Guru sebagai pendidik
profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan
kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat
sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan
guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.
Bagaimana guru meningkatkan layanannya, meningkatkan pengetahuan, memberi
arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan malah bagaimana cara guru
berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa,teman-temannya,
serta anggota masyarakat sering menjadi perhatian masyarakat luas.
Guru adalah sosok individu
yang memiliki kemampuan dalam menransfer ilmu pengetahuan, informasi, atau
pengalaman kepada peserta didiknya. Guru juga individu yang melakukan
pekerjaannya didasarkan kepada kemampuan dalam mengarahkan pengalaman belajar
peserta didik dalam institusi pendidikan. Menurut Makmun (1998:23) guru adalah
seorang dewasa yang selalu mengusahakan terciptanya situasi mengajar yang
tepat, termasuk mengerahkan sumber ajar dan menggunakan strategi pembelajaran
yang tepat, sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri
siswa”.
Guru juga disebut sebagai
penanggung jawab pelaksana yang melaksanakan proses belajar mengajar di
sekolah. Sampai saat sekarang, guru masih tetap dominan dalam melaksanakan
pembelajaran. Walaupun metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) sering diangkat
kepermukaan sebagai upaya agar siswa menjadi objek (sebagai bahan kajian)
belajar, pada kenyataannya masih banyak kelemahan yang memerlukan uluran tangan
para guru-guru sebagai subjek dan siswa sebagai objek (orang yang dijadikan
sasaran) masih tetap dominasi dunia pendidikan kita. Tanpa memiliki pengetahuan
tentang proses belajar mengajar yang cukup layak, niscaya pada guru akan
menemukan batu sandungan dalam melaksanakan tugas mulianya.
Guru juga dapat disebut
sebagai pejabat fungsional yang bersifat professional. Pengertian professional
erat kaitannya dengan keahlian dan keterampilan yang telah dipersiapkan melalui
proses pendidikan dan pelatihan secara khusus dalam bidangnya. Pemberian
bantuan agar guru dapat bersifat professional dalam menjalankan tugasnya
dilakukan dengan berbagai program kegiatan seperti penataran, tutorial dalam
kelas maupun luar kalas. Program kegiatan itu disusun bersama, dilakukan secara
berkelanjutan dan terjadwal, dipantau serta dievaluasi.
Beberapa keuntungan yang
didapat oleh para guru yang mengikuti pelaksanaan penataran agar dapat memenuhi
kebutuhan guru bila sedang terjun langsung kelapangan, antara lain:
a. menambah pengetahuan dan keterampilan
instruksional para guru
b. memajukan pola dan jenis interaksi guru
dan murid ke tahap yang lebih baik
c. mengembangkan perilaku guru dalam
mengelola kelas yang lebih kreatif
d. menumbuhkan kreatifitas dan komitmen guru
dalam memberikan bantuan pelayanan terhadap siswa.
Dari uraian di atas jalaslah
sudah bahwa keprofesionalan guru sangat di perlukan dalam proses belajar
mengajar agar dapat terciptanya pembelajaran dan tujuan yang diinginkan.
Pendidikan adalah hidup, artinya
pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup serta mempengaruhi pertumbuhan individu.
Pendidikan pada dasarnya merupakan penataan kembali aneka pengalaman-pengalaman
dan peristiwa yang dialami individu agar sesuatu yang baru menjadi lebih
terarah dan bermakna. Pendidikan menurut Abdulhak (1998:1) adalah “pendidikan
adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup”. Di dalam proses pendidikan tersebut memiliki tujuan yang
sangat penting yaitu mendewasakan seseorang sehingga dapat menentukan pilihan
mana yang perlu dilakukan untuk kepentingannya maupun untuk umum yang ditunjang
oleh kecerdasan dan keterampilan. Menurut Ma’mun (1998:18) mengemukakan
bahwa:
a.
Dalam arti luas pendidikan dapat mencangkup seluruh
proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya baik
secara formal, non formal maupun informal, dalam rangka mewujudkan dirinya
sesuai dengan tahapan tugas perkembangan secara optimal sehingga ia mencapai
suatu taraf kedewasaan tertentu.
b. Dalam arti terbatas, pendidikan dapat
merupakan salah satu proses interaksi belajar mengajar dalam bentuk formal yang
dikenal sebagai pengajaran (instructional).
Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan komponen
yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia dan pendidikan
memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup, dan perbaikan hidup individu
maupun meningkatkan penghidupan suatu bangsa.
Pendidikan
Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun
sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui
berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Pengertian
pendidikan jasmani menurut Lutan (2002:4) adalah :”pendidikan jasmani merupakan
bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk
meningkatkan individu secara organic, neuromuscular, intelektual, dan
emosional. Pendidikan jasmani juga di sebut sebagai wahana untuk mendidik anak,
disamping itu juga pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda
agar mereka kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktifitas jasmani
yang dilakukan dan mengalami pola hidup sehat disepanjang hayatnya. Pendidikan
jasmani juga merupakan salah satu alat utama yang turut mendukung terhadap
terlaksananya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan karena
pendidikan jasmani termasuk salah satu bidang studi yang diajarkan
disekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta dari tingkat taman kanak-kanak
sampai sekolah menengah atas, bahkan sampai perguruan tinggi. Aktivitas
pendidikan jasmani didesain untuk mengembangkan aspek kognitif dan asfek psikomotor
siswa, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan dapat mendorong siswa
untuk bertanya, menganalisa, menerapkan, berkomunikasi, dan menerapkan aspek
kognitifnya.
Penjas telah banyak
memberikanarti yang positif bagi perkembangan kemampuan anak, khususnya dalam
meningkatkan kebugaran jasmaninya. Konsep dari pendidikan jasmani bukan hanya
sekedar mengembangkan segi kejasmaniannya saja, tetapi dapat pula di pupuk dan
dikembangkan sikap mental yang baik, seperti kejujuran, keberanian, disiplin, bertanggung
jawab, sportivitas dan lain sebagainya. Program pendidikan jasmani merupakan
suatu aktivitas yang telah berakar di tengah-tengah masyarakat dalam dimensi
masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Pendidikan jasmani termasuk usaha
pendidikan yang menggunakan otot-otot besar, hingga proses pendidikan yang
berlangsung tidak menjadi penghambat terhadap kesehatan dan pertumbuhan badan.
Istilah pendidikan jasmani di Indonesia pada dasarnya merupakan terjemahan dari
“physical education”. Selanjutnya dalam perkembangan pendidikan nasional,
istilah tersebut kemudian mengalami beberapa perubahan sampai akhirnya pada
tahun 1990-an ditetapkan istilah pendidikan jasmani di sekolah-sekolah
menggantikan istilah pendidikan olah raga.
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan suatu rumusan bahwa pendidikan jasmani adalah:
a. bagian terpadu dari proses
pendidikan secara keseluruhan yang menekankan pada aktivitas jasmaniah sebagai
salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
b. suatu upaya pendidikan untuk membantu
mengarahkan anak didik dalam penyempurnan keadaan jasmani, mental, emosional,
dan social melalui medium aktifitas jasmani.
Guru pendidikan jasmani
merupakan faktor yang penting pengaruhnya terhadap keberhasilan peserta didik
dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Sebagai pelaku sentral dalam proses
belajar mengajar di sekolah, guru harus mampu menggali potensi peserta didik
secara maksimal guna melahirkan generasi penerus bangsa yang lebih unggul dan
mampu bersaing dalam era global ini. Maka peran guru pendidikan jasmani tidak
hanya mentransfer penetahuan dan keterampilan kepada peserta didik tetapi juga
harus mampu membina dan mengembangkan perilaku positifnya sehingga peserta
didik dapat menjadi anak bangsa yang berkemampuan tinggi dan tangguh dalam
menghadapi persoalan.
Agar dapat membangkitkan rasa
ingin tahu siswa didiknya sehingga tumbuh minat belajarnya maka guru harus
bekerja keras dalam membuat perencanaan, implementasi, dan penilaian kegiatan
belajar agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sudah menjadi keharusan bagi lembaga pendidikan untuk meningkatkan
mutu sumber daya manusia guru melalui serangkaian pembinaan mutu yang dilakukan
secara sungguh-sungguh untuk melatih kepekan guru terhadap latar belakang
peserta didik yang semakin beragam di tingkat SLTP. Dalam peningkatan mutu guru
melalui pendidikan dan latihan. Penekanan diberikan kepada kemampuan guru agar
dapat mencapai tujuan pembelajarannya, mengatasi persoalan praktis dalam
mengelola proses belajar mengajar dan meningkatkan kepekaan guru terhadap
perbedaan individual siswa yang dihadapinya. Jadi guru merupakan sosok yang
memiliki keunggulan dalam ilmu dan akhlak yang dapat ditiru dan digugu oleh
siapapun terutama siswa.
Peran guru pendidikan jasmani
bersifat majemuk, artinya peran guru ini tidak hanya satu tetapi lebih dari
satu. Menurut pengertian umum, guru ini dapat berperan sebagai pemimpin siswa,
meneger yang mengelola kegiatan belajar mengajar, dan fasilitator yang berupaya
menciptakan lingkungan belajar yang mengefektifkan proses belajar siswa, dan
sebagai pembimbing yang membantu kesulitan dan pengarahan belajar siswa. Tanpa
memahami peranan-peranan ini besar kemungkinan guru ini salah bertindak atau
salah berperan dalam situasi belajar. Selain mengubah perilaku siswa, guru
pendidikan jasmani melalui aktifitas jasmani senantiasa mengupayakan untuk
mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan jasmani merupakan bagian
dari program pendidikan secara umum terutama memberikan kontribusi melalui
pengalaman pertumbuhan dan keseluruhan gerak anak. Untuk lebih jelasnya di
bawah ini akan dijelaskan mengenai tugas dan peran guru pendidikan jasmani:
a. Informator
Pelaksanaan proses belajar
mengajar umumnya dijiwai oleh berbagai informasi yang diberikan oleh guru.
Penyampaian bahan pelajaran tidak lain merupakan proses pemberian informasi
dari guru kepada siswa, maka aktualisasi proses belajar mengajar sangat
dipengaruhi oleh kualitas informasi yang disampaikan oleh guru.
b. Organisator
Fungsi dan tanggung jawab atas
baik buruknya pengorganisasian faktor-faktor yang terlibat dalam proses belajar
mengajar seperti siswa, bahan, metode, fasilitas, alat, dan waktu yang
disediakan, masih melekat pada guru dalam kedudukannya sebagai “director of learning”.
c. Motivator
Mengembangkan langkah-langkah
yang mampu menciptakan motivasi eksternal kepada para siswa yang memiliki
motivasi internal rendah.
d. Perancang dan Pengatur Irama Proses Belajar
Mengajar
Guru harus mampu merancang dan
mengatur irama proses belajar mengajar agar suasananya tetap menarik dan penuh
variasi.
e. Inisiator
Guru harusa memberi inisiatif
untuk mengkaji bahan pelajaran tertentu, meskipun sebagian basar aktivitas
belajar mengajardiserahkan kepada siswa.
f. Pemberi Arah
Seorang guru perlu
mengembangkan dan membina pola komunikasi banyak arah, oleh karena itu perlu
adanya fungsi guru yang akan mengatur lalu lintas pendapat diantara siswa.
g. Fasilitator
Guru harus memberi kemudahan
kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar
h. Katalisator
Guru diharapkan mampu
menyaring atau menghilangkan berbagai hal yang kurang baik, kurang bermanfaat,
keliru dan tidak cocok dengan tujuan pengajaran tanpa mengganggu proses belajar
mengajar.
i. Evaluator
Guru diharapkan dapat menilai baik buruknya proses belajar mengajar yang
diukur dari derajat pencapaian tujuan pengajaran dan proses pembelajaran.
Dalam peningkatan mutu guru
melalui pendidikan dan latihan. Penekanan diberikan kepada kemampuan guru agar
dapat mencapai tujuan pembelajarannya, mengatasi persoalan praktis dalam
mengelola proses belajar mengajar dan meningkatkan kepekaan guru terhadap
perbedaan individual siswa yang dihadapinya. Jadi guru merupakan sosok yang
memiliki keunggulan dalam ilmu dan akhlak yang dapat ditiru dan digugu oleh siapapun
terutama siswa.
Ciri guru pendidikan jasmani
yang efektif adalah :
a. Mampu
mengelola lingkungan belajar siswa secara aktif, efisien,dan menimbulkan rasa
aman bagi siswa.
b. Mampu mengelola lingkungan belajar siswa
yang dilandasi oleh rasa cinta dan
kasih, keterbukaan, semangat dan antusias, sabar dan ikhlas serta penuh
rasa empati.
c. Menguasai bahan pelajaran, terampil dalam
menggunakan berbagai metode dan gaya
mengajar yang bervariasi, dan menggunakan pendekatan individual.
d. Selalu tampil
rapih, bersih, semangat, serta riang, dan gembira
Untuk meningkatan
profesionalitasnya guru pendidikan jasmani dituntut untuk meningkatkan
komitmennya kepada siswa, masyarakat, dan kepada organisasi profesinya. Guru
pendidikan jasmani harus selalu aktif dan siswanya secara konsisten aktif
belajar, dalam lingkungan penbelajaran, siswa tidak bekerja sendiri melainkan
selalu diawasi oleh gurunya sehingga tidak banyak waktu yang terbuang begitu
saja dengan cara aktivitas belajar siswa lebih aktif, sibuk dan menantang akan
tetapi proses belajar mengajar tetap berada diantara tingkat perkembangan dan
kemampuan siswanya. Oleh karena itu, seorang guru dituntut mempunyai
keterampilan-keterampilan dasar mengajar dan menguasai serta mampu menerapkan
keterampilan mengajarnya tersebut, sehingga ia mampu mengatasi dan
mengantisipasi berbagai masalah atau tantangan yang muncul dalam proses belajar
mengajar yang diakibatkan oleh perubahan dan dinamika mengajar.
No comments:
Post a Comment