BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup menyediakan kebutuhan-kebutuhan hidup manusia. Begitupun sebaliknya, kehidupan manusia sangat tergantung pada tersedianya sumber daya alam yang memadai dalam lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup selalu terjadi interaksi timbal balik, manusia mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Demikian pula manusia membentuk lingkungan hidupnya dan manusia dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup memegang peranan penting dalam kebudayaan manusia, mulai dari manusia primitif sampai pada yang modern.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan jenis pendidikan?
2. Sebutkan fungsi lingkungan pendidikan untuk kepentingan mendidik!
3. Apa karakteristik setiap jenis lingkungan pendidikan?
4. Apa dampak dari setiap lingkungan pendidikan terhadap peserta didik ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian dan jenis pendidikan.
2. Untuk mengetahui fungsi setiap jenis lingkungan pendidikan unuk kepentingan mendidik.
3. Untuk mengetahui karakteristik setiap jenis lingkungan pendidikan.
4. Mengetahui dampak dari setiap lingkungan pendidikan terhadap peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Jenis lingkungan pendidikan.
• Pengertian lingkungan pendidikan
Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan tertentu, baik lingkungan yang berhubungan ruang maupun waktu.
Dalam lingkup pendidikan, lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar kegiatan mendidik dan berpotensi memberikan pengaruh terhadap proses dan hasil pendidikan. Lingkungan juga dapat disebut dengan istilah milleu.
Faktor milleu yang berpengaruh terhadap individu
Lingkungan dalam kaitan dengan pendidikan adalah segala sesuatu yang berada diluar diri anak dalam alam semesta ini (Depdikbud, 1981:85). Pendidik merupakan bagian dari lingkungan akan tetapi sifatnya berbeda dengan pengaruh yang diberikan oleh lingkungan. Pengaruh pendidik merupakan pengaruh yang mengandung unsur tanggung jawab, sedangkan pengaruh lingkungan hanya merupakan pengaruh belaka, tidak tersimpul unsur tanggung jawab di dalamnya.(Sutari Imam Barnadib,1987:117)
• Jenis lingkungan pendidikan
Jenis lingkungan menurut wujud fisiknya dibagi menjadi 4 yaitu:
1) Lingkungan alam (benda)
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada dibumi yang berada diluar diri anak yang bukan manusia atau benda-benda yang ada disekitar manusia. Misalnya: tanah, batu, binatang, tumbuh-tumbuha, iklim ,air,gedung, rumah, dan benda-benda alam lainnya.
2) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah semua manusia yang berada diluar diri seseorang yang dapat mempengaruhi diri orang tersebut atau lingkungan yang berwujud manusia. Misalnya: teman sekolah, teman sebaya, atau orang sekitar tempat tinggal merupakan lingkungan sosial yang bersifat langsung. Sedangkan progam-progam dalam televisi, radio, surat kabar, atau media cetak yang lainnya termasuk lingkungan sosial yang tidak langsung.
3) Lingkungan budaya
Lingkungan budaya adalah lingkungan yang berupa hasil cipta karsa, dan karya manusia termasuk didalamnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Misalnya: seni tari, seni musik, dan ilmu pengetahuan alam.
4) Lingkungan moral
Lingkungan moral adalah segala sesuatu yang mengatur tata laku manusia, baik yang diciptakan manusia sendiri. Misalnya: sopan santun, beribadah, dan menghormati orang yang lebih tua.
Jenis lingkungan berdasarkan ruang lingkupnya, yakni :
1) Lingkungan Mesjid
Mesjid merupakan instusi pendidikan yang pertama di bentuk dalam lingkungan masyarakat muslim. Pada dasarnya mesjid yang mempunyai fungsi yang tidak terlepas dari kehidupan keluarga sebagai lembaga pendidikan. Mesjid juga berfungsi penyempurna pendidikan dalam keluarga agar selanjutnya anak mampu melaksanakan tugas-tugas hidup dalam masyarakat dan lingkungan. Juga mampu menjadi pusat pembelajaran kaidah-kaidah islam, sehingga mampu menjadi sekelompok umat muslim menjadi pribadi yang baik dan saleh.
Menurut An-Nahlawi (1995) mesjid merupakan pusat pendidikan nonformal yang memiliki tingkat implikasi yang cukup besar, diantaranya:
Pertama, mendidik masyarakat agar memiliki semangat pengabdian dalam seluruh aktivitasnya kepada Allah swt.
Kedua, menanamkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan dan menanamkan solidaritas sosial, serta menyadarkan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai insan pribadi, sosial dan warga masyarakat dan negara.
Ketiga, memberikan rasa ketentraman, kekuatan, dan kemakmuran serta mengembangkan potensi-potensi ruhiah manusia melalui pendidikan kesabaran, keikhlasan, optimisme, dan akhlak luhur lainnya.
2) Lingkungan keluarga
Keluarga memiliki wewenang secara kodrat untuk mandidik anak-anaknya. Anak-anak pertama-tama mendapatkan pendidikan adalah lingkungan keluarga. Pendidikan yang pertama-tama diterima olah anak-anak adalah pendidikan dilingkungan keluarga. Pendidik dalam lingkungan keluarga adalah orang tua (bapak dan ibu). Oleh karena itu orang tua biasa mendapat predikat pendidik yang pertama dan utama. Dikatakan pendidik pertama karena pertama-tama anak mendapatkan pendidikan adalah pendidikan dari orang tua mereka sebelum anak-anak memasuki lingkungan-lingkungan pendidikan yang lain.
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidik dalam lingkungan keluarga terutama bertanggung jawab tentang pendidikan budi pekerti. Tekanan di sini adalah pembentukan moral, budi pekerti dengan harapan melewati pendidikan keluarga akan menjadikan anak yang bermoral mulia, yang selanjutnya akan dikembangkan lebih lanjut dalam pendidikan di sekolah-sekolah dan lingkungan masyarakat.
3) Lingkungan sekolah
Lingkungan pergaulan diluar keluarga tetapi masih memiliki sifat kekeluargaan yaitu lingkungan sekolah. Setelah anak dianggap matang untuk memasuki sekolah, maka pendidikan diteruskan dengan mengikuti pendidikan disekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dalam masyarakat yang menyalenggarakan kegiatan pendidikan kepada anak-anak yang telah “diserahkan” orang tuanya di sekolah tertentu.
Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan formal yang dilakukan oleh para guru yang telah dipercaya oleh masyarakt untuk menyelenggarakan pendidikan yang bersifat formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (menurut UU No.20 tahun 2003 ). Para guru menyelenggarakan pendidikan dengan mendasarkan diri kepada kurikulum atau rencana pelajaran tertentu sesuai dengan tingkat kelasnya serta berbagai aturan yang berlaku disekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian pendidik-pendidik dilingkungan sekolah adalah para guru dengan dikoordinasi oleh kepala sekolah.
4) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah orang-orang yang ada diluar lingkungan keuarga dan sekolah, masyarakat umum, para pejabat, para pedagang, para ulama, para pemimpin.
Tugas masyarakat didalam pendidikan adalah membiayai sekolah/pendidikan serta menjadi kondisi dan kebiasaan positif yang telah diajarkan di mesjid, keluarga, dan sekolah.
B. Pemanfaatan dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
1) Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga berfungsi:
1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Menjamin kehidupan emosional anak
3. Menanamkan dasar pendidikan moral
4. Memberikan dasar pendidikan sosial
5. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak
2) Sekolah
Di sekolah, di bawah asuhan guru-guru, anak-anak memperoleh pengajaran dan pendidikan. Anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya nanti di masyarakat. Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada anak untuk kehidupannya nanti. Inilah sebenarnya tugas utama dari sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
3. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
3) Masyarakat
1. Masyarakat sebagai penyelengara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar sekolah).
2. Lembaga-lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
3. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.
C. Karakteristik Lingkungan Pendidikan
Pembahasan tentang karakteristik lingkungan ditinjau dari kualitas dan kuantitas pengaruhnya terhadap proses pendidikan. Lingkungan alam merupakan lingkungan yang pasif tetapi juga berpengaruh terhadap pendidikan anak, baik dalam proses belajar maupun dalam pembentukan kepribadian. Lingkungan alam yang keras akan mengganggu proses pendidikan tetapi juga akan membuat pribadi yang tangguh, ulet dan sebagainya.
Lingkungan keluarga yang harmonis akan berpengaruh yang baik bagi perkembangan pribadi anak secara umum dan sebaliknya lingkungan keluarga yang diharmonis akan berpengaruh buruk bagi perkembangan anak. Demikian juga lingkungan budaya.
D. Dampak dari lingkungan pendidikan bagi peserta didik
a. Keluarga
Pengaruh keluarga dapat menurunkan kemampuan mental anak dimulai dari dalam kandungan yaitu kurangnya gizi, terserang infeksi, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, sering minum alkohol, atau kerap terpapar pada polusi, maka anaknya memiliki resiko mengalami ketidakmampuan dan ber-IQ rendah. Selain itu lingkungan keluarga yang tidak sehat seperti adanya pertengkaran, perselisihan dan kurangnya kasih sayang orang tua (perceraian), juga dapat mengurangi fungsi mental anak. Sehingga usaha untuk meningkatkan fungsi mental anak yaitu:
1) Harus memberikan contoh yang baik bagi anak supaya anak dapat mengikuti apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
2) Memberikan kasih sayang penuh tanpa membanding-bandingkan dengan anaknya lain.
3) Memberikan dukungan penuh (pendekatan) terhadap bakat dan minat anak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
b. Lingkungan sekolah
Pengaruh lingkungan sekolah dapat berdampak negatif terhadap perkembangan peserta didik ketika seorang guru tidak mengetahui karakter setiap siswanya. Selain itu, pengaruh teman juga sangat mempengarui dalam mencari jati diri sendiri. Dalam hal ini seorang guru harus bisa mengetahui karakter setiap siswa agar dapat mengetahui bakat dan minat dalam diri anak. Maka seorang guru harus interaksi dengan anak didiknya agar dapat mengontrol kenakalan anak didiknya antar teman. Sedangakan usaha untuk mengatasi dampak negatif dari teman yaitu harus pintar mengontrol diri supaya tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
c. Masyarakat
Pengaruh masyarakat dapat berdampak negatif terhadap perkembangan anak didik ketika lingkungan sekitar tidak sehat, misalkan di lingkungan masyarakat yang bermoral tidak baik sehingga anak akan mengikuti keadaan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu usaha untuk mengatasi dampak negatif yang terjadi pada lingkungan tersebut harus pihak keluarga yang selalu mendidik anak tersebut dengan baik. Lingkungan masyarakat dapat berperan membentuk karakter anak.
Misalnya dengan memilih tinggal di tengah-tengah kota besar, yang mana sesama tetangga tak saling mengenal satu sama lain lingkungan yang seperti ini dapat membentuk karakter yang tidak baik juga pada anak, anak jadi terbiasa untuk tidak peka terhadap orang lain, merasa tidak memerlukan orang lain dalam hidupnya, sikap individualismenya juga akan sangat terlihat.
Lingkungan masyarakat juga dapat berpengaruh sebaliknya yaitu berpengaruh baik bagi anak Anda. Misalnya dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota. Di lingkungan tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif dan antusias dalam kegiatan-kegiatan syiar agama untuk masyarakat sekitar, baik orangtua, remaja bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan menjadi hidup dinamis, agamis, harmonis serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Anak-anak membentuk karakter yang sopan, santun, beradaptasi, berempati, serta dapat menjadi manusia yang berjiwa sosial.
No comments:
Post a Comment