A.
Stress
1.
Pengertian
Stress
secara harfiah berarti suatu tekanan, baik pada aspek jasmani maupun rohani.
Stress juga dapat diartikan sebagai sesuatu kondisi yang menekan keadaan psikis
seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan
tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress
dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendidri adalah suatu kondisi
yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya
pelaksanaan kerja mereka.
2.
Dinamika, Penyebab dan Akibat Stress
a. Dinamika
Stress
Stress
terjadi ketika pertemuan antara tuntutan-tuntutan (baik dari dalam maupun dari
luar diri) dengan sumber beban yang di rasakan seseorang. Jika stress sudah
menjadi distress maka stress akan menjadi stressor bagi individu pada situasi
ini individu akan terbebani oleh stress yang dating pada dirinya kemudian ia
akan melakukan rekognisi, yakni upaya melakukan pemahaman atau penilaian terhadap
stress yang menghampirinya. Setelah individu melakukan proses rekognisi, ia
akan melakukan coping strategies, yakni proses pemunculan prilaku sebagi respon
atas stress yang menghampirinya.
Dalam
kehidupan sehari-hari di PAUD mungkin tidak semua peserta didik mampu melakukan
rekognisi dengan tetap terhadap tuntutan sekolah. Misalnya, guru setiap hari
memberikan tugas untuk di rumah. Artinya tugas guru berubah sebagai stressor.
Wujudnya ia tidak melakukan tuntutan lingkungan dengan baik, yang dalam konteks
ini adalah tugas. Tetapi mungkin ada juga peserta didik yang menganggap tugas
guru sebagai latihan untuk lebih mencerdaskan dirinya. Wujudnya adalah
mengerjakan tugas sepenuh hati sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.
b. Penyebab
Stress
Stress dapat
disebabkan karena :
1) Lingkungan
fisik yang terlalu menekan
2) Kurangnya
control yang dirasakan
3) Kurangnya
hubungan interpersonal
4) Kurangnya
pengakuan terhadap kemajuan
c. Akibat Stress
Stress
dapat menyebabkan perasaan negative atau yang berlawanan dengan apa yang diingninkan
atau mengancam kesejahteraan emosional. Stress dapat mengganggu cara sesorang
dalam menyerap realitas, menyelesaikan masalah, berfikir secara umum dan
hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress dapat disebabkan oleh
sesuatu yang dinamakan stressor. Stressor ialah stimuli yang mengawali atau
mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Sebagai
stressor internal Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, misalnya
kondisi sakit, menopause dan lain-lain.
2) Sebagai
stressor eksternal Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang atau
lingkungan, misalnya kematian anggota keluarga, masalah di sekolah dan
lain-lain.
3) Cara
penanganan stress
Cara peanganan
stress yang tudak seimbang dapat melalui 3 langkah kegiatan, sebagai berikut
·
Langkah pertama disebut langah
pengertian yang memiliki kegiatan peran serta menderita stress secara aktif
dalam pengumpulan informasi yang sesuai untuk memahami sumber penyebab stress
beraksi kepada dirinya.
·
Langkah kedua adalah langkah latihan dan
pengulangan. Dalam langkah ini penderia diajari sebuah variasi
keterampilan-keterampilan penanggulangan stress, yang terentang dari perubahan
pola berpikir bersamaan dengan kehadiran suatu stress kepada relaksasi progesif
(persantaian yang membangun ketenangan).
·
Ketiga langkah penerapan dan
pengulangan. Dalam hal ini penderita menerapkan keterampilan-keterampilan
penanggulangan stress yang telat di peroleh dari langkah kedua, yang
ketepatannya disesuaikan dengan tuntutan situasi. Selanjutnya dalam langkah
pengulangan dan penerapan penderita menerapkan keterampilan-keterampilan yang
diperolehnya secara lebih meningkat pada situsi-situasi yang lebih sulit.
3.
Konsep Stress Sekolah
Setelah
penjelasan stress secara umum di atas, karena kami mengambil ruang lingkup
sekolah maka ada yang di sebut dengan konsep stress sekolah.
1) Pengertian Stress
Sekolah
Stress
sekolah adalah stress siswa yang bersumber dari tuntutan sekolah. Tututan sekolah
ini lebih difokuskan pada tuntutan tugas-tugas sekolah dan tuntutan dari guru-guru.
Stress sekolah juga didefinisikan sebagai ketegangan emosional yang muncul dari
peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya keselamatan
atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi- reaksi fisik, psikologis,
dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian psikologis dan prestasi
akademis. Kesimpulannya stress sekolah adalah kondisi stress atau perasaan
tidak nyaman yang dialami oleh siswa akibat adanya tuntutan sekolah yang
dinilai menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan
perubahan tingkah laku, serta dapat memengaruhi pretasi belajar mereka.
4. Penyebab
Stress
Menurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab
stress Psikologis, yaitu :
a) Frustasi
Timbul
akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang. Frustasi ada
yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik
(kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi,
pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
b) Konflik
Timbul
karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam keinginan,
kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-approach conflict,
approach-avoidance conflict, avoidance -avoidance conflict.
c)
Tekanan
Timbul
sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri
individu.
d)
Krisis
Krisis yaitu
keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stress pada individu, misalnya kematian
orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus segera operasi.
Keadaan stress dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya frustasi,
konflik dan tekanan.
5. Macam-macam
Tingkat Stress
Penggolongan Stress apabila ditinjau
dari penyebab stress, menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), dapat
digolongkan sebagai berikut :
1)
Stress fisik, disebabkan oleh
suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar
yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
2)
Stress kimiawi, disebabkan oleh
asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormone, atau gas.
3)
Stress mikrobiologik, disebabkan
oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.
4)
Stress fisiologik, disebabkan
oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistemik sehingga
menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
5)
Stress proses pertumbuhan
dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
masa bayi hingga tua.
6)
Stress psikis atau emosional, disebabkan
oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan.
Adapun menurut Grant Brecht (2000), stress ditinjau
dari penyebabnya hanya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
Ø Penyebab
makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian,
perceraian, pension, luka batin, dan kebangkrutan.
Ø Penyebab
mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah
tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.
Reaksi Psikologis terhadap stress
diantaranya :
Ø Kecemasan, Respon
yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu
penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak
menyenangkan dengan istilah “kuatir”, “tegang”, “prihatin”, “takut” fisik
jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi
dan susah tidur.
Ø Kemarahan
dan agresi, Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress
yang mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap,
dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak
wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh
orang.
Ø Depresi
Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai
rasa sedih.
6. Jenis Stress
Ditinjau
dari penyebabnya, stress dapat dibagi dalam beberapa jenis sebagai berikut:
a) Stress fisik, merupakan stress
yang disebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggin atau
terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dll.
b) Stress kimiawi, merupakan
stress yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada
obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormone atau gas, dll.
c) Stress mikrobiologis,
merupakan stress yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri, atau
parasit.
d) Stress fisiologis, merupakan stress
yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, antara lain gangguan struktur
tubuh, fungsi jaringan, organ, dll.
e) Stress proses tumbuh kembang,
merupakan stress yang disebabkan oleh proses tumbuh kembang seperti pada masa
pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.
f) Stress psikologis dan
emosional, merupakan stress yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis
atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam
hubungan interpersonal, sosial budaya, atau keagamaan.
7. Tahapan-tahapan
Stress
Gejala-gejala stress pada diri seseorang seringkali
tidak disadari karena perjalanan awal tahapan stress timbul secara lambat. Dan,
baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi
kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun di pergaulan
lingkungan sosialnya. Dr. Robert J. Van amberg (1979) dalam penelitiannya
membagi tahapan-tahapan stress sebagaimana berikut :
a.
Stress Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stress paling ringan,
dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :
·
Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).
·
Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.
·
Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari
biasanya. Namun tanpa disadari cadangan energi
dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula.
·
Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin
bertambah semangat, Namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
b.
Stress Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stress yang semula
“menyenangkan” sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas Mulai menghilang, dan
timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup
sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat antara
lain dengan tidur yang cukup bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan
energi yang mengalami deficit. Analogi dengan hal ini adalah misalnya handphone
(HP) yang sudah lemah harus kembali diisi ulang (di-charge) agar dapat
digunakan lagi dengan baik. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh
seseorang yang berada pada stress tahap II adalah sebagai berikut :
·
Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya
merasa segar.
·
Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
·
Lekas merasa capai menjelang sore hari.
·
Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel
discomfort).
·
Detakan jantung lebih keras dari biasanya
(berdebar-debar).
·
Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
·
Tidak bisa santai
c. Stress
Tahap III
Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam
pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada
stress tahap II tersebut di atas, maka yang bersangkutan akan menunjukkan
keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu :
1)
Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan “maag” (gastritis),
buang air besar tidak teratur (diare).
2)
Ketegangan otot semakin terasa.
3)
Perasaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
4)
Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk Mulai masuk tidur (early
insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle
insomnia), atau bangun terlalu pagi/ dini hari dan tidak dapat kembali tidur
(late insomnia).
5)
Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan). Pada
tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh
terapi, atau bisa juga beban stress hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh
kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami
defisit.
d.
Stress Tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke
dokter sehubungan dengan keluhan-keluhan stress tahap III di atas, oleh dokter
dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada
organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan
diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala stress tahap IV akan
muncul
·
Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat
sulit.
·
Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah
diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
·
Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi
kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai (adequate).
·
Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin
sehari-hari.
·
Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang
menegangkan.
·
Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
·
Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak
dapat dijelaskan apa penyebabnya.
e.
Stress Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh
dalam stress tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut :
·
Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam
(physical and psychological exhaustion).
·
Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari
yang ringan dan sederhana.
·
Gangguan sistem pencernaan semakin berat
(gastro-intestinal disorder).
·
Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin
meningkat, mudah bingung dan panik.
f.
Stress Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang
mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang
orang yang mengalami stress tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat
Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak
ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stress tahap VI ini adalah
sebagai berikut :
·
Debaran jantung teramat keras.
·
Susah bernafas (sesak dan mengap-mengap).
·
Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat
bercucuran.
·
Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.
·
Pingsan atau kolaps (collapse)
Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala
sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik
yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh sebagai akibat
stressor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.
8. Faktor Yang
Mempengaruhi Respon Terhadap Stressor
1) Intensitas
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada dasarnya tubuh atau jiwa manusia
mempunyai ketahanan
2) Sumber Stress
Sekolah
·
Tuntutan fisik, meliputi : keadaan iklim
ruangan kelas, temperature yang tinggi, pencahayaan dan penerangan,
perlengkapan atau sarana/prasarana, daftar pelajaran, kebersihan dan kesehatan
sekolah, keamanan dan penjagaan sekolah dan sebagiaanya.
·
Tuntutan tugas, meliputi : tugas-tugas
yang dikerjakn di sekolah dan di rumah, mengikuti pelajaran, memenuhi tuntutan
kurikulum, menghadapi ulangan atau ujian, mematuhi disiplin sekolah, penilaian,
dan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
·
Tuntutan peran, secara tipikal berkaitan
dengan harapan tingkah laku yang dikomunikasikan oleh pihak sekolah serta orang
tua dan masyarakat kepada siswa, seperti harapan memiliki nilai yang bagus,
mempertahankan nama baik dan keunggulan sekolah memilki sikap dan tingkah laku yang
baik, memiliki motivasi belajar yang tinggi dan lain-lain.
·
Tuntutan interpersonal, ruang lingkupnya
adalah interaksi. Interaksi social siswa dapat menyebakan stress baik dengan
teman, guru dan lain-lain.
9.
Dampak Stress
Stress
mempunyai dampak terhadap kehidupan pribadi anak, baik secara fisik, psikologis,
maupun secara psikososial atau tingkah laku. Sebagaimana dijelaskan oleh Hasn
Selye dalam teorinya tentang stress, bahwa tidak semua stress bersifat
negative, melainkan stress dapat pula bersifat positif. Dalam hal ini Selye membedakan
3 bentuk stress, yaitu distress, eustress dan neustress. Distress diasosiasikan
dengan respon terhadap stress yang beersifat tidak memuaskan dan merusak pada
keseimbangan fungsi tubuh individu, sedangkan eustress merupakan respon
terhadap stress yang memuaskan yang dapt membangkitkan fungsi optimal tubuh,
baik fungsi fisik maupun fungsi psikis.
Adapun
neustress mengacu pada respon stress individual yang bersifat netral, yang
tidak member akibat negative atau positif, namun menyebabkan tubuh berada pada
fungsi internal. Dampak negative atau positif dari fenomena stress, tergantung
derajat stress yang mereka alami. Apabila stress yang dialami remaja berada
pada taraf yang tinggi, maka kemungkinan akan membawa dampak negative bagi perkembangannya.
Sebaliknya, apabila stress yang dialami berada dalam taraf yang moderat, maka
dapat berdampak positif. Tinggi, moderat atau rendahnya derajat stress yang
dialami oleh remaja akibat berbagai tuntutan, sangat tergantung pada penilaian
kognitif mereka, yaitu proses mental yang berlangsung terus menerus untuk
menginterprestasikan berbagai situasi d lam interaksinya.
10.
Upaya Mengatasi Stress Sekolah
Ada
beberapa upaya dalam menangani stress yang ada disekolah sekolah diantaranya:
1. Menciptakan
iklim sekolah yang kondusif. Menciptakan sekolah yang sehat dan menyenangkan,
yang membuat siswa dapat menjalin interaksi social secara memadai di lingkungan
sekolah. Iklim sekolah yang sehat ini, di samping dibutuhkan untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa, juga diperlukan untuk mengantisipasi
timbulnya perasaan tidak nyaman dan stress dalam diri siswa, yang pada
gilirannya akan mempengaruhi prestasi belajar mereka.
2. Melakukan
progam pelatihan menanggulangan stress kondisi stress yang di alami peserta
didik di sekolah dapat diatasi oleh guru dengan melaksanakan progam pelatihan
inokulasi stress. Ini merupakan slah satu strategi atau teknik kognitif-prilaku
dalam progam-progam terapi dan konseling.
3. Mengembangkan
resiliensi siswa resiliensi merupakn salah satu aspek potensi yang perlu
dikembangkan dalam diri peserta didik. Sebab, resiliensi merupakan kemampuan
yang dimiliki peserta didik untuk mengahadapi, mencegah, meminimalkan dan
bahkan menghilangkan dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak
menyenangkan. Artinya, resiliensi akan membuat seseorang berhasil menyesuaikan
diri dalam berhadapan dengan kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan dan tekanan
hebat yang inheren dalam dunia sekarang sekalipun.
6.
Teknik Relaksasi Untuk Menangani Stress
Berikut ini adalah salah satu cara
paling sederhana untuk melakukannya:
- Duduk dengan nyaman tenang
ruang di ruangan dan tutup mata anda.
- Mengambil napas pelan pelan,
dan dalam-dalam untuk menenangkan tubuh dan pikiran anda.
- Bayangkan diri anda di lokasi
yang indah, dan salah satu yang anda ingin kunjungi.
- Fokus pada sensorik yang
berbeda dan hadir di lokasi imajiner untuk membuatnya lebih jelas dalam
pikiran anda.
- Terus lakuakn hal ini sampai
anda merasa santai.
- Perlahan-lahan kembali pada
pikiran anda untuk hadir di dunia.
- Buka mata anda dan kembali pada
dunia anda.
- Tertawa
Tertawa adalah obat yang hebat dan
sangat efektif sebagai teknik relaksasi yang dapat membantu mengurangi stres
dalam hitungan menit.Rasa humor yang baik juga dapat meringankan beban anda
secara mental dan menginduksi perubahan fisik dalam tubuh anda. Pada
kenyataannya, hal ini juga dapat meningkatkan asupan oksigen udara yang kaya
dan meningkatkan endorfin yang dilepaskan oleh otak anda. Endorfin yang
meningkatkan mood dan juga menurunkan tingkat stres yang menyebabkan hormon
kortisol dan adrenalin.Tertawa juga dapat membantu mengurangi kadar serum
kortisol, dopac, epinefrin dan hormon pertumbuhan.Jika pada waku berikutnya
anda berada di bawah stres, cobalah untuk mulai menonton film yang lucu, atau
video. juga bisa membaca komik, atau chatting dengan seseorang yang dapat
membuat anda tersenyum.
- Mencoba Jalan Kaki
Ketika anda merasa stres, Cobalah
istirahat dan pergi untuk 10 menit jalan kaki. Berjalan meningkatkan endorfin,
yang dapat mengurangi hormon stres serta mengurangi depresi ringan.Berjalan
adalah jenis latihan rutinitas yang melibatkan kedua lengan dan kaki. Hal ini
sangat efektif untuk menghilangkan rasa stres ketika dilakukan dengan penuh
kesadaran.Hal Ini juga berarti anda perlu untuk dilakukan tiap hari,serta
fokuska pikiran anda pada tubuh yang anda rasakan. Alih-alih berfokus pada
pikiran anda, mencoba mengalihkan perhatian anda ke sensasi di anggota badan
anda dan cara anda bernapas untuk melengkapi gerakan anda.
Sambil berjalan, pastikan anda
melakukan beberapa pernapasan.Dan Jika memungkinkan, cobalah untuk
berjalan-jalan di tengah alam seperti di sebuah taman di dekatnya. Alam
memiliki efek yang sangat menenangkan pada pikiran dan tubuh.Hal Ini juga
memberikan manfaat tambahan mendapatkan vitamin D dari matahari.
- Relaksasi Otot Progresif
Relaksasi otot progresif adalah cara lain yang efektif untuk
menghilangkan rasa stres. Hal Ini juga melibatkan dua langkah utama: yang
pertama adalah membuat tegang pada otot-otot anda dan yang kedua adalah dengan
sengaja melepaskan ketegangan itu. Relaksasi adalah pengobatan yang
membantu mengurangi rasa sakit dan stres sekaligus meningkatkan kesejahteraan
secara keseluruhan di antara pasien yang menderita nyeri punggung kronis
rendah.
Relaksasi otot progresif praktisi
mulai di kaki dan bekerja sampai ke wajah.
- Duduk dalam posisi yang nyaman.
- Mengambil beberapa menit untuk
bersantai dengan berlatih pernapasan dalam.
- Setelah anda santai, alihkan
perhatian anda ke kaki kanan anda.
- Ambil beberapa detik untuk
fokus
- Perlahan-lahan tegang otot-otot
di kaki kanan anda, kemudian meremas erat-erat sebisa mungkin.
- Tahan selama 10 hitungan,
kemudian santaikan kaki kanan anda.
- Tetap dalam posisi rileks
selama 30 detik,kemudian bernapas dalam-dalam dan perlahan-lahan.
- Kemudian, alihkan perhatian
anda ke kaki kiri anda. Mengikuti urutan yang sama dari otot
- Lanjutkan urutan saat anda
bergerak perlahan-lahan melalui tubuh ke otot-otot kaki, bokong, perut,
lengan, punggung, leher serta wajah.
- Music Relaksasi
Mendengarkan musik memiliki efek
sangat santai pada pikiran dan tubuh anda.musik Lambat dan yang menenangkan
terutama memainkan peran penting dalam mengurangi kadar hormon stres dalam
tubuh anda.Musik Juga dapat menyerap perhatian anda, sehingga juga bisa sebagai
pengalih perhatian untuk membantu anda menjelajahi emosi anda.
- Yoga
Yoga adalah cara yang paling bagus
untuk mengurangi stres dan mengelola kecemasan pikiran anda seperti memancarkan
kedamaian dan ketenangan seluruh pikiran dan tubuh.hal Ini juga melibatkan
pergerakan maupun stasioner pose untuk membantu menenangkan pikiran dan tubuh
anda menjadi rileks. Yoga juga baik untuk meningkatkan kesehatan anda secara
keseluruhan dan kebugaran anda. Pada kenyataannya, hal ini dapat membantu
menurunkan risiko terkena penyakit kronis seperti penyakit jantung dan tekanan
darah tinggi.
- Coba Berbaring telentang dengan
nyaman, dengan kaki agak terpisah.
- Tempatkan tangan anda dengan
sisi anda, jaga telapak tangan menghadap ke atas.
- Bernapas perlahan-lahan dan
dalam-dalam dari perut (diafragma, untuk lebih spesifik).
- Dan Tutup mata anda dan rileks
otot-otot tubuh anda.
- Pertahankan posisi ini selama 5
sampai 15 menit.
- Meditasi Kesadaran
Selama stres dan merasa cemas, anda
juga dapat berlatih meditasi, teknik relaksasi untuk mengontrol stres dan
mengurangi tingkat kortisol,dan hormon stres.Meditasi, khususnya meditasi
kesadaran, membantu anda meningkatkan beberapa dimensi negatif dari stres
psikologis.
- Pijat Relaksasi
Tidak ada yang salah dengan
memberikan tubuh anda dengan pijat relaksasi untuk mengatasi stres pada diri
anda. Pada kenyataannya, pijat adalah teknik yang santai untuk menjaga
stres.Pijat dengan menekan, menggosok kulit, otot,merupakam komplementer dan
pengobatan alternatif untuk mengurangi stres, rasa sakit dan ketegangan
otot.Selain itu, pijat juga isa membuat tidur lelap, yang sulit untuk
kita dapatkan ketika mencoba untuk melawan stres pada diri anda.
No comments:
Post a Comment