a. Kewirausahaan sebelum abad
pertengahan
Pada masa ini, wirausaha adalah
contractor, yaitu pemborong/orang yang melakukan kesepakatan kerja atas
sejumlah pekerjaan yang ditentukan sebelumnya dengan kompensasinya, yaitu
sejumlah uang dengan segala risiko yang ditanggung oleh penerima kontrak. Oleh
sebab itu, wirausaha di masa ini disebut risk taker (pengambil risiko) atas
sebuah kesepakatan.
Karakteristik kewirausahaan pada
masa ini mengandung tiga hal pokok, yaitu sebagai berikut.
1) Bersifat kesepakatan kerja dengan uang
sebagai kompensasinya.
2) Ada unsur risk taker (pengambilan risiko)
karena situasi dan kondisi juga belum diketahui sebelumnya. Pada saat itu,
tempat, keadaan, cara menuju ke suatu tempat, dan transportasi bersifat baru
dan belum diketahui oleh pengambil risiko.
3) Hasilnya dijual ke pihak yang menyepakati
kontrak. Jadi ada unsur untung bila hasilnya besar dan rugi bila hasilnya tidak
sesuai serta ada unsur spekulasi di dalamnya.
b. Kewirausahaan pada abad
pertengahan (sebelum abad 17)
Abad pertengahan merupakan era
agro (pertanian massal). Pada masa ini, wirausaha adalah orang yang mampu
mengendalikan, mengatur, dan mengoptimalkan sumber daya dalam sebuah proyek
yang dikuasai untuk mendapatkan suatu imbalan tertentu dalam konsep produksi.
Sebelum abad pertengahan belum ada konsep produksi sedangkan pada abad
pertengahan sudah ada konsep produksi. Inilah yang membedakan kewirausahaan
pada abad pertengahan dengan masa sebelumnya.
c. Kewirausahaan pada abad/era
industri
James Watt telah merubah era
pertanian ke era industri dengan ditemukannya mesin uap di Inggris. Wirausaha
(entrepreneur) lain, yaitu Alexander Graham Bell, selain karyanya dalam
teknologi komunikasi (telepon), ia juga menyumbangkan kemajuan penting dalam
teknologi penerbangan dan hidrofoil. Kewirausahaan semakin berkembang setelah
ditemukannya pesawat terbang oleh Wright bersaudara. Dalam era industri,
wirausaha adalah orang yang berani mengambil risiko (risk taker) dan walaupun
tidak punya modal uang (capital) tetap berani melakukan kesepakatan untuk
mengerjakan proyek-proyek tertentu dengan memberdayakan semua sumber dayanya,
bekerja sama dengan para pemilik modal. Hal inilah yang membedakan
kewirausahaan pada era industri dengan abad pertengahan, yaitu pada aspek startegi
dalam penyediaan modal. Pada masa ini, kewirausahaan disebut juga join venture
capital di mana salah satu pihak sebagai intelectual capital (penyumbang
ide/gagasan/pikiran) dan pihak lainnya sebagai equity capital (penyandang
dana).
d. Kewirausahaan pada abad 19
dan 20
Pada masa ini, wirausaha adalah
orang yang mempunyai pengalaman, keahlian, dan kemampuan untuk
mengorganisasikan sebuah usaha, baik dari awal atau yang sudah berjalan untuk
tujuan pribadi, yaitu kemakmuran. Pada abad 20 terdapat unsur kemampuan dan
keberanian menanggung semua risiko baik modal, waktu, dan nama baik yang tidak
ada di era sebelumnya. Di era industri bersifat modal gabungan (venture
capital) tetapi di abad 20 belum tentu demikian. Kewirausahaan dapat dilakukan
sendiri/individu atau bersifat kerja sama (partnership.
e. Kewirausahaan pada abad 21
Pada abad 21, kewirausahaan sudah
lebih dari sekedar mengorganisasi, karena dapat terdiri dari pencipta
(creator), pemodal (invetor), dan pelaku inovasi (inovator). Pada masa ini,
kreativitas wirausaha menjadi tulang punggung sebuah bisnis.
Dengan demikian, dapat diuraikan
dengan rinci bahwa kewirausahaan merupakan ilmu yang menggabungkan sumber daya
yang dimiliki seperti pengalaman hidup, latar belakang pendidikan, jaringan
pertemanan (network), informasi yang diterima, kejadian-kejadian setiap hari,
dan dana baik itu berupa uang atau aset untuk dikelola dengan segala risiko
yang diperhitungkan dengan matang oleh manajer risiko (risk manager), yang
digunakan sebagai modal dalam berkreasi dan berinovasi serta menciptakan
perubahan dan produk yang dapat berguna bagi dirinya dan masa depannya.
No comments:
Post a Comment