BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan Indonesia telah berjalan selama
lebih kurang dua dasawarsa. Peningkatan derajat kesehatan yang optimal sebagai
tujuan dari pembangunan bidang kesehatan telah dilaksanakan, seperti peningkatan
dan pemerataan pembangunan bidan kesehatan. Untuk mencapai hidup yang sehat,
masyarakat selalu berinteraksi dengan 4 faktor, yaitu faktor lingkungan,
perilaku individu dan masyarakat, pelayanan kesehatan, dan faktor bawaan
(genetik).
Oleh karena itu kesehatan lingkungan merupakan faktor utama dalam lingkup
kesehatan. Jika lingkungan kumuh dan tidak sehat maka akan menyebabkan
masyarakat mudah terkena penyakit baik menular maupun tidak menular. Lingkungan
hidup yang baik dan sehat merupakan kebutuhan hidup dan hak setiap orang.
Setiap orang berhak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap
orang wajib melestarikan fungsi lingkungan hidup, mencegah, menanggulangi
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana identifikasi kesehatan lingkungan ?
2.
Bagaimana dampak dari lingkungan yang tidak sehat ?
3.
Bagaimana cara meningkatkan kesehatan lingkungan dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal ?
1.3 Tujuan Penulisan
- Dapat mengidentifikasi apa yang
dimaksud kesehatan lingkungan.
- Dapat mengetahui dampak dari
lingkungan yang tidak sehat.
- Dapat mengetahui bagaimana cara
meningkatkan kesehatan lingkungan dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memberikan wawasan dan pengalaman dalam
menyusun karya tulis ilmiah.
2. Memberikan informasi
kepada pembaca bagaimana cara meningkatkan kesehatan lingkungan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
3. Menambah pengetahuan penulis tentang
lingkungan yang sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran
kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal.
Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat
lingkungan yang sehat.
Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan,K masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis.Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan
mayarakat.
Lingkungan sehat yang diharapkan adalah suatu lingkungan hidup yang
terencana, terorganisasi dinilai dari semua faktor yang ada pada lingkungan
fisik manusia, dikelola sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat
ditingkatkan.
Ditinjau dari sudut
kepentingan masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan masih banyak sekali
masalah–masalah lingkungan yang perlu segera mendapat perhatian. Kebanyakan
masyarakat, terutama terutama yang hidup didaerah pedesaan belum mengetahui
bahwa banyak sekali masalah–masalah lingkungan disekitarnya mereka yang dapat
berakibat buruk terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup mereka.
Keadaan dan masalah lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
nampak sangat beragam. Berbagai faktor lingkungan yang merugikan belum dapat
diatasi, yang penting artinya dalam peningkatan masyarakat itu sendiri. Ada
juga faktor lingkungan yang bersifat menguntungkan, belum dapat ditangani
dengan baik sebagai karakteristik kehidupan masyarakat, sifat–sifat dan kebiasaan,
serta tingkat pengetahuan masyarakat yang masih rendah.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), sanitasi
didefinisikan sebagai pengawasan faktor–faktor dalam lingkungan fisik manusia
yang dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap perkembangan jasmani,
maka berarti pula suatu usaha untuk menurunkan jumlah penyakit manusia
sedemikian rupa sehinga derajat keseh Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan
hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang
kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan
bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal. Pencemaran udara dewasa ini
semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan (Depkes RI).
2.2 Dampak Lingkungan yang tidak sehat
Kita telah memiliki contoh yang sangat menonjol mengenai proporsi yang
menyatakan bahwa sekarang ini polusi merupakan faktor pembatas yang paling
penting bagi manusia. Usaha yang dilakukan dalam mengurangi dan polusi
sekarang, mungkin akan memberi dampak buruk yang dapat mencegah manusia secara
keseluruhan merusak sumber-sumber alam, yang berarti juga merusak manusia sendiri.
Perbedaannya hanya dalam aspek pembagian dunia secara menyolok yaitu: pada
bangsa-bangsa yang belum berkembang (70% dari penduduk dunia) kekurangan
persediaan pangan dan sumber-sumbernya berhubungan erat dengan polusi kronis
dan penyakit yang disebabkan oleh kotoran-kotoran manusia dan hewan, sedangkan
bangsa-bangsa yang makmur atau sudah berkembang (30% dari penduduk dunia)
polusi kimiawi argo industri menjadi persoalan yang sangat parah pada polusi
organik. Polusi udara dan air secara keseluruhan yang berasal dari
negara-negara berkembang mengancam setiap orang (singer, 1969).
Adanya pencemaran lingkungan dapat berdampak negatif terhadap kehidupan
manusia dan lingkungannya, yaitu antara lain :
1. Punahnya
spesies tertentu
2. Adanya
ledakan hama tertentu
3. Gangguan
keseimbangan lingkungan
4. Kesuburan
tanah berkurang
5. Timbulnya
keracunan, penyakit atau gangguan kesehatan
6. Terbentuknya
lubang Ozon
7. Timbulnya
efek rumah kaca atau pemanasan global
2.3 Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Menetapkan baku mutu lingkungan. Baku
mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau
bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk
hidup, tumbuhan
atau benda lainnya.
2.
Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
permukiman penduduk.
3.
Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau
ekosistem.
4.
Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain
yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
5.
Memperluas gerakan penghijauan
6.
Melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku pencemaran lingkungan.
7.
Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti pentingnya lingkungan
hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
2.4
Meningkatkan Derajat Kesehatan
Menurut H. L. Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status kesehatan derajat
kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut adalah; keturunan,
pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan. Faktor keturunan atau genetik
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan karena secara genetik
manusia bisa menurunkan suatu penyakit kepada keturunannya. Pelayanan kesehatan
cukup memberi andi sebab sebagai contoh, jarak pusat pelayanan kesehatan bisa
memberi masyarakat pilihan untuk berkunjung atau tidak. Lingkungan yang kotor
bisa menjadi tempat berkembangnya vektor penyakit.
Perilaku sehat adalah segala tindakan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya (Becker 1979). Perilaku sendiri dapat dikategorikan
dengan perilaku terselubung (covert behavior) dan perilaku tidak terselubung
(Overt behavior). Perilaku terselubung tersebut berupa pengetahuan dan sikap
seseorang terhadap suatu objek sedangkan perilaku tidak terselubung adalah
perilaku yang sudah merupakan aksi atau tindakan. Usaha yang paling efektif
dalam mengubah perilaku, dari perilaku yang merugikan kesehatan ke arah
perilaku yang menguntungkan kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan.
Pendidikan tidak lepas dari proses belajar, dan
faktor-faktor manusia yang berperan dalam proses belajar adalah kematangan,
pengetahuan dan motivasi. Menurut Notoadmodjo (2003), pendidikan kesehatan
adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar
perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Untuk mengubah pemahaman perilaku
belum sehat menjadi perilaku sehat. Menurut Azwar (1983), membagi menjadi 3
macam, yaitu:
1. Perilaku yang menjadikan kesehatan
sebagai suatu yang bernilai di masyarakat sehingga kader kesehatan mempunyai
tanggung jawab di dalam penyuluhannya mengarahkan cara hidup sehat menjadi
kebiasaan masyarakat sehari-hari.
2. Secara mandiri mampu menciptakan
perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun kelompok, dalam hal ini pelayanan
kesehatan dasar diarahkan agar dikelola sendiri oleh masyarakat dalam bentuk
yang nyata contohnya adalah posyandu.
3. Mendorong perkembangan dan
penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat.
Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan
yakni: input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan
pendidik (pelaku pendidikan); proses (upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain); output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku).
Proses pendidikan tersebut berlangsung di dalam suatu lingkungan pendidikan
atau tempat dimana pendidikan itu berlangsung, biasanya dibedakan menjadi tiga
yaitu tri pusat pendidikan yaitu di dalam keluarga (pendidikan informal), di
dalam sekolah (pendidikan formal), dan di dalam masyarakat.
Proses pendidikan kesehatan juga mengikuti proses
tersebut, dan unsur-unsurnya pun sama. Yang bertindak selaku pendidik kesehatan
di sini adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk
mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka.
Karena itu individu, kelompok ataupun masyarakat, disamping dianggap sebagai
sasaran (obyek) pendidikan, juga dapat berlaku sebagai subyek (pelaku)
pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka di ikutsertakan di dalam usaha
kesehatan masyarakat.
2.5 Hidup Sehat
Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan
lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, kondisi lingkungan perlu benar-benar
diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Kesehatan lingkungan harus
dipelihara agar mendukung kesehatan setiap orang yang hidup di sekitarnya.
Memelihara berarti menjaga kebersihannya. Lingkungan kotor dapat menjadi sumber
penyakit. Oleh karena itu perilaku sehat berperan penting dalam menerapkan
hidup sehat.
Perilaku sehat adalah segala tindakan seseorang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Becker, 1979). Perilaku sendiri dapat dikategorikan dengan perilaku terselubung
(covert behavior) dan perilaku tidak terselubung (Overt behavior). Perilaku
terselubung tersebut berupa pengetahuan dan sikap seseorang terhadap suatu
objek sedangkan perilaku tidak terselubung adalah perilaku yang sudah merupakan
aksi atau tindakan. Usaha yang paling efektif dalam mengubah perilaku, dari
perilaku yang merugikan kesehatan ke arah perilaku yang menguntungkan kesehatan
adalah melalui pendidikan kesehatan.
Pendidikan tidak lepas dari
proses belajar, dan faktor-faktor manusia yang berperan dalam proses belajar
adalah kematangan, pengetahuan dan motivasi. Menurut Notoadmodjo (2003),
pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan
kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Untuk
mengubah pemahaman perilaku belum sehat menjadi perilaku sehat. Menurut Azwar
(1983), membagi menjadi 3 macam, yaitu: 1) Perilaku yang menjadikan kesehatan
sebagai suatu yang bernilai di masyarakat sehingga kader kesehatan mempunyai
tanggung jawab di dalam penyuluhannya mengarahkan cara hidup sehat menjadi
kebiasaan masyarakat sehari-hari. 2) Secara mandiri mampu menciptakan perilaku
sehat bagi dirinya sendiri maupun kelompok, dalam hal ini pelayanan kesehatan
dasar diarahkan agar dikelola sendiri oleh masyarakat dalam bentuk yang nyata
contohnya adalah posyandu. 3) Mendorong perkembangan dan penggunaan sarana
pelayanan kesehatan yang ada secara tepat.
Dari batasan ini tersirat
unsur-unsur pendidikan yakni: input adalah sasaran pendidikan (individu,
kelompok, masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan); proses (upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain); output (melakukan apa yang
diharapkan atau perilaku). Proses pendidikan tersebut berlangsung di dalam
suatu lingkungan pendidikan atau tempat dimana pendidikan itu berlangsung,
biasanya dibedakan menjadi tiga yaitu tri pusat pendidikan yaitu di dalam
keluarga (pendidikan informal), di dalam sekolah (pendidikan formal), dan di
dalam masyarakat.
Proses pendidikan kesehatan juga
mengikuti proses tersebut, dan unsur-unsurnya pun sama. Yang bertindak selaku
pendidik kesehatan di sini adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang
berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan
kesehatan mereka. Karena itu individu, kelompok ataupun masyarakat, di samping
dianggap sebagai sasaran (obyek) pendidikan, juga dapat berlaku sebagai subyek
(pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka diikutsertakan di dalam
usaha kesehatan masyarakat. Yang diartikan anak didik atau sasaran pendidikan
adalah masyarakat atau individu, baik yang sakit maupun yang tidak belum sakit,
baik anak-anak maupun orang dewasa. Jadi, lingkungan pendidikan kesehatan juga
mengikuti tri pusat pendidikan, yaitu :
1.
Pendidikan kesehatan di dalam keluarga yang sepenuhnya menjadi tanggung
jawab para orangtua, dengan menitikberatkan pada penanaman kebiasaan-kebiasaan,
norma-norma, dan sikap hidup sehat.
2.
Pendidikan kesehatan di dalam sekolah adalah tanggung jawab para guru
sekolah. Hal inl terwujud dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan
pendidikan kesehatan disekolah, disamping melanjutkan penanaman kebiasaan dan norma-norma hidup sehat kepada murid,
juga memberikan pengetahuan kesehatan.
3.
Pendidikan kesehatan di masyarakat, yang dapat dilakukan melalui berbagai
lembaga dan organisasi masyarakat. Jadi, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan, maka pendidikan kesehatan
dapat didefinisikan
sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan
kemampuan (perilakunya), untuk mencapai kesehatan secara optimal. Adapun hasil
dari pendidikan kesehatan tersebut, yaitu dalam bentuk perilaku yang menguntungkan
kesehatan. Baik dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman yang positif terhadap
kesehatan, yang akhirnya diterapkan dalam tindakan-tindakan yang menguntungkan
kesehatan.
2.6 Kesehatan Pribadi
Dapat dikatakan bahwa
kesehatan yang kita miliki adalah karena “upaya” kita sendiri. Oleh
sebab itu kesehatan perorangan atau kesehatan pribadi memegang peranan penting.
Kesehatan pribadi adalah kesehatan bagian-bagian tubuh kita
masing-masing yaitu meliputi; kesehatan kulit rambut dan kuku kesehatan mata,
hidung, telinga mulut dan gigi, tangan dan kaki, memakai pakaian yang
bersih serta melakukan gerak dan istirahat. Berbagai macam penyakit
dapat dicegah dengan menjaga kebersihan.
Oleh sebab itu, memelihara kesehatan
pribadi dimulai dengan memelihara kebersihan bagian-bagian tubuh kita. Perlu
diperhatikan pula masalah pengaruh sinar matahari pada kulit kita. Diwaktu pagi
hari, sinar matahari berguna untuk kulit, yaitu mengubah pro vitamin D menjadi
vitamin D yang penting bagi kulit. Tetapi berjemur atau berpanas-panasan secara
berlebihan di bawah sinar matahari yang terik tidak baik bagi kulit dan
kesehatan. Dalam jangka waktu yang panjang, sinar ultraviolet dalam sinar
matahari, dapat menembus sampai lapisan epidermis dan dapat menyebabkan kanker
kulit.
Makan merupakan kebutuhan penting,
tidak saja bagi penyediaan energi untuk tubuh kita, tetapi juga merupakan
kebutuhan penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup. Makanan menyediakan
zat-zat gizi yang diperlukan untuk berbagai proses di dalam tubuh kita. Perlu
diketahui, bahwa tidak ada makanan yang mengandung semua zat gizi secara
komplit. Oleh sebab itu, kita perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan untuk
menjamin terpenuhinya kecukupan zat-zat gizi yang kita butuhkan, yaitu zat
tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
Di sinilah perlunya setiap orang
menerapkan hidangan gizi seimbang. Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang
mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi
seseorang dalam satu hari secara seimbang, sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ini
dapat dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan dalam menu kita
sehari-hari. Keadaan ini nanti akan tercermin dari derajat kesehatannya, tumbuh kembangnya (pada anak-anak) serta
produktivitasnya yang optimal. Selain itu, makanlah sesuai usia.
Apabila kita sudah memasuki usia
lanjut (Lebih dari 50 tahun) kita membutuhkan makanan yang lebih sedikit. Oleh
sebab itu, kita perlu mengurangi lemak, gula, dan tepung atau karbohidrat.
Selain sesuai usia, makanlah sesuai kebutuhan, tidak berlebihan.Orang yang
tidak bekerja keras membutuhkan lebih sedikit makanan daripada orang yang
bekerja keras. Untuk mendapatkan berat badan yang sehat, perlu diperhatikan
keseimbangan pemasukan dan pengeluaran energi. Artinya bila kita makan terus
menerus melebihi kebutuhan tubuh kita atau tidak seimbang dengan aktivitas fisik yang kita lakukan, maka akan terjadi kelebihan energi. Semua kelebihan energi akan
diubah menjadi lemak sehingga kita akan mengalami kegemukan.
Hidup sehat memerlukan situasi,
kondisi, dan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, kondisi lingkungan perlu
benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Kesehatan lingkungan
harus dipelihara agar mendukung kesehatan setiap orang yang hidup di
sekitarnya. Memelihara berarti menjaga kebersihannya. Lingkungan kotor dapat
menjadi sumber penyakit.
Dalam memelihara kebersihan dan
kesehatan lingkungan ada 3 faktor yang harus- pertama-tama diperhatikan, yaitu
:
1.
Tersedianya air bersih
2.
Pembuangan sampah dan air limbah
3.
Menjaga kebersihan dan kesehatan kamar mandi, jamban atau WC.
Selain faktor tersebut, kualitas udara perlu juga
mendapat perhatian. Karena kualitas udara dalam suatu ruangan merupakan ukuran
dari keamanan setiap orang yang berada atau bekerja di ruangan tersebut. Bila
seseorang telah lama berada atau bekerja dalam bangunan yang udaranya tercemar,
ia dapat mengalami apa yang disebut Sick Building Syndrome atau Sindroma
Penyakit Bangunan. Keluhan-keluhan yang timbul adalah sering sakit kepala,
mual, sesak bernafas selalu letih dalam mengantuk, timbul gangguan-gangguan
kulit dan gejala-gejala mirip influenza.
Selain hal-hal yang perlu kita lakukan dalam rangka
memelihara kesehatan diri kita sendiri, ada satu hal yang perlu kita lakukan
juga, yaitu pemeriksaan kesehatan secara berkala. Dengan pemeriksaan kesehatan ini maka kemungkinan adanya gangguan
kesehatan atau gangguan penyakit akan diketahui lebih dini atau lebih awal.
Sehingga pengobatannya akan lebih mudah daripada bila penyakitnya sudah parah.
Bagi mereka yang dibawah 40 tahun, pemeriksaan kesehatan cukup dilakukan 2
tahun sekali. Tetapi bagi mereka yang berumur 40 tahun keatas, sebaiknya
melakukannya satu tahun sekali. Pemeriksaan kesehatan berkala dengan
memeriksakan diri pada tempat-tempat pelayanan kesehatan yang ada (rumah sakit,
klinik).
Beberapa kebiasaan buruk yang perlu dihindari adalah :
1.
Jangan merokok, karena asap yang ditimbulkan dari merokok sangat
membahayakan kesehatan paru-paru, baik bagi si perokok maupun orang-orang
disekitarnya.Tidak benar bila berhenti merokok dapat bertambah berat badan.
Mengendalikan berat badan dapat dilakukan dengan pengaturan makanan dan latihan
jasmani yang teratur. Tidak benar merokok dapat membantu memusatkan dan
menjernihkan pikiran. Hal yang terjadi justru sebaliknya, merokok dapat merusak
kerja sistem syaraf kita.
2.
Jangan minum alkohol dan makan obat terlarang, karena dapat mengakibatkan
hilangnya kesadaran, kecanduan dan ketergantungan. Alkohol dan obat terlarang
dapat merusak lambung, hati jantung dan sistem syaraf.
3.
Jangan mengadakan kontak langsung atau bergaul rapat dengan orang yang
menderita penyakit menular.
4.
Jangan memakai perlengkapan pribadi orang lain, seperti handuk, pakaian,
sendok, piring,
sikat gigi, sisir, apalagi milik penderita penyakit menular
5.
Jaga kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan
6.
Jangan melakukan hubungan seksual di luar nikah atau berperilaku seksual
yang menyimpang (homoseks, seks bebas), karena dapat terkena penyakit menular
seksual (PMS) termasuk HIV AIDS.
2.7 Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan
seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan
efisiensi dengan menggerakkan potensi seluruh masyarakat. Konsep kesehatan
masyarakat berkaitan dengan perubahan perilaku sehat akan lebih terbentuk dan bertahan
lama bila dilandasi kesadaran sendiri (internalisasi) sehingga konsep upaya
sehat dari, oleh dan untuk masyarakat sangat tepat diterapkan.
Saat ini masyarakat banyak menerima
pelayanan kesehatan di bawah standar akibat kedua syarat di atas tidak dipenuhi.
Keterbatasan ketenagaan di Indonesia yang terjadi karena kurangnya tenaga
sesuai kompetensi atau tidak terdistribusi secara merata melahirkan petugas
kesehatan yang memberikan pelayanan tidak sesuai kompetensinya. Kurangnya
pengetahuan dan motif ekonomi sering menjadikan standar pelayanan belum
dikerjakan secara maksimal. Masyarakat cenderung menerima kondisi tersebut
karena ketidaktahuan dan keterpaksaan.
Walaupun pemerintah telah banyak
melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia baik melalui
peraturan standar kompetensi tenaga kesehatan maupun program peningkatan
kompetensi dan pemerataan distribusi tenaga kesehatan tetapi belum seluruh
petugas kesehatan mendukung. Hal tersebut terkait perilaku sehat petugas
kesehatan yang masih banyak menyimpang dari tujuan awal keberadaannya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kuratif masih memimpin
sedangkan aspek preventif dan promotif dalam pelayanan kesehatan belum dominan.
Perilaku sehat masyarakat pun mengikuti saat paradigma sehat dikalahkan oleh
perilaku sakit, yaitu memanfaatkan pelayanan kesehatan hanya pada saat sakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan adalah semboyan yang paling tepat
dalam usaha kesehatan masyarakat sekaligus dalam meningkatkan status kesehatan.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kesehatan adalah melalui pendidikan
kesehatan dan penerapan pola hidup sehat. Pendidikan kesehatan dan penerapan
pola hidup sehat yang sudah dibina sejak dini pada setiap manusia Indonesia
akan menghasilkan generasi masa depan yang berkualitas, baik mental maupun
fisik, seperti kata pepatah .”Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
sehat”‘. Saat ini, sudah saatnyalah kita menanamkan pola pikir paradigma sehat,
seperti yang diinginkan oleh visi pembangunan kesehatan masa depan, pada
seluruh masyarakat, khususnya penentu kebijakan.
Kesehatan yang optimal tidak hanya mengacu pada kesejahteraan fisik. Secara
keseluruhan, kesehatan yang baik meliputi kesehatan seseorang mental, sosial,
spiritual, dan intelektual. Hal itu penting untuk memusatkan perhatian pada melakukan hal-hal yang
membantu menjaga tubuh tetap sehat. Individu perlu berlatih kebiasaan gaya
hidup sehat seperti makan diet seimbang, melakukan aktivitas fisik yang cukup,
mencari cara untuk bersantai dan tinggal terhubung secara sosial dengan orang
lain
Kesehatan masyarakat memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Dapat diartikan
bahwa perilaku sehat masyarakat harus ditingkatkan dan dipelihara oleh petugas
kesehatan. Kondisi masalah kesehatan di Indonesia sebagian besar terkait
perilaku masyarakat dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung
menuju perilaku hidup sehat. Upaya merubah perilaku masyarakat menjadi perilaku
sehat dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan atau secara khusus promosi
kesehatan. Atas dasar keadaan tersebut maka wajib bagi petugas kesehatan
memiliki kompetensi melakukan promosi kesehatan.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal sebaiknya masyarakat ikut berperan aktif dalam menjaga kesehatan
baik fisik maupun non fisik. Dengan mengatur pola perilaku yang sehat dan
menjaga lingkungan agar tetap bersih, insya Allah masyarakat akan terhindar dari penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2326963-contoh-makalah-kesehatan-lingkungan/#ixzz2ksuYlvrb
http://www.scribd.com/doc/14974253/Makalah-Kesehatan
http://www.docstoc.com/docs/34033756/prospek-kesehatan-lingkungan
No comments:
Post a Comment