Sebagai suatu
komoditi, laporan keuangan yang dihasilkan sendiri oleh manajemen, yang
kegunaannya akan dikonsumsi oleh banyak pihak, harus disajikan dengan cara-cara
dan prosedur-prosedur tertentu berdasarkan suatu pedoman yang berlaku. Jadi,
penyajian laporan keuangan tidak bisa secara operasional tanpa mengikuti aturan
tersebut. Seuatu penyelenggaraan sistem adanya catatan akuntansi harus mencakup
keseluruhan aktifitas yang dibutuhkan untuk memberikan kepada manajemen
berbagai macam informasi untuk perencanaan, pengendalian dan pelaporan keadaan
serta operasi perusahaan.
Laporan
keuangan pada dasarnya adalah suatu rangkuman dari keseluruhan aktifitas yang
dapat menaikkan ataupun menurunkan berbagai aktiva, kewajiban, dan modal
perusahaan selama suatu peri ode tertentu. Proses penyajian terdiri dari dua
tahap. Tahap pertama disebut tahap pencatatan (recording phase) sedangkan lahar
kedua adalah tahap pengikhtisaran (summmarizing phase).
Masing-masing
tahap saling berkaitan dan tidak bisa saling mendahului karena tidak mungkin
laporan keuangan disusun tanpa adanya suatu aktifitas. Tahap-tahap ini yang
dikenal dengan istilah proses akuntansi atau siklus akuntansi. Pada tahap
pencatatan, ada tiga langkah yang dijalani, yaitu:
a. Analisis atau transaksi dan kejadian-kejadian
terpilih lainnya tidak semua transaksi akan dicatat, namun harus dilakukan
seleksi terhadap suatu kejadian, apakah akan diakui dalam laporan keuangan atau
tidak. Setelah itu transaksi tcrpilih tersebut didokumentasikan, akan dijadikan
dasar pembuatan catatan asli dari setiap transaksi.
b. Pencatatan transaksi. Dengan
berdasarkan dokumen-dokumen diatas, masing-masing transaksi dicatat secara
berurutan (kronologis) didalam buku harian. Buku harian yang digunakan dapat
memakai buku harian khusus atau buku harian umum
c. Pemindahan transaksi kedalam buku
besar. Setelah masing-masing transaksi dicatat dibuku harian, selanjutnya
dimasukkan kedalam akun-akun yang sesuai pada buku besar dan buku tambahan.
Selanjutnya, pada tahap
pengikhtisaran, rangkaian langkah yang dilakukan adalah:
a. Pembuatan neraca sisa dari
akun-akun buku besar. Neraca sisa menyajikan suatu ringkasan informasi yang
diklasifikasikan dibuku besar, dan juga merupakan suatu pengkoreksian umum atas
keakuratan pencatatan dan pemindahan ke buku besar.
b. Penyesuaian atas beberapa
akun-akun agar dengan tanggal bersangkutan.
Sebelum laporan keuangan dapat
disusun semua informasi yang dapat dipertanggung jawabkan dan belum tercatat
mesti ditetapkan. Penyesuaian harus dibukukan (pada kertas kerja) sehingga
akun-akun akan sudah sesuai dengan keadaan saat bersangkutan sebelum penyusunan
laporan keuangan dilaksanakan.
c. Penyusunan laporan keungan
Intormasi mengenai ikhtisar kegiatan pada kertas kerja termasuk
perubahan-perubahan dalam posisi keuangan akan menjadi dasar disusunnya laporan
keuangan untuk periode berjalan.
d. Penutupann akun-akun yang bersifat
sementara. Seluruh saldo-saldo akun persediaan (bila perusahaan menggunakan
sistem persediaan periodik), diutup akun-akun ikhtisarkan yang bersangkutan
"dan selanjutnya dipindahkan ke akun kekayaan pemilik.
e. Pembuatan neraca sisa setelah
penutup. Dilakukan untuk menentapkan kesamaan antara debet dan kredit setelah
pembukuan ayat-ayat penyesuaian dan penutup.
f. Pembalikan akun-akun tertentu.
Langkah ini tidak harus ditempuh, namun kerap kali diperlukan sebagai suatu
cara untuk memudahkan pencatatan dan penyesuaian pada periode selanjutnya.
Adapun akun-akun ditangguhkan (deferred item) dan akun-akun antisipasi (accured
item).
Prosedur-prosedur
ini merupakan suatu siklus lengkap yang lazimnya dilaksanakan dalam setiap
periode fiskal.
No comments:
Post a Comment