Sebelum
mampu berbicara umumnya seorang anak memiliki
perilaku untuk mengeluarkan suara-suara bersifat sederhana kemudian berkembang
secara kompleks dan mengandung arti. Misalnya seorang
menangis, mengoceh kemudian mampu menirukan kata-kata yang di dengar orang tua
atau lingkungan sekiarnya, seperti kata mana, apa, makan, minum, dan
sebagainya. Semua membutuhkan proses dan
kita hanya perlu memberikan stimulus agar perkembangan keterampilan berbicara
pada anak muncul.
Sebagaimana menurut (Suhartono,
2005: 48) yang menyatakan bahwa “Perkembangan
bicara adalah berhubungan dengan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik”. Aktivitas anak
sehari-hari yang dilakukan yaitu mendengarkan bunyi-bunyi bahasa di sekitarnya.
Dari hasil mendengarkan bunyi- bunyi itulah, yang digunakan anak sebagai awal
kegiatan bicara yaitu dengan menirukan yang telah didengarnya”.
Anak usia Tk berada dalam fase perkembangan Bahasa
secara ekspresif. Hal ini berati bahwa anak telah dapat mengungkapkan
keingunannya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan Bahasa lisan.
Sebagaimana menurut (Rita Kurnia, 2009:70) “Bahasa lisan sudah dapat digunakan
anak sebagai alat komunikasi”.
Berdasarkan
pendapat di atas bahwa perkembangan keterampilan berbicara antara lain
kata-kata yang diucapkannya mempunyai kecenderungan sama yang didengarkannya,
kemudian anak telah dapat mengungkapkan keinginanya, penolakannya, maupun
pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan sesuai proses perkembangan yang
dilewatinya. Dan Bahasa sudah dapat digunakan sebagai alat komunikasi.
Ernawulan
Syaodih (2005: 49) mengemukakan bahwa “Perkembangan berbicara anak usia 5-6
tahun adalah anak sudah dapat mengucapkan kata dengan jelas dan lancar, dapat
menyusun kalimat yang terdiri dari enam sampai delapan kata, dapat menjelaskan
arti kata-kata yang sederhana, dapat menggunakan kata hubung, kata depan dan
kata sandang”. Pada masa akhir usia Taman Kanak-kanak umumnya sudah mampu
berkata-kata sederhana, cara bicara anak telah lancar, dapat dimengerti dan
cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan bahasa.
Sedangkan Suhartono (2005:43) mengatakan
pada waktu anak masuk Taman Kanak-kanak, anak telah memiliki sejumlah besar
kosakata. Anak sudah dapat membuat pertanyaan negatif, kalimat majemuk, dan
berbagai bentuk kalimat. Anak sudah bisa memahami kosa kata lebih banyak. Anak
dapat bergurau, bertengkar dengan teman-temannya dan berbicara sopan dengan
orangtua serta guru
Dalam penelitian ini
akan membahas salah satu perkembangan keterampilan berbicara usia 5-6 tahun.
Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa dan dipengaruhi oleh kemampuan
menyimak. Berbicara dan menyimak adalah kegiatan dua arah atau tatap muka yang
dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata yang
diperoleh oleh lingkungannya. Anak yang mendapat stimulus dari lingkungan di
setiap fase perkembangannya dari sejak lahir maka dia akan mampu berbicara
sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan di usia 5-6 tahun.
No comments:
Post a Comment