Cara untuk meningkatkan
keterampilan berbicara menurut Suhartono (2005: 59) meliputi hal-hal di bawah
ini:
a. Membiasakan
untuk berbicara dengan anak
Jika
anak ingin cepat bisa bicara, sebagai orang tua membiasakan diri untuk
berbicara walaupun anak itu masih bayi dan belum bisa bicara. Armstrong
(Suhartono, 2005: 61) menyatakan bahwa “Tidak
akan terlalu dini untuk memulai berbicara kepada anak. Ia menambahkan semakin
sering berbicara dengan anak, maka akan semakin cepat perkembangan jalur
auditoris yang ada di dalam otak anak”.
b.
Memandang mata anak
Melakukan
kontak langsung dengan cara memandang mata anak berarti kita mengajarkan kepada
anak bahasa isyarat dan ekspresi muka yang akan dijadikan bekal untuk
meningkatkan kemmapuan bicara. Hal ini penting terutamma dalam memberi
instruksi dan menyuruh anak-anak.
c. Menghindari
kebiasaan bicara pada anak dengan pengejaan yang dibuat-buat
Ada
kecenderungan seorang ibu mengucapkan kata-kata tertentu kepada anaknya dengan
ucapan yang dibuat-buat. Pengucapan yang demikian mengakibatkan anak tidak
terbiasa mendengarkan ucapan yang sebenarnya. Hal yang demikian menjadikan perkembangan
bahasa anak menjadi lambat. Anak akan belajar lebih akurat dan efisien jika
kita berusaha secara benar dan jelas mengeja setiap kata yang kita ucapkan.
d. Berbicara
apa yang benar-benar dilakukan dan dialami anak
Jika
sebagai orang tua melakukan aktivitas dan diikuti oleh anak, deskripsikanlah
apa yang kita lakukan dan dialami anak. Pada waktu kita sedang memberi makan,
mandi, atau menggendong anak, deskripsikan apa yang dialami anak.
e. Berkata
lebih banyak daripada yang diminta
Jika
anak meminta sesuatu kepada orangtua, sebaiknya orang tua menjawab secara lebih
panjang dan jelas. Kata-kata yang digunakan dalam kalimat orang tua sebaiknya
lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan katakata yang diucapkan anak. Hal
tersebut memungkinkan anak tidak akan mengetahui secara detail, namun beberapa
dari informasi baru itu sudah masuk dalam memorinya. Selain itu, kosa kata anak
akan semakin bertambah banyak.
f. Menggunakan
tata bahasa yang benar dalam berbicara
Pada
periode kritis untuk menguasai tata bahasa terjadi sebelum umur tiga tahun.
Anak anda akan meniru struktur bahasanya sesuai dengan pola-pola yang ia dengar
selama kehidupan sehariannya. Oleh karena itu, gunakan ucapan yang secara tata
bahasa benar.
g. Dengan
lembut membetulkan kesalahan anak
Daripada
menunjuk dengan kasar kesalahan ejaan dan tata bahasa seorang anak, orang bisa
menawarkan pembenaran yang lembut namun efektif sebagai bagian dari percakapan.
Setiap anak akan meniru bentuk tata bahasa yang benar dan membetulkan kesalahan.
h. Melakukan
percakapan dengan anak
Kadang-kadang
dalam percakapan ada kalanya kita menggunakan bahasa isyarat atau
gerakan-gerakan anggota badan. Anak mungkin tidak akan menggunakan kata-kata,
namun ia dapat berpartisipasi dalam percakapan yang saling mengisi. Ikutlah
ambil bagian ketika berbicara atau berinteraksi dengan anak. Saling bertukar
senyum atau kata-kata dari canda merupakan langkah awal, namun hal itu penting
bagi anak untuk mempelajari struktur dasar percakapan.
i.
Tidak memaksa anak
menghafalkan kata
Mengahafalkan
kata merupakan bagian dari kegiatan anak sehari-hari. Anak biasanya senang
menghafal kata-kata tertentu yang baru dikenalnya. Kesadaran untuk menghafal
kata pada diri anak untuk muncul bila ada rangsangan. Sebaiknya tidak memaksa
anak untuk menghafal kata. Usahakan anak sadar sendiri akan kebutuhan kata-kata
baru yang belum diketahuinya.
j.
Berhati-hati dengan
infeksi telinga
Anak-anak
yang memiliki penyakit kronis atau kambuhan sebelum berumur empat tahun akan
mengalami kehilangan pendengaran secara temporal yang dapat mengganggu
perkembangan kemampuan bicara dan kemampuan membaca. Anak-anak ini mungkin
tidak akan mampu membedakan antara suara tertentu, seperti “eh” dan “sih” tanpa
melalui terapi ucapan. Apabila anak menderita infeksi telinga yang kronis,
hati-hati dengan gejala hilangnya pendengaran.
Berdasarkan uraian di
atas, para orangtua dan guru dapat mengetahui cara untuk meningkatkan
keterampilan berbicara yang terdiri dari membiasakan berbicara dengan anak,
memandang mata anak, menghindari kebiasan bicara anak dengan pengejaan,
bicarakan apa yang benar-benar dialami, memberikan banyak informasi kepada
anak, tata bahasa yang benar dalam berbicara, membetulkan kesalahan pada
pengucapan anak, percakapan dengan anak, jangan memaksa anak menghafalkan kata,
dan hati-hati dengan infeksi pada telinga anak.
No comments:
Post a Comment