Friday, June 5, 2020

MAKALAH CARA MENDIDIK ANAK MENSYUKURI NI’MAT ALLOH SWT


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ni’mat yang dianugerahkan Alloh kepada manusia, merupakan pemberian yang terus menerus, dengan bermacam-macam bentuk lahir dan batin. Hanya manusia sajalah yang kurang pandai memelihara ni’mat, sehingga ia merasa seolah-olah belum diberikan sesuatu pun oleh Alloh. Disebabkan ia tidak bersyukur kepada Alloh telah memberi kepadanya sangat banyak dari permintaannya.
Ni’mat yang sangat besar bagi manusia adalah ni’mat iman, termasuk orang yang menyia-nyiakan ni’mat Alloh adalah orang yang menggunakan ni’mat Alloh tidak pada tempatnya, atau menggunakan ni’mat Alloh untuk kemaksiatan. Saya menulis makalah yang berjucul cara mendidik anak mensyukuri ni’mat Alloh SWT, karena masih banyak anak-anak ataupun orang dewasa yang belum menyadari, bahwa sesungguhnya segala yang diciptakan/diberikan kepada manusia adalah harus disyukuri dengan baik dan masih banyaknya kata-kata apa yang harus diucapkan ketika mensyukuri ni’mat Alloh yang diberikan. Kita sebagai makhluk Alloh yang senantiasa mengharapkan diberi kesadaran dalam mensyukuri ni’mat yang sungguh besar yang telah Alloh berikan kepada kita.


B.     Rumusan Masalah
1.      Ayat tentang ni’mat Alloh?
2.      Hadits tentang ni’mat Alloh dan cara mensyukurinya?
3.      Bagiamaan cara mensyukuri ni’mat Alloh?




BAB II
PEMBAHASAN
KAJIAN TENTANG CARA MENDIDIK ANAK MENSYUKURI NI’MAT ALLOH SWT

Mendidik Anak Mensyukuri Nikmat
Segala puji bagi Alloh Tuhan Semesta Alam.
Itulah kalimat yang sering terdengar diucapkan oleh manusia yang mendapat ni’mat dari Alloh sebagai ungkapan rasa syukurnya.
Syukur artinya berterima kasih. Ni’mat artinya kesenangan, pemberian, atau karunia. Syukur ni’mat berarti menyatakan terima kasih kepada Alloh karena telah mendapat kesenangan atau karunia dari-Nya.
Dalam percakapan sehari-hari kata syukur ni’mat telah dimengerti masyarakat dengan arti “Menyatakan rasa syukur kepada Alloh karena telah diberi karunia dan kesenangan yang menjadi idamannya.”
Manusia dilebihkan oleh Alloh dari makhluk-makhluk-Nya yang dengan begitu manusia berkewajiban mensyukuri ni’mat-Nya.
Ni’mat ada berbagai macam, yaitu yang bertalian dengan jasmani, alam sekitar, materi, rohani dan non materi.

1.      Ni’mat yang berhubungan dengan jasmani
Alloh menciptakan jasmani manusia jauh lebih sempurna daripada jasmani mahluk yang lain. Alloh berfirman.
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik.” (QS. At-Tiin (95): 4)
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Alloh telah mengaruniakan bentuk yang terbaik dalam menciptakan manusia, sehingga lebih baik dari pada makhluk lainnya.
Jasmani manusia mampu melakukan penyesuaian terhadap berbagai macam keadaan, sehingga dapat bertahan hidup dengan baik.
Manusia memiliki alat-alat indra yang sempurna. Alat indra tersebut adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa yang tidak ternilai harganya. Kalau seseorang kehilangan alat penglihatannya, pendengarannya atau penciumannya, ia akan merasakan betapa besarnya nilai alat-alat indra tersebut. Misalnya: orang yang tunarungu, dia menghadapi kesulitan besar untuk berkomunikasi dengan orang lain ataupun dalam mempelajari pengetahuan. Orang tunarungu memerlukan cara dan tempat khusus untuk belajar dan mengembangkan kepribadiannya. Begitu pula dengan orang yang mengalami cacat jasmaniah lainnya. Ia merasakan besarnya kekurangan yang ada pada dirinya hingga menggambat pengembangan kepribadiannya. Karena itu, ni’mat jasmaniah yang dengan sempurna ada pada diri kita wajib disyukuri.
Dalam kehidupan di dalam keluarga, di lingkungan masyarakat orang tua hendaknya menanamkan/membiasakan memberi contoh taladan kepada anak-anak dengan cara:
·         Mengucapkan puji dan syukur kepada Allah dengan kata-kata “alhamdulillah” (segala puji bagi Alloh).
·         Mempergunakan alat-alat indra untuk berbuat kebaikan.
·         Selalu ingat kepada Alloh sehingga dapat menjauhkan diri dari perbuatan dosa.
·         Memelihara kesehatan jasmani dengan sebaiknya.

Menjadi tugas orang tua untuk menjelaskan kepada anak-anaknya betapa besar ni’mat Alloh yang mereka terima. Kewajiban kita kepada Alloh setelah menerima ni’mat-ni’mat tersebut adalah mensyukurinya. Cara mensyukuri seperti di atas, hendaklah dipraktekkan oleh anak-anak dengan cara memberikan latihan kepada mereka sesuai dengan tingkat kemampuan dan umur anak-anak. Misalnya anak-kanak bisa dilatih dengan menjaga kebersihan badan, menggosok gigi, mandi,berolahraga, makan dengan teratur, minum-minuman sehat, dll. Anak-anak diperingatkan agar tidak memakan makanan yang dapat mengakibatkan sakit atau malas makan sehingga jatuh sakit.



2.      Yang Berkaitan dengan Alam Sekitar
Alloh menyuruh manusia memperhatikan alam sekitarnya agar dapat berpikir dan meyadari ni’mat Alloh sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat: 164), yang artinya: “Sungguh dalam penciptaan laingti dan bumi, silih bergantiannya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut, membawa apa yang berguna bagi manusia; dan apa yang Alloh turunkan dari langit berupa air; lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (keringnya) dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh menjadi tanda (kekuasaan Alloh) bagi kaum yang berakal” alam sekitar adalah bumi tempat kita hidup, hutan sungai, tumbuh-tumbuhan, hewan, udara, dll adalah bagian dari alam sekitar.
Untuk membangkitkan kecintaan anak kepada alam sekitar, kita dapat mengajaknya memperhatikan alam sekitarnya seraya berkata kepadanya : Lihatlah, pohon dan tumbuh-tumbuhan terlihat rindang dan hijau, pernakah kamu memperhatikan kunang-kunang yang kerlap-kerlip bertebaran pada malam hari. Perhatikan bintang-bintang yang bercahaya terang dilangit, langit terlihat amat indah penuh dengan bintang. Dengarkanlah suara katak yang bersahut-sahutan pada malam hari musim hujan, suaranya merdu dan bertalu-talu. Dengarkanlah suara jangkrik yang terdengar amat merdu ketika bersahut-sahutan. Dengarkanlah suara burung berkicau pada pagi hari.
Perhatikanlah betapa jernih air sungai yang mengalir dengan tenang. Hati kita merasa tentram ketika melihat air memancar tinggi atau terjun ke bawah jurang yang dalam. Air yang jernih segar untuk mandi dan segar pula untuk wudlu, sehingga kita dapat mengerjakan shalat dengan rasa aman, damai dan ikhlas.
Perhatikanlah tanaman yang subur menghijau di sawah-sawah sekitar kampung kita. Betapa indahnya pemandangan hutan yang lebat dengan pohon-pohon yang tinggi dan aneka bunga yang sedang mekar. Betapa indahnya aneka macam binatang burung, burung merpati, burung pipit, burung perkutut, burungbangau, burung kakak tua, belibis, dll.
Melatih anak-anak mensyukuri ni’mat alam sekitar yakni dengan mengajak mereka membersihkan rumah, pekarangan, memelihara tanaman dan menggunakan air secara hemat.
Dijelaskan kepada anak-anak bahwa alam sekitar ini perl kita pelihara demi kesejahteraan kita, anak-anak harus dididik untk menyayangi binatang, karena binatang termasuk alam lingkungan yang bermanfaat bagi manusia. Anak-anak harus diberi pengertian tentang manfaat berbagai jenis binatang bagi kelestarian lingkungan kita. Tidak ada binatang yang merugikan lingkungan hidup kita. Cicak misalnya bermanfaat untuk membasmi nyamuk, kucing utuk mengusir tikus dari rumah, anjing untuk berburu, menjaga ladang dan menjaga keamanan rumah, karena itu kita tidak boleh menyiksa binatang.

3.      Yang Bertalian dengan Materi
Alloh berfirman dalam QS. An-Nahl (16) ayat 18
Artinya: “Dan jika kamu menghitung ni’at Alloh, niscaya kami tidak akan mampu menghitungnya.....”

Materi artinya benda, ni’mat materi artinya segala benda karunia Alloh yang berwujud benda, misalnya: uang, pakaian, tempat tinggal, ladang, kendaraan, dll. Ni’mat materi yang diberikan Alloh kepada manusia tidak akan dapat dihitung oleh manusia sebagaimana tersebut pada ayat di atas.
Ni’mat materi yang diberikan Alloh kepada masing-masing manusia berbeda banyaknya. Ada manusia yang diberi materi banyak sehingga menjadi kaya raya, ada yang diberi materi cukup, dan ada yang diberi materi sedikit sehingga menjadi orang yang sangat miskin.
Orang yang diberi materi sangat banyak maupun yang diberi sangat sedikit sebenarnya sama-sama mendapat cobaan dari Alloh. Cobaan bagi orang yang mendapat ni’mat materi yang banyak adalah dapatkah ia mensyukuri ni’mat itu. Jika ternyata ia tidak dapat mensyukurinya, maka ia menjadi orang yang sangat celaka, sebab ia akan menerima siksa yang pedih pada hari akhir.
Alloh berfirman dalam QS. Ibrahim (14): 7) yang artinya “Sungguh jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah ni’mat kepadamu; dan jika kamu mengingkari ni’matKu, sungguh adzab-Ku amat pedih.”
Orang-orang kaya dapat mensyukuri ni’matnya kekayaan materi dengan cara:
-          Membantu sanak familinya yang kekurangan;
-          Membantu tetangga-tetangga dekatnya yang miskin;
-          Membantu penderitaan para janda yang telah ditinggalkan suaminya, sedangkan tiada harta warisan yang dapat diwarisinya;
-          Membantu anak-anak yatim;
-          Membantu kegiatan pembangunan masyarakat;
-          Membantu usaha-usaha mensejahterakan masyarakat.
Kaum miskin yang serba kekurangan dan terbatas dalam menerima ni’mat materi yang diberikan Alloh kepadanya, tetap wajib mensyukuri ni’mat Alloh itu dengan cara:
-          Mencukupkan diri dengan materi yang serba kekurangan;
-          Bekerja keras di jalan yang halal;
-          Bersabar menempuh kekurangan hidup;
-          Tidak dengki kepada orang lain yang mendapat kelebihan materi;
-          Tidak boros pada saat ada kelebihan sedikit materi;
-          Tidak membanding-bandingkan keadaan dirinya dengan nasib orang-orang yang lebih kaya.
Melatih anak-anak untuk mensyukuri ni’mat harta kekayaan ialah dengan jalan mendermakan sebagian dari uang saku anak-anak kepada teman-temannya yang tidak mampu. Apalagi teman-temannya yang yatim. Anak-anak juga bisa meminjamkan buku bacaan kepada teman-temannya yang sepermainannya bila buku tersebut tidak diperlukan lagi. Anak diizinkan untuk mempersiapkan teman-temannya mempergunakan barang-barang mainannya bila teman-temannya menginginkannya. Anak-anak jangan dibolehkan berlaku bakhil untuk meminjamkan buku atau mainannya kepada teman-temannya. Bahkan bila teman-temannya datang ke rumah, hendaklah anak-anak dilatih utuk menjamu mereka dengan minuman atau makanan.

4.      Yang Bertalian dengan Rohani
Alloh berfirman dalam QS. Az-Zumar (39) ayat 9, yang artinya: “... Katakanlah adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sungguh orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.
Ni’mat rohani adalah ni’mat bawaan sejak seseorang lahir ke dunia. Ni’mat rohani sangat banyak ragamnya antara lain: kecerdasan, bakt, hidayah atau petunjuk dan bimbingan dari Alloh; sifat-sifat yang baik, sikap-sikap terpuji, dll.
Setiap orang mempunyai martabat yang berbeda dengan orang lain bila ia memiliki hal-hal tersebut di atas. Orang yang mendapatkan ni’mat berupa hal-hal tersebut di atas akan memperoleh derajat yang lebih baik daripada lainnya.
Ni’mat-ni’mat yang telah Alloh sediakan pada diri manusia akan terwujud jika ia mau dan sungguh-sungguh melaksanakan kewajiban dan tugasnya dengan baik. Sebab dengan kesanggupannya menjalankan tugas itulah seseorang akan dapat dibuktikan dengan kemampuan dirinya, sikapnya serta akhlaqnya.
Manusia adalah makhluk yang berakal. Dengan akalnya manusia diberi kemampuan untuk membuat benda-benda guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan akalnya, manusia diberi kesanggupan menyadari segala yang ada di lingkunganya, sehingga mampu menciptakan kebudayaan dan peradaban.
Dengan akal, manusia dapat membedakan benar dan salah, untung dan rugi, bahaya dan manfaat. Hal ini berbeda dengan hewan yang sama sekali tidak mampu membedakan nilai benar dan salah, untung dan rugi, dsb.
Karena manusia memiliki kemampuan mengadakan penilaian, maka Alloh menjadikan manusia makhluk yang lebih mulai daripada segala makhluk yang lain.
Dengan akal, manusia memperkaya dirinya dengan pengetahuan. Pengetahuan memberikan berbagai hasil yang berguna bagi perkembangan dan kemajuan manusia. Dengan pengetahuan seseorang dapat menjadikan dirinya mampu memanfaatkan segala potensi yang ada di dunia untuk kebahagiaan hidupnya.
Sebaliknya, orang yang bodoh mengalami kesulitan dan bahkan menderita kesengsaraan dalam mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Karena itu, ilmu atau pengetahuan bagi manusia merupakan ni’mat rohani yang tidak terhingga besarnya.
Cara menanamkan syukur ni’mat akal kepada anak yaitu dengan menyuruhnya mempelajari segala pengetahuan yang bermanfaat, bagi dirinya dan sesama manusia. Jangan dibiarkan anak malas belajar dan berfikir, karena perbuatan seperti itu berarti mengingkari ni’mat akal. Akal Alloh ciptakan untuk berfikir. Seseorang sangat perlu memperoleh pendidikan dan latihan yang teratur agar kemampuan rohaninya berkembang secara maksimal untk mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia.

5.      Yang Bertalian dengan Non Materi
Dalam hadits yang artinya
Dua macam ni’mat, kebanyakan manusia tertipu dan terlena memanfaatkannya, yaitu kesehatan dan waktu yang senggang.” (HR. Bukhari).

Non materi adalah bukan benda, tetapi bisa diupayakan untuk mendapatkannya. Yang termasuk dalam non materi, misalnya: ilmu, pangkat, kesehatan, kebahagiaan, iman, dll. Ini merupakan ni’mat Alloh yan wajib kita syukuri. Ni’mat-ni’mat Alloh yang tidak berupa benda ini jumlahnya tak terhingga. Misalnya ni’mat kesehatan. Ni’mat ini amatlah besar manfaatnya dan tidak dapat kita hitung nilainya dengan uang. Seorang tunanetra kaya bersedia membiayai operasi mata meskipun biayanya puluhan juta. Orang kaya yang menderita kanker darah bersedia membiayai penyembuhanya dengan jalan pencucian darah meskipun biaya yang dikeluarkan mencapai ratusan juga, dll.
Ni’mat non materi seringkali kurang kita sadari, misalnya: ni’mat ilmu. Orang diberi ilmu oleh Alloh sering kali kurang menyadari, sehingga ia bersikap sombong, merasa dirinya serba bisa, merendahkan orang lain, bahkan tidak lagi mempedulikan pemberi ni’mat.
Manusia yang mendapat ilmu lebih besar kemungkinannya memperoleh kesempatan dan lapangan kerja lebih baik. Kesempatan yang lebih baik ini memberikan kemungkinan kepadanya dapat menjaga kesehatan dan mempunyai waktu-waktu istirahat yang cukup, disamping itu ia memperoleh kekayaan materi yang banyak pula.
Ni’mat non materi banyak sekali macamnya antara lain: pangkat, keluasan ilmu, kebahagiaan, keberanian, kesehatan, dll.
Ni’mat non materi harus kita syukuri dengan cara mempergunakan ni’mat-ni’mat tersebut. Secara tepat dan memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Dalam hadits dijelaskan cara mensyukuri ni’mat ini adalah sebagai berikut:
“Jagalah lima hal sebelum datangnya lima hal berikut:
-          Pergunakan hidupmu sebelum datang kematianmu;
-          Pergunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu;
-          Pergunakanlah masa lapangmu sebelum datang masa sempitmu;
-          Pergunakanlah masa mudamu dengan baik sebelum datang masa tuamu;
-          Pergunakanlah hartamu sebelum datang kemiskinanmu.”
(HR. Hakim)

Manusia hanya bisa berusaha, berhasil dan gagalnya itu ada dalam kekuasaan Alloh. Jika seseorang berhasil dalam usahanya, itu merupakan ni’mat dari Alloh, dan jika ia gagal berarti ia belum memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki Alloh. Dengan demikian, keberhasilan seseorang tidak boleh dianggap semata-mata hasil usahanya sendiri. Karena itu, orang yang berhasil wajib menyatakan rasa syukur kepada Alloh, tidak sombong, tidak membanggakan diri, dan tidak melupakan Alloh, Tuhan pemberi ni’mat.
Orang yang tidak mau mensyukuri ni’mat Alloh akan mengalami kerugian seperti contoh: ketika orang kaya berlaku boros dan berfoya-foya, saat hartanya habis, tinggal penyesalan dan bahkan hidup terlantar.
Padahal jika kekayaannya digunakan secara benar, hemat, dan ditabung, tentu tidak akan mejadikan dirinya terlantar dan menyesal.
Ketika sehat, tidak memperhatikan masa kerja dan masa istirahat, sehingga sewaktu keadaan kesehatannya rapuh, tidak lagi dapat ditolong, yang akhirnya menderita berkepanjangan karena kesehatannya telah rapuh.
Dalam mendidik anak-anak, mensyukuri ni’mat ini, orang tua bisa memberi contoh bagaimana menggunakan kepandaian untuk hal-hal yang baik, menggunakan pangkat/jabatan untuk berkhidmat kepada ummat dan agama, menggunakan masa sehat untuk memperbanyak amal kebajikan.
Dengan didikan dan latihan bersyukur semacam ini, insya Alloh anak-anak akan menyadari tanggung jawab mensyukuri ni’mat Alloh. Anak-anak yang pandai mensyukuri ni’mat Alloh dapat diharapkan pandai pula menyatakan terima kasihnya atas kebaikan orang lain.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Bersyukur berarti kita mensyukuri apa yang diberikan Alloh SWT kepada kita dengan kekuatan iman dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak ada yang sia-sia. Kita dapat mensyukuri ni’mat dengan cara berdzikir, dengan lisan kita dapat mengucapkan Alhamdulillah, dengan hati yaitu meyakini bahwa segala bentuk ni’mat dan berkah datangnya semata hanya dari Alloh SWT dan kita dapat mensyukuri ni’mat Alloh SWT dengan perbuatan kita dengan melaksanakan segala perintah dan menjaui segala larangan-Nya.
Segala bentuk syukur kita merupakan rasa terima kasih kita kepada Allah SWT, dan manusia yang tidak mau bersyukur maka ia akan rugi karena Allah SWT tidak membutuhkan rasa syukur pun, Dia tidak akan dirugikan yang pada dasarnya Allah SWT Maha Kaya akan sesuatu melainkan orang yang bersyukur ia mensyukuri untuk dirinya sendiri.



DAFTAR PUSTAKA


Thalib, M, Drs. 50 Pedoman Mendidik Anak Menjadi Shalih.









No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive