Tuesday, July 5, 2022

Konsep dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

 

Konsep Belajar Mengajar

            Belajar adalah sebuah proses perubahan yang terjadi pada diri manusia dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak pandai menjadi pandai, dari tidak tahu menjadi tahu. Proses perubahan itu memerlukan waktu yang berbeda pada diri seseorang atau individu.

Menurut  Slameto (2010:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

 

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

            H.C. Witherington (1986:2&5) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam diri seseorang. Orang yang belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum ia melakukan perbuatan belajar itu. Perubahan ini dapat meliputi macam dirinya, atau pengetahuannya, atau apa yang dapat dilakukannya.

Menurut  Slameto (2010:3-4) ada beberapa ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu:

1.    Perubahan terjadi secara sadar

2.    Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

3.    Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4.    Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

5.    Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

6.    Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

 

Masih menurut Slameto (2010:5) jenis-jenis belajar, penulis hanya mengambil 4 dari 11 jenis-jenis belajar, yaitu:

  1. Belajar Global/keseluruhan (global whole learning)

Di sini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya; lawan dari belajar bagian. Metode belajar ini sering juga disebut metode Gestalt.

  1. Belajar laten (latent learning)

Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera, dan oleh karena itu disebut laten. Selanjutnya eksperimen yang dilakukan terhadap binatang mengenai belajar laten, menimbulkan pembicaraan yang hangat di kalangan penganut (reinforcement) dalam belajar. Rupanya penguat dianggap oleh penganut behafiorisme ini bukan faktor atau kondisi yang harus ada dalam belajar. Dalam penelitian mengenai ingatan, belajar laten ini diakui memang ada yaitu dalam bentuk belajar insidental.

  1. Belajar mental (mental learning)

Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi di sini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Ada tidaknya belajar mental ini sangat jelas terlihat pada tugas-tugas yang sifatnya motoris. Sehingga perumusan operasional juga menjadi sangat berbeda. Ada yang mengartikan belajar mental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku orang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain dan lain-lain.

  1. Belajar Prodektif (productive learning)

R. Bergius (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila individu mampu menstransfer prinsip menyelesaikan satu personal dalam satu situasi ke situasi lain.

            Dari beberapa pendapat di atas, bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan menyeluruh, gurulah sebagai pemeran utama. Belajar dan mengajar yang efektif yaitu perlunya bimbingan, kondisi dan strategi belajar, dan metode belajar. Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar, sedangkan belajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula.

 Dalam belajar siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Sedangkan mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Menurut Slameto (2010:92) guru memiliki tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan siswanya.

Corey (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Menurut Dimyati dan Moelyono (dalam Sagala, 2003:62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Lebih lanjut, UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi penegetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersumber dari luar diri siswa (ekstren) atau dari dalam diri siswa (intern). Nana Saodih mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu:

a.    Faktor Lingkungan

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri siswa, baik faktor maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosial psikologis yang ada dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. Termasuk faktor fisik dalam lingkungan keluarga adalah keadaan rumah dan ruangan tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah juga suasana lingkungan di sekitar rumah.

Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting begi perkembangan belajar pada siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah, seperti lingkungan kampus, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar dan sebagainya. Guru-gurunya serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan ko-kurikuler dan sebagainya.

Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para siswanya.

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap semangat dan aktifitas belajar siswa. Lingkungan masyarakat di mana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajar siswa. Oleh karena itu, guru selaku pendidik dan pengajar di sekolah diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa bersemangat dalam melakukan aktivitas belajarnya.

b.    Faktor-Faktor Dalam Diri Individu

Banyak faktor yang ada dalam diri individu atau si pelajar yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya. Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek fisiologis dan aspek psikologis.

1)        Faktor-Faktor Fisiologis Dalam Belajar

Faktor-faktor fisiologis mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Tiap orang memilik fisik yang berbeda, ada yang tahan belajar selama lima jam atau enam jam terus-menerus tetapi ada juga yang hanya tahan satu dua jam saja. Kondisi fisik menyangkut ketahanan tubuh, kelengkapan dan kesehatan panca indera baik penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Indera yang paling penting dalam belajar adalah penglihatan dan pendengaran. Seseorang yang penglihatan dan pendengarannya kurang baik akan berpengaruh kurang baik pula terhadap usaha dan hasil belajarnya. Jelasnya kesehatan merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan belajar.

2)        Faktor-Faktor Psikologis Dalam Belajar

Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar memiliki pengaruh yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Faktor-faktor psikologis dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian, proses belajar mengajar itu akan berhasil baik, kalau didukung oleh faktor-faktor psikologis dari si pelajar.

Ada berbagai model klasifikasi faktor psikologis yang diperlukan dalam kegiatan. Thomas F. Staton dalam (Sardiman, 2005 : 39) mengemukakan enam macam faktor psikologis yaitu : a) motivasi, b) konsentrasi, c) rekasi, d) organisasi, e) pemahaman, dan f) ulangan.

Di samping enam macam faktor psikologis yang diuraikan di atas, masih ada rumusan-rumusan lain mengenai dorongan untuk belajar pada diri seseorang. Ada yang mengklasifikasikan faktor-faktor psikologis dalam belajar itu adalah sebagai berikut: a) perhatian, b) pengamatan, c) tanggapan, d) fantasi, e) ingatan, f) berpikir, g) bakat, h) motif.

Selanjutnya Sagala (2003:57) mengemukakan syarat agar peserta didik berhasil dalam belajar yaitu: (1) kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, (2) menimbulkan minat yang tinggi terhadap pelajaran, (3) bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai potensinya, (4) menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang menjadi lanjutannya, (5) menguasai salah satu bahasa asing, (6) stabilitas psikis, (7) kesehatan jasmani (8) lingkungan yang tenang, (9) kehiduapan ekonomi yang memadai, (10) menguasai teknik belajar di sekolah dan di luar sekolah.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive