Kutipan atau
catatan pustaka adalah pernyataan atau keterangan yang diambil dari teks acuan.
Fungsi kutipan adalah memperkuat pendapat atau ide yang dikemukakan dalam karya
ilmiah dan sebagai pernyataan bahwa pendapat yang dikemukakan mempunyai dasar
yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, pencantuman sumber dan
pengarang yang pendapatnya dikutip dianggap sebagai pertanggungjawaban moral
orang yang mengutip. Buku atau karya yang dikutip dalam kutipan harus ditulis
dalam daftar rujukan.
Ada beberapa teknik pengutipan dalam penulisan karya ilmiah. Teknik-teknik
tersebut mempunyai ciri-ciri khusus. Penulis harus konsisten dengan teknik yang
dipilih agar tidak membingungkan pembaca.
Penting untuk diingat bahwa pengutipan merupakan bagian argumentasi yang
dikemukakan pengarang. Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang digunakan
untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan penulis (Keraf, 1982:3). Penulis
menyertakan fakta-fakta kemudian merangkainya sehingga argumentasi atau
pendapat yang dikemukakan kuat dan meyakinkan.
1
Kutipan Langsung
(1) Kutipan yang berisi empat puluh kata atau lebih
ditulis tanpa tanda kutip dan terpisah dari teks yang mendahului. Kutipan
tersebut ditulis sekitar 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan teks
halaman. Penulisan teks kutipan menggunakan spasi tunggal.
Contoh:
Martaniah (1984:148) menyimpulkan hal
tersebut sebagai berikut.
Dalam penelitian ini terbukti tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam motif berkuasa antara remaja yang tinggal di kotamadya,
di kota kabupaten, dan di desa. Jadi, hipotesis yang dikemukakan penulis
terbukti. Akan tetapi, sebetulnya yang dimaksud oleh penulis tidak hanya sama tingginya,
tetapi sama tinggi pada skala tingkat atas. Menurut hasil penelitian ini, motif
berkuasa remaja Jawa sama tinggi, tetapi pada skala tingkat bawah karena motif
berkuasa pada semua kelompok tersebut di bawah rerata total. Dengan kata lain
dapat dinyatakan bahwa motif berkuasa remaja Jawa yang diteliti adalah rendah.
(1)
Kutipan yang memuat kurang dari empat puluh kata ditulis di antara tanda
kutip yang terpadu dengan teks, kemudian diikuti nama pengarang,
tahun, dan nomor halaman. Nama pengarang dapat terpadu dengan teks atau menjadi
satu dengan tahun dan nomor halaman yang ditempatkan dalam tanda
kurung. Jika terdapat tanda kutip dalam kutipan, dipergunakan tanda kutip
tunggal (‘…’).
Contoh:
Avika (2005:5) menyimpulkan “ada pengaruh yang signifikan antara kasih
sayang yang diberikan orang tua dan tingkah laku anak”.
Cara lainnya sebagai berikut.
Kesimpulan penelitian ini
adalah “ada pengaruh yang signifikan antara kasih sayang yang diberikan orang
tua dan tingkah laku anak” (Avika, 2005:5).
Contoh:
Dalam penelitian
tersebut disimpulkan “terdapat berbagai realitas yang dapat ditelusuri dari
‘bahasa’ yang digunakan sehari-hari” (Avika, 2005:12).
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang dikemukakan dengan bahasa dan
gaya penulis. Penulisannya tanpa tanda kutip dan terpadu dengan teks.
Nama pengarang bahan kutipan dapat ditulis terpadu dalam teks atau ditulis
dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Lebih lengkap dan lebih baik hasilnya
jika nomor halaman disebutkan juga. Uraian di bawah ini dapat dicermati.
(1) Jika nama pengarang ditulis sebelum
kutipan
Jika nama
pengarang ditulis sebelum kutipan, perlu dibuat lebih dahulu pengantar kalimat
yang relevan, kemudian nama akhir pengarang, tahun terbit, tanda titik dua, dan
nomor halaman di dalam tanda kurung.
Contoh:
Selanjutnya, Sargent (1987:2) menjelaskan bahwa ideologi
adalah sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran
oleh kelompok tertentu.
(2) Jika nama pengarang ditempatkan
setelah kutipan
Contoh:
Ideologi adalah sistem nilai atau
keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu
(Sargent, 1987:2).
(3) Jika
pengarang merujuk pendapat pengarang lain
Penulisannya sama seperti cara-cara di
muka, tetapi tahun dan nomor halaman buku asli tidak ditulis.
Contoh:
Buku rujukan (Tarigan, 1984:32)
berbunyi:
Kemampuan membaca sepintas ini
bermanfaat. Oleh karena itu, guru harus mengajarkan keterampilan ini kepada
anak didiknya (Burmeister, 1978:296).
Cara mengutipnya sebagai berikut.
Burmeister (Tarigan, 1984:32)
berpendapat bahwa kemampuan membaca sepintas bermanfaat. Oleh karena itu, guru
harus mengajarkan keterampilan ini kepada anak didiknya.
Berikut ini cara lainnya.
Kemampuan membaca sepintas ini
bermanfaat. Oleh karena itu, guru harus mengajarkan keterampilan ini kepada
anak didiknya (Burmeister dalam Tarigan, 1984:32).
Perhatikan penggunaan kata dalam!
(4) Jika sebuah kutipan
diambil dari dua buku rujukan atau lebih karena isinya kurang lebih sama, di
antara sumber rujukan ditulis tanda titik koma (;).
Contoh:
Diperlukan
unsur-unsur penunjang bentuk-bentuk arsitektur untuk menciptakan bentuk yang
harmonis dan estetis (Ali, 1984:6; Gani, 1985:17; Wawan, 1986:54).
(5) Jika ada dua pengarang,
kedua nama akhir pengarang dicantumkan dengan urutan seperti yang terdapat pada
buku sumber dan dihubungkan dengan kata dan, diikuti tanda kurung yang
berisi tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman.
Contoh:
Selanjutnya, Eman dan Fauzi (1970:18)
menyatakan bahwa tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga manusia. Oleh
karena itu, masalah ketenagakerjaan menjadi masalah yang serius pula.
Di bawah ini cara pengutipan yang lain.
Pada bagian ini dikemukakan bahwa
tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga manusia. Oleh sebab itu, masalah
ketenagakerjaan menjadi masalah yang serius pula (Eman dan Fauzi, 1970:18).
(6) Jika
pengarang lebih dari dua orang, nama akhir pengarang pertama diikuti dengan
singkatan dkk. (singkatan dari dan kawan-kawan).
Contoh:
Tentang hubungan antara arsitektur dan
arsitek, Sularko dkk. (1982:10) menyatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan
antara ilmu dan seni, sedangkan arsitek adalah orang yang menciptakan ruang
sehingga melahirkan bentuk-bentuk arsitektur yang beraneka ragam.
3. Catatan Kaki
Catatan kaki ialah keterangan mengenai kata atau ungkapan di dalam teks yang
dicantumkan pada margin bawah halaman buku (biasanya dicetak dengan huruf lebih
kecil daripada huruf di dalam teks) untuk menambah referensi uraian dalam
naskah pokok. Pada artikel, catatan kaki biasanya hanya digunakan untuk
menerangkan identitas penulis artikel.
Hal-hal
yang perlu diketahui dalam kaitannya dengan catatan kaki adalah sebagai
berikut.
(1) Catatan kaki berfungsi sebagai pemberi
keterangan tambahan yang bersifat umum atau yang berasal dari sumber lisan.
(2)
Maksud pembuatan catatan kaki yang berdiri sendiri dan tidak dimasukkan ke
dalam uraian adalah agar perhatian pembaca tidak beralih dari pokok
bahasan.
(3)
Catatan kaki ditempatkan pada bagian bawah halaman. Ada juga yang ditempatkan
pada akhir tulisan. Catatan kaki yang ditempatkan pada bagian bawah
halaman perlu diperhitungkan tempatnya agar tidak melampaui margin bawah.
Catatan kaki dipisahkan dari teks dengan garis sepanjang empat belas
ketukan dari margin kiri. Garis pemisah itu berjarak dua spasi dari baris
terakhir teks dan dua spasi dari nomor catatan kaki yang pertama.
(4)
Isi catatan kaki ditulis turun setengah spasi dari nomor catatan kaki dan
ditulis dengan jarak antarbaris satu spasi. Jarak antara dua nomor catatan kaki
adalah dua spasi.
(5)
Pada karya ilmiah yang terdiri atas beberapa bab, nomor catatan kaki diurutkan
dalam setiap bab. Apabila terjadi pergantian bab, penomoran dimulai dari nomor
satu lagi.
(6)
Nomor catatan kaki dalam teks diletakkan langsung di belakang huruf terakhir
pernyataan yang diberi catatan dengan menaikkan setengah spasi.
Contoh:
Ani merupakan anak semata wayang¹
sehingga dimanja oleh orang tuanya.
(7) Catatan kaki yang lebih dari
dua baris ditulis dengan satu spasi.
(8)
Penulisan catatan kaki dimulai dari nama akhir pengarang, judul rujukan, kota
tempat penerbitan, penerbit, tahun, dan nomor halaman.
Pada catatan kaki terdapat singkatan-singkatan yang mempunyai fungsi
tertentu. Singkatan tersebut berasal dari bahasa asing sehingga artinya perlu
dipahami lebih dahulu.
(1)
Ibid. (singkatan dari Ibidium, artinya sama dengan yang sudah
disebutkan di atas). Singkatan itu digunakan untuk catatan kaki yang
sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya tanpa diselingi
oleh perujukan sumber lain. Huruf pertama ditulis dengan huruf kapital,
kemudian diikuti tanda titik (.), kemudian koma (,), lalu nomor halaman.
(2)
Jika yang dirujuk berada pada halaman yang berbeda, digunakan singkatan Op.
cit (singkatan dari opere citato yang artinya karangan yang telah
dikutip) dengan diikuti nomor halaman yang dirujuk.
(3)
Loc.cit (singkatan dari loco citato yang artinya pada tempat
yang dikutip) digunakan jika merujuk karya yang telah dirujuk
sebelumnya pada halaman yang sama dan telah diselingi oleh sumber lain.
Contoh:
¹Kaelan. Filsafat Bahasa. Yogyakarta:
Paradigma. 1998. hal. 8.
²Ibid.
Artinya adalah rujukan nomor 2 merujuk halaman yang sama dengan rujukan nomor
1.
4. Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan
lain yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang
dibaca tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan. Semua
bahan yang dikutip secara langsung ataupun tak langsung dalam teks harus dicantumkan
dalam daftar rujukan.
Daftar rujukan dapat berupa buku, makalah, artikel, atau bahan-bahan lain,
misalnya makalah hasil lokakarya, seminar, artikel dari internet, dan hasil
penerbitan suatu lembaga. Kata rujukan berasal dari bahasa Arab, ro-ja-‘a
yang secara harfiah berarti kembali. Dengan demikian, rujukan berarti tempat
melihat kembali bahan-bahan atau bacaan yang dikutip. Bagian-bagian
yang ditulis dalam daftar rujukan adalah sebagai berikut:
(1) nama
pengarang ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa
gelar akademik;
(2) tahun
penerbitan;
(3) judul
(termasuk subjudul);
(4)
tempat atau kota penerbitan;
(5)
nama penerbit.
Rujukan berupa
buku
Pengarang
(1) Jika pengarang hanya satu orang,
penulisan rujukan sebagai berikut:
Contoh:
Alatas,
Syed Hussen. 1988. Intelektual Masyarakat Berkembang. Jakarta: LP3ES.
Effendy. 2003. Teori VSEPR dan
Kepolaran Molekul. Malang: Bayumedia.
Schiffrin, D. 1993. Approaches to
Discourse. Oxford: Blackwell.
Usman,
Muchlis. 1996. Kaidah-Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah: Pedoman Dasar dalam
Istinbath Hukum Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nama
pengarang dalam daftar rujukan dapat disingkat. Perhatikan contoh
berikut!
Alatas,
S. 1988. Intelektual Masyarakat Berkembang. Jakarta: LP3ES
(2) Jika pengarang terdiri atas dua pengarang,
penulisan rujukan sebagai berikut.
Contoh:
Mulyana,
Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin. 1990. Komunikasi Antarbudaya. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 1995. Sosiolinguistik:
Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Halliday,
M.A.K. dan Hasan, Ruqaiya. Tanpa tahun. Bahasa, Konteks, dan Teks:
Aspek-aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Terjemahan oleh Asrudin
Barori Tou. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
(3) Jika nama
pengarang lebih dari dua orang, nama pengarang pertama yang ditulis,
lalu singkatan dkk. (dan kawan-kawan).
Contoh:
Wardani, I.G.A.K. dkk. 2002. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
(4) Penulisan nama pengarang yang terdiri atas dua kata atau
lebih dimulai dengan nama akhir, diikuti tanda koma, kemudian nama
pertamanya.
Contoh:
Soegito menjadi
Soegito.
Sri Retnowati
Wigati menjadi Wigati, Sri Retnowati atau Wigati, S. R.
Norman Fairclough menjadi
Fairclough, Norman atau Fairclough, N.
(5) Urutan nama Tionghoa tidak dibalik karena unsur nama pertama Tionghoa
merupakan nama keluarga.
Contoh:
Liem Swie King tetap Liem
Swie King.
(6) Jika beberapa buku yang diacu ditulis oleh pengarang yang sama,
nama pengarang tetap ditulis secara utuh, lalu diakhiri dengan tanda baca
titik, tahun terbit, dan seterusnya.
Contoh:
Suhartono. 2000. Pengantar
Psikolinguistik. Surabaya: Unesa Press.
Suhartono . 2001. Pertuturan.
Surabaya: Bina Ilmu.
Suhartono . 2002. Jurnalistik.
Surabaya: Aksara Kata.
Tahun
Terbit
(1) Jika
beberapa rujukan ditulis oleh seorang penulis dalam tahun yang sama,
urutannya didasarkan pada urutan abjad judul buku dengan ciri pembeda huruf
sesudah tahun terbit.
Contoh:
Fairclough, Norman. 1995a. Critical
Discourse Analysis. London: Longman.
Fairclough, Norman. 1995b. Media
Discourse. London: Edward Arnold.
(2)
Jika rujukan yang digunakan tidak menyebutkan tahun terbit, tahun terbit
ditulis dengan Tanpa Tahun.
Contoh:
Sumargono, Achmad. Tanpa Tahun. Pengantar
Biokimia. Malang: Aneka.
Judul
(1) Judul
buku ditulis sesudah tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik, dan dicetak
miring atau garis bawah pada masing-masing kata. Jika pada judul terdapat anak
judul, di antaranya ditulis tanda titik dua.
Contoh:
De Porter,
Bobbi dan Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan (terjemahan Alwiyah Abdurrahman). Bandung: Kaifa.
Gardner,
Howard. 1985. Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. New
York: Basic Books.
Rose, Colin. 1985. Accelerated
Learning. New York: Dell Publishing Co.
(2) Judul artikel, laporan penelitian, makalah, skripsi, atau
tesis ditulis di antara tanda petik.
Contoh:
Suyitno.
2004. “Pengembangan Pola Pembinaan dan Peningkatan Disiplin Guru”. Tesis tidak
diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.
(3) Keterangan yang menyertai judul (misalnya:
jilid, edisi, terjemahan) ditempatkan sesudah judul dan diakhiri dengan
tanda titik.
Contoh:
Kridalaksana, H. 1988. Kamus
Linguistik. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia.
(4) Jika
rujukan berupa karya terjemahahan, nama pengarang asli ditulis paling awal,
diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, nama
tempat penerbitan, dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku
asli tidak dicantumkam, digunakan kata tanpa tahun.
Contoh:
Glaser,
Barney dan Strauss, Ansem L. Tanpa Tahun. Penemuan Teori Grounded: Beberapa
Strategi Penelitian Kualitatif. Terjemahan oleh Abd. Syukur Ibrahim. 1984.
Surabaya: Usaha Nasional.
(5) Jika rujukan berupa buku kumpulan artikel
(ada editornya), setelah nama pengarang ditambahkan singkatan Ed. jika
editornya satu orang dan Eds. jika editornya lebih dari satu orang. Dalam
BI editor disebut penyunting.
Contoh:
Purwo,
Bambang Kaswanti (penyunting). 1992. PELLBA 5: Bahasa, Budaya.
Yogyakarta: Kanisius.
Leteridge,
S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as
a Second Language. New York: Praeger.
Latif,
Yudi dan Ibrahim, Idi Subandy (Eds.). 1996. Bahasa dan Kekuasaan.
Bandung: Mizan.
(6) Jika
rujukannya adalah artikel dalam buku kumpulan artikel, judul artikel ditulis di
antara tanda petik ganda. Setelah titik, digunakan Dalam dan seterusnya.
Contoh:
Hooker, Virginia Matheson. 1996. “Bahasa
dan Pergeseran Kekuasaan di Indonesia: Sorotan terhadap Pembakuan Bahasa
Indonesia”. Dalam Latif, Yudi dan Ibrahim, Idi Subandy (Eds.). Bahasa dan
Kekuasaan. Bandung: Mizan.
Nama Kota dan Penerbit
(1) Nama kota
ditulis setelah judul, diikuti tanda titik dua (:).
Contoh:
.Surabaya:
.Jakarta:
.Surabaya:
(2) Nama kota diikuti nama
penerbit buku.
Contoh:
.Surabaya: Usaha Nasional.
.Jakarta: Gramedia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rujukan dari koran atau majalah
(1) Nama pengarang ditulis paling awal,
lalu diikuti tanggal, bulan, dan tahun terbit.
(2) Judul artikel yang dikutip ditulis
dengan cetak biasa dan berhuruf besar pada setiap awal kata, kecuali kata
tugas.
(3) Nama majalah ditulis dengan
huruf kecil, kecuali huruf pertama setiap kata dan ditulis miring. Nomor
halaman disebut pada bagian akhir.
(4) Judul artikel ditulis di antara tanda
petik dua (“).
Contoh:
Kompas. 17 Agustus, 2005. “Interpretasi
Proklamasi”, hal. 8.
Fauzan, Ali. 12 Juni 2000. “Krisis
Energi.” Jawa Pos, hal. 4.
Mujani, Saiful. 2000. “Tanggung Jawab Politik
Santri”. TEMPO, edisi 6-12 November.
Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah dan Suatu Lembaga
Contoh:
BP-7
Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. 1988. Buku Serapan Bahan Penataran
P-4, UUD 1945, GBHN. Surabaya.
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1990. Surabaya: Usaha Nasional.
Rujukan
dari Internet
Rujukan
dari Internet Berupa Karya Individual
(1) Nama
pengarang ditulis seperti aturan bahan cetak, diikuti tahun, judul artikel,
nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online),
volume atau nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan dengan disertai
tulisan waktu pengaksesan dalam tanda kurung.
Contoh:
Graham,
J.L. 2000. A Survey of LES Online Journals, 1999-2000: Learning Analysis, (Online),
(http://journal.ed.learn.mu.uk/analysis/analysis.html, diakses 15 Agustus 2002).
Rujukan dari Internet Berupa Artikel Jurnal
(1) Nama
pengarang ditulis seperti aturan bahan cetak, diikuti tahun dan judul artikel.
(2) Kemudian,
nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online),
volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan dengan disertai
keterangan waktu pengaksesan dalam tanda kurung.
Contoh:
Hanafi,
Hasan. 1997. Kepribadian Ganda. Jurnal Psikologi, (Online), Jilid 2,
No.6, (http//www.surabaya.ac.id, diakses 20 Juni 1998).
Rujukan
dari Internet Berupa Bahan Diskusi
Nama pengarang ditulis seperti aturan bahan cetak,
diikuti tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi (dicetak miring) dengan
diberi keterangan dalam tanda kurung (Online), kemudian diakhiri dengan alamat e-mail
sumber rujukan dengan disertai keterangan waktu pengaksesan yang ditulis di
antara tanda kurung.
Contoh:
David, E.
10 Desember 1994. Summary of Citing Internet Sites. EDUCATION Discussion
List, (Online), (NETRRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 28 Desember 1994).
Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi
Penulisannya
diawali dengan nama pengirim e-mail (jika ada); diikuti keterangan dalam
kurung (alamat e-mail pengirim); kemudian tanggal, bulan, tahun, dan topik isi
bahan (dicetak miring); lalu nama yang dikirimi e-mail dengan
disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi).
Contoh:
Aliyah, S.
(unesa-sby@indo.net.id). 01
Januari 2005. Artikel untuk JPN. E-mail kepada Tom Haris (th@sby.ywcn.or.id).