Prosedur pengelolaan pelatihan secara hierarkis dapat diuraikan sebagai berikut :
Langkah 1:
Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Pelatihan
Melakukan analisa kebutuhan
pelatihan,
baik kebutuhan
pelatihan
kelembagaan,
kesatuan unit, maupun
individu. Di
sisi lain, langkah ini disertai pula dengan identifikasi sumber daya yang dimiliki sehingga memungkinkan permasalahan tersebut dapat dipecahkan.
Langkah 2: Menguji dan Analisis Jabatan dan Tugas
Menetapkan skala prioritas, dengan
menguji
"bagian atau unit manakah atau siapa saja dan posisi apa saja" yang perlu diprioritaskan dengan jalan
melakukan
analisis jabatan
atau analisis posisi melalui analisis tugas, uraian tugas, dan
analisis spesifikasi tugas, kemudian dilanjutkan dengan analisis terhadap pengetahuan,
keterampilan yang dibutuhkan
untuk memenuhi "standar" yang diharapkan dalam uraian tugas yang ada.
Langkah 3: Klasifikasi dan Menentukan dan Peserta Pelatihan
Berdasarkan hasil analisis jabatan dan tugas, maka dapat menetapkan "siapa"
atau "calon peserta" yang potensial
untuk mengikuti program pelatihan.
Langkah 4: Rumuskan
Tujuan Pelatihan
Dari langkah-langkah tersebut, maka dapat
dilakukan identifikasi
“isi” atau “materi” pelatihan yang diharapkan untuk
dapat memenuhi persyaratan
berdasarkan uraian
tugas
dan
tujuan organisasi.
Langkah 5: Pendesainan Kurikulum dan Silabus Pelatihan
Dalam mendasain kurikulum
dan merencanakan program
pelatihan, hendaknya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan berbagai pihak
terkait, terutama pihak
manajemen untuk memperoleh komitmen lebih jauh guna "menciptakan situasi yang mendukung dalam implementasi dan pasca pelatihan. Hal
ini adalah kunci
keberhasilan program pelatihan.
Langkah 6:
Perencanaan
Program Pelatihan
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam merencanakan program pelatihan,
antara lain: (1) latar belakang
kegiatan, (2) tujuan pelatihan; (3) peserta pelatihan; (4) biaya/sumber
dana; (5) waktu dan tempat pelatihan, (6) jadwal
pelatihan (waktu, materi, dan pemateri); (7) susunan panitia pelaksana; (8)
tata tertib; dan (9) nara sumber.
Langkah 7: Penyusunan dan Pengembangan Kerangka Acuan (TOR)
Penyusunan dan Pengembangan Kerangka Acuan mendeskripsikan tujuan
dan struktur mengenai suatu kegiatan, panitia, pertemuan, negosiasi,
atau kesepakatan
untuk
bekerja sama mencapai tujuan bersama.
Langkah 8: Pelaksanaan Program Pelatihan
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh
penyelenggara pelatihan yang menyangkut komunikasi, logistik, fasilitator,
peserta dan prasarana pendukung lainnya.
Langkah 9: Evaluasi Program Pelatihan
Evaluasi pelatihan dan tindak lanjut sangat penting untuk mengetahui berbagai kekurangan,
kelemahan, dan kelebihan, baik penyelenggaraan pelatihan maupun proses yang terjadi (Stufflebeam & Shinkfield, 1985).
Dalam melakukan
penilaian terdapat
kegiatan
menentukan nilai
suatu
program (judgement).
Langkah 10: Tindak
Lanjut Pelatihan
Melalui evaluasi
dan tindak lanjut, pelatihan dapat diketahui manfaat dan dampaknya.
No comments:
Post a Comment