Indonesia pernah mengalami masa
penjajahan yang dilakukan oleh beberapa negara asing seperti Portugis, Spanyol,
Inggris, Belanda dan Jepang.Namun, Belanda adalah penjajah yang paling lama
berkuasa di Indonesia.Mereka menjajah Indonesia selama sekitar 350 tahun.
Awal Kedatangan Bangsa Belanda
Bangsa Belanda datang pertama
kali ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596.Mereka mendarat di pelabuhan Banten
setelah berlayar di lautan selama 14 bulan.Armada Belanda ini dipimpin oleh
Cornelis de Houtman.Semula kedatangan mereka ini disambut baik oleh penduduk
Banten.Tetapi, lama-lama Belanda menunjukkan sikap yang serakah, kasar, dan
sombong.Mereka memaksa rakyat Banten untuk menyediakan lada dan tidak mau
membayarnya.Hal inilah yang menyebabkan rakyat Banten mengusirnya.Akhirnya
dengan terpaksa Belanda harus menyingkir dari Banten.Orang-orang Belanda
kemudian berlayar ke Bali.Namun armada Belanda di Bali tidak mendapat sambutan
dengan baik.Akhirnya mereka memutuskan kembali ke Eropa dengan tangan hampa
serta menanggung kerugian yang sangat besar.
Cornelis de Houtman
Tahun 1598 untuk kedua kalinya
Belanda datang di Banten.Armada ini dipimpin oleh Jacob Van Neck dan Van
Warwijck.Sikap mereka lebih ramah daripada sebelumnya sehingga kedatangan
mereka ini disambut dengan baik.Dan karena sudah bersikap ramah, orang
Indonesia mengizinkan mereka berdagang.Orang Belanda semakin banyak yang datang
ke Indonesia.Pelayaran bangsa Belanda yang kedua ini berhasil mendapatkan hasil
yang sangat memuaskan.Mereka pulang ke negeri Belanda dengan kapal-kapal yang
dipenuhi rempah-rempah.
Pembentukan VOC
Terbukanya jalur perdagangan di
Indonesia menyebabkan munculnya persaingan diantara para pedagang, baik dengan
Belanda sendiri maupun dengan pedagang Eropa lainnya. Mereka bersaing untuk
membeli rempah-rempah sebanyak-banyaknya dari indonesia. Pada tanggal 20 Maret
1602, Belanda mendirikan persatuan dagang atau kongsi dagang yaitu Perkumpulan
Dagang Hindia Timur (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang disingkat VOC.
Tujuan utama didirikannya VOC adalah untuk memenangkan persaingan dagang dan
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pimpinan VOC disebut gubernur
jenderal.Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both.
Pieter Both
Untuk memperkuat kedudukan VOC
di Indonesia, pemerintah Belanda memberikan hak istimewa (hak Octrooi) kepada
VOC.
Berikut ini yang menjadi
hak-hak istimewa VOC:
- hak untuk memonopoli
perdagangan
- hak untuk memungut pajak
- hak untuk memiliki tentara
sendiri
- hak untuk menguasai dan
mengikat perjanjian dengan kerajaan kerajaan di daerah yang dikuasainya
- hak untuk mencetak dan
mengeluarkan uang sendiri
- hak untuk mengumumkan perang
dengan negara lain
- hak untuk mengadakan
pemerintahan sendiri
Setelah berhasil mendirikan
organisasi VOC, kelompok pedagang Belanda menjadi semakin tertarik untuk
menguasai daerah-daerah nusantara.Awalnya, kegiatan VOC hanya berdagang
saja.Akan tetapi, lama-lama VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli).Untuk
mewujudkan maksud tersebut, VOC membentuk tentara pasukan, mencetak uang
sendiri, dan mengadakan perjanjian dengan raja setempat.
Di Maluku VOC melakukan
aktivitas Pelayaran Hongi (patroli laut) untuk mengawasi rakyat Maluku agar
tidak menjual rempah-rempah kepada pedagang lain. Untuk mempertahankan harga,
VOC juga memerintahkan penebangan pohon rempah-rempah milik rakyat.VOC
memberikan hukuman berat kepada rakyat yang melanggar aturan
monopoli.Pusat-pusat perdagangan yang berhasil dikuasai VOC adalah Ambon,
Jayakarta, dan Banda.Pusat perdagangan Jayakarta direbut Belanda pada masa
Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen.Ia pun mengganti nama Jayakarta menjadi
Batavia. Coen kemudian membangun kota Batavia dengan gaya Belanda. Kantor VOC
yang awalnya ada di Ambon dipindahkan ke Batavia.
Jan Pieterszoon Coen
VOC yang melakukan monopoli
perdagangan rempah-rempah.Artinya rempah-rempah dari rakyat Indonesia hanya
boleh dijual kepada VOC dengan harga yang sangat murah.Tindakan ini sangat
merugikan rakyat Indonesia. Monopoli perdagangan VOC dilakukan dengan cara
kekerasan terhadap penduduk yang berasal dari daerah penghasil rempah-rempah di
Indonesia. Selain itu, mereka juga melarang dan mengancam orang-orang bukan
Belanda apabila ingin berdagang dengan para penduduk lokal dari daerah
penghasil rempah-rempah.Misalnya saja saat para penduduk Banda mencoba menjual
biji pala kepada orang Inggris, Belanda menyerang dan membunuh semua penduduk
Banda tersebut.Akhirnya, Belanda memutuskan untuk mengisi daerah Banda dengan
budak-budak dan pekerja-pekerja lain untuk menghasilkan biji pala.Karena ulah
VOC tersebut, mereka harus menghadapi masalah politik dan berperang dengan para
pemimpin di daerah Banten dan Mataram.
Pembubaran VOC
Pada awal abad ke-18, keadaan
mulai berubah.Perdagangan rempah-rempah tidak lagi banyak
menguntungkan.Indonesia tidak lagi menjadi satu-satunya penghasil cengkih,
lada, dan pala karena negara-negara pedagang rempah-rempah menjadi
berkurang.Setelah hampir 200 tahuh berkuasa di Indonesia, VOC mengalami
kebangkrutan.
Penyebab kebangkrutan VOC
1. Banyak pejabat VOC melakukan
korupsi dan hidup mewah.
2. VOC harus menanggung biaya
perang yang sangat besar.
3. Kalah bersaing dengan
pedagang Inggris dan Prancis.
4. Para pegawai VOC melakukan
perdagangan gelap.
5. Hutang VOC yang semakin
menumpuk.
Pada Tanggal 31 Desember 1799, akhirnya VOC resmi
dibubarkan oleh pemerintah Belanda. Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC
di Indonesia digantikan langsung oleh pihak pemerintah Kerajaan Belanda.Semua
hutang VOC ditanggung oleh Kerajaan Belanda. Sejak saat itulah, Indonesia
diperintah langsung oleh pemerintah Belanda. Pemerintahan Kerajaan
Belanda atas wilayah Indonesia ini berlangsung sampai tahun 1942.Pemerintah
Belanda di Indonesia dinamakan Pemerintahan Hindia Belanda.
No comments:
Post a Comment