BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ni’mat yang
dianugerahkan Alloh kepada manusia, merupakan pemberian yang terus menerus,
dengan bermacam-macam bentuk lahir dan batin. Hanya manusia sajalah yang kurang
pandai memelihara ni’mat, sehingga ia merasa seolah-olah belum diberikan
sesuatu pun oleh Alloh. Disebabkan ia tidak bersyukur kepada Alloh telah
memberi kepadanya sangat banyak dari permintaannya.
Ni’mat yang
sangat besar bagi manusia adalah ni’mat iman, termasuk orang yang
menyia-nyiakan ni’mat Alloh adalah orang yang menggunakan ni’mat Alloh tidak
pada tempatnya, atau menggunakan ni’mat Alloh untuk kemaksiatan. Saya menulis
makalah yang berjucul cara mendidik anak mensyukuri ni’mat Alloh SWT, karena
masih banyak anak-anak ataupun orang dewasa yang belum menyadari, bahwa
sesungguhnya segala yang diciptakan/diberikan kepada manusia adalah harus
disyukuri dengan baik dan masih banyaknya kata-kata apa yang harus diucapkan
ketika mensyukuri ni’mat Alloh yang diberikan. Kita sebagai makhluk Alloh yang
senantiasa mengharapkan diberi kesadaran dalam mensyukuri ni’mat yang sungguh
besar yang telah Alloh berikan kepada kita.
B. Rumusan Masalah
1.
Ayat tentang ni’mat Alloh?
2.
Hadits tentang ni’mat Alloh dan cara
mensyukurinya?
3.
Bagiamaan cara mensyukuri ni’mat
Alloh?
BAB II
PEMBAHASAN
KAJIAN TENTANG
CARA MENDIDIK ANAK MENSYUKURI NI’MAT ALLOH SWT
Mendidik Anak Mensyukuri Nikmat
Segala puji bagi Alloh Tuhan Semesta Alam.
Itulah kalimat
yang sering terdengar diucapkan oleh manusia yang mendapat ni’mat dari Alloh sebagai
ungkapan rasa syukurnya.
Syukur artinya
berterima kasih. Ni’mat artinya kesenangan, pemberian, atau karunia. Syukur
ni’mat berarti menyatakan terima kasih kepada Alloh karena telah mendapat
kesenangan atau karunia dari-Nya.
Dalam
percakapan sehari-hari kata syukur ni’mat telah dimengerti masyarakat dengan
arti “Menyatakan rasa syukur kepada Alloh karena telah diberi karunia dan
kesenangan yang menjadi idamannya.”
Manusia
dilebihkan oleh Alloh dari makhluk-makhluk-Nya yang dengan begitu manusia berkewajiban
mensyukuri ni’mat-Nya.
Ni’mat ada
berbagai macam, yaitu yang bertalian dengan jasmani, alam sekitar, materi,
rohani dan non materi.
1. Ni’mat yang berhubungan dengan
jasmani
Alloh
menciptakan jasmani manusia jauh lebih sempurna daripada jasmani mahluk yang
lain. Alloh berfirman.
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling
baik.” (QS. At-Tiin (95): 4)
Dalam ayat ini
menjelaskan bahwa Alloh telah mengaruniakan bentuk yang terbaik dalam
menciptakan manusia, sehingga lebih baik dari pada makhluk lainnya.
Jasmani manusia mampu melakukan
penyesuaian terhadap berbagai macam keadaan, sehingga dapat bertahan hidup
dengan baik.
Manusia
memiliki alat-alat indra yang sempurna. Alat indra tersebut adalah penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan rasa yang tidak ternilai harganya. Kalau seseorang
kehilangan alat penglihatannya, pendengarannya atau penciumannya, ia akan
merasakan betapa besarnya nilai alat-alat indra tersebut. Misalnya: orang yang
tunarungu, dia menghadapi kesulitan besar untuk berkomunikasi dengan orang lain
ataupun dalam mempelajari pengetahuan. Orang tunarungu memerlukan cara dan
tempat khusus untuk belajar dan mengembangkan kepribadiannya. Begitu pula
dengan orang yang mengalami cacat jasmaniah lainnya. Ia merasakan besarnya
kekurangan yang ada pada dirinya hingga menggambat pengembangan kepribadiannya.
