Sunday, October 11, 2020

Pengertian Motivasi


Abdorrakhman Gintings (2010: 86) mengungkapkan istilah motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere dalam bahasa Inggris berarti to move adalah kata kerja yang artinya menggerakkan. Motivasi itu sendiri dalam bahasa Inggris adalah motivation yaitu sebuah kata benda yang berarti penggerak.

Menurut Hamzah B. Uno (2014: 3) istilah motivasi berasal dari kata yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.

Abin Syamsudin Maknun berpendapat bahwa motivasi merupakan: (1) suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) daya (energy); atau (2) suatu keadan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (prepatory set) dalam diri ndividu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motivate) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.

Sejalan dengan pendapat diatas, Dale, Paul dan Judith (2012: 6) mengungkapkan bahwa motivas adalah suatu proses diinisiasikannya dan dipertahankannya aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tertentu.

Disisi lain, Douglas Brown (2007) mengungkapkan pengertian motivasi bahwa motivasi adalah sesuatu yang sepeti harkat, bersifat global, situasional atau orientasi tugas. Ia berpendapat juga bahwa motivasi berdasar pada tiga perspektif berbeda, yaitu:

1.      Perspektif behavioristik, motivasi dipandang dalam pengertian yang sangat pasti, ia sekedar pengharapan imbalan. Terdorong untuk memperoleh imbalan positif, dan terdorong oleh imbalan-imbalan yang dulu diterima karena perilaku-perilaku tertentu, kita pun bertindak untuk mencapai imbalan lebih jauh.

2.      Perspektif kognitif, motivasi lebih menekankan pada keputusan-keputusan individual, “pilihan-pilihan yang dibuat orang demi pengalaman atau tujuan tertentu yang hendak mereka dekati atau hindari, dan tingkat atau tujuan tertentu yang hendak mereka kerahkan dalam hal tersebut menurut Keller (Douglas Brown, 2007: 184).

3.      Perspektif konstruktivistis, motivasi bahkan memberi penekanan lebih jauh pada konteks sosial maupun pilihan-pilihan personal individual menurut William dan Burden (Douglas Brown, 2007: 184).

 

Berdasarkan sumbernya, Abdorrakhman Gintings (2010: 88-89) motivasi terbagai menjadi dua jenis, yaitu:

1.      Motivasi ekstrinsik adalah  motivasi untuk belajar yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri. Karena munculnya bukan atas dasar kesadaran diri sendiri, maka motivasi ekstrinsik mudah hilang. Selain itu, jika motivasi ekstrinsik diberikan secara tersu-menenurs maka akan menimbulkan motivasi intrinsik dalam diri siswa.

2.      Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari dari dalam diri siswa itu sendiri. Walaupun motivasi intrinsik sangat diharapkan, namun justru tidak selalu timbul dalam diri siswa. Disisi lain, karena motivasi intrinsik muncul atas dasar kesadaran dalam diri maka akan bertahan bertahan lama dibandingkan motivasi intrinsik.

 

Mengingat pentingnya motivasi dalam suatu pembelajaran, maka guru adalah salah satu komponen penting dalam proses  penumbuhan motivasi siswa, berikut adalah keterkaitan yang dikemukakan Abdorrakhman Gintings (2010: 102):

 

Bagan 2.1

Bagan Ilustrasi Keterkaitan Guru, Motivasi, dan Siswa dalam Pembelajaran

Guru

Motivasi

Siswa

Partisipasi siswa dalam pembelajaran

Prestasi belajar siswa

 

 

 

 

 

 

 

 


 

Berikut adalah hal-hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik menurut Hamzah B. Uno (2014: 4):

a.       pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya;

b.      pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya;

c.       pendidika senantiasa memberi bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu, apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat prbadi maupun akademis;

d.      pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya;

e.       pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.

 

Selain itu, Hamzah B. Uno pun mengungkapkan peranan motivasi dalm belajar dan pembelajaran seperti berikut:

1.      Peranan motivasi dalam menentukan penguatan belajar. Motivasi dapat berperan dalam menguatan apabila seorang anak yang belajar dhadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.

2.      Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Hal ini erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

3.      Motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik.

 

Ia pun menuliskan dalam bukunya teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran, seperti berikut:

1.      Pernyataan penghargaan secara verbal.

2.      Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

3.      Menmbulkan rasa ingin tahu.

4.      Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.

5.      Menjadkan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa.

6.      Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar.

7.      Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami.

8.      Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya.

9.      Menggunakan simulasi dan permainan.

10.  Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum.

11.  Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.

12.  Memahami iklim sosial dalam sekolah.

13.  Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat.

14.  Memperpadukan motif-motif yang kuat.

15.  Memperjelas tujuan belajar yang ehndak dicapai.

16.  Merumuskan tujuan-tujuan sementara.

17.  Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.

18.  Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa.

19.  Mengembangkan persaingan dengan diri siswa sendiri.

20.  Memberi contoh yang positif.

 

Sedangakan berikut adalah indikator motivasi belajar menurut Dr. Hamzah B. Uno (2014: 23)  yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1.      Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2.      Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3.      Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4.      Adanya penghargaan dalam belajar

5.      Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6.      Adanya lingkungan belajar yang kondusif

 

 

 

Selain indikator yang diungkapkan Hamzah di atas, berikut adalah indikator motivasi yang diungkapkan oleh Abin Syamsudin (2009: 40):

1.      Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan);

2.      Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu);

3.      Persistensinya (ketepatan dan kelekatannya) dan tujuan kegiatan

4.      Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan;

5.      Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan;

6.      Tingkat aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran, atau target, dan idolanya;

7.      Tingkat kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya yang dilakukan;

8.      Arahan sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike, positif atau negatif);

 

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan indikator yang diungkapkan oleh Hamzah B Uno dikarekanan keterbatasan kemampuan.

Dengan memperhatikan berbagai indikator diatas, berikut Abin Syamsudin Maknun menggungkapkan cara mengukur motivasi belajar:

1.      Tes tindakan (performance test) disertai observasi untuk memperoleh informasi dan data tentang persistensi, keuletan, ketabahan, dan kemampuan menghadapi masalah, durasi dan frekuaensinya. Dalam hal ini berbagai eksperimen dapat dilakukan.

2.      Kuesioner dan inventori terhadap subjeknya untuk mendapat informasi tentang devosi, pengorbanan dan aspirasinya.

3.      Mengarang bebas untuk mengetahui cita-cita dan aspirasinya.

4.      Tes prestasi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah sikapnya.

 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam suatu pembelajaran dapat menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar serta menguasai materi pelajaran yang sedang dikutinya. 

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive