Seperti halnya jumlah populasi yang diteliti atau sampel
yang digunakan.
Referensi
:
Moleong, LJ. (2006). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Susetyo,
B. (2005). Perubahan Musik Rebana menjadi
Kasidah Modern di Semarang sebagai suatu Proses Dekulturasi dalam Musik
Indonesia. Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
No comments:
Post a Comment