Monday, April 16, 2018

MATERI TENTANG IDEOLOGI




A. Pengertian Ideologi
Ideologi muncul di akhir abad 19 ketika asal ide-ide menjadi subjek kajian filosofis. Orang yang pertama kali menggunakan istilah ideologi adalah Antoine Destutt, seorang filosof Perancis yang hidup pada masa revolusi Perancis. Secara etimologis, “ideologi” dibentuk dari kata idea dan logos. Idea berarti pemikiran, konsep atau gagasan, sedangkan logos atau logoi berarti pengetahuan. Dengan demikian, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide, tentang keyakinan atau tentang gagasan. Dalam hubungan dengan pengertian ini, maka ideologi bisa berarti ajaran, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya, yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaannya, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
A Destult de Tracy (1836) menjelaskan bahwa ideologi berasal dari kata idein yang berarti melihat dan logia yang berarti kata atau ajaran. Pengertian ini untuk menyebut suatu cabang filsafat, yaitu science de idees sebagai ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lain, seperti paedagogi, etika, politik. Atas dasar itu, menurutnya, ideologi berarti ilmu tentang terjadinya cita-cita, gagasan atau buah pikiran.
Sesungguhnya istilah ideologi sendiri bersifat netral, tidak memihak ke mana pun. Ia dapat digunakan oleh siapa saja; apakah oleh kaum kapitalis, nasionalis atau komunis, bahkan oleh yang lainnya. Ideologi pada dasarnya menggambarkan tentang suatu tatanan kehidupan politik yang diyakininya sebagai yang paling ideal disertai dengan cara-cara, program, dan strategi untuk mewujudkan dan memperjuangkannya.
Carl J. Friedrich mendefinisikan ediologi sebagai suatu system pemikiran yang dikaitkan dengan tindakan. Ideologi secara khas mengandung suatu program dan strategi untuk mewujudkan ajarannya. Fungsi utamanya adalah untuk mempersatukan organisasi-organisasi yang dibangun berdasarkannya.

B. Beberapa Unsur Ideologi
            Ada beberapa unsur yang sangat prinsipil dalam sebuah ideologi. Menurut Sastra Pratedja unsur-unsur tersebut adalah:
1.      Adanya suatu penafsiran terhadap kenyataan
2.      Setiap ideology memuat seperangkat nilai atau suatu preskripsi (ketentuan) moral
3.      ideologi memuat suatu orientasi dan tindakan. Ideology merupakan suatu pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang termuat di dalamnya.

Unsur pokok dalam ideologi adalah :
1.      adanya suatu realitas hidup yang diyakini sepenuhnya.
2.      Adanya tujuan hidup yang dicita-citakan.

C. Hubungan Agama dan Ideologi
            Dalam kerangka teori, hubungan antara agama dan politik terletak dalam hubungan antara ideologi dan lembaga agama. Dengan demikian agama sudah menjadi ideologi ketika berhubungan dengan masalah-masalah politik.
            Dalam konteks politik yang mungkin dimainkan oleh agama, George Balandier mereflesikannya pada dua fungsi :
1.      Agama bisa menjadi instrument kekuasaan, suatu jaminan atas legitimasinya, sesuatu yang harus digunakan dalam perjuangan politik, khususnya karena gama-agama juga selalu dijadikan ideologi-ideologi politik.
2.      Agama dapat pula berfungsi sebagai instrument untuk menentang kekuasaan sebagaimana telah dilakukan dan terjadi di Iran.
Dalam keadaan tertentu agama berfungsi sebagai ideologi dengan jalan menyediakan sistem simbolis sebagai perangkat masyarakat untuk memahami sejarahnya. Ideologi-ideologi tidak turun dari langit maupun mewakili entitas-entitas otonomi. Ia juga merefleksikan robot yang tidak memiliki “kekuatan imajiner” independen sebagai sarana untuk menentukan sejarah.

D. Pancasila Sebagai Ideologi
Sudah tidak bisa diragukan lagi, Pancasila merupakan warisan sejarah bangsa Indonesia melalui proses yang sangat panjang. Ia merupakan falsafah dan ideologi bangsa Indonesia. Sebagai sebuah ideologi, tidak akan terlepas dari proses pertumbuhan dan pemantapan.
Dimensi khas dari Pancasila  yaitu dimensi teleologis, etis dan integral-integratif. Dimensi teleologis menunjukkan bahwa pembangunan mempunyai tujuan mewujudkan cita-cita proklamasi 1945. Hidup bukan ditentukan oleh nasib tetapi tergantung rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan usaha manusia.
Dimensi etis menunjukkan bahwa dalam Pancasila, manusia dan martabatnya mempunyai kedudukan yang sentral. Sedangkan dimensi integral-integratif yaitu menempatkan manusia tidak secara individualistis melainkan dalam konteks strukturnya. Sebagai sebuat ideologi nasional bangsa Indonesia, Pancasila memuat gambaran suatu masyarakat dan nilai-nilai yang dicita-citakan. Pancasila tidak memberikan suatu sistem atau teori tertentu.

E. Beberapa Jenis Ideologi Besar
1. Liberalisme
            Tokoh dari aliran ini adalah Jefferson, Bentham, James Mill, Thomas Hobbes, John Locke, Jean J. Rousseau, dan sebagainya. “Liberalisme” berasal dari bahasa latin liber, artinya bebas, merdeka. Secara terminologis liberalism adalah suatu paham yang ditegakkannya kebebasan bagi setiap individu serta memandang setiap individu pada posisi yang sederajat dalam hal kemerdekaan dan hak-hak dasarnya. Liberalisme menempatkan individu sebagai makhluk yang bebas dan merdeka di atas segala doktrin dan politik. Individu yang menyandang hak-hak asasi ini tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun dan pihak manapun juga. Prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam liberalism :
a.       Penjaminan akan hak milik perseorangan
b.      Mementingkan diri sendiri
c.       Pemberian kebebasan penuh
d.      Persaingan bebas
2. Sosialisme
Robert Owen merupakan seorang kapitalis kaya yang dianggap pendiri sosialisme Inggris dan sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah sosialisme. Dalam pemikirannya pertalian antara demokrasi dan sosialisme adalah unsur satu-satunya yang paling penting dalam pemikiran dan politik sosialis. Agenda kaum sosialis adalah
a.       Menciptakan kesempatan yang lebih banyak bagi kelas-kelas yang berkedudukan rendah
b.      Mengakhiri ketidaksamaan yang didasarkan atas kelahiran dan tidak atas jasa
c.       Membuka lapangan pendidikan bagi semua rakyat
d.      Menghapuskan praktik-praktik diskriminatif yang didasarkan atas jenis kelamin, agama, suku bangsa atau kelas sosial
e.       Mengatur dan mereorganisasi ekonomi untuk kepentingan seluruh masyarakat
3. Marxisme-Leninisme
Ideologi Marxisme-Leninisme termasuk salah satu varian dalam rumpun ideologi sosialisme. Ideologi Marxisme-Leninisme berasal dari ajaran Henrich Karl Marx seorang tokoh yang berasal dari keluarga Yahudi yang sudah berganti agama menjadi seorang Kristen Protestan. Ajaran Marxisme-Leninisme dibangun atas dasar pemikiran Karl Marx dan Friederich Engels yang dikembangkan lebih jauh oleh W.E. Lenin.
Unsur-unsur ajaran Marxisme adalah:
a.       Filsafat dialektika, yaitu filsafat yang diambil dari ajaran Hegel (1770-1831) kemudian diubahnya menjadi dialektika materialism, kemudian menjadi historis materialism
b.      Historis Materialisme, yaitu paham materialism yang digunakan untuk memahami sejarah
Teori tentang Negara dan revolusi, ajaran ini memberikan petunjuk tentang mengorganisir dan menggerakkan rakyat yang lapar, terhina, dan tertindas, disertai beberapa petunjuk aksi-aksi politik.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive