Menyunting
Ejaan (Huruf Kapital dan Tanda Baca)
Menyunting tulisan dapat diartikan
memperbaiki tulisan. Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan
berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau
sebagian. Ada 3 tahapan dalam menyunting, yakni membaca cermat, menandai yang salah,
dan memperbaiki kesalahan. Pada tahap awal, penyuntingan dapat difokuskan
kepada aspek penulisan ejaan, khususnya penulisan huruf kapital dan tanda
baca.
Huruf kapital atau huruf besar
merupakan huruf yang penulisannya diatur dalam kaidah ejaan. Selain huruf
kapital, kaidah ejaan juga mengatur penulisan huruf miring, kata, unsur
serapan, dan tanda baca. Dalam hal yang terakhir ini, tanda baca meliputi tanda
titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda
hubung (-), tanda pisah (--), tanda elipsis (…), tanda tanya (?), tanda seru
(!), tanda kurung ( (…) ), tanda kurung siku ([ ]), tanda petik (“…”), tanda
petik tunggal (‘…’), tanda garis miring (/), tanda penyingkat atau Apostrof
(‘).
Menyunting
Kata
Kegiatan
menyunting sangat penting bagi penulis. Hal ini karena penulislah yang tahu
betul seluk-beluk tulisannya. Namun, menyunting juga dapat dilakukan oleh orang
lain. Usaha peningkatan kemampuan menyunting membutuhkan serangkaian pelatihan
secara bertahap. Salah satu hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan
kemampuan menyunting di antaranya adalah pengenalan terhadap kaidah penulisan
kata dan pemilihan kata.
Kaidah
penulisan kata meliputi kaidah penulisan kata dasar, kata turunan, bentuk
ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata si dan sang, partikel,
singkatan dan akronim, serta angka dan lambang bilangan. Adapun pemilihan kata
yang cermat dapat didasarkan tiga tolok ukur, yaitu (1) ketepatan, (2)
kebenaran, dan (3) kelaziman. Kata yang tepat adalah kata yang dapat
mengungkapkan gagasan atau makna secara tepat. Kata yang benar adalah kata yang
ditulis sesuai dengan bentuk yang benar. Kata yang lazim adalah kata yang biasa
digunakan untuk mengungkapkan gagasan tertentu (Depdikbud 1995:56).
Memperhatikan 3 hal di atas, dalam menyunting tulisan dituntut dapat melihat
penggunaan kata dalam sebuah tulisan sudah tepat, sesuai, benar, dan lazim.
Menyunting Kalimat
Menyunting tulisan dapat diartikan
memperbaiki tulisan. Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan
berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau
sebagian. Ada tiga tahapan dalam menyunting, yakni membaca cermat, menandai
yang salah, dan memperbaiki kesalahan. Dalam tulisan ilmiah, penyuntingan perlu
dilakukan dalam lingkup kalimat, khususnya mengenai kebakuan kalimat yang ada.
Kalimat baku memiliki ciri: (a)
fungsi gramatikal kalimat jelas, (b) hemat, (c) bernalar, dan (d) bebas dari
pengaruh struktur bahasa daerah maupun bahasa asing. Selain itu, kebakuan
kosakata dan istilah yang dikandung dalam sebuah kalimat juga akan sangat
berpengaruh terhadap kebakuan kalimat.
Menyunting
Paragraf
Menyunting tulisan dapat diartikan
memperbaiki tulisan. Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan
berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau
sebagian. Ada tiga tahapan dalam menyunting, yakni: membaca cermat, menandai
yang salah, dan memperbaiki kesalahan. Penyuntingan dapat difokuskan kepada
paragraf yang di dalamnya dapat juga berkaitan dengan penulisan kalimat, frasa,
kata atau ejaan. Sebuah
paragraf dikatakan baik jika mengandung lima ciri, yakni: kesatuan, kepaduan,
konsistensi sudut pandang, ketuntasan, dan kerunutan.
No comments:
Post a Comment