Tuesday, May 7, 2019

DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK


A.      Pengertian Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik
Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian- bagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead pabrik. Dalam departementalisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead dihitung untuk setiap departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda di antara departemen- departemen produksi yang ada. Departementalisasi overhead pabrik memerlukan pembagian perusahaaan ke dalam departemen- departemen untuk memudahkan pengumpulan biaya overhead pabrik yang terjadi.
Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan memperjelas tanggungjawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu.
B.      Langkah – langkah Penetuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Per Departemen
Langkah – langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah sebagai berikut :
1.       Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen
Dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi, di samping harus diperhitungkan biaya overhead pabrik departemen produksi, harus diperhitungkan pula biaya yang terjadi di departemen pembantu, dengan cara mengalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati manfaatnya. Langkah pertama dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi dengan menyusun anggaran biaya overhead pabrik departemen produksi dan departemen pembantu. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen di bagi menjadi empat tahap utama berikut ini :
a.       Penaksiran Biaya Overhead Langsung Departemen atas Dasar Kapasitas yang Direncanakan untuk Tahun Anggaran
Dalam menyusun anggaran, biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua golongan :
1)      Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan kepada departemen tertentu.
2)      Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah jenis biaya overhead pabrik yang menfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen, langkah pertama yang dilaksanakan adalah dengan menaksir berapa biaya overhead langsung departemen pada tingkat kapasitas yang direncanakan.
b.      Penaksiran Biaya Overhead Tidak Langsung Departemen
Biaya tidak langsung departemen ini kemudian didistribusikan kepada departemen- departemen yang menikmati manfaatnya atas dasar distribusi tertentu berikut ini :


Biaya tidak langsung departemen
Dasar distribusi
Biaya depresiasi gedung
Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung
Gaji pengawas departemen
Biaya angkut bahan baku
Pajak bumi dan bangunan (PBB)
Meter persegi luas lantai
Meter persegi luas lantai
Jumlah karyawan
Biaya bahan baku
Perbandingan harga pokok aktiva tetap dalam tiap departemen atau perbandingan meter persegi luas lantai

c.       Distribusi Biaya Overhead Tidak Langsung Departemen ke Departemen- Departemen yang Menikmati Manfaatnya
Dalam rangka penetuan tarif, biaya – biaya overhead pabrik tidak langsung departemen harus di distribusikan kepada departemen- departemen yang menikmati manfaatnya atas salah satu dasar distribusi tersebut diatas.

d.      Menjumlah Biaya Overhead Pabrik per Departemen 

2.       Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu Ke Departemen Produksi
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut ini :
a.       Metode alokasi langsung
Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke tiap- tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain.
b.      Metode alokasi bertahap
Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain. alokasi biaya overhead dari departemen pembantu ke departemen produksi dilakukan secara bertahap, dengan pertama kali mengalokasikan biaya overhead antar departemen pembantu, baru kemudian mengalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi. Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok metode :
1)      Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen – departemen pembantu. Yang termasuk dalam kelompok metode ini adalah :
(1)    Metode alokasi kontinu (continuous allocation method)
(2)    Metode aljabar (algebrals method)
2)      Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antardepartemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah “metode urutan alokasi yang diatur” (specified order of closing).

3.       Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead pabrik perdepartemen 

C.      Metode Alokasi Bertahap Yang Memperhitungkan Jasa Timbal Balik Antardepartemen Pembantu
Di dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik per departemen, biaya dibagi menjadi dua golongan, biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen. Biaya tidak langsung harus dibagikan kepada departemen – departemen yang menikmati manfaatnya, baik dalam departemen produksi maupun departemen pembantu. Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian biaya overhead tidak langsung departemen kepada departemen – departemen yang menikmati manfatnya, baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi biaya overhead.
Langkah selanjutnya dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik adalah membagikan biaya overhead departemen – departemen pembantu kepada departemen – departemen produksi (dalam metode alokasi langsung) atau kepada departemen – departemen pembantu lain dan departemen produksi (dalam metode alokasi bertahap). Istilah yang digunaka untuk pmenggambarkan pembagian biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan departemen produksi adalah alokasi biaya overhead.
Atas dasar tarif ini biaya overhead pabrik dibagikan kepada produk di departemen produksi. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik di departemen produksi kepada produk adalah pembebanan biaya overhead. Tiga macam tariff : Tarif distribusi adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead tidak langsung departemen kepada departemen – departemen yang menikmati manfaatnya, baik departemen pembantu maupun produksi.  Tarif alokasi adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead departemen pembantu kepada departemen produksi, baik secara langsung maupun bertahap. Tarif pembebanan adalah tariff yang digunakan untuk membagikan biaya overhead pabrik kepada produk.
D.      Metode Alokasi Bertahap Yang Tidak Memperhitungkan Transfer Jasa Timbal Balik Antardepartemen Pembantu

Metode alokasi beertahap yang banyak digunakan adalah metode urutan alokasi yang diatur (specified order of closing).
Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut :
1.       Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap
2.       Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sedemikian rupa sehingga arus alokasi biaya menuju ke satu arah
3.       Pedoman umun di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen pembantu adalah sebagai berikut :
a.       Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai oleh departemen – departemen lain, dialokasikan pada urutan yang pertama.
b.      Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya overhead dalam masing – masing departemen pembantu.
c.       Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen pembantu lain, diletakkan paling akhir dalam proses alokasi biaya overhead. Mengenai pemilihan departemen pembantu yang terakhir dialokasikan biayanya, seringkali pertimbangannya dilihat dari sudut pengendalian biaya.
4.       Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum berikut ini :
a.       Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya overhead nya telah habis dialokasikan ke departemen lain. Dengan kata lain, tidak dimungkinkan timbulnya arus balik dalam proses alokasi biaya overhead.
b.      Departemen – departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila jumlahnya tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalamnya.

E.       Akuntansi Biaya Overhead
Akuntansi biaya overhead terdiri dari pencatatan :
1.       Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasar tariff yang di tentukan dimuka
Apabila produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, untuk menampung biaya produksi, di dalam buku besar dibentuk rekening Barang Dalam Proses untuk tiap departemen produksi. Biaya overhead yang dibebankan kepada produk ditampung dalam rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan. Rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan perlu di bentuk untuk tiap departemen produksi.
2.       Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya
Untuk mengumpulkan biaya overhead sesungguhnya terjadi, dalam buku besar dibentuk rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lagi sesuai dengan pembagian departemen pembantu dan departemen produksi. Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya mula – mula dilakukan dengan mendebit rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rincian jenis biaya overhead pabrik dalam tiap – tiap departemen produksi dan departemen pembantu diselenggarakan dalam buku pembantu.
3.       Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke Rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang di muka dipertemukan dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
4.       Penentuan Biaya Overhead Pabrik yang Kurang atau Lebih Dibebankan
Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik, pada akhir periode akuntansi dihitung saldo rekening Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya perdepartemen. 

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive