Abdorrakhman
Gintings (2010: 86) mengungkapkan istilah motivasi berasal dari bahasa Latin
yaitu movere dalam bahasa Inggris berarti to move adalah kata
kerja yang artinya menggerakkan. Motivasi itu sendiri dalam bahasa Inggris
adalah motivation yaitu sebuah kata benda yang berarti penggerak.
Menurut Hamzah
B. Uno (2014: 3) istilah motivasi berasal dari kata yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat.
Abin
Syamsudin Maknun berpendapat bahwa motivasi merupakan: (1) suatu kekuatan (power)
atau tenaga (forces) daya (energy); atau (2) suatu keadan yang
kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (prepatory set)
dalam diri ndividu (organisme) untuk bergerak (to move, motion,
motivate) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
Sejalan
dengan pendapat diatas, Dale, Paul dan Judith (2012: 6) mengungkapkan bahwa
motivas adalah suatu proses diinisiasikannya dan dipertahankannya aktivitas
yang diarahkan pada pencapaian tertentu.
Disisi lain,
Douglas Brown (2007) mengungkapkan pengertian motivasi bahwa motivasi adalah
sesuatu yang sepeti harkat, bersifat global, situasional atau orientasi tugas.
Ia berpendapat juga bahwa motivasi berdasar pada tiga perspektif berbeda,
yaitu:
1.
Perspektif behavioristik, motivasi
dipandang dalam pengertian yang sangat pasti, ia sekedar pengharapan imbalan.
Terdorong untuk memperoleh imbalan positif, dan terdorong oleh imbalan-imbalan
yang dulu diterima karena perilaku-perilaku tertentu, kita pun bertindak untuk
mencapai imbalan lebih jauh.
2.
Perspektif kognitif, motivasi lebih
menekankan pada keputusan-keputusan individual, “pilihan-pilihan yang dibuat
orang demi pengalaman atau tujuan tertentu yang hendak mereka dekati atau
hindari, dan tingkat atau tujuan tertentu yang hendak mereka kerahkan dalam hal
tersebut menurut Keller (Douglas Brown, 2007: 184).
3.
Perspektif konstruktivistis,
motivasi bahkan memberi penekanan lebih jauh pada konteks sosial maupun
pilihan-pilihan personal individual menurut William dan Burden (Douglas Brown,
2007: 184).
Berdasarkan
sumbernya, Abdorrakhman Gintings (2010: 88-89) motivasi terbagai menjadi dua
jenis, yaitu:
1.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari luar
diri siswa itu sendiri. Karena munculnya bukan atas dasar kesadaran diri
sendiri, maka motivasi ekstrinsik mudah hilang. Selain itu, jika motivasi
ekstrinsik diberikan secara tersu-menenurs maka akan menimbulkan motivasi
intrinsik dalam diri siswa.
2.
Motivasi intrinsik adalah motivasi
untuk belajar yang berasal dari dari dalam diri siswa itu sendiri. Walaupun
motivasi intrinsik sangat diharapkan, namun justru tidak selalu timbul dalam
diri siswa. Disisi lain, karena motivasi intrinsik muncul atas dasar kesadaran
dalam diri maka akan bertahan bertahan lama dibandingkan motivasi intrinsik.
Mengingat
pentingnya motivasi dalam suatu pembelajaran, maka guru adalah salah satu
komponen penting dalam proses penumbuhan
motivasi siswa, berikut adalah keterkaitan yang dikemukakan Abdorrakhman
Gintings (2010: 102):
Bagan 2.1
Bagan
Ilustrasi Keterkaitan Guru, Motivasi, dan Siswa dalam Pembelajaran
Guru |
Motivasi |
Siswa |
Partisipasi siswa dalam pembelajaran |
Prestasi belajar siswa |
Berikut
adalah hal-hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik menurut Hamzah B. Uno
(2014: 4):
a. pendidik
memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai
pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya;
b. pendidik
menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya;
c. pendidika
senantiasa memberi bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan
membantu, apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat prbadi maupun
akademis;
d. pendidik
harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi
yang diajarkan kepada peserta didiknya;
e. pendidik
harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai
pendidik.
Selain itu, Hamzah B. Uno pun mengungkapkan peranan
motivasi dalm belajar dan pembelajaran seperti berikut:
1. Peranan
motivasi dalam menentukan penguatan belajar. Motivasi dapat berperan dalam
menguatan apabila seorang anak yang belajar dhadapkan pada suatu masalah yang
memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilaluinya.
2.
Peranan motivasi dalam memperjelas
tujuan belajar. Hal ini erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan
tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat
diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3.
Motivasi menentukan ketekunan
belajar. Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil
yang baik.
Ia pun
menuliskan dalam bukunya teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran, seperti
berikut:
1.
Pernyataan penghargaan secara
verbal.
2.
Menggunakan nilai ulangan sebagai
pemacu keberhasilan.
3.
Menmbulkan rasa ingin tahu.
4.
Memunculkan sesuatu yang tidak
diduga oleh siswa.
5.
Menjadkan tahap dini dalam belajar
mudah bagi siswa.
6.
Menggunakan materi yang dikenal
siswa sebagai contoh dalam belajar.
7.
Gunakan kaitan yang unik dan tak
terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami.
8.
Menuntut siswa untuk menggunakan
hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya.
9.
Menggunakan simulasi dan permainan.
10. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum.
11. Mengurangi
akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.
12. Memahami
iklim sosial dalam sekolah.
13. Memanfaatkan
kewibawaan guru secara tepat.
14. Memperpadukan
motif-motif yang kuat.
15. Memperjelas
tujuan belajar yang ehndak dicapai.
16. Merumuskan
tujuan-tujuan sementara.
17. Memberitahukan
hasil kerja yang telah dicapai.
18. Membuat
suasana persaingan yang sehat di antara para siswa.
19. Mengembangkan
persaingan dengan diri siswa sendiri.
20. Memberi contoh
yang positif.
Sedangakan berikut adalah indikator
motivasi belajar menurut Dr. Hamzah B. Uno (2014: 23) yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4.
Adanya penghargaan dalam belajar
5.
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Selain indikator yang diungkapkan
Hamzah di atas, berikut adalah indikator motivasi yang diungkapkan oleh Abin
Syamsudin (2009: 40):
1.
Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan
waktunya untuk melakukan kegiatan);
2.
Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan
dilakukan dalam periode waktu tertentu);
3.
Persistensinya (ketepatan dan kelekatannya) dan tujuan
kegiatan
4.
Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi
rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan;
5.
Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga,
pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan;
6.
Tingkat aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita,
sasaran, atau target, dan idolanya;
7.
Tingkat kualifikasi prestasi atau produk atau output
yang dicapai dari kegiatannya yang dilakukan;
8.
Arahan sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or
dislike, positif atau negatif);
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan indikator yang diungkapkan oleh Hamzah B
Uno dikarekanan keterbatasan kemampuan.
Dengan memperhatikan berbagai
indikator diatas, berikut Abin Syamsudin Maknun menggungkapkan cara mengukur
motivasi belajar:
1.
Tes tindakan (performance test) disertai observasi
untuk memperoleh informasi dan data tentang persistensi, keuletan, ketabahan,
dan kemampuan menghadapi masalah, durasi dan frekuaensinya. Dalam hal ini
berbagai eksperimen dapat dilakukan.
2.
Kuesioner dan inventori terhadap subjeknya untuk
mendapat informasi tentang devosi, pengorbanan dan aspirasinya.
3.
Mengarang bebas untuk mengetahui cita-cita dan
aspirasinya.
4.
Tes prestasi dan skala sikap untuk mengetahui
kualifikasi dan arah sikapnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam suatu pembelajaran dapat menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar serta menguasai materi pelajaran yang sedang dikutinya.
No comments:
Post a Comment