Tuesday, December 8, 2020

Model Pembelajaran TPS (Think Pair and Share)

 


1.        Pengertian Model Pembelajaran TPS

       Model pembelajaran Think Pair and Share atau berfikir berpasangan berbagai adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (Kurniasih, 2015: 58). Model ini pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya  di Universitas Maryland. Pada dasarnya, model ini merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu.

       Model Pembelajaran Think Pair and Share menggunakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi atau tujuan pembelajaran.

 

2.           Teori – teori belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

a.        Teori belajar konstruktivisme

Teori yang mendukung penerapan model TPS ini adalah teori konstruktivisme. Teori ini dimotori oleh Piageth dan vygotsky. Teori belajar konstruktivisme merupakan  teori belajar yang menuntut siswa untuk mengkonstruksi kegiatan belajar dan mentransformasikan informasi secara kompleks untuk membangun pengetahuan secara mandiri. Pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang  dikontruksikan  oleh anak sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna.

Dalam pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme memiliki ciri penting, yaitu bahwa guru tidak hanya sekedar memberi pengetahuan jadi kepada siswa, melainkan siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Sebagai langkah awal dalam membangun pengetahuannya, pada tahapan think siswa menjawab pertanyaan secara individu untuk mengukur sejauhmana pengetahuan awal yang dimiliki siswa tersebut.

Kemudian pada pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme siswa berperan secara aktif untuk membangun pengetahuannya dengan berlandaskan pada pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Sedangkan guru, berperan sebagai fasilitator (guide on the side) yang memfasilitasi proses belajar siswa agar berlangsung efektif sesuai dengan rambu-rambu yang terdapat dalam kurikulum. Sesuai penjelasan tersebut, pada tahap pair dilakukan diskusi secara berpasangan, dan mendiskusikan hasil dari pengetahuan awal atau jawaban masing-masing siswa sebelumnya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun pengetahuan yang baru dengan berlandaskan pada pengetahuan awal yang dimiliki masing-masing siswa sehingga menuntut siswa aktif dalam kegiatan diskusi tersebut. Oleh karena itu, pada pembelajaran dengan menerapkan model TPS siswa berperan secara aktif dalam setiap tahapan yang ada, yaitu think, pair, dan share.

Selain itu diberikan juga kesempatan yang luas kepada anak untuk melakukan dialog dengan guru dan teman-temannya sehingga anak dapat meningkatkan pengembangan konsep dan keterampilan berfikirnya. Hal tersebut sesuai dengan pelaksanaan pada tahap share. Siswa memaparkan hasil diskusi kepada teman-temannya, dimana setiap selesai menjelaskan guru memberikan penguatan dan melakukan tanya jawab supaya terjadi dialog antara siswa dengan guru atau teman-temannya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model TPS sesuai dengan teori konstruktivisme, dimanadalam membangun sendiri pengetahuannya siswa berperan aktif dalam pembelajaran, sementara guru hanya bertindak sebagai fasilitator.

b.        Teori Belajar J. Bruner

Dalam hal ini Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Think Pair Share (TPS) adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dengan tahapan thinking (berfikir), pairing (berpasangan), sharing (berbagi). Dalam belajar guru perlu memperhatikan 4 hal berikut ini:

1.        Mengusahakan agar setiap siswa berpartisipasi aktif, minatnya perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan tertentu.

2.        Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan, dan juga perlu disajikan secara sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa.

3.        Guru mengajar, berarti membimbing siswa melalui urutan pernyataan-pernyataan dari suatu masalah, sehingga siswa memperoleh pengertian dan dapat mentransfer apa yang sedang dipelajari.

4.        Member reinforcement dan umpan balik. Penguatan yang optimal terjadi pada waktu siswa mengetahui bahwa “ia menemukan jawab”nya.

 

 

 

3.        Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran Think Pair Share.

Menurut Kurniasih (2015: 62) Adapun teknis pelaksanaan model pembelajaran ini adalah :

a.    Dimulai dengan langkah  berfikir (thinking) sebagaimana nama model pembelajaran ini.

b.    Langkah awalnya guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah.

c.    Langkah selanjutnya adalah berpasangan (pairing).

d.   Dan setelah itu, guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatuhkan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

e.    Setelah membagi kelompok siswa diminta untuk berbagi (sharing).

f.     Langkah ini adalah langkah akhir, dimana guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitaer sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.

 

Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan langkah-langkah berikut ini :

·      Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

·      Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru.

·      Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

·      Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

·      Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

 

       Dari beberapa penjelasan mengenai langkah-langkah model pembelajaran TPS yang diungkapkan oleh para ahli di atas, belum dicantumkan sintaks pembelajaran secara keseluruhan, yaitu langkah-langkah dalam pembelajaran  yang menggunakan kegiatan awal, inti, dan akhir. Oleh karena itu, peneliti menggunakan langkah-langkah model pembelajaran TPS dengan menggabungkannya dengan sintaks dalam pembelajaran supaya sesuai dengan format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yakni sebagai berikut:

a.         Kegiatan Awal

1.    Membuka pelajaran: memeriksa kesiapan siswa.

2.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

3.    Guru memberikan informasi dan menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan siswa.

4.    Guru membentuk kelompok.

b.        Kegiatan Inti

       Tahap Think:

1.    Guru memberikan tugas pada setiap kelompok.

2.    Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu.

Tahap Pair:

1.    Kelompok membentuk anggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individualnya.

2.    Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi dan membantu siswa dalam mengarahkan jika terdapat hal-hal yang belum dipahami.

Tahap Share:             

1.    Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk membagikan (sharing) hasil diskusinya.

2.    Guru memimpin jalannya diskusi kelas.

c.         Kegiatan Penutup

1.    Guru memberikan penguatan/penghargaan terhadap hasil diskusi.

2.    Guru mengadakan evaluasi.

       Dibawah ini disajikan contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Pembelajaran Think Pair Share.

 

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive