Monday, April 16, 2018

Fraud Dalam Audit

Fraud

Menurut kamus Inggris-Indonesia, fraud diterjemahkan sebagai penipuan, kecurangan atau penggelapan.Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, Kecurangan berarti ketidakjujuran . Banyak pakar dan organisasi profesi memberikan definisi fraud yang sedikit berbeda karena cara melakukan fraud juga berbeda, sehingga definisi fraud juga berbeda. Meskipun demikian, berbagai definisi fraud tersebut secara prinsip tidak berbeda. Definisi fraud lebih ditekankan pada konsekuensi hukum seperti penggelapan, pencurian dengan tipu muslihat, penyalahgunaan wewenang, kecurangan laporan keuangan, dan bentuk kecurangan lain yang dapat merugikan orang lain dan menguntungkan pelakunya.
fraud juga dapat diistilahkan sebagai kecurangan yang mengandung makana suatu penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu misalnya menipu atau memberikan gambaran keliru (mislead) kepada pihak-pihak lain, yang dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Kecurangan dirancang untuk mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun kelompok golongan yang memanfaatkan peluang-peluang secara tidak jujur, yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa fraud memiliki unsur-unsur adanya perbuatan yang melanggar hokum, dilakukan oleh orang dalam dan dari luar organisasi, untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok, dan secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain.

 1 Faktor Pemicu Fraud

Menurut SAS 99 (AU316) yang dikutip oleh Arens (2008) terdapat tiga faktor sesorang melakukan kecurangan yang dikenal sebagai fraud triangle :
1.      Pressure (tekanan)

Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, tekanan ekonomi merupakan salah satu faktor yang mendorong seseorang berani melakukan tindak kecurangan. Faktor ini berasal dari individu si pelaku di mana dia merasa bahwa tekanan kehidupan yang begitu berat memaksa si pelaku melakukan kecurangan untuk keuntungan pribadinya.
2.      Opportunity (kesempatan)
Merupakan faktor yang sepenuhnya berasal dari luar individu, yakni berasal dari organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan.
3.      Rationalization (rasionalisasi)

Si pelaku merasa memiliki alasan yang kuat yang menjadi dasar untuk membenarkan apa yang dia lakukan. Serta mempengaruhi pihak lain untuk menyetujui apa yang dia lakukan.

 2. Tanda-Tanda Fraud

Fraud biasanya muncul dibarengi dengan red flag. Red flag adalah suatu kondisi yang janggal atau berbeda dengan keadaan normal yang menjadi indikasi akan adanya sesuatu yang tidak biasa dan perlu penyidikan lebih lanjut.
Menurut Hiro Tugiman dalam buku ajar Audit Internal bagian Fraud Auditing (2011;28), Tanda awal (Red Flags) terjadinya kecurangan sebagai berikut :
1.              Situasi pribadi yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang tidak diharapkan, seperti dililit hutang, dan menderita sakit berat.
2.              Keadaan perusahaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang tidak semestinya, seperti kesulitan ekonomi, banyaknya hutang, meningkatnya persaingan, dan kredit pinjaman yang terbatas.
3.              Risiko pengendalian yang spesifik, seperti satu orang menangani semua bagian dari suatu transaksi yang penting, supervisi yang buruk, penugasan dan tanggung jawab yang tidak jelas.

 3 Jenis Fraud

1.                  Kecurangan Manajemen (Management Fraud)

Manajemen mungkin akan terlibat dengan setiap macam fraud. Management fraud adalah suatu tindakan sengaja membuat laporan keuangan dengan memasukkan jumlah angka yang palsu atau mengubah catatan akuntansi yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Misalnya manipulasi, mengubah catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan.
2.                  Kecurangan Karyawan (Employee Fraud)

Employee Fraud yang paling umum adalah pemalsuan daftar gaji (false payroll), penjual palsu (false vendor) dan transfer cek palsu (check kitting). Dalam hal ini, pemalsuan daftar gaji dilakukan dengan menciptakan karyawan palsu dan kemudian menguangkan gaji karyawan palsu tersebut.

 4 Gejala dan Penyebab Fraud

Pelaku fraud dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu manajemen dan pegawai karyawan.Fraud yang dilakukan oleh manajemen umumnya lebih sulit ditemukan dibandingkan dengan yang dilakukan oleh pegawai karyawan.Oleh karena itu, perlu diketahui gejala yang menunjukkan adanya fraud tersebut.

1.           Gejala fraud manajemen :
a. Ketidak cocokan diantara manajemen puncak
b.      Moral dan motivasi karyawan rendah
c.      Tingkat complain yang tinggi terhadap perusahaan dari pihak konsumen, pemasok, atau badan otoritas
d.      Terdapat   kelebihan         persediaan       yang signifikan
e.      Dan lain-lain
2.           Gejala fraud pegawai :
a.      Pengeluaran tanpa dokumen pendukung
b.      Kekurangan barang yang diterima
c.      Kemahalan barang yang dibeli
d.      Faktur ganda dan penggantian mutu barang
e.      Penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung pembayaran
f.       Dan lain-lain

Penelitian tradisional tentang fraud dilakukan pertama kali oleh Dr. Donald Cressey pada tahun 1950 salah seorang pendiri ACFE, yang menimbulkan pertanyaan mengapa fraud dapat terjadi.Hasil dari penelitian itu memunculkan factor-faktor pemicu fraud yang saat ini dikenal dengan “Fraud Triangle”.Dalam teori Fraud Triangle, perilaku fraud didukung oleh tiga unsur yaitu adanya tekanan, kesempatan, dan pembenaran. Tiga unsur itu digambarkan dalam segitiga sama sisi karena bobot/derajat ketiga unsur itu sama.
1.          Tekanan, ialah dorongan untuk melakukan fraud yang terjadi pada karyawan (employee fraud) dan oleh manajer (management fraud) antara lain karena tekanan keuangan, kebiasaan buruk, lingkungan kerja, dan keluarga.
2.          Kesempatan, timbul terutama karena lemahnya pengendalian intern untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan. Kesempatan juga bisa timbul karena lemahnya sanksi, dan ketidak mampuan menilai kualitas kinerja.
3.          Pembenaran, antara lain karena pelaku menganggap bahwa yang dilakukan sudah merupakan hal yang biasa/wajar dilakukan oleh orang lain pula. Pelaku merasa berjasa besar terhadap perusahaandan seharusnya ia menerima lebih banyak dari yang seharusnya diterimanya. Pelaku menganggap tujuannya baik untuk mengatasi masalah, nanti akan dikembalikan.

5 Syarat Penemuan Fraud

Agar fraud dapat ditemukan dan dideteksi, maka diperlukan Sistem Pengendalian Intern yang baik, agar setiap kecurangan dapat dideteksi lebih dini. Selain itu perlu dukungan secara penuh dari pihak manajemen, agar Audit Internal dapat bekerja secara efektif dan efisien dan menemukan kecurangan yang terjadi di perusahaan lebih dini.

Selain itu agar fraud dapat ditemukan, menurut Amin Widjaja Tunggal dalam bukunya Pokok-pokok Audit Kecurangan” (2009) menjelaskan bahwa syarat fraud dapat ditemukan, yaitu :
1.      Penemuan fraud

2.      Bukti-bukti yang cukup kompeten

a.               Penemuan fraud

b.              Audit Internal diharapkan dapat menemukan fraud yang terjadi di dalam perusahaan, sehingga fraud yang terjadi dapat segera diatasi. Penemuan fraud dapat diketahui dari sistem pengawasan yang diterapkan. Fraud dapat ditemukan dari audit yang dilakukan, baik secara kebetulan maupun melalui pengendalian serta dari informasi pihak lain.
c.               Bukti yang cukup kompeten

Bukti yang cukup faktual dan kompeten dapat sangat berguna karena dapat membuktikan orang maupun pihak-pihak tertentu yang menerima atau memperoleh bukti yang kuat, akan mendukung pendapat Auditor. Bukti yang kompeten dan faktual diperoleh dengan menggunakan audit yang tepat

6 Ruang Lingkup Fraud Auditing


Ruang lingkup fraud auditing merupakan pembatasan-pembatasan tertentu dalam melakukan audit. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2009) ruang lingkup fraud auditing meliputi :
1.      Tingkat materialitas
2.      Biaya
3.      Informasi yang sensitive
4.      Pengembangan integritas

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup fraud auditing harus ditentukan berdasarkan tingkat materialitas, biaya yang diperkukan, informasi yang sensitif tentang fraud, dan pengembangan integritas di dalam perusahaan.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive