Monday, May 18, 2020

TELADAN SEORANG YUSUF


Dalam kitab Perjanjian Lama, siapa yang tidak mengenal tokoh yang satu
ini? Ya, ia adalah Yusuf, anak emas Yakub dari Rahel. Yusuf lahir di
masa tua Yakub. Yakub sangat menyayangi Yusuf lebih dari saudara-
saudaranya yang lain sehingga ia membuatkan Yusuf jubah mahaindah
(Kejadian 37:3). Itulah yang menjadi alasan saudara-saudara Yusuf
membenci dia. Selain itu, Yusuf juga dibenci oleh saudara-saudaranya
karena mimpinya. Saat masih belia, usia 17 tahun, Yusuf telah menerima
visi Tuhan melalui mimpi. Ada dua mimpi Yusuf.

Yang pertama adalah mimpi Yusuf tentang berkas-berkas gandum Yusuf
yang tegak berdiri, lalu datanglah berkas-berkas gandum saudaranya
yang lain dan sujud menyembah berkas-berkas gandum Yusuf. Kedua, mimpi
tentang matahari, bulan, dan sebelas bintang yang menyembah Yusuf.
Mimpi-mimpi itu membuat saudara-saudaranya semakin membenci Yusuf.
Puncak dari kebencian saudara-saudara Yusuf adalah pada saat Yusuf
diminta ayahnya untuk melihat saudara-saudaranya yang sedang berada di
padang untuk menggembalakan kambing domba. Setelah bertemu dengan
saudara-saudaranya, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur yang kering, lalu
dijual kepada orang Ismael dan dibawa ke Mesir untuk dijual sebagai
budak.

Di Mesir, ia dibeli oleh seorang perwira bernama Potifar. Yusuf
diberkati Tuhan sehingga ia menjadi kesayangan di rumah Potifar dan
mendapat kepercayaan untuk mengurus segala yang ada di rumahnya.
Namun, itu bukan berarti kehidupan Yusuf di rumah Potifar tanpa
masalah. Ia difitnah oleh istri Potifar sehingga ia dimasukkan ke
dalam penjara istana. Di dalam penjara, ia mendapat kepercayaan untuk
menjadi penjaga di penjara itu. Saat tinggal di penjara, ia bertemu
dengan juru minum dan juru roti raja yang masing-masing mendapatkan
sebuah mimpi. Mimpi mereka diartikan dengan tepat oleh Yusuf. Singkat
cerita, juru minum raja dikembalikan ke jabatannya semula, tetapi juru
roti dihukum mati, sesuai dengan tafsiran mimpi yang Yusuf sampaikan.
Sesudah dua tahun berlalu, Firaun bermimpi dan mempertanyakan arti
mimpi tersebut. Juru minum teringat akan Yusuf dan menyampaikannya
kepada raja. Kemudian, Firaun pun memanggil Yusuf dan Yusuf berhasil
menafsirkan mimpi sang raja. Akhirnya, Yusuf menjadi orang kedua di
Mesir. Setelah datang bencana kelaparan, bertemulah Yusuf dengan
saudara-saudaranya. Dan, saat itulah, Yusuf menyatakan bahwa ia sudah
mengampuni saudara-saudaranya, hingga saudara-saudara Yusuf sujud di
hadapannya.

Begitulah kisah seorang Yusuf. Sebagai anak muda, kita pasti bisa
belajar banyak dari sikap dan karakter yang ditunjukkan Yusuf. Setiap
proses yang Tuhan berikan telah membentuk Yusuf menjadi pribadi yang
sanggup berkontribusi bagi bangsanya. Mari kita belajar dari sikap dan
karakter Yusuf.

1. Takut akan Tuhan

Sikap ini ditunjukkan oleh Yusuf ketika ia menjadi budak di rumah
Potifar. Saat ia digoda oleh istri Potifar, ia segera berlari
meninggalkan istri Potifar. Ia berusaha untuk hidup kudus dan
senantiasa menjaga kekudusannya di hadapan Tuhan. Hidup kudus dan
berkenan di hadapan Allah menjadi kerinduan utama Yusuf dalam
hidupnya.

2. Mengasihi dan Mengampuni

Yusuf tidak menyimpan kepahitan terhadap keluarganya. Sekalipun ia
dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya, ia tetap mengampuni
mereka. Yusuf bahkan senang karena bisa bertemu kembali dengan
keluarganya. Ia juga mengasihi bangsanya sehingga berusaha menolong
mereka untuk keluar dari bencana kelaparan yang terjadi saat itu.

3. Mengandalkan Tuhan

Setiap hal yang Yusuf lakukan senantiasa mengutamakan Tuhan sehingga
Tuhan berkarya dengan membuat Yusuf berhasil dalam setiap hal yang
dikerjakannya. Tuhan menjadi satu-satunya Pribadi yang selalu hadir
dalam hidup Yusuf setelah ia dijual ke Mesir. Hubungan Yusuf dengan
Tuhan semakin intim sehingga memampukannya berserah kepada Tuhan dalam
menjalani hari lepas hari. Bahkan, Yusuf difitnah dan dimasukkan ke
dalam penjara karena dituduh melakukan hal yang tidak senonoh kepada
istri majikannya, Potifar. Ketidakadilan ini diterima oleh Yusuf, dan
Tuhan memberkati Yusuf sehingga di dalam penjara pun ia menjadi
kesayangan kepala penjara.

4. Bertanggung Jawab

Karakter bertanggung jawab dapat kita temui dalam hidup Yusuf. Saat
melakukan tugasnya, ia selalu melaksanakannya dengan sepenuh hati dan
bertanggung jawab sehingga ia diangkat menjadi kepala rumah tangga dan
kepala di penjara, bahkan menjadi orang kedua yang berkuasa atas
Mesir. Sikap tanggung jawab ini juga yang akhirnya membawa Yusuf
bertemu dengan keluarganya.

Sikap dan karakter yang dimiliki Yusuf ini menjadi teladan yang pantas
kita contoh. Banyak di antara kita, remaja dan pemuda, masih bimbang
dalam mencari identitas diri, tetapi melalui artikel ini kita
diajarkan dan ditunjukkan bagaimana sikap yang harus kita miliki.
Karakter Yusuf di atas setidaknya membuka mata kita untuk mempunyai
hidup yang berkenan kepada Allah dan memancarkan karakter Kristus
dalam kehidupan kita.

Sumber bacaan:
3. "Teladan Yusuf Teguh di tengan Tekanan". Dalam http://artikelkristen.com/teladan-yusuf-teguh-di-tengah-tekanan.html

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive