Sunday, October 11, 2020

Pengertian Cooperative Learning Menurut Beberapa Ahli


Rusman (2013: 202) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Selain itu, Kagan (M. Hosnan, 2014: 235) berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses dimana tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek.

Roger dan david Johnson (M. Hosnan, 2014: 235-237) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok dapat dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, 6 unsur pembelajaran gotong royong harus diterapkan dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1.      saling ketergantungan positif;

2.      interaksi tatap muka;

3.      akuntabilitas individual;

4.      keterampilan menjalin hubungan antarpribadi;

5.      komunikasi antaranggota;

6.      evaluasi proses kelompok.

Karakteristik model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut Rusman (2013: 206-208) yaitu sebagai berikut:

1.      pembelajaran secara tim;

2.      didasarkan pada manajemen kooperatif;

3.      kemauan untuk bekerja sama;

4.      keterampilan bekerja sama.

Strategi pembelajaran kooperatif dikembangkan setidaknya mencapai tiga tujuan pembelajaran, Ibrahim (M. Hosnan, 2014, 239) mengemukakan: (1) bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik; (2) penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan; (3) mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi

Prinsip strategi pembelajaran kooperatif menurut M. Hosnan (2014: 242) adalah:

a.       Belajar aktif. Ditunjukkan dengan adanya keterlibatan intelektal dan emosional dalam proses belajar mengajar.

b.      Pendekatan konstruktivistik. Strategi pembelajaran kooperatif dapat mendorong siswa untuk mampu membangun pengetahuan secara bersama-sama di dalam kelompok.

c.       Pendekatan kooperatif. Pendekatan ini mendorong dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terampil berkomunikasi.

Rusman (2013: 211) menungkapkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif  yang tertuang dalam tabel berikut:

 

Tabel 2.2

Langkah-langkah Model Pembelajaran Koopertif

Tahap

Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Menyiapkan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.

Tahap 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jelan demonstrasi atau melalui bahan bacaan

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelopmok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien

Tahap 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yng telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar indivdu maupun kelompok

 

M. Hosnan (2014: 263-265) berpendapat tentang kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut:

1.      Kelemahan pembelajaran kooperatif

a.       guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. Kondsi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan di luar kelas, seperti di halaman atau aula.

b.      Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.

c.        Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.

d.      Bisa menjadi tempat ngobrol atau gosip.

e.       Sering terjadi debat sepele dalam kelompok.

f.       Bisa terjadi kesalahan kelompok.

 

 

 

 

2.      Kelebihan model pembelajaran kooperatif

a.       Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambahkan kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan dapat belajar dari siswa yang lain.

b.      Dapat mengembangkan kemampuan, mengembangkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide oranglain.

c.       Dapat mebantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

d.      Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.

e.       Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

f.       Siswa tidak terlalu tergantung kepada guru, tetapi strategi pembelajaran kooperatif ini siswa menemukan kepercayaan dirinya, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.

g.      Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

h.      Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa unutk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik, siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

i.        Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivas dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

 

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar secara berkelompok yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. melalui model pembelajaran kooperatif ini guru berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa mengalami langsung pembelajaran yang lebih bermakna. Hal ini diharapakan agar siswa tidak saja paham tentang konsep dan materi pelajaran namun juga dapat membangun pengetahuan dalam pikirannya sendiri. 

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive