Monday, May 18, 2020

Pembelajaran Matematika dengan Model NCTM



Pada hakekatnya pikiran dan perilaku manusia berubah dari waktu ke waktu baik secara perorangan maupun secara kelompok melalui pembelajaran. Dalam suatu pendidikan juga mengalami hal serupa bahwa hasil belajar khususnya matematika pada siswa masih belum baik dan belum memuaskan. Karena dalam pendidikan menginginkan yang lebih baik dan perlu untuk meningkatkan kualitas (mutu) hasil belajar matematika siswa.
Dunia pendidikan sudah berupaya memperbaiki mutu hasil belajar siswa khususnya matematika dengan memasukkan unsur-unsur pandangan yang bermacam–macam. Namun hasil belajar siswa belum memuaskan dan jauh dari harapan. Kurikulum 2004 (KBK) mengambil  pandangan konstruktivisme sebagai dasar penyusun pembelajaran. Dalam hal ini, konstruktivisme menganggap bahwa:
1.  Pengetahuan tidak dapat ditransfer tetapi harus dibangun sendiri oleh siswa dalam pikirannya
2.  Belajar menjadi lebih efektif apabila siswa berinteraksi dengan orang lain
3.  Belajar menjadi lebih efektif apabila pengetahuan baru dikaitkan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa sebelumnya
4. Matematika dipandang sebagai kegiatan / aktivitas manusia (human Activity)
5.  Dalam pelaksanaan pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator dan mediator.[1]
Sesuai dengan pandangan konstruktivisme bahwa matematika dianggap sebagai kegiatan siswa / aktivitas siswa maka seorang guru perlu menyediakan tugas atau masalah  yang dapat memberi kesempatan pada siswa untuk mengkonstruksi (membangun) matematika dalam pikirannya. Agar siswa dapat melaksanakan tugas tersebut, guru perlu menata lingkungan baik fisik maupun non fisik. Interaksi antara siswa dengan guru harus dibangun dengan wacana–wacana dari siswa tentang penyelesaian tugas yang diberikan. Disini guru perlu menganalisis dari hasil wacana siswa supaya dapat merefleksikan apa yang telah dilakukan oleh siswa dalam pembelajaranya. Dengan bimbingan dari guru yang mengikuti jalan pikiran siswa, sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Dan alternatif pendekatan yang dimaksud adalah pembelajaran model NCTM.
NCTM merupakan singkatan dari “National Council of Theacher of Mathematics”. NCTM merupakan sebuah organisasi guru dan pendidik matematika di Amerika Serikat.[2] Disini NCTM memberikan masukan dan kontribusi yang sangat besar terhadap dunia pendidikan khususnya dalam bidang matematika. Selain ingin mengadakan perubahan guru  menjadi lebih profesional sesuai dengan kemajuan jaman, faktor lain yang mendukung dibentuknya NCTM adalah menginginkan perubahan dalam metode pembelajaran matematika yang selama ini sedikit siswa yang berprestasi diberbagai kompetisi internasional matematika.[3]
Rekomendasi untuk perubahan matematika sekolah, yang saat ini menyarankan pentingnya peran siswa dalam pemecahan masalah. NCTM menyatakan bahwa “problem solving must be the focus of school mathematics”.[4] Artinya, “pemecahan masalah seharusnya menjadi fokus utama dari kurikulum matematika”. Standar pemecahan masalah menurut NCTM meliputi :
  a. Penyelesaian masalah dilingkungan siswa atau pada matematika
b. Pembangunan konsep matematika dengan wacana siswa melalui
    pemecahan masalah
c. Penggunaan berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah dengan alat /  
    lingkungan
d. Pemantauan atau analisis kerja siswa dalam pemecahan masalah.[5]
Jadi menurut NCTM pembelajaran matematika perlu memiliki 4 komponen, yaitu 1) Tugas, 2) wacana, 3) lingkungan dan 4) Analisis.
1. Tugas menyediakan matematika bagi nsiswa dan dapat berupa pertanyaan, proyek, masalah, konstruksi, aplikasi, atau soal latihan
2. Wacana meliputi cara mempresentasikan, berfikir, berbicara, menyetujui, tidak menyetujui yang digunakan oleh guru dan siswa dalam membicarakan penyelesaian suatu tugas
3.  Lingkungan meliputi lingkungan fisik dan non-fisik. Lingkungan fisik berupa ruang alat dan penatanya. Lingkungan non-fisik menggambarkan penataan untuk belajar yaitu intelektual, sosial dan ciri-ciri fisik yang dapat membentuk cara mengetahui dan bekerja.
4. Analisis adalah refleksi sistematis yang dilakukan guru yang merupakan kegiatan inti untuk memonitor kehidupan kelas yang sedang berlangsung.[6]


              [1] Sutawijaya, Pembelajaran Matematika Konstruktivisme...,  hal. 2
              [2] John A Van Walle, Elementery and Middel School Mathematics,(Alih bahasa oleh Suyono, Matematika dasar dan menengah, “Pengembangan Pengajaran”,(Jakarta : Erlangga, 2006), hal. 1
              [3] Ibid., hal. 1
              [4] Sobel dan Malettsky, Mengajar Matematika..., hal. 60
              [5] Yuwono, Pembelajaran Matematika..., hal. 14
                [6] Sutawijaya, Pembelajaran Matematika Konstruktivisme..., hal. 3

1 comment:

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive