Wednesday, September 21, 2022

Makalah Tentang Stres

 

 

A. Stress

 

1. Pengertian

Stress secara harfiah berarti suatu tekanan, baik pada aspek jasmani maupun rohani. Stress juga dapat diartikan sebagai sesuatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendidri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya pelaksanaan kerja mereka.

 

2. Dinamika, Penyebab dan Akibat Stress

a. Dinamika Stress

Stress terjadi ketika pertemuan antara tuntutan-tuntutan (baik dari dalam maupun dari luar diri) dengan sumber beban yang di rasakan seseorang. Jika stress sudah menjadi distress maka stress akan menjadi stressor bagi individu pada situasi ini individu akan terbebani oleh stress yang dating pada dirinya kemudian ia akan melakukan rekognisi, yakni upaya melakukan pemahaman atau penilaian terhadap stress yang menghampirinya. Setelah individu melakukan proses rekognisi, ia akan melakukan coping strategies, yakni proses pemunculan prilaku sebagi respon atas stress yang menghampirinya.

Dalam kehidupan sehari-hari di PAUD mungkin tidak semua peserta didik mampu melakukan rekognisi dengan tetap terhadap tuntutan sekolah. Misalnya, guru setiap hari memberikan tugas untuk di rumah. Artinya tugas guru berubah sebagai stressor. Wujudnya ia tidak melakukan tuntutan lingkungan dengan baik, yang dalam konteks ini adalah tugas. Tetapi mungkin ada juga peserta didik yang menganggap tugas guru sebagai latihan untuk lebih mencerdaskan dirinya. Wujudnya adalah mengerjakan tugas sepenuh hati sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.

 

b. Penyebab Stress

Stress dapat disebabkan karena :

1) Lingkungan fisik yang terlalu menekan

2) Kurangnya control yang dirasakan

3) Kurangnya hubungan interpersonal

4) Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan

 

 

c. Akibat Stress

Stress dapat menyebabkan perasaan negative atau yang berlawanan dengan apa yang diingninkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Stress dapat mengganggu cara sesorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan masalah, berfikir secara umum dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor. Stressor ialah stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat diklasifikasikan menjadi :

1) Sebagai stressor internal Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, misalnya kondisi sakit, menopause dan lain-lain.

2) Sebagai stressor eksternal Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang atau lingkungan, misalnya kematian anggota keluarga, masalah di sekolah dan lain-lain.

3) Cara penanganan stress

 

Cara peanganan stress yang tudak seimbang dapat melalui 3 langkah kegiatan, sebagai berikut

·         Langkah pertama disebut langah pengertian yang memiliki kegiatan peran serta menderita stress secara aktif dalam pengumpulan informasi yang sesuai untuk memahami sumber penyebab stress beraksi kepada dirinya.

·         Langkah kedua adalah langkah latihan dan pengulangan. Dalam langkah ini penderia diajari sebuah variasi keterampilan-keterampilan penanggulangan stress, yang terentang dari perubahan pola berpikir bersamaan dengan kehadiran suatu stress kepada relaksasi progesif (persantaian yang membangun ketenangan).

·         Ketiga langkah penerapan dan pengulangan. Dalam hal ini penderita menerapkan keterampilan-keterampilan penanggulangan stress yang telat di peroleh dari langkah kedua, yang ketepatannya disesuaikan dengan tuntutan situasi. Selanjutnya dalam langkah pengulangan dan penerapan penderita menerapkan keterampilan-keterampilan yang diperolehnya secara lebih meningkat pada situsi-situasi yang lebih sulit.

 

3. Konsep Stress Sekolah

Setelah penjelasan stress secara umum di atas, karena kami mengambil ruang lingkup sekolah maka ada yang di sebut dengan konsep stress sekolah.

 

1) Pengertian Stress Sekolah

Stress sekolah adalah stress siswa yang bersumber dari tuntutan sekolah. Tututan sekolah ini lebih difokuskan pada tuntutan tugas-tugas sekolah dan tuntutan dari guru-guru. Stress sekolah juga didefinisikan sebagai ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya keselamatan atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi- reaksi fisik, psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian psikologis dan prestasi akademis. Kesimpulannya stress sekolah adalah kondisi stress atau perasaan tidak nyaman yang dialami oleh siswa akibat adanya tuntutan sekolah yang dinilai menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku, serta dapat memengaruhi pretasi belajar mereka.

 

4. Penyebab Stress

Menurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab stress Psikologis, yaitu :

a)         Frustasi

Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang. Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).

b)         Konflik

Timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-approach conflict, approach-avoidance conflict, avoidance -avoidance conflict.

c)         Tekanan

Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu.

d)        Krisis

Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stress pada individu, misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus segera operasi. Keadaan stress dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya frustasi, konflik dan tekanan.

5. Macam-macam Tingkat Stress

Penggolongan Stress apabila ditinjau dari penyebab stress, menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), dapat digolongkan sebagai berikut :

1)         Stress fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.

2)         Stress kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormone, atau gas.

3)         Stress mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.

4)         Stress fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.

5)         Stress proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.

6)         Stress psikis atau emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan.

 

Adapun menurut Grant Brecht (2000), stress ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

Ø  Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian, perceraian, pension, luka batin, dan kebangkrutan.

Ø  Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.

 

Reaksi Psikologis terhadap stress diantaranya :

Ø  Kecemasan, Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak menyenangkan dengan istilah “kuatir”, “tegang”, “prihatin”, “takut” fisik jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.

Ø  Kemarahan dan agresi, Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang.

Ø  Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedih.

 

6.  Jenis Stress

Ditinjau dari penyebabnya, stress dapat dibagi dalam beberapa jenis sebagai berikut:

a)        Stress fisik, merupakan stress yang disebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggin atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dll.

b)        Stress kimiawi, merupakan stress yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormone atau gas, dll.

c)        Stress mikrobiologis, merupakan stress yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri, atau parasit.

d)       Stress fisiologis, merupakan stress yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, antara lain gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ, dll.

e)        Stress proses tumbuh kembang, merupakan stress yang disebabkan oleh proses tumbuh kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.

f)         Stress psikologis dan emosional, merupakan stress yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya, atau keagamaan.

 

7. Tahapan-tahapan Stress

Gejala-gejala stress pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena perjalanan awal tahapan stress timbul secara lambat. Dan, baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun di pergaulan lingkungan sosialnya. Dr. Robert J. Van amberg (1979) dalam penelitiannya membagi tahapan-tahapan stress sebagaimana berikut :

 

a.              Stress Tahap I

Tahapan ini merupakan tahapan stress paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :

·         Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).

·         Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.

·         Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya. Namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula.

·         Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, Namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

b.             Stress Tahap II

Dalam tahapan ini dampak stress yang semula “menyenangkan” sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas Mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat antara lain dengan tidur yang cukup bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami deficit. Analogi dengan hal ini adalah misalnya handphone (HP) yang sudah lemah harus kembali diisi ulang (di-charge) agar dapat digunakan lagi dengan baik. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stress tahap II adalah sebagai berikut :

·         Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.

·         Merasa mudah lelah sesudah makan siang.

·         Lekas merasa capai menjelang sore hari.

·         Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort).

·         Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).

·         Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.

·         Tidak bisa santai

 

c.          Stress Tahap III

Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stress tahap II tersebut di atas, maka yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu :

1)      Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan “maag” (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).

2)      Ketegangan otot semakin terasa.

3)      Perasaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.

4)      Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk Mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/ dini hari dan tidak dapat kembali tidur (late insomnia).

5)      Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan). Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stress hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit.

 

d.             Stress Tahap IV

Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter sehubungan dengan keluhan-keluhan stress tahap III di atas, oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala stress tahap IV akan muncul

·         Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.

·         Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.

·         Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai (adequate).

·         Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.

·         Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.

·         Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.

·         Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.

 

e.              Stress Tahap V

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stress tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut :

·         Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and psychological exhaustion).

·         Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana.

·         Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).

·         Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.

f.              Stress Tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stress tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stress tahap VI ini adalah sebagai berikut :

·         Debaran jantung teramat keras.

·         Susah bernafas (sesak dan mengap-mengap).

·         Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran.

·         Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.

·         Pingsan atau kolaps (collapse)

Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh sebagai akibat stressor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.

8. Faktor Yang Mempengaruhi Respon Terhadap Stressor

1) Intensitas

            Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada dasarnya tubuh atau jiwa manusia mempunyai ketahanan

 

2) Sumber Stress Sekolah

·         Tuntutan fisik, meliputi : keadaan iklim ruangan kelas, temperature yang tinggi, pencahayaan dan penerangan, perlengkapan atau sarana/prasarana, daftar pelajaran, kebersihan dan kesehatan sekolah, keamanan dan penjagaan sekolah dan sebagiaanya.

·         Tuntutan tugas, meliputi : tugas-tugas yang dikerjakn di sekolah dan di rumah, mengikuti pelajaran, memenuhi tuntutan kurikulum, menghadapi ulangan atau ujian, mematuhi disiplin sekolah, penilaian, dan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

·         Tuntutan peran, secara tipikal berkaitan dengan harapan tingkah laku yang dikomunikasikan oleh pihak sekolah serta orang tua dan masyarakat kepada siswa, seperti harapan memiliki nilai yang bagus, mempertahankan nama baik dan keunggulan sekolah memilki sikap dan tingkah laku yang baik, memiliki motivasi belajar yang tinggi dan lain-lain.

·         Tuntutan interpersonal, ruang lingkupnya adalah interaksi. Interaksi social siswa dapat menyebakan stress baik dengan teman, guru dan lain-lain.

 

9. Dampak Stress

Stress mempunyai dampak terhadap kehidupan pribadi anak, baik secara fisik, psikologis, maupun secara psikososial atau tingkah laku. Sebagaimana dijelaskan oleh Hasn Selye dalam teorinya tentang stress, bahwa tidak semua stress bersifat negative, melainkan stress dapat pula bersifat positif. Dalam hal ini Selye membedakan 3 bentuk stress, yaitu distress, eustress dan neustress. Distress diasosiasikan dengan respon terhadap stress yang beersifat tidak memuaskan dan merusak pada keseimbangan fungsi tubuh individu, sedangkan eustress merupakan respon terhadap stress yang memuaskan yang dapt membangkitkan fungsi optimal tubuh, baik fungsi fisik maupun fungsi psikis.

Adapun neustress mengacu pada respon stress individual yang bersifat netral, yang tidak member akibat negative atau positif, namun menyebabkan tubuh berada pada fungsi internal. Dampak negative atau positif dari fenomena stress, tergantung derajat stress yang mereka alami. Apabila stress yang dialami remaja berada pada taraf yang tinggi, maka kemungkinan akan membawa dampak negative bagi perkembangannya. Sebaliknya, apabila stress yang dialami berada dalam taraf yang moderat, maka dapat berdampak positif. Tinggi, moderat atau rendahnya derajat stress yang dialami oleh remaja akibat berbagai tuntutan, sangat tergantung pada penilaian kognitif mereka, yaitu proses mental yang berlangsung terus menerus untuk menginterprestasikan berbagai situasi d lam interaksinya.

 

10. Upaya Mengatasi Stress Sekolah

 

Ada beberapa upaya dalam menangani stress yang ada disekolah sekolah diantaranya:

1. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Menciptakan sekolah yang sehat dan menyenangkan, yang membuat siswa dapat menjalin interaksi social secara memadai di lingkungan sekolah. Iklim sekolah yang sehat ini, di samping dibutuhkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, juga diperlukan untuk mengantisipasi timbulnya perasaan tidak nyaman dan stress dalam diri siswa, yang pada gilirannya akan mempengaruhi prestasi belajar mereka.

2. Melakukan progam pelatihan menanggulangan stress kondisi stress yang di alami peserta didik di sekolah dapat diatasi oleh guru dengan melaksanakan progam pelatihan inokulasi stress. Ini merupakan slah satu strategi atau teknik kognitif-prilaku dalam progam-progam terapi dan konseling.

3. Mengembangkan resiliensi siswa resiliensi merupakn salah satu aspek potensi yang perlu dikembangkan dalam diri peserta didik. Sebab, resiliensi merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk mengahadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan. Artinya, resiliensi akan membuat seseorang berhasil menyesuaikan diri dalam berhadapan dengan kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan dan tekanan hebat yang inheren dalam dunia sekarang sekalipun.

 

6. Teknik Relaksasi Untuk Menangani Stress

Berikut ini adalah salah satu cara paling sederhana untuk melakukannya:

  1. Duduk dengan nyaman tenang ruang di ruangan dan tutup mata anda.
  2. Mengambil napas pelan pelan, dan dalam-dalam untuk menenangkan tubuh dan pikiran anda.
  3. Bayangkan diri anda di lokasi yang indah, dan salah satu yang anda ingin kunjungi.
  4. Fokus pada sensorik yang berbeda dan hadir di lokasi imajiner untuk membuatnya lebih jelas dalam pikiran anda.
  5. Terus lakuakn hal ini sampai anda merasa santai.
  6. Perlahan-lahan kembali pada pikiran anda untuk hadir di dunia.
  7. Buka mata anda dan kembali pada dunia anda.
  • Tertawa

Tertawa adalah obat yang hebat dan sangat efektif sebagai teknik relaksasi yang dapat membantu mengurangi stres dalam hitungan menit.Rasa humor yang baik juga dapat meringankan beban anda secara mental dan menginduksi perubahan fisik dalam tubuh anda. Pada kenyataannya, hal ini juga dapat meningkatkan asupan oksigen udara yang kaya dan meningkatkan endorfin yang dilepaskan oleh otak anda. Endorfin yang meningkatkan mood dan juga menurunkan tingkat stres yang menyebabkan hormon kortisol dan adrenalin.Tertawa juga dapat membantu mengurangi kadar serum kortisol, dopac, epinefrin dan hormon pertumbuhan.Jika pada waku berikutnya anda berada di bawah stres, cobalah untuk mulai menonton film yang lucu, atau video. juga bisa  membaca komik, atau chatting dengan seseorang yang dapat membuat anda tersenyum.

  • Mencoba Jalan Kaki

Ketika anda merasa stres, Cobalah istirahat dan pergi untuk 10 menit jalan kaki. Berjalan meningkatkan endorfin, yang dapat mengurangi hormon stres serta mengurangi depresi ringan.Berjalan adalah jenis latihan rutinitas yang melibatkan kedua lengan dan kaki. Hal ini sangat efektif untuk menghilangkan rasa stres ketika dilakukan dengan penuh kesadaran.Hal Ini juga berarti anda perlu untuk dilakukan tiap hari,serta fokuska pikiran anda pada tubuh yang anda rasakan. Alih-alih berfokus pada pikiran anda, mencoba mengalihkan perhatian anda ke sensasi di anggota badan anda dan cara anda bernapas untuk melengkapi gerakan anda.

Sambil berjalan, pastikan anda melakukan beberapa pernapasan.Dan Jika memungkinkan, cobalah untuk berjalan-jalan di tengah alam seperti di sebuah taman di dekatnya. Alam memiliki efek  yang sangat menenangkan pada pikiran dan tubuh.Hal Ini juga memberikan manfaat tambahan mendapatkan vitamin D dari matahari.

  • Relaksasi Otot Progresif

Relaksasi otot progresif adalah cara lain yang efektif untuk menghilangkan rasa stres. Hal Ini juga melibatkan dua langkah utama: yang pertama adalah membuat tegang pada otot-otot anda dan yang kedua adalah dengan sengaja melepaskan ketegangan itu. Relaksasi adalah pengobatan yang membantu mengurangi rasa sakit dan stres sekaligus meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan di antara pasien yang menderita nyeri punggung kronis rendah.

Relaksasi otot progresif praktisi mulai di kaki dan bekerja sampai ke wajah.

  1. Duduk dalam posisi yang nyaman.
  2. Mengambil beberapa menit untuk bersantai dengan berlatih pernapasan dalam.
  3. Setelah anda santai, alihkan perhatian anda ke kaki kanan anda.
  4. Ambil beberapa detik untuk fokus
  5. Perlahan-lahan tegang otot-otot di kaki kanan anda, kemudian meremas erat-erat sebisa mungkin.
  6. Tahan selama 10 hitungan, kemudian santaikan kaki kanan anda.
  7. Tetap dalam posisi rileks selama 30 detik,kemudian bernapas dalam-dalam dan perlahan-lahan.
  8. Kemudian, alihkan perhatian anda ke kaki kiri anda. Mengikuti urutan yang sama dari otot 
  9. Lanjutkan urutan saat anda bergerak perlahan-lahan melalui tubuh ke otot-otot kaki, bokong, perut, lengan, punggung, leher serta wajah.
  • Music Relaksasi

Mendengarkan musik memiliki efek sangat santai pada pikiran dan tubuh anda.musik Lambat dan yang menenangkan terutama memainkan peran penting dalam mengurangi kadar hormon stres dalam tubuh anda.Musik Juga dapat menyerap perhatian anda, sehingga juga bisa sebagai pengalih perhatian untuk membantu anda menjelajahi emosi anda.

  • Yoga

Yoga adalah cara yang paling bagus untuk mengurangi stres dan mengelola kecemasan pikiran anda seperti memancarkan kedamaian dan ketenangan seluruh pikiran dan tubuh.hal Ini juga melibatkan pergerakan maupun stasioner pose untuk membantu menenangkan pikiran dan tubuh anda menjadi rileks. Yoga juga baik untuk meningkatkan kesehatan anda secara keseluruhan dan kebugaran anda. Pada kenyataannya, hal ini dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit kronis seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

  1. Coba Berbaring telentang dengan nyaman, dengan kaki agak terpisah.
  2. Tempatkan tangan anda dengan sisi anda, jaga telapak tangan menghadap ke atas.
  3. Bernapas perlahan-lahan dan dalam-dalam dari perut (diafragma, untuk lebih spesifik).
  4. Dan Tutup mata anda dan rileks otot-otot tubuh anda.
  5. Pertahankan posisi ini selama 5 sampai 15 menit.

 

  • Meditasi Kesadaran

Selama stres dan merasa cemas, anda juga dapat berlatih meditasi, teknik  relaksasi untuk mengontrol stres dan mengurangi tingkat kortisol,dan hormon stres.Meditasi, khususnya meditasi kesadaran, membantu anda meningkatkan beberapa dimensi negatif dari stres psikologis.

  • Pijat Relaksasi

Tidak ada yang salah dengan memberikan tubuh anda dengan pijat relaksasi untuk mengatasi stres pada diri anda. Pada kenyataannya, pijat adalah teknik yang santai untuk menjaga stres.Pijat dengan menekan, menggosok kulit, otot,merupakam komplementer dan pengobatan alternatif untuk mengurangi stres, rasa sakit dan ketegangan otot.Selain itu, pijat juga  isa membuat tidur lelap, yang sulit untuk kita dapatkan ketika mencoba untuk melawan stres pada diri anda.

 

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive