Perencanaan
pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagaimana dijelaskan
Sanjaya (2013:35) sebagai berikut:
a. Fungsi
kreatif. Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat
memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang
terjadi. Melalui umpan balik itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki
program. Secara kreatif, guru akan selalu memperbaiki berbagai kelemahan dan
menemukan hal-hal baru.
a. Fungsi
inovatif. Mungkinkah suatu inovasi pembelajaran akan muncul tanpa direncanakan,
atau tanpa diketahui terlebih dahulu berbagai kelemahan? Tidak, bukan? Suatu
inovasi hanya akan mungkin muncul seandainya guru memahami adanya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan itu hanya mungkin dapat ditangkap,
manakala guru memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis. Proses
pembelajaran yang sistematis itulah yang direncanakan dan terprogram secara
utuh. Dalam kaitan inilah perencanaan memiliki fungsi inovasi.
b. Fungsi
selektif. Adakalanya untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran pembelajaran guru
dihadapkan berbagai pilihan strategi. Melalui proses perencanaan maka guru
dapat menyeleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif dan efisien untuk
dikembangkan. Tanpa suatu perencanaan tidak mungkin dapat menentukan pilihan
yang tepat. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi
pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui proses
perencanaan maka guru dapat menentukan materi mana yang sesuai dan materi mana
yang tidak sesuai.
c. Fungsi
komunikatif. Suatu perencanaan yang memadi harus dapat menjelaskan kepada
setiap yang terlibat, baik kepada guru, siswa, kepala sekolah bahkan kepada
pihak eksternal seperti kepada orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan
harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik tentang tujuan dan hasil
yang ingin dicapai, strategi atau rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan. Oleh
sebab itu perencanaan memiliki fungsi komunikasi.
d. Fungsi
prediktif. Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat
menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai
dengan program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat
menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi. Di samping itu, fungsi
prediktif dapat menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
e. Fungsi
akurasi. Sering terjadi, guru merasa kelebihan bahan pelajaran sehingga merasa
waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari
siswa. Akibatnya proses pembelajaran tidak normal lagi, sebab kriteria
keberhasilan diukur dari sejumlah materi pelajaran yang telah disampaikan
kepada siswa tidak perduli apakah materi itu dipahami atau tidak. Perencanaan
yang matang dapat menghindari hal seperti itu, sebab melalui proses perencanaan
guru dapat menakar setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan
pelajaran tertentu. Guru dapat menghitung jam pelajaran efektif, melalui
program perencanaan.
f. Fungsi
pencapaian tujuan. Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, akan tetapi
membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh bukan hanya berkembang dalam aspek
intelektual saja, akan tetapi juga dalam sikap dan keterampilan. Dengan
demikian pembelajaran memiliki dua sisi yang sama pentingnya yaitu sisi hasil
belajar dan sisi proses belajar. Melalui perencanaan kedua sisi pembelajaran
dapat dilakukan secara berimbang.
g. Fungsi
kontrol. Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Melalui
perencanaan dapat ditentukan sejauhmana materi pelajaran telah dapat diserapkan
oleh siswa, materi mana yang sudah dan belum dipahami oleh siswa. Dalam hal
inilah perencanaan berfungsi sebagai kontrol yang selanjutnya dapat memberikan
balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya
(Sanjaya, 2013:35).
No comments:
Post a Comment