Karena itu, ni’mat jasmaniah yang dengan sempurna ada pada diri kita wajib
disyukuri.
Dalam kehidupan
di dalam keluarga, di lingkungan masyarakat orang tua hendaknya
menanamkan/membiasakan memberi contoh taladan kepada anak-anak dengan cara:
·
Mengucapkan puji dan syukur kepada
Allah dengan kata-kata “alhamdulillah” (segala puji bagi Alloh).
·
Mempergunakan alat-alat indra untuk
berbuat kebaikan.
·
Selalu ingat kepada Alloh sehingga
dapat menjauhkan diri dari perbuatan dosa.
·
Memelihara kesehatan jasmani dengan sebaiknya.
Menjadi tugas
orang tua untuk menjelaskan kepada anak-anaknya betapa besar ni’mat Alloh yang
mereka terima. Kewajiban kita kepada Alloh setelah menerima ni’mat-ni’mat
tersebut adalah mensyukurinya. Cara mensyukuri seperti di atas, hendaklah
dipraktekkan oleh anak-anak dengan cara memberikan latihan kepada mereka sesuai
dengan tingkat kemampuan dan umur anak-anak. Misalnya anak-kanak bisa dilatih
dengan menjaga kebersihan badan, menggosok gigi, mandi,berolahraga, makan
dengan teratur, minum-minuman sehat, dll. Anak-anak diperingatkan agar tidak
memakan makanan yang dapat mengakibatkan sakit atau malas makan sehingga jatuh
sakit.
2. Yang Berkaitan dengan Alam Sekitar
Alloh menyuruh
manusia memperhatikan alam sekitarnya agar dapat berpikir dan meyadari ni’mat
Alloh sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat: 164),
yang artinya: “Sungguh dalam penciptaan laingti dan bumi, silih bergantiannya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut, membawa apa yang berguna bagi
manusia; dan apa yang Alloh turunkan dari langit berupa air; lalu dengan air
itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (keringnya) dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi, sungguh menjadi tanda (kekuasaan Alloh) bagi kaum yang
berakal” alam sekitar adalah bumi tempat kita hidup, hutan sungai,
tumbuh-tumbuhan, hewan, udara, dll adalah bagian dari alam sekitar.
Untuk
membangkitkan kecintaan anak kepada alam sekitar, kita dapat mengajaknya
memperhatikan alam sekitarnya seraya berkata kepadanya : Lihatlah, pohon dan
tumbuh-tumbuhan terlihat rindang dan hijau, pernakah kamu memperhatikan
kunang-kunang yang kerlap-kerlip bertebaran pada malam hari. Perhatikan
bintang-bintang yang bercahaya terang dilangit, langit terlihat amat indah
penuh dengan bintang. Dengarkanlah suara katak yang bersahut-sahutan pada malam
hari musim hujan, suaranya merdu dan bertalu-talu. Dengarkanlah suara jangkrik
yang terdengar amat merdu ketika bersahut-sahutan. Dengarkanlah suara burung
berkicau pada pagi hari.
Perhatikanlah
betapa jernih air sungai yang mengalir dengan tenang. Hati kita merasa tentram
ketika melihat air memancar tinggi atau terjun ke bawah jurang yang dalam. Air
yang jernih segar untuk mandi dan segar pula untuk wudlu, sehingga kita dapat
mengerjakan shalat dengan rasa aman, damai dan ikhlas.
Perhatikanlah
tanaman yang subur menghijau di sawah-sawah sekitar kampung kita. Betapa
indahnya pemandangan hutan yang lebat dengan pohon-pohon yang tinggi dan aneka
bunga yang sedang mekar. Betapa indahnya aneka macam binatang burung, burung
merpati, burung pipit, burung perkutut, burungbangau, burung kakak tua,
belibis, dll.
Melatih
anak-anak mensyukuri ni’mat alam sekitar yakni dengan mengajak mereka
membersihkan rumah, pekarangan, memelihara tanaman dan menggunakan air secara
hemat.
Dijelaskan
kepada anak-anak bahwa alam sekitar ini perl kita pelihara demi kesejahteraan
kita, anak-anak harus dididik untk menyayangi binatang, karena binatang
termasuk alam lingkungan yang bermanfaat bagi manusia. Anak-anak harus diberi
pengertian tentang manfaat berbagai jenis binatang bagi kelestarian lingkungan
kita. Tidak ada binatang yang merugikan lingkungan hidup kita. Cicak misalnya
bermanfaat untuk membasmi nyamuk, kucing utuk mengusir tikus dari rumah, anjing
untuk berburu, menjaga ladang dan menjaga keamanan rumah, karena itu kita tidak
boleh menyiksa binatang.
3. Yang Bertalian dengan Materi
Alloh berfirman
dalam QS. An-Nahl (16) ayat 18
Artinya: “Dan
jika kamu menghitung ni’at Alloh, niscaya kami tidak akan mampu
menghitungnya.....”
Materi artinya
benda, ni’mat materi artinya segala benda karunia Alloh yang berwujud benda,
misalnya: uang, pakaian, tempat tinggal, ladang, kendaraan, dll. Ni’mat materi
yang diberikan Alloh kepada manusia tidak akan dapat dihitung oleh manusia
sebagaimana tersebut pada ayat di atas.
Ni’mat materi
yang diberikan Alloh kepada masing-masing manusia berbeda banyaknya. Ada
manusia yang diberi materi banyak sehingga menjadi kaya raya, ada yang diberi
materi cukup, dan ada yang diberi materi sedikit sehingga menjadi orang yang
sangat miskin.
Orang yang
diberi materi sangat banyak maupun yang diberi sangat sedikit sebenarnya
sama-sama mendapat cobaan dari Alloh. Cobaan bagi orang yang mendapat ni’mat
materi yang banyak adalah dapatkah ia mensyukuri ni’mat itu. Jika ternyata ia
tidak dapat mensyukurinya, maka ia menjadi orang yang sangat celaka, sebab ia
akan menerima siksa yang pedih pada hari akhir.
Alloh berfirman
dalam QS. Ibrahim (14): 7) yang artinya “Sungguh
jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah ni’mat kepadamu; dan jika kamu
mengingkari ni’matKu, sungguh adzab-Ku amat pedih.”
Orang-orang kaya dapat mensyukuri
ni’matnya kekayaan materi dengan cara:
-
Membantu sanak familinya yang
kekurangan;
-
Membantu tetangga-tetangga dekatnya
yang miskin;
-
Membantu penderitaan para janda yang
telah ditinggalkan suaminya, sedangkan tiada harta warisan yang dapat
diwarisinya;
-
Membantu anak-anak yatim;
-
Membantu kegiatan pembangunan
masyarakat;
-
Membantu usaha-usaha mensejahterakan
masyarakat.
Kaum miskin
yang serba kekurangan dan terbatas dalam menerima ni’mat materi yang diberikan
Alloh kepadanya, tetap wajib mensyukuri ni’mat Alloh itu dengan cara:
-
Mencukupkan diri dengan materi yang
serba kekurangan;
-
Bekerja keras di jalan yang halal;
-
Bersabar menempuh kekurangan hidup;
-
Tidak dengki kepada orang lain yang
mendapat kelebihan materi;
-
Tidak boros pada saat ada kelebihan
sedikit materi;
-
Tidak membanding-bandingkan keadaan
dirinya dengan nasib orang-orang yang lebih kaya.
Melatih
anak-anak untuk mensyukuri ni’mat harta kekayaan ialah dengan jalan mendermakan
sebagian dari uang saku anak-anak kepada teman-temannya yang tidak mampu.
Apalagi teman-temannya yang yatim. Anak-anak juga bisa meminjamkan buku bacaan
kepada teman-temannya yang sepermainannya bila buku tersebut tidak diperlukan
lagi. Anak diizinkan untuk mempersiapkan teman-temannya mempergunakan
barang-barang mainannya bila teman-temannya menginginkannya. Anak-anak jangan
dibolehkan berlaku bakhil untuk meminjamkan buku atau mainannya kepada
teman-temannya. Bahkan bila teman-temannya datang ke rumah, hendaklah anak-anak
dilatih utuk menjamu mereka dengan minuman atau makanan.
4. Yang Bertalian dengan Rohani
Alloh berfirman
dalam QS. Az-Zumar (39) ayat 9, yang artinya: “... Katakanlah adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sungguh orang-orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran”.
Ni’mat rohani
adalah ni’mat bawaan sejak seseorang lahir ke dunia. Ni’mat rohani sangat
banyak ragamnya antara lain: kecerdasan, bakt, hidayah atau petunjuk dan
bimbingan dari Alloh; sifat-sifat yang baik, sikap-sikap terpuji, dll.
Setiap orang
mempunyai martabat yang berbeda dengan orang lain bila ia memiliki hal-hal
tersebut di atas. Orang yang mendapatkan ni’mat berupa hal-hal tersebut di atas
akan memperoleh derajat yang lebih baik daripada lainnya.
Ni’mat-ni’mat
yang telah Alloh sediakan pada diri manusia akan terwujud jika ia mau dan
sungguh-sungguh melaksanakan kewajiban dan tugasnya dengan baik. Sebab dengan
kesanggupannya menjalankan tugas itulah seseorang akan dapat dibuktikan dengan
kemampuan dirinya, sikapnya serta akhlaqnya.
Manusia adalah
makhluk yang berakal. Dengan akalnya manusia diberi kemampuan untuk membuat
benda-benda guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan akalnya, manusia diberi
kesanggupan menyadari segala yang ada di lingkunganya, sehingga mampu
menciptakan kebudayaan dan peradaban.
Dengan akal,
manusia dapat membedakan benar dan salah, untung dan rugi, bahaya dan manfaat.
Hal ini berbeda dengan hewan yang sama sekali tidak mampu membedakan nilai
benar dan salah, untung dan rugi, dsb.
Karena manusia
memiliki kemampuan mengadakan penilaian, maka Alloh menjadikan manusia makhluk
yang lebih mulai daripada segala makhluk yang lain.
Dengan akal,
manusia memperkaya dirinya dengan pengetahuan. Pengetahuan memberikan berbagai
hasil yang berguna bagi perkembangan dan kemajuan manusia. Dengan pengetahuan
seseorang dapat menjadikan dirinya mampu memanfaatkan segala potensi yang ada
di dunia untuk kebahagiaan hidupnya.
Sebaliknya,
orang yang bodoh mengalami kesulitan dan bahkan menderita kesengsaraan dalam
mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Karena itu, ilmu atau
pengetahuan bagi manusia merupakan ni’mat rohani yang tidak terhingga besarnya.
Cara menanamkan
syukur ni’mat akal kepada anak yaitu dengan menyuruhnya mempelajari segala
pengetahuan yang bermanfaat, bagi dirinya dan sesama manusia. Jangan dibiarkan
anak malas belajar dan berfikir, karena perbuatan seperti itu berarti
mengingkari ni’mat akal. Akal Alloh ciptakan untuk berfikir. Seseorang sangat
perlu memperoleh pendidikan dan latihan yang teratur agar kemampuan rohaninya
berkembang secara maksimal untk mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia.
5. Yang Bertalian dengan Non Materi
Dalam hadits yang artinya
“Dua
macam ni’mat, kebanyakan manusia tertipu dan terlena memanfaatkannya, yaitu
kesehatan dan waktu yang senggang.” (HR. Bukhari).
Non materi
adalah bukan benda, tetapi bisa diupayakan untuk mendapatkannya. Yang termasuk
dalam non materi, misalnya: ilmu, pangkat, kesehatan, kebahagiaan, iman, dll.
Ini merupakan ni’mat Alloh yan wajib kita syukuri. Ni’mat-ni’mat Alloh yang
tidak berupa benda ini jumlahnya tak terhingga. Misalnya ni’mat kesehatan.
Ni’mat ini amatlah besar manfaatnya dan tidak dapat kita hitung nilainya dengan
uang. Seorang tunanetra kaya bersedia membiayai operasi mata meskipun biayanya
puluhan juta. Orang kaya yang menderita kanker darah bersedia membiayai
penyembuhanya dengan jalan pencucian darah meskipun biaya yang dikeluarkan
mencapai ratusan juga, dll.
Ni’mat non
materi seringkali kurang kita sadari, misalnya: ni’mat ilmu. Orang diberi ilmu
oleh Alloh sering kali kurang menyadari, sehingga ia bersikap sombong, merasa
dirinya serba bisa, merendahkan orang lain, bahkan tidak lagi mempedulikan
pemberi ni’mat.
Manusia yang
mendapat ilmu lebih besar kemungkinannya memperoleh kesempatan dan lapangan
kerja lebih baik. Kesempatan yang lebih baik ini memberikan kemungkinan
kepadanya dapat menjaga kesehatan dan mempunyai waktu-waktu istirahat yang
cukup, disamping itu ia memperoleh kekayaan materi yang banyak pula.
Ni’mat non
materi banyak sekali macamnya antara lain: pangkat, keluasan ilmu, kebahagiaan,
keberanian, kesehatan, dll.
Ni’mat non
materi harus kita syukuri dengan cara mempergunakan ni’mat-ni’mat tersebut.
Secara tepat dan memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Dalam hadits
dijelaskan cara mensyukuri ni’mat ini adalah sebagai berikut:
“Jagalah lima hal sebelum datangnya
lima hal berikut:
-
Pergunakan
hidupmu sebelum datang kematianmu;
-
Pergunakanlah
masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu;
-
Pergunakanlah
masa lapangmu sebelum datang masa sempitmu;
-
Pergunakanlah
masa mudamu dengan baik sebelum datang masa tuamu;
-
Pergunakanlah
hartamu sebelum datang kemiskinanmu.”
(HR. Hakim)
Manusia hanya
bisa berusaha, berhasil dan gagalnya itu ada dalam kekuasaan Alloh. Jika
seseorang berhasil dalam usahanya, itu merupakan ni’mat dari Alloh, dan jika ia
gagal berarti ia belum memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki Alloh. Dengan
demikian, keberhasilan seseorang tidak boleh dianggap semata-mata hasil
usahanya sendiri. Karena itu, orang yang berhasil wajib menyatakan rasa syukur
kepada Alloh, tidak sombong, tidak membanggakan diri, dan tidak melupakan
Alloh, Tuhan pemberi ni’mat.
Orang yang
tidak mau mensyukuri ni’mat Alloh akan mengalami kerugian seperti contoh:
ketika orang kaya berlaku boros dan berfoya-foya, saat hartanya habis, tinggal
penyesalan dan bahkan hidup terlantar.
Padahal jika
kekayaannya digunakan secara benar, hemat, dan ditabung, tentu tidak akan
mejadikan dirinya terlantar dan menyesal.
Ketika sehat,
tidak memperhatikan masa kerja dan masa istirahat, sehingga sewaktu keadaan
kesehatannya rapuh, tidak lagi dapat ditolong, yang akhirnya menderita
berkepanjangan karena kesehatannya telah rapuh.
Dalam mendidik
anak-anak, mensyukuri ni’mat ini, orang tua bisa memberi contoh bagaimana
menggunakan kepandaian untuk hal-hal yang baik, menggunakan pangkat/jabatan untuk
berkhidmat kepada ummat dan agama, menggunakan masa sehat untuk memperbanyak
amal kebajikan.
Dengan didikan
dan latihan bersyukur semacam ini, insya Alloh anak-anak akan menyadari
tanggung jawab mensyukuri ni’mat Alloh. Anak-anak yang pandai mensyukuri ni’mat
Alloh dapat diharapkan pandai pula menyatakan terima kasihnya atas kebaikan
orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bersyukur
berarti kita mensyukuri apa yang diberikan Alloh SWT kepada kita dengan
kekuatan iman dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak ada yang sia-sia. Kita
dapat mensyukuri ni’mat dengan cara berdzikir, dengan lisan kita dapat
mengucapkan Alhamdulillah, dengan hati yaitu meyakini bahwa segala bentuk
ni’mat dan berkah datangnya semata hanya dari Alloh SWT dan kita dapat
mensyukuri ni’mat Alloh SWT dengan perbuatan kita dengan melaksanakan segala
perintah dan menjaui segala larangan-Nya.
Segala bentuk
syukur kita merupakan rasa terima kasih kita kepada Allah SWT, dan manusia yang
tidak mau bersyukur maka ia akan rugi karena Allah SWT tidak membutuhkan rasa
syukur pun, Dia tidak akan dirugikan yang pada dasarnya Allah SWT Maha Kaya
akan sesuatu melainkan orang yang bersyukur ia mensyukuri untuk dirinya
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Thalib, M, Drs. 50 Pedoman Mendidik
Anak Menjadi Shalih.
No comments:
Post a Comment