Friday, July 29, 2022

Cara Resetter Canon MP258 error 5B00 atau P07 :

 

Cara Resetter Canon MP258 error 5B00 atau P07 :

  1. Printer MP258 yang error 5B00 atau P07 dalam keadaan mati dan kabel listrik terpasang.
  2. Tekan Tombol STOP/RESET dan tahan, kemudian tekan tombol POWER dan tahan.
  3. Tombol POWER masih ditekan, lepas tombol STOP/RESET, kemudian tekan tombol STOP/RESET 2 x dalam keadaan tombol power masih ditekan.
  4. Lepas kedua tombol secara bersamaan.
  5. Printer MP258 yang error 5B00 atau P07 akan berproses beberapa saat (agak lama), kemudian LCD Panel akan tampil angka 0
  6. Komputer akan mendeteksi DEVICE BARU, Abaikan saja …..
  7. Keadaan ini menunjukkan printer MP258 dalam keadaan SERVICE MODE dan siap direset.


1. Exctract File Resetter MP258 untuk error 5B00 atau P07
2. Siapkan 2 kertas di printer (ini untuk print pada waktu proses reset)
3. Jalankan program Resetter MP258 untuk error 5B00 atau P07

4. Klik “MAIN”, maka printer akan berproses, kemudian MP258 akan print satu halaman dengan tulisan ” D=000.0

5. Klik ” EEPROM Clear “.
6. Kemudian klik ” EEPROM “, dan printer akan print hasil Resetter MP258. Salah satu barisnya tulisannya sbb:
“TPAGE(TTL=00000 COPY=00000)”

7. Matikan Printer dengan menekan tombol POWER.
8. Dan Printer MP258 yang error 5B00 atau P07 sudah siap digunakan kembali . Selesai


Thursday, July 7, 2022

BIAYA TENAGA KERJA

 

Definisi tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tanaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.

 

A.      Penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja
 Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan
Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam 3 fungsi pokok produksi,pemasaran,dan administrasi.
Contoh biaya tenaga kerja yang termasuk dalam tiap golongan tersebut.

a.       Biaya tenaga kerja produksi : gaji karyawan,biaya kesejahteraan karyawan pabrik,upah lembur karyawan pabrik,upah mandor pabrik,gaji manajer pabrik.

b.       Biaya tenaga kerja pemasaran : upah karyawan pemasaran,biaya kesejahteraan karyawan pemasaran,biaya komisi pramuniaga,gaji manajer pemasaran.

a.       Biaya tenaga kerja administrasi dan umum : gaji karyawan bagian akuntansi, bagian personalia , bagian secretariat, biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi, biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia, biaya kesejahteraan karyawan bagian secretariat.

B.      Penggolongan menurut kegiatan departemen - departemen dalam perusahaan
Biaya tenaga kerja digolongkan sesuai dengan bagian - bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja didepartemen - departemen non produksi diglolongkan pula menurut departemen tempat kerja mereka. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan. Misalnya : departemen produksi suatu perusahaan kertas terdiri dari 3 departemen yaitu bagian pulp, bagian kertas dan bagian penyempurnaan. Bagian nonproduksi : tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian personalia, dll.

C.       Penggolongan menurut jenis pekerjaan
Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut jenis sifat pekerjaannya . Biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan deferensiasi upah standar kerja. Dengan demikian biaya tenaga kerja digolongkan menjadi : upah mandor, upah penyelia, upah operator.

D.       Penggolongan menurut hubungan dengan produk
Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

 

Akuntansi Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja dibagi ke dalam 3 golongan besar, yaitu :
1. Gaji dan upah regular yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi dengan potongan -potongan seperti pajak penghasilan dan biaya asuransi.
2. Premi lembur
3. Biaya -biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja.

 

Gaji dan upah
                Cara penghitungan upah karyawan dalam perusahaan salah satunya adalah dengan mengalikan tariff upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian untuk menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama periode tertentu. Dalam perusahaan yang menggunakan harga pokok pesanan, dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah kartu hadir ( clock card) dan kartu jam kerja (job time ticket).
                Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran karyawan yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan. Sedangkan kartu jam kerja untuk mencatat pemakaian waktu hadir karyawan pabrik dalam mengerjakan berbagai pekerjaan atau produk. Kartu jam kerja biasanya hanya digunakan untuk mencatat pemakaian hadir tenaga kerja langsung di pabrik
Kartu jam kerja untuk setiap karyawan kemudian disesuaikan dengan waktu yang tercantum dalam kartu jam hadir dan dikirim ke bagian akuntansi biaya untuk keperluan distribusi gaji dan upah tenaga kerja langsung.
 
Insentif
 nsentif dapat didasarkan atas waktu kerja, hasil yang diproduksi atau kombinasi diantara keduanya.
Ada beberapa cara pemberian insentif :
a. Insentif satuan dengan jam minimum ( Straight Piecework with a Guaranteed hourly Minimum Plan )
Karyawan dibayar atas dasar tarif per jam untuk menghasilkan jumlah satuan keluaran (output) standar. Untuk hasil produksi yang melebihi jumlah standar tersebut karyawan menerima jumlah upah tambahan sebesar jumlah kelebihan satuan keluaran di atas standar kali tariff upah per satuan. Tariff upah per satuan dihitung dengan cara membagi upah standar dengan satuan standar jam.
b. Taylor Differential Piece Rate Plan
Cara pemberian insentif ini adalah semacam straight piece rate plan yang menggunakan tariff tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tariff tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi per jam.
c. Premi lembur

Dalam perusahaan, jika karyawan bekerja lebih dari 40 jam satu minggu, maka mereka berhak menerima uang lembur dan premi lembur.premi lembur dihitung sebesar 50 % dari tariff upah.
Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut. Premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen tempat terjadinya lembur tersebut. Perlakuan ini dapat dibenarkan bila pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh dan pelanggan / pemesan mau menerima beban tambahan karena lembur tersebut.
Premi lembur dapat diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik atau dikeluarkan sama sekali dari harga pokok produk dan dianggap sebagai biaya periode ( period expenses ). Perilaku ini hanya dapat dibenarkan jika lembur tersebut terjadi karena ketidakefisienan atau pemborosan waktu

BIAYA BAHAN BAKU

 A. Unsur Biaya Yang Membentuk Harga Pokok Bahan Baku Yang Dibeli 

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian local, impor, atau dari pengolahan sendiri. Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya – biaya pembelian, pergudangan, dan biaya – biaya perolehan lain. 

B. Sistem Pembelian Lokal Bahan Baku 

Sitem pembelian local bahan baku melibatkan Bagian – bagian Produksi, Gudang, Pembelian, Penerimaan Barang dan Akuntansi. Dokumen sumber dan dokumen pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian local bahan baku adalah : surat permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual. Sistem pembelian local bahan baku terdiri dari : 

1. Prosedur pembelian bahan baku 

Jika persediaan bahan baku yang ada digudang sudah mencapai jumlah tingkat minimum pemesanan kembali (reorder point), bagian gudang kemudian membuat surat permintaan pembelian (purchase requisition) untuk dikirimkan ke bagian pembelian. 

2. Prosedur order pembelian 

Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar surat permintaan pembelian dari bagian gudang. Untuk pemilihan pemasok, bagian pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga (purchase price quotation) kepada para pemasok, yang berisi permintaan informasi harga dan syarat – syarat pembelian dari masing – masing pemasok tersebut. 

3. Prosedur penerimaan bahan baku 

Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat order pembelian yang diterimanya. Bagian penerimaan yang bertugas menerima barang, mencocokkan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku yang diterima dari pemasok dengan tembusan surat order pembelian. 

4. Prosedur pencatatan bahan baku di bagian gudang 

Bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari pemasok kepada bagian gudang. Bagian gudang menyimpan bahan baku tersebut dan mencatat jumlah bahan baku yang diterima dalam kartu gudang (stock card) pada kolom “masuk”. Kartu gudang ini digunakan oleh Bagian gudang untuk mencatat mutasi tiap – tiap jenis barang gudang. Kartu gudang hanya berisi informasi kuantitas tiap – tiap jenis barang yang disimpan di gudang dan tidak berisi informasi mengenai harganya. 

5. Prosedur pencatatan utang yang timbul dari pembelian bahan baku 

Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian memberikan tanda tangan di atas faktur pembelian, sebagai tanda persetujuan bahwa faktur dapat dibayar karena pemasok telah memenuhi syarat – syarat pembelian yang di tentukan oleh perusahaan. 

C. Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku 

Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi : metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory method). Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan bahan baku dari pembeliaan saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak catat dalam kartu persediaan. 

Metodepersediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan  dengan metode harga pokok proses. Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakan dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan. 

1. Metode identifikasi khusus (specific identification method). Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada harga pokok persatuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Dalam metode ini, tiap – tiap jenis bahan baku yang ada di gudang jelas identitas harga pokoknya, sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokok persatuannya secara tepat. Metode ini merupakan metode yang paling teliti dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi, namun sering kali tidak praktis. Metode ini sangat efektif dipakai apabila bahan baku yang dibeli bukan merupakan barang standar dan dibeli untuk memenuhi pesanan tertentu. 

2. Metode masuk pertama, keluar pertama (First – in, First – out Method) 

Metode masuk pertama, keluar pertama (metode MPKP) menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok prsatuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang, digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai. 

3. Metode masuk terakhir, keluar pertama (last – in, first – out method) 

Metode masuk terakhir, keluar pertama (metode MTKP) menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga poko bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi. 

4. Metode rata – rata bergerak (Moving Average Method) 

Dalam metode ini, persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga pokok rata – ratanya, dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya. Bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata – rata per satuan bahan baku yang ada di gudang. 

5. Metode biaya standar 

Dalam metode ini, bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebesar harga standard (standard price) yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Harga standard merupakan harga yang merupakan harga yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu. 

6. Metode rata – rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan 

Dalam metode ini, pada tiap akhir bulan dilakukan penghitungan harga pokok rata – rata per satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada di gudang. Harga pokok rata – rata per satuan ini kemudian di gunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dalam bulan berikutnya. 


D. Masalah – masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku 

Dalam bagian ini diuraikan akuntansi biaya bahan baku, jika dalam proses produksi terjadi sisa bahan (scrap materials), produk cacat (defective goods), dan produk rusak (spoiled goods). 

1. Sisa bahan (scrap materials) 

Bahan yang mengalami kerusakan di dalam proses pengerjaannya disebut sisa bahan. Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri. Jika harga jual sisa bahan rendah, biasanya tidak dilakukan pencatatan jumlah dan harganya sampai saat penjualannya. Tetapi jika harga jual sisa bahan tinggi, perlu dicatat jumlah dan harga jual sisa bahan tersebut dalam kartu persediaan pada saat sisa bahan diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang. 

Jika di dalam proses produksi terdapat sisa bahan, masalah yang timbul adalah bagaimana memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. hasil penjualan sisa bahan dapat diperlukan sebagai : 

a. Pengurangan biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut.

b. Pengurangan terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.

c. Penghasilan di luar usaha (other income) 

2. Produk Cacat (Defective Goods) 

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standard mutu yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik. 

Masalah yang timbul dalam produk cacat adalah bagaimana memperlakukan biaya tambah untuk pengerjaan kembali (rework costs) produk cacat tersebut. jika produk cacat bukan merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses produksi, tetapi karena karakteristik pengerjaan pesanan tertentu, maka biaya pengerjaan kembali produk cacat dapat di bebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang bersangkutan. 

3. Produk Rusak (Spoiled Goods) 

Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standard mutu yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat di perbaiki menjadi produk yang baik. Produk rusak merupakan produk yang telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. 

Perlakuan terhadap produk rusak adalah tergantung dari sifat dan sebab terjadinya : 

a. Jika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan tertentu atau faktor luar biasa yang lain, maka harga pokok produk rusak dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang baik dalam pesanan yang bersangkutan. Jika produk rusak tersebut masih laku dijual, maka hasil penjualannya diperlakukan sebagai pengurangan biaya produksi pesanan yang menghasilkan produk rusak tersebut.

b. Jika produk rusak merupakan hal yang normal terjadi dalam proses pengolahan produk, maka kerugian yang timbul sebagai akibat terjadinya produk rusak dibebankan kepada produksi secara keseluruhan, dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut di dalam tarif biaya overhead pabrik.     


DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

 A. Pengertian Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik 

Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian- bagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead pabrik. Dalam departementalisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead dihitung untuk setiap departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda di antara departemen- departemen produksi yang ada. Departementalisasi overhead pabrik memerlukan pembagian perusahaaan ke dalam departemen- departemen untuk memudahkan pengumpulan biaya overhead pabrik yang terjadi. 

Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan memperjelas tanggungjawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. 

B. Langkah – langkah Penetuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Per Departemen 

Langkah – langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah sebagai berikut : 

1. Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen 

Dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi, di samping harus diperhitungkan biaya overhead pabrik departemen produksi, harus diperhitungkan pula biaya yang terjadi di departemen pembantu, dengan cara mengalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati manfaatnya. Langkah pertama dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi dengan menyusun anggaran biaya overhead pabrik departemen produksi dan departemen pembantu. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen di bagi menjadi empat tahap utama berikut ini : 

a. Penaksiran Biaya Overhead Langsung Departemen atas Dasar Kapasitas yang Direncanakan untuk Tahun Anggaran 

Dalam menyusun anggaran, biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua golongan : 

1) Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan kepada departemen tertentu. 

2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah jenis biaya overhead pabrik yang menfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. 

Dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen, langkah pertama yang dilaksanakan adalah dengan menaksir berapa biaya overhead langsung departemen pada tingkat kapasitas yang direncanakan. 

b. Penaksiran Biaya Overhead Tidak Langsung Departemen 

Biaya tidak langsung departemen ini kemudian didistribusikan kepada departemen- departemen yang menikmati manfaatnya atas dasar distribusi tertentu berikut ini : 



Biaya tidak langsung departemen Dasar distribusi

Biaya depresiasi gedung 

Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung 

Gaji pengawas departemen

Biaya angkut bahan baku

Pajak bumi dan bangunan (PBB) Meter persegi luas lantai

Meter persegi luas lantai

Jumlah karyawan

Biaya bahan baku

Perbandingan harga pokok aktiva tetap dalam tiap departemen atau perbandingan meter persegi luas lantai 


c. Distribusi Biaya Overhead Tidak Langsung Departemen ke Departemen- Departemen yang Menikmati Manfaatnya 

Dalam rangka penetuan tarif, biaya – biaya overhead pabrik tidak langsung departemen harus di distribusikan kepada departemen- departemen yang menikmati manfaatnya atas salah satu dasar distribusi tersebut diatas.


d. Menjumlah Biaya Overhead Pabrik per Departemen  


2. Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu Ke Departemen Produksi 

Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut ini : 

a. Metode alokasi langsung

Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke tiap- tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain. 

b. Metode alokasi bertahap 

Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain. alokasi biaya overhead dari departemen pembantu ke departemen produksi dilakukan secara bertahap, dengan pertama kali mengalokasikan biaya overhead antar departemen pembantu, baru kemudian mengalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi. Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok metode : 

1) Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen – departemen pembantu. Yang termasuk dalam kelompok metode ini adalah : 

(1) Metode alokasi kontinu (continuous allocation method)

(2) Metode aljabar (algebrals method) 

2) Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antardepartemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah “metode urutan alokasi yang diatur” (specified order of closing). 


3. Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead pabrik perdepartemen  


C. Metode Alokasi Bertahap Yang Memperhitungkan Jasa Timbal Balik Antardepartemen Pembantu 

Di dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik per departemen, biaya dibagi menjadi dua golongan, biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen. Biaya tidak langsung harus dibagikan kepada departemen – departemen yang menikmati manfaatnya, baik dalam departemen produksi maupun departemen pembantu. Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian biaya overhead tidak langsung departemen kepada departemen – departemen yang menikmati manfatnya, baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi biaya overhead. 

Langkah selanjutnya dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik adalah membagikan biaya overhead departemen – departemen pembantu kepada departemen – departemen produksi (dalam metode alokasi langsung) atau kepada departemen – departemen pembantu lain dan departemen produksi (dalam metode alokasi bertahap). Istilah yang digunaka untuk pmenggambarkan pembagian biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan departemen produksi adalah alokasi biaya overhead. 

Atas dasar tarif ini biaya overhead pabrik dibagikan kepada produk di departemen produksi. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik di departemen produksi kepada produk adalah pembebanan biaya overhead. Tiga macam tariff : Tarif distribusi adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead tidak langsung departemen kepada departemen – departemen yang menikmati manfaatnya, baik departemen pembantu maupun produksi.  Tarif alokasi adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead departemen pembantu kepada departemen produksi, baik secara langsung maupun bertahap. Tarif pembebanan adalah tariff yang digunakan untuk membagikan biaya overhead pabrik kepada produk. 

D. Metode Alokasi Bertahap Yang Tidak Memperhitungkan Transfer Jasa Timbal Balik Antardepartemen Pembantu 


Metode alokasi beertahap yang banyak digunakan adalah metode urutan alokasi yang diatur (specified order of closing). 

Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut : 

1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap

2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sedemikian rupa sehingga arus alokasi biaya menuju ke satu arah

3. Pedoman umun di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen pembantu adalah sebagai berikut : 

a. Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai oleh departemen – departemen lain, dialokasikan pada urutan yang pertama. 

b. Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya overhead dalam masing – masing departemen pembantu.

c. Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen pembantu lain, diletakkan paling akhir dalam proses alokasi biaya overhead. Mengenai pemilihan departemen pembantu yang terakhir dialokasikan biayanya, seringkali pertimbangannya dilihat dari sudut pengendalian biaya. 

4. Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum berikut ini : 

a. Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya overhead nya telah habis dialokasikan ke departemen lain. Dengan kata lain, tidak dimungkinkan timbulnya arus balik dalam proses alokasi biaya overhead.

b. Departemen – departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila jumlahnya tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalamnya. 


E. Akuntansi Biaya Overhead 

Akuntansi biaya overhead terdiri dari pencatatan : 

1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasar tariff yang di tentukan dimuka

Apabila produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, untuk menampung biaya produksi, di dalam buku besar dibentuk rekening Barang Dalam Proses untuk tiap departemen produksi. Biaya overhead yang dibebankan kepada produk ditampung dalam rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan. Rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan perlu di bentuk untuk tiap departemen produksi. 

2. Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya

Untuk mengumpulkan biaya overhead sesungguhnya terjadi, dalam buku besar dibentuk rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lagi sesuai dengan pembagian departemen pembantu dan departemen produksi. Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya mula – mula dilakukan dengan mendebit rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rincian jenis biaya overhead pabrik dalam tiap – tiap departemen produksi dan departemen pembantu diselenggarakan dalam buku pembantu. 

3. Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke Rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang di muka dipertemukan dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.

4. Penentuan Biaya Overhead Pabrik yang Kurang atau Lebih Dibebankan 

Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik, pada akhir periode akuntansi dihitung saldo rekening Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya perdepartemen. 


BERMAIN LOMPAT TALI DAN BERMAIN LAYANG-LAYANG

 BERMAIN LOMPAT TALI


Pada suatu hari ada anak bernama Nia dan dua temannya bernama mei-mei dan Santi. Mereka sedang bermain lompat tali di dekat lapangan. Mereka sangat asik bermain di dekat lapangan. Mereka sangat asik bermain dan bergiliran… Nah sekarang giliranmu Nia Mei-mei berkata,.. Ok aku jalan ya.

Pada saat dia bermain nia terpeleset dan jatuh!! Mei-mei dan Santi menolong nia untuk diobati di rumah. Nia menangis karena kesakitan. Sesampai di rumah Mei-mei dan santi mengobati nia. Tunggu di sini ya kita mencari ibumu dulu ya. Ya terima kasih ya dan mereka mencari ibu nia…


Sesampainya mereka menemukan ibu nia dan menjelaskan semua. Sesampainya di rumah mei-mei dan Santi berpamitan kepada nia dan ibunya dan nia berterima kasih kepada mei-mei dan Santi.

BERMAIN LAYANG-LAYANG
Setelah itu layang-layang saya naik ke atas yang sangat tinggi sampai mencapai 7 km, itupun saya melihat dari bawah dan layang-layang tersebut terlihat sangat kecil.
Waktu itu saya tidak sengaja, ternyata benang yang saya pakai ketika bermain layang-layang putus, itupun gara-gara saya tidak memantau layangan saya ketika terbang, ya sudah, setelah itu  saya pasrah mungkin ada yang menemukan salah satu teman saya di suatu tempat.
Maka dari itu kita juga selalu memantau setiap menit layang-layangan kita yang keadaan terbang sangat tinggi dan berada di atas dan tertiup angin yang sangat kencang.
Kita juga harus mengawasi dengan mata kita di sore hari maupun terkena sinar matahari waktu sore, menurut saya tidak masalah, itu juga lebih bagus untuk membuat kesehatan pada mata kita sendiri.
O’ya teman-teman ternyata bermain layang ini juga ada manfaatnya, pasti Anda baru tau ya, kalau bermain layang-layang ada manfaatnya.
Tapi jangan salah ya, bukan hanya anak-anak aja yang sangat bahagia dalam bermain layang-layang, kalau kita telusuri nih, orang dewasa juga sangat gemar dan menikamti permainanan ini dalam bermain layang-layang.

Tuesday, July 5, 2022

ISTILAH-ISTILAH BERKAITAN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENELITIAN

 

 

Teori 
Informasi ilmiah yang abstrak sifatnya dan belum tentu dapat langsung digunakan dalam penelitian yang ingin dilakukan oleh seorang peneliti melalui deduksi logika teori yang abstrak tadi diterjemahkan menjadi hipotesa yakni informasi ilmiah yang lebih spesifik dan lebih sesuai dengan tujuan penelitian.

Konsep 
Istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian keadaan kelompok/individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Konstruk
Konsep dengan tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari kejadian-kejadian obyek / individu tertentu.

Fenomena 
Hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.

Deduksi
Proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis dari data.

Induksi 
Pengambilan keputusan dengan menggunakan data tanpa menggunakan hipotesis.

Pendekatan kuantitatif 
Lebih menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Pendekatan kualitatif 
Prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari pihak yang mempunyai hubungan dengan masalah yang diramal.

Data kualitatif 
Data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat/tulisan. Data yang pada umumnya sukar diukur/menunjukkan kualitas tertentu untuk kepentingan penyusunan instrumen penelitian biasanya data kualitatif disusun dalam skala tertentu.

Data kuantitatif 
Data yang bersifat angka. Data terukur, biasanya dapat dinyatakan dalam satuan tertentu penting buat pengelolaan statistik, penyusunan tabel, dsb, persyaratan yang harus dipenuhi agar data kuantitatif bernilai untuk pengelolaan dapat dipelajari dalam ilmu statistik.

 

Penelitian deskriptif 
Penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif gambaran/lukisan ecara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah/keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi/analisis.

Sampel 
Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki untuk populasi tersebut.

Responden
Dari kata asal ‘respon’ (penanggap) yaitu orang yang menanggapi. Dalam penelitian responden adalah orang yang dimintamemberikan keterangan tentang sesuatu fakta/pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket/lisan ketika menjawab wawancara.

Informan
Orang yang memberikan informasi dengan pengertian ini maka informan dapat dikatakan sama dengan responden apabila pemberian keterangannya karena dipancing oleh pihak peneliti. Istilah-istilah informan ini banyak digunakan dalam penelitian kualitatif.

Key person 
Orang-orang yang mempunyai inferensi dan audience yaitu orang-orang atau lembaga yang dapat menggunakan hasil-hasil penelitian.


 

Konsep dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

 

Konsep Belajar Mengajar

            Belajar adalah sebuah proses perubahan yang terjadi pada diri manusia dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak pandai menjadi pandai, dari tidak tahu menjadi tahu. Proses perubahan itu memerlukan waktu yang berbeda pada diri seseorang atau individu.

Menurut  Slameto (2010:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

 

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

            H.C. Witherington (1986:2&5) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam diri seseorang. Orang yang belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum ia melakukan perbuatan belajar itu. Perubahan ini dapat meliputi macam dirinya, atau pengetahuannya, atau apa yang dapat dilakukannya.

Menurut  Slameto (2010:3-4) ada beberapa ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu:

1.    Perubahan terjadi secara sadar

2.    Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

3.    Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4.    Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

5.    Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

6.    Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

 

Masih menurut Slameto (2010:5) jenis-jenis belajar, penulis hanya mengambil 4 dari 11 jenis-jenis belajar, yaitu:

  1. Belajar Global/keseluruhan (global whole learning)

Di sini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya; lawan dari belajar bagian. Metode belajar ini sering juga disebut metode Gestalt.

  1. Belajar laten (latent learning)

Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera, dan oleh karena itu disebut laten. Selanjutnya eksperimen yang dilakukan terhadap binatang mengenai belajar laten, menimbulkan pembicaraan yang hangat di kalangan penganut (reinforcement) dalam belajar. Rupanya penguat dianggap oleh penganut behafiorisme ini bukan faktor atau kondisi yang harus ada dalam belajar. Dalam penelitian mengenai ingatan, belajar laten ini diakui memang ada yaitu dalam bentuk belajar insidental.

  1. Belajar mental (mental learning)

Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi di sini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Ada tidaknya belajar mental ini sangat jelas terlihat pada tugas-tugas yang sifatnya motoris. Sehingga perumusan operasional juga menjadi sangat berbeda. Ada yang mengartikan belajar mental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku orang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain dan lain-lain.

  1. Belajar Prodektif (productive learning)

R. Bergius (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila individu mampu menstransfer prinsip menyelesaikan satu personal dalam satu situasi ke situasi lain.

            Dari beberapa pendapat di atas, bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan menyeluruh, gurulah sebagai pemeran utama. Belajar dan mengajar yang efektif yaitu perlunya bimbingan, kondisi dan strategi belajar, dan metode belajar. Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar, sedangkan belajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula.

 Dalam belajar siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Sedangkan mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Menurut Slameto (2010:92) guru memiliki tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan siswanya.

Corey (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Menurut Dimyati dan Moelyono (dalam Sagala, 2003:62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Lebih lanjut, UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi penegetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersumber dari luar diri siswa (ekstren) atau dari dalam diri siswa (intern). Nana Saodih mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu:

a.    Faktor Lingkungan

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri siswa, baik faktor maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosial psikologis yang ada dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. Termasuk faktor fisik dalam lingkungan keluarga adalah keadaan rumah dan ruangan tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah juga suasana lingkungan di sekitar rumah.

Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting begi perkembangan belajar pada siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah, seperti lingkungan kampus, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar dan sebagainya. Guru-gurunya serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan ko-kurikuler dan sebagainya.

Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para siswanya.

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap semangat dan aktifitas belajar siswa. Lingkungan masyarakat di mana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajar siswa. Oleh karena itu, guru selaku pendidik dan pengajar di sekolah diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa bersemangat dalam melakukan aktivitas belajarnya.

b.    Faktor-Faktor Dalam Diri Individu

Banyak faktor yang ada dalam diri individu atau si pelajar yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya. Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek fisiologis dan aspek psikologis.

1)        Faktor-Faktor Fisiologis Dalam Belajar

Faktor-faktor fisiologis mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Tiap orang memilik fisik yang berbeda, ada yang tahan belajar selama lima jam atau enam jam terus-menerus tetapi ada juga yang hanya tahan satu dua jam saja. Kondisi fisik menyangkut ketahanan tubuh, kelengkapan dan kesehatan panca indera baik penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Indera yang paling penting dalam belajar adalah penglihatan dan pendengaran. Seseorang yang penglihatan dan pendengarannya kurang baik akan berpengaruh kurang baik pula terhadap usaha dan hasil belajarnya. Jelasnya kesehatan merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan belajar.

2)        Faktor-Faktor Psikologis Dalam Belajar

Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar memiliki pengaruh yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Faktor-faktor psikologis dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian, proses belajar mengajar itu akan berhasil baik, kalau didukung oleh faktor-faktor psikologis dari si pelajar.

Ada berbagai model klasifikasi faktor psikologis yang diperlukan dalam kegiatan. Thomas F. Staton dalam (Sardiman, 2005 : 39) mengemukakan enam macam faktor psikologis yaitu : a) motivasi, b) konsentrasi, c) rekasi, d) organisasi, e) pemahaman, dan f) ulangan.

Di samping enam macam faktor psikologis yang diuraikan di atas, masih ada rumusan-rumusan lain mengenai dorongan untuk belajar pada diri seseorang. Ada yang mengklasifikasikan faktor-faktor psikologis dalam belajar itu adalah sebagai berikut: a) perhatian, b) pengamatan, c) tanggapan, d) fantasi, e) ingatan, f) berpikir, g) bakat, h) motif.

Selanjutnya Sagala (2003:57) mengemukakan syarat agar peserta didik berhasil dalam belajar yaitu: (1) kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, (2) menimbulkan minat yang tinggi terhadap pelajaran, (3) bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai potensinya, (4) menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang menjadi lanjutannya, (5) menguasai salah satu bahasa asing, (6) stabilitas psikis, (7) kesehatan jasmani (8) lingkungan yang tenang, (9) kehiduapan ekonomi yang memadai, (10) menguasai teknik belajar di sekolah dan di luar sekolah.

How a cell phone works



General Statement: 

A cell phone is a great gadget in this modern world. What is a cell phone? A cell phone is actually a radio in certain way. Like a radio, by a cell phone we can communicate to other people in real time. Million people use cell phone for their communication. Even nowadays, people use cell phones to communicate in voice, written and data.

Alexander Graham Bell is the person who make great change in the way people communicate to each other. He invented a telephone in 1876. While wireless radio was formally known in 18994 presented by Guglielmo Marconi. By these two technologies, then a cell phone was born. However do you know how actually cell phones work?

Sequenced Explanations: 

This short explanation on how a cell phone work is really wonderful. A cell phone or in long term “cellular telephone’ works by transmitting signals of radio to towers of cellular. The towers are networked to a central switching station. The connection usually uses wire, fiber optic-cables, or microwave.

Then the central switching station which handles calls in certain given area is directed connected to the wire-based telephone system. Cellulars are pick up by the towers and relayed to another cellular telephone user or the user of wire-based telephone network.

The towers vary in the capacity and capability to receive signals. Some can receive the signal from short distance and the others can receive more distance. However, there are usually more than one tower in certain given area so that the system can handle the increasing telephone traffic.


Fungsi dan jenis lembaga keuangan

 


1. Fungsi Lembaga Keuangan

 

     Lembaga-lembaga keuangan berfungsi sebagai lembaga yang mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke Deficit Spending Unit (DSU). Fungsi ini dikenal sebagai fungsi perantara finansial (finansial intermediation). Selain fungsi tersebut masih ada lagi fungsi atau peran lain yang hampir identik dengannya, yaitu sebagai agent of development. Dengan fungsi-fungsi ini lembaga keuangan dapat mendorong pengembangan dan embangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara. Lembaga keuangan dapat memobilisasi dana dari masyarakat atau dari luar daerrah yang kemudian disalurkan kembali ke dalam perekonomian dalam bentuk kredit. Bisa jadi, secara mikro berdirinya lembaga keuangan ini di daerah tersebut tidak memberikan keuntungan bagi lembaga keuangan sebagai perusahaan, namun dalam jangka panjang keberadaannya akan memberi manfaat berupa pengembangan ekonomi daerah tersebut.

 

     Pada kegiatan belajar ini, fungsi lembaga keuangan ditinjau dari sisi penyediaan jasa-jasa finansial, kedudukan dalam sistem perbankan, sistem finansial, dan sistem moneter.

 

a. Penyedia Jasa-Jasa Keuangan

     Menurut Surat Keputusan Mentri Keuangan Repulblik Indonesia No. 792 Tahun 1990, lembaga keuangan diberikan batasan sebagai semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meskipun demikian peran tersebut dapat dilakukan oleh bank maupun lembaga keuangan lainya. 

 

     Sebagai unit usaha yang bergerak di bidang keuangan, produk dari lembaga keuangan adalah jasa-jasa finansial. Jasa-jasa ini merupakan bentuk dari kegiatannya yang memudahkan pendistribusian dana dan modal. Fungsi-fungsi ini sangat penting dalam efisiensi sistem finansial.

 

Fungsi-fungsi itu dapat berupa kegiatan: 

 

    # Mekanisme pembayaran (payment mechanism)

    # Perdagangan sekuritas (trading security)

    # Transmutasi (transmutation)

    # Diversifikasi risiko (risk diversification)

    # Manajemen portofolio (portofolio management)

 

Mekanisme pembayaran

 

     Lembaga keuangan memudahkan entitas ekonomi melakukan transaksi dan pembayaran tanpa harus menggunakan uang tunai. Cek dan kartu kredit dipakai luas dalam transaksi pembayaran tanpa uang tunai untuk pembayaran listrik, gas, air, maupun belanja rumah tangga. Jasa finansial ini sangat ekonomis, aman, dan selalu dilayani dengan cepat, nilai transaksi kartu kredit telah melebihi Rp 3 triliun. Selain itu karena kemajuan komputer dan dimungkinkan oleh ketentuan pemerintah terutama setelah fakto (1988) lembaga keuangan membuat point of sale (POS) terminal, Electronic Fundas Transfer System (EFTS) ATM dan lain-lain. Dewasa ini kita dengan mudah menemukan ATM di pusat perbelanjaan, hotel, perkantoran maupun tempat-tempat strategis lainnya. Dengan mekanisme pembayaran dan produk seperti ini, tidak hanya kenyamanan yang diciptakan tetapi juga peningkatan perputaran dana.

 

Perdagangan sekuritas

 

     Bagi perusahaan-perusahaan yang menerbitkansaham dan penjualannya kepada masyarakat, dibutuhkan suatu mekanisme agar saham-sahamnya dapat berkembang. Mekanisme ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan sekuritas yang bertindak sebagai agen, broker atau dealer. Lembaga keuangan dapat juga bertindak sebagai penjamin emisi dari emitennya dalam perdagangan pada pasar primer.

 

Transmutasi

 

      Lembaga keuangan menyediakan berbagai jenis pilihan investasi bagi pemilik uang maupun barbagai jenis pilihan sumber dana bagi lembaga yang kekurangan dana. Danareksa memecah kembali saham-saham yang diperdagangan menjadi unit-unit saham, seri yang nilainya relatif lebih kecil sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat. Demikian juga bank-bank yang memiliki sumber dana  yang berjangka waktu relatif pendek menanamkan dananya dalam bentuk kredit yang berjangka waktu relatif lebih panjang. Atau lembaga keuangan mengumpulakan dana-dana dalam jumlah yang kecil (denominasi kecil), kemudian menanamkanya dalam kredit yang jumlahnya lebih besar. Proses perubahan (jangka waktu, denominasi dan jumlah) atas uang yang dibeli dan dijual oleh lembaga keuangan ini disebut dengan transmutsi, atau tanformasi.

 

Diversifikasi risiko

 

     Dibandingkan dengan individu, volume dan jenis pebelian surat-surat berharga oleh lembaga keuangan jauh lebih besar, sehingga risiko yang ditanggung juga akan lebih besar. Untuk mengurangi efek negatif atau risiko yang potensial, lembaga keuangan dapat melakukan diversifikasi risiko efek dan surat-surat berharga dengan menanamkannya pada sektor-sektor yang berbada pula.

 

Manajemen portfolio

 

     Erat kaitanya dengan diversifikasi risiko, lembaga keuangan berfungsi sebagai penyediaan, yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan :

    # Kenyamanan

    # Proteksi terhadap kecurangan

    # Kualitas pilihan rendah

    # Biaya transaksi rendah

    # Pajak pendapatan

 

     Perbedaan pajak pendapatan di antara individu dan perusahaan dapat diminimumkan dengan adanya intermediasi, dengan mentransfer dari periode ke periode, dari pembayaran rendah ke tinggi. Misalnya, pendapatan yang di investasikan yang diperoleh dari dana pensiun tidak akan dipajak. Deposan yang meneruma giro, traveller's cheks yang merupakan manfaat dari bentuk bunga implisit, biasanya dibebaskan dari pajak pendapatan, sedangkan bunganya sendiri dikenakan pajak.

 

     Fungsi lembaga keuangan dalamproses intermediasi tidak jauh berbeda dengan fungsi yang di atas, yaitu :

     # Intermediasi denominasi.

     # Intermediasi maturitas.

     # Intermediasi risiko kredit.

     # Intermediasi suku bunga.

     # Intermediasi valas.

     # Informasi dan bantuan proses (information and assistance process)

 

b. Sistem Perbankan

     Menurut Encyclopedia of Economic, yang dimaksud dengan sistem perbankan (banking system) adalah kerangka yang terintegrasi dari unit-unit bank umum (commercial bank) yang diberi kuasa atau memiliki kewenangan dalam mengeluarkan uang giral (penciptaan uang) dan deposito (time deposito), kemudian menyelenggarakan kegiatan jasa-jasa perbankan baik dalam negeri maupun luar negeri.

 

     Unit-unit yang termasuk dalam sistem ini di bagi dalam dua bagian, yaitu :

Dalam arti sempit, struktur terdiri dari bank sentral dan bank-bank komersial dan bank deposito bukan komersial. (deposito banks) yang dimaksud dengan bang deposito bukan komersial adalah bank yang menerima simpanan masyarakat tetapi tidak memiliki  karakteristik seperti yang dimiliki oleh bank-bank umum. Simpanan ini dapat berupa tabungan dan deposito berjangka yang juga merupakan sebagian aktivitas dari bank-bank umum.

     Kewajiban moneter sistem perbankan ini adalah M1 dan M2, di mana M1 terdiri dari uang kartal dan giral, sedangkan M2 adalah M1 ditambah uang kuasi. Dalam hal uang kuasi yang ada dalam konsep M2 ini tidak semuanya merupakan milik dari sistem perbankan, sebagian lagi merupakan milik dari lembaga-lembaga keuangan yang ada dalam sistem moneter.

 

c. Sistem Moneter

     Sistem moneter seperti yang didefinisikan dalam Encyclopedia of Economic merupakan sistem yang terdiri sistem perbankan dan lembaga-lembaga keuangan lainya yang memiliki karakteristik bank tetapi tidak menciptakan uang. Sistem ini dibagi atas dua bagian yang didasarkan atas luas cakuannya dan pengaruhnya dalam penciptaan uang atau peredaran uang dalam perekonomian.

 

Pembagiannya adalah :

# Dalam arti sempit, lembaga-lembaga yang termasuk dalampertian ini terdiri dari otoritas moneter (bank sentral), bank-bank uang deposito (deposit money banks). Yang terakhir ini disebut dengan Bank Pencipta Uang  Giral (BPUG).

Kewajiban moneter BPUG dalam arti yang luas diartikanuang kartal, uang giral, dan uang kuasi (near money). Uang kartal terdiri atas uanga kertas dan uang logam yang masih berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara dan BPUG. Uang giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang serta deposito berjangka dan taska yang sudah jatuh waktu yang kesemuanya merupakan simpanan milik penduduk pada BPUG. Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka yang belum jatuh waktu, tabungan dan simpanan dalam  valas milik penduduk yang disimpan pada BPUG. Kewajiban moneternya dalam perekonomian adalah jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2), yaitu M1 ditambah uang kuasi pada bank-bank pencipta uang giral.

# Dalam arti luas, lembaga-lembaga yang termasuk dalampengertian ini terdiri dari otoritas moneter (bank sentral), deposit money bank dan quasi money bank (bank-bank deposito yang hanya memiliki tabungan dan deposito). Kewajiban moneternya adalah jumlah uang beredar dalam arti luas (M3).

 

d. Sistem Finansial

     Sistem finansial merupakan jaringan yang terintegrasikan dari seluruh lembaga-lembaga keuangan yang ada dalam suatu sistem ekonomi. Strukturnya terdiri dari sistem perbankan, sistem moneter, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Lembaga keuangan lainnya dapat berupa lembaga pembiayaan, leasing, gactoring, asuransi, modal venture, dan lain-lain.

 

     Inti dari sistem finansial ini adalah bank sentral yang merupakan otoritas moneter. Kewajiban moneter dari sistem finansial ini merupakan jumlah uang beredar dalam arti yang sangat luas yang dapat berupa M3 dan M4.

 

     Produk dan jasa yang diciptakan dan ditawarkan oleh lembaga-lembaga yang dalam setiap sistem ini akan sangat mempengaruhi jumlah uang beredar atau kewajiban moneternya. Batasan atau definisi jumlah uang beredar yang ditetapkan berubah sejalan dengan inovasi keuangan dan perubahan peraturan yang berlaku disuatu perekonomian. Peraturan-peraturan ini dapat mengaburkan dan mengubah arti dari suatu instrumen. Misalnya, sebelum tahun 1980, rekening negotiable orders of withdrawal  (NOW Account) yang dikeluarkan oleh bank-bank di Amerika Serikat, dan digunakan sebagai alat transaksi tidak dimasukkan dalam kategori M1. Tetapi setelah tahun 1982. Akan tetapi Money Market Deposit Account (rekening deposit pasar uang) yang dirilis pada saat yang hampir bersamaan dengan super now tidak dimasukkan dalam M1 meskipun dapat digunakan sebagai alat transaksi. Alasan yang diberikan oleh otoritas moneter (Fed) adalah karena jumlah transaksinya dibatasi hanya sampai enam kali selama satu bulan.

 

     Demikian halnya produk-produk yang diciptakan oleh sistem finansial, instrumen pasar uang pada suatu waktu akan dinilai kembali dalam komposisi jumlah uang beredar. Setelah kebijaksanaan di bidang keuangan, moneter, dan perbankan yang komprehesif (pakto 1988) dikeluarkan, lembaga keuangan Indonesia menawarkan produk-produk yang inovatif yang memberi kemudahan bagi masyarakat. Produk-produk ini pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam arti sempit dan luas. Pasca 1988 fungsi, harga dan tersedianya jasa-jasa finansial serta pendekatan moneter mengalami perubahan. Perubahan-perubahan ini mempengaruhi kelembagaan dalam industri finansial.

 

2. Jenis Lembaga Keuangan

 

a. Lembaga keuangan Bank

     Berdasarkan fungsinya, terdiri atas bank sentral, bank umum, bank tabungan, bank pembangunan, serta bank desa. Berdasarkan kepemilikannya, terdiri atas : bank pemerintah, bank swasta nasional, bank swasta asing, bank campuran dan bank koperasi.

 

     Berdasarkan Undang-Undang Pokok Perbankan No. 23 tahun 1998 jenis bank di Indonesia ada dua yaitu : Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

 

     Bank umum adalah bank yang dapar memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran, sedangkan bank perkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka dan /atau bentuk lainya yang dipersamakan dengan itu.

 

Usaha Bank Perkreditan Rakyat selain yang di atas adalah sebagi berikut :

- memberikan kredit

- menyediakan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam

peraturan pemerintah

- menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito baerjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

 

     Bank perkreditan rakyat dilarang melakukan usah berikut :

menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalulintas pembayaran.

melakukan kegiatan usaha dalam baluta asing.

melakukan penyertaan modal.

melakukan usaha perasuransian.

melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang diperbolehkan.

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank

      Lembaga ini didirikan tahun1973 berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan No. Kep. 38/MK/I/1972 yang menerbitkan bahwa lembaga-lembaga ini dapat melakukan usaha-usaha sebagai berikut :

menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat sementara

memberi kredit jangka menengah

mengadakan penyertaan modal yang bersifat sementara

bertindak sebagai perantara dari perusahaan Indonesia dan badan hukum pemerintah

berindak sebagai perantara dalam mendapatkan peserta atau kampanye

sebagai perantara untuk mendapatkan tenaga ahli dan memberikan nasihat-nasihat sesuai keahlian

melakukan usaha lain di bidang keuangan.

     Tujuan pendirian lembaga ini adalah membantu pengembangan pasar uang dan modal serta memberikan jasa-jasa yang berkaiyan dengan pasar uang dan modal. Lembaga ini merupakan sarana untuk menghimpun dana masyarakat serta menunjang pembangunan nasional.

 

     Jenis lembaga keuangan bukan bank adalah sebagai berikut :

lembaga pembiayaan pembangunan  (development finance corporation)

lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga (invesment finance corporation)

c. Lembaga Keuangan Lainnya

     Lembaga ini terdiri dari lembaga-lembaga diluar lembaga-lembaga keuangan yang sudah disebutkan sebelumnya yang kegiatanya termasuk dalam aktivitas lembaga pembiayaan, yang terdiri atas :

Perusahaan pembiayaan konsumen (Consumer Finance Company) yaitu lembaga yang melakuka usaha-usaha pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran.

Perusahaan kartu kredit (Credit Card Company) yaitu lembaga yang melakukan usaha pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit.

Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company) yaitu lembaga yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka panjang.

Perusahaan sewa guna usaha (Leasing Company) yaitu lembaga yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara finance lease maupun operating lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran berkala.

Perusahaan perdagangan surat berharga (Securities Company) yaitu lembaga yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk perdagangan surat berharga.

Perusahaan modal venture (Venture Company) yaitu lembaga yang melakukan usaha pembiayaan dalam bantuk penyertaan modal kedalam suatu persahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu.

Perum pegadaian yaitu lembaga pembiayaan miik negara yang memberikan pinjaman secara hukum gadai kepada orang perseorangan di mana peminjam diwajibkan untuk menyerahkan barang bergerak di sertai hak untuk melelang bila waktu perjanjian habis.

Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang memberikan jaminan penggantian atas risiko yang dihadapi seseorang yang dapat berupa kematian, rusak, atau hilangnya harta milik, dan lain sebagainya.

3. Contoh Kasus 

     

     Seseorang pengusaha yang baru mendirikan usahanya ingin menambah modal usahanya guna meningkatkan produksinya, kemana dia harus melakukan pinjaman dana, bank umum atau lembaga keuangan lainnya?

 

Jawaban Kasus

     Untuk memutuskan ke mana si pengusaha melakukan pinjaman tentu ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain : jumlah dana yang dibutuhkan, peruntukan dana, jangka waktu terikatnya dana, persyaratan yang harus dipenuni, kemampuan perusahaan untuk mengembalikannya dan lain-lain. Jika semua itu sudah terjawab pilihlah tingkat suku bunga yang lebih murah antara bank dan lembaga keuangan lainnya ditambah dengan biaya-biaya lalinnya seperti provisi. Dari perhitungan yang dibuat dapat diputuskan pilihan bank

 

 

 

 

Persamaan Bank Umum dan BPR adalah sama-sama merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari mayarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

 

Perbedaan antara Bank Umum dan BPR, yaitu : • Bank  Umum  memberikan  jasa  dalam  lalu  lintas  pembayaran.  Sedangkan BPR adalah tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (misalnya cek). Artinya, di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum

 

 

 

Prinsip-prinsip 5C tersebut antara lain:

 

Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.

 

Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.

 

Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.

 

Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.

 

Condition, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank, biasanya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur yang utama digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL. Analisis ini terdiri dari aspek capital, assets,management, eareraning dan liquidity. Hasil dari masing-masing aspek ini kemudian akan menghasilkan kondisi suatu bank.

1.      Aspek Permodalan (Capital)

Penilaian pertama adalah aspek permodalan (capital) suatu bank. Dalam aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebutdidasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (AMTR). Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah, maka CAR perbankan untuk tahun 2001 minimal harus 8% harus segera memperoleh perhatian dan penanganan yang serius untuk segera diperbaiki. Penambahan CAR untuk mencapai seperti yang ditetapkan memerlukan waktu, sehingga pemerintahpun memberikan waktu yang telah ditentukan, target CAR tidak tercapai, maka bank yang bersangkutan akan dikenakan sangsi.

2.      Aspek Kualitas Aset (Aset)

Aspek yang kedua adalah mengukur kualitas asset bank. Dalam hal ini upaya yang dilakukan adah untuk menilai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaian asset harus seuai dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva prodktif terhadap terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

3.      Aspek Kualitas Manajemen ( Management)

Penilaian yang ketiga meliputi penilaian kualitas manajemen bank. Untuk menilai kualitas manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya dalam mengelola bank. Kualitas manusia juga dilihat dari segi pendidikan serta pengalaman, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas. Penilaian didasarkan kepada jawaban dari 250 pertanyaan yang diajukan mengenai manajemen bank yang bersangkutan.

4.      Aspek Earning

Merupakan aspek digunaka untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan.  Keuntungan  ini dilakukan dalam suatu period. Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur  tingkat efisiensi  usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang dikur secara rentabilitas yang terus meningkat diatas standar yang telah ditetapkan. Penilaian ini meliputi juga hal-hal seperti:

a.       Rasio laba terhadap Total Aset (ROA)

b.      Dan Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)

5.      Aspek Liquiditas (Liquidity)

Aspek kelima adalah penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu bank dapat dilakukan likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek. Dalam hal ini yang dimaksud dengan hutang-hutang jangka pendek yang ada di bank antara lain adalah simpanan masyarakat seperti simpanan tabungan, giro dan deposito. Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian bank juga harus dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.

Penilaian dalam aspek ini meliputi:

a.       Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva Lancar

b.      Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank KLBI, giro, tabungan, deposito dan lain-lain.

Disamping dengan penilaian anilisis CAMEL, Kesehatan bank juga dipengaruhi hasil penilaian lainnya yaitu penilaian  terhadap:

1.      Ketentuan perlaksanan peemberian Kredit Usaha Kecil (KUK) dan Pelaksanaan Kredit Ekspor.

2.      Pelanggan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian  Kredit (BMPK) atau sering disebut Legal Lending Limit.

3.      Pelanggaran Posisi Devisa Netto.

Penentuan bobot didasarkan kepada masing-masing aspek diatas diberikan nilai, kemudian dijumlahkan secara keseluruhan dari komponen yang dinilai. Secara garis besar hasil dari penilaian ini ditetapkan  ke dalam 4 golongan predikat bank.

Hasil penilaian terhadap analisi CAMEL. Kemudian ditungakan dalam bentuk angka yang diberikan bobot sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Bobot nilai ini diartikan sebagi nilai kredit. Dari bobot nilai ini dapat dipastikan kondisi suatu bank. Batas minimal dan maksimal untuk menetukan predikat suatu bank dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Nilai Kredit

Predikat

81  -  100

66  -  <81

51  -  <66

0  -  <51

Sehat

Cukup Sehat

Kurang Sehat

Tidak Sehat

Pihak perbankkan wajib memelihara kesehatan bank tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku dan wajib menyampaikan semua informasi yang dibutuhkan oleh Bank Indonesia dan wajib pula menyediakan semua informasi mengenai kemungkinan timbulnya resiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank. Demikian pula Bank Indonesia berhak untuk memeriksa semua catatan dan berkas-berkas yang ada secara berkala maupun atau setiap waktu jika diperlukan.

Perbankan wajib pula menyampaikan kepada Bank Indonesia tentang laporan keuangan, baik berupa neraca, laporan laba rugi tahunan ataupun laporan perubahan modal dalam waktu dan bentuk yang telah ditetapkan. Laporan keungan yang disampaikan ini hendaknya tel;ah di audit oleh akuntan publik.

Apabila menurut penilaian Bank Indonesia suatu bank mengalami kesulitan dan membahayakan kelangsungan hidupnya maka, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar :

1.      Pemegang saham menambah modal

2.      Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank

3.      Bank menghapuskan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya.

4.      Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain.

5.      Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban.

6.      Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain

7.      Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan kewajiban bank kepada bank atau pihak lain.

Apabila tindakan sebagaimana dimaksud di atas belum cukup untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi bank, dan atau menurut penilaian Bank Indonesia keadaan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan, maka pimpinan bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan memerintahkan direksi bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi. Apabila direksi bank tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham, maka pimpinan Bank Indonesia meminta kepada pengadilan untuk mengeluarkan penetapan  yang berisi pembubaran badan hukum bank tersebut, penunjukan tim likuidisi, dan perintah pelaksanaan likuidisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive