Wednesday, October 4, 2017

Keterampilan Berbahasa Pada Anak Usia Dini

A. Pendahuluan
            Bahasa merupakan sesuatu hal yang penting. Begitu pun dipandang dari segi  pendidikan, bahasa memiliki kedudukan penting dan mendasar karena dengan memiliki kemampuan berbahasa, anak akan mengerti dan memahami materi yang disampaikan orang lain, dan akhirnya mampu mengoperasikan. Berkomunikasi sebagai kebutuhan dasar bagi setiap anak karena merupakan makhluk sosial yang harus hidup berdampingan dengan sesamanya.
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentangan usia 0 sampai 8 tahun. Pada usia dini seluruh aspek perkembangan kecerdasan (IQ,EQ,SQ), tumbuh dan berkembang sangat luar biasa (Balitbang Kurikulum Hasil Belajar:1). Dalam hakikat anak usia dini (Balitbang Kurikulum Hasil Belajar:3) bahwa:
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.

Anak pada masa usia dini disebut masa emas perkembangan. Masa usia dini merupakan masa kritis dalam rentang perkembangan kehidupan individu, untuk itu diperlukan berbagai stimulasi dari orang tua dan lingkungan agar menyiapkan kondisi yang kondusif guna tercapainya perkembangan yang optimal dari seorang anak. Usia keemasan (golden age) merupakan masa di mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan.
Perkembangan bahasa bagi anak usia dini itu penting. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa, sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Melalui berbahasa, komunikasi antar anak terjalin dengan baik sehingga membangun hubungan. Tidak heran bahasa dianggap salah satu indikator kesuksesan anak.
Anak yang banyak bicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas. Bahasa merupakan landasan bagi seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuan dalam pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.
Bahwasanya setiap kebudayaan manusia memiliki bahasa. Bahasa manusia berjumlah ribuan, yang begitu bervariasi di atas permukaan bumi. Tetapi semua bahasa manusia memiliki karakteristik umum. Selama ini masyarakat menggunakan beberapa istilah bahasa, yaitu bahasa lisan, tulisan dan bahasa isyarat. Artinya bahasa tercipta jika ada komunikasi. Padahal, yang benar adalah istilah komunikasi lisan, tulisan, dan isyarat karena dalam pengajaran bahasa, unsur permulaannya adalah “dengar” dan “bicara”, sedang “baca” dan “tulisan” manifestasi kedua.
Salah satu aspek yang perlu dikembangkan sejak dini adalah bahasa. Anak usia dini merupakan masa emas atau paling ideal untuk belajar bahasa selain bahasa ibu (bahasa pertama). Otak anak masih plastis dan lentur, sehingga proses penyerapan bahasa lebih mulus. Lagi pula daya penyerapan bahasa pada anak berfungsi secara otomatis. Fenomena seperti itu antara lain terpacu oleh obsesi orang tua yang menghendaki anaknya cepat bisa berbahasa. Cukup dengan pemajanan diri (self-exposure) pada bahasa tertentu, misalnya ia tinggal di suatu lingkungan yang berbahasa lain dari bahasa ibunya, dengan mudah anak akan dapat menguasai bahasa itu, masa emas itu sudah tidak dimiliki oleh orang dewasa.
Mengajarkan bahasa kepada anak usia dini di TK tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan bahasa mempunyai beberapa komponen, antara lain kosakata, pengucapan, dan pemaknaan. Komponen-komponen tersebut harus diajarkan kepada anak secara menyeluruh. Mengingat karakteristik anak usia dini yang masih mempunyai rentang konsentrasi rendah, komponen-komponen bahasa tersebut tidak mudah diserap oleh anak sehingga kemampuan bahasa anak menjadi tidak sempurna.

B. Pembahasan
1. Empat Keterampilan Berbahasa
Perkembangan kemampuan berbahasa anak merupakan suatu proses yang secara berturut-turut dimulai dari mendengar, selanjutnya, berbicara, membaca dan menulis. Adapun perkembangan dari setiap kemampuan pada anak usia TK (4 – 6 tahun) adalah sebagai berikut:
a.      Kemampuan Mendengar
Kemampuan mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka. Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut, mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Cassel dan Jalongo (Seefeldt dan Wasik 2008: 353), mendengarkan dan memahami informasi adalah langkah inti dalam memperoleh pengetahuan.
Anak usia TK  mengembangan kemampuan mengingat untuk sesuatu yang didengar.  Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar yang baik. Hal itu bisa terjadi karena sebagian besar waktu yang dimiliki dipergunakan untuk kegiatan bermain sehingga dirinya tidak sungguh-sungguh dalam mendengar sesuatu, misalnya apa yang disampaikan oleh orang tuanya. Pada umumnya anak mendengarkan cerita yang panjang, dengan alur yang menarik dan dalam cerita tersebut terdapat tokoh dengan bermacam-macam karakter. Stimulus  seperti itu berguna untuk membangkitkan daya imajinasi anak.
b. Perkembangan Berbicara
Untuk belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354),  anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi factor yang dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan serta dalam percakapan yang panjang. Sebagain dari anak-anak ada yang bisa mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan kesayangannya.
c. Perkembangan Membaca
Pembelajaran membaca secara formal belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap untuk belajar membaca. Gambar-gambar binatang yang ditempel di dinding kelas yang disertai tulisan yang menerangkan tentang binatang apa merupakan stimulus untuk perkembangan kemampuan membaca.
Anak semakin mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu, misalnya kata toko, tv dst. Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya.
d. Perkembangan Menulis
Sama halnya dengan membaca formal, pembelajaran menulis formal tidak dilaksanakan di TK. Yang dilakukan di TK berkenaan dengan kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan agar anak siap untuk belajar menulis. Dan untuk itulah maka upaya pengembangan motorik halus dilakukan secara intensif. Perkembangan anak pada motorik halusnya yang semakin meningkat membuat anak mampu menggambar garis  lurus, garis tegak, garis lengkung, lingkaran dan sebainya, yang merupakan dasar untuk menggembangkan kemampuan menulis.



2.     Mendengar, Berbicara, dan Awal Membaca dalam Pengembangan Berbahasa
Direktorat Pembinaan TK dan SD (2007: 3 – 4) memberikan pedoman berkenaan dengan upaya pengembangan berbahasa pada anak TK berupa penakanan pada kemampuan mendengar, berbicara, dan awal membaca:
a.      Kemampuan Mendengar dan Berbicara
b.      Kemampuan Awal Membaca
Pengembangan kemampuan mendengar dan berbicara dilakukan agar anak dapat:
a.    mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan merespon dengan tepat
b.    berbicara penuh percaya diri
c.    menggunakan bahasa untuk mendapatkan informasi dan untuk komunikasi yang efektif dan interaksi sosial dengan orang lain
d.   menikmati buku, cerita dan irama
e.    mengembangkan kesadaran bunyi
Sehubungan dengan tujuan tersebut maka perilaku yang dapat dilakukan anak adalah menurut Direktorat Pembinaan TK dan SD (2007: 4) adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kontak mata ketika mendengar atau mulai berbicara
b. Memberi perhatian ketika mendengarkan sebuah cerita
c. Merespon sumber bunyi atau suara
d. Menggunakan kata-kata yang sopan ketika berbicara dengan orang lain
e. Menyampaikan pesan sederhana dengan akurat
f. Membuat permintaan sederhana
g. Merespon ketika diajak berbicara atau ditanya
h. Memulai pembicaraan dengan teman sebaya dan orang dewasa
i. Berkomunikasi secara efektif dalam situasi tertentu
j. Menggunakan bahasa untuk menjelaskan tujuan sederhana
k. Berbicara tentang pengalaman pribadi, perasaan, dan ide
l. Berpartisipasi dalam cerita, lagu, dan irama
m. Berpartisipasi dalam dramatisasi dari cerita yang terkenal
n. Menceritakan kembali cerita dan peristiwa tertentu secara sederhana
o. Membuat cerita sendiri dan memerankannya
p. Menggabungkan suara dengan pola irama tertentu



C. Kesimpulan
Kemampuan berbahasa merupakan salah satu dari bidang pengembangan kemampuan dasar yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Kemampuan berbahasa pada anak usia dini harus dikembangkan seoptimal mungkin. Konsekwensinya, orang dewasa dan pendidik harus menyediakan dan menciptakan kondisi lingkungan belajar yang mendukung bagi perkembangan optimal kemampuan berbahasa pada anak usia dini.
Guru Taman Kanak-kanak, perlu menyusun bentuk kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang sesuai dengan karakteristik perkembangan fisik dan psikologis anak TK, keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan sarana prasarana pendidikan. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan bahasa pada anak usia dini adalah dengan media gambar. Dengan melihat gambar.  anak dapat lebih mudah untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Apa berwujud pernyataan atau pesan dan memiliki daya yang dapat menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan.


DAFTAR PUSTAKA
Allen, K. Eileen. 2010. Profil Perkembangan Anak : Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun. (Penterjemah: Valentino). Jakarta: PT Indeks

Direktorat Pembinaan TK dan SD. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa  di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas

Pane, Eli Tohonan Tua. 2009. “Implementasi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini.” Tersedia pada: http://www..bpplsp-reg-1.go.id/buletin/.

Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Seefeldt, Carol dan Wasik Barbara A. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. (Penterjemah: Pius Nasar). Jakarta: PT Indeks

Siti Aisyah dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks


No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive