Mekanisme Kontraksi Otot
Pada tingkat
molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen
aktin dan myosin. Kontraksi otot terjadi pergeseran miofilamen tebal dan tipis
serta pemendekan sarkomer dan serat otot, tetapi tidak diikuti oleh pemendekan
pada miofilamen. Kepala dari molekul miosin melekat pada filamen aktin yang
berada di sebelahnya. Filament aktin yang tertambat pada garis Z kemudian
melakukan serangkaian gerakan menarik ke arah medial sehingga mengakibatkan
jarak antara kedua garis Z yang merupakan ujung dari sarkomer tersebut menjadi
mengecil dan terjadilah yang disebut dengan kontraksi otot.
Siklus kontraksi otot memiliki tahapan yang saling
berkaitan dimulai dengan adanya ion kalsium pada zona overlaping. Ion kalsium
tersebut akan berikatan dengan troponin yang akan terikat kuat antara aktin dan
kompleks troponin-tropomiosin jauh dari site yang aktif pada aktin dan
menyebabkan interaksi dengan kepala myosin. Ketika active site sudah terpapar kepala miosin akan mengikat active site
untuk membentuk cross-bridges.
Setelah terbentuk formasi cross-bridges energy yang sudah tersimpan di dalam
zona istirahat akan dikeluarkanseperti kepala myosin pada line M. Reaksi ini
disebut dengan power stroke, ketika
hal ini terjadi maka akan terbentuk ikatan antara Adenosin Difosfat (ADP)dengan
kelompok fosfat
Mekanisme Kelelahan
Otot
Kelelahan
otot di definisikan sebagai kegiatan otot untuk mempertahankan atau
menghasilkan kekuatan yang diperlukan atau hilangnya kemampuan otot untuk
berkontraksi menghasilkan kekuatan. Kelelahan lebih sering di artikan sebagai
menurunnya kapasitas otot dalam menghasilkan kekuatan dan kecepatan
kontraksinya juga diikuti melambatnya relaksasi otot.19
Aktivitas yang dapat menyebabkan adanya kelelahan otot
yaitu: salah satunya pada seorang atlet menjalani latihan yang keras melebihi
batas-batas kemampuan fisiologi dan psikologi mereka.20 Adapun
aktivitas lain yang dapat menimbulkan kelelahan pada otot salah satunya yaitu,
pekerja dengan system manual handling
seperti pekerja tenun kain sarung, pekerja pemintalan benang. Berdasarkan hasil
penelitian Ahmad Muizzudin (2013) bahwa sekitar 60% tenaga kerja mengeluhkan
adanya kelelahan pada saat bekerja dan setelah bekerja yang mengakibatkan
timbulnya kelelahan pada otot pekerja tersebut.
Kelelahan
otot dapat bersifat lokal maupun menyeluruh,
menurut Saryono (2011) mengatakan otot yang lelah adalah otot yang tidak
mampu untuk berkontraksi. Ketidak mampuan otot tersebut dalam berkontraksi
disebabkan oleh gangguan:
1.
Sistem saraf,
yaitu saraf tidak dapat mengirimkan impuls ke otot-otot yang bersangkutan.
2.
Tempat bertemu
saraf dan otot (neuromuscular junction)
tidak dapat menghantarkan impuls dari saraf motor ke otot.
3.
Mekanisme
kontraksi yang tidak dapat mengeluarkan tenaga.
4.
Sistem saraf
pusat yaitu otot dan sumsum tulang belakang untuk menimbulkan rangsangan maupun
menghantar rangsangan.
Upaya untuk mengatasi
adanya kelelahan otot adalah perlakuan yang dapat menyebabkan adanya regangan
pada otot yang berkontraksi terus menerus. Hal ini yang akan menyebabkan
timbulnya mekanisme lepas aktin-miosin sehingga terjadi pengurangan penggunaan Adenosin triphosfat (ATP) sehingga akan
mengurangi adanya kelelahan otot.
No comments:
Post a Comment