Kepemimpinan merupakan salah satu isu dalam
manajemen yang masih cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini.
Media massa, baik elektronik maupun cetak, seringkali menampilkan opini dan
pembicaraan yang membahas seputar kepemimpinan. Peran kepemimpinan yang sangat
strategis dan penting bagi pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi,
merupakan salah satu motif yang mendorong manusia untuk selalu menyelidiki
seluk-beluk yang terkait dengan kepemimpinan.
Kualitas
dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan
atau kegagalan organisasi demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu
organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan
sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin.Begitu pentingnya peran pemimpin
sehingga isu mengenai pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian para
peneliti bidang perilaku keorganisasian. Organisasi yang berhasil dalam
mencapai tujuan serta mampu memenuhi tanggug jawab sosialnya akan sangat
tergantung pada para pimpinan. Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan baik,
sangat mungkin organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Suatu organisasi
membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi
perilaku anggotanya atau anak buah. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu
organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai
pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi.
Setiap
pimpinan di lingkungan organisasi kerja, selalu memerlukan sejumlah pegawai
atau bawahan sebagai pembantunya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi
volume dan beban kerja unit masing-masing.Hal ini membawa konsekuensi
bahwa setiap pimpinan berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-sungguh
untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi pegawai di
lingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada
tujuan. Pimpinan perlu melakukan pembinaan yang sungguhsungguh terhadap
pegawai di lingkungannya agar dapat meningkatkan kepuasan kerja, komitmen
organisasi dan kinerja yang tinggi.
Gaya
kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam
mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku
yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain. Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan dan
kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai kemampuan
dan kepribadiannya. Setiap pimpinan dalam memberikan perhatian untuk membina,
menggerakkan dan mengarahkan semua potensi pegawai di lingkungannya memiliki
pola yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya . Perbedaan itu
disebabkan oleh gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pula dari setiap
pemimpin. Kesesuaian antara gaya kepemimpinan, norma-norma dan kultur
organisasi dipandang sebagai suatu prasyarat kunci untuk kesuksesan prestasi
tujuan organisasi.
Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan
dimulainya sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup
berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang
atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan daripada yang lain,
terlepas dalam bentuk apa kelompok manusia tersebut dibentuk. Hal ini tidak
dapat dipungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan
kelebihankelebihan tertentu. Kepemimpinan sebagai suatu kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan
tertentu yang mereka inginkan bersama. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah
kemampuan mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan kelompok tersebut.
Secara etimologi pemimpin berasal dari kata dasar
“pimpin” (lead) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalamnya terdapat
dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam).
Setelah ditambah awalan “pe”menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang
mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga
orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Pemimpin
adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan
kelompok untuk dapat bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hendry
Pratt Fairchild dalam Kartini Kartono (2006:38-39) mengemukakan bahwa pemimpin
dalam pengertian yang luas adalah seseorang yang memimpin dengan jalan
memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir
atau mengontrol usaha/ upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan
atau posisi.
Sedangkan dalam pengertian yang terbatas
pemimpin ialah seseorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan
kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh
para pengikutnya.Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu
dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus
memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan
bawahannya, dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan kekuatan
bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki.
Istilah gaya adalah cara yang dipergunakan pimpinan dalam mempengaruhi
para pengikutnya (Miftah Thoha, 2007:27). Selanjutnya Sudriamunawar
(Harbani, 2008:3) mengemukakan bahwa Pemimpin adalah seseorang yang memiliki
kecakapan tertentu yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan
kerja sama ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
B.H. Raven (1976) dalam Bernardine R. Wirjana dan Susilo Supardo (2005:4)
mendefinisikan pemimpin sebagai “seseorang yang menduduki posisi di kelompok, mempengaruhi
orang-orang dalam kelompok itu sesuai dengan ekspektasi peran dari posisi
tersebut dan mengkoordinasi serta mengarahkan kelompok untuk mempertahankan
diri serta mencapai tujuannya”.Sedangkan D.O Sears mengatakan bahwa pemimpin
adalah “seorang yang memulai suatu tindakan, memberi arah, mengambil keputusan,
menyelesaikan perselisihan di antara anggota kelompok, memberi dorongan,
menjadi panutan dan berada di depan dalam aktivitas-aktivitas kelompok”
Anagora (1992) dalam Harbani (2008:5) mengemukakan,
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi pihak lain, melalui
komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan
orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia
mengikuti kehendak pimpinan itu. Kepemimpinan diartikan sebagai proses
mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas
anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi
berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan
terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama; dan kemampuan
mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi,
memelihara dan mengembangkan budaya organisasi (Stogdill dalam Stoner dan
Freeman 1989 : 459-460). Unsur-unsur kepemimpinan menurut Stogdill
adalah:
a)
Adanya keterlibatan anggota organisasi sebagai pengikut.
b)
Distribusi kekuasaan di antara pemimpin dengan anggota organisasi.
c)
Legitimasi diberikan kepada pengikut.
d)
Pemimpin mempengaruhi pengikut melalui berbagai cara.
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan menggerakkan atau
memotivasi sejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama dan
terarah pada pencapaian tujuannya. Dari pengertian di atas, maka
pemimpin pada hakikatnya merupakan seorang yang mempunyai kemampuan untuk
menggerakkan orang lain sekaligus mampu mempengaruhi orang tersebut untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Adapun
fungsi pemimpin adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi Interpersonal (The
Interpersonal Roles)
Fungsi ini dapat
ditingkatkan melalui jabatan formal yang dimiliki oleh seorang
pemimpin dan antara pemimpin dengan orang lain. Fungsi interpersonal
terbagi menjadi 3, yaitu :
a.
Sebagai Simbol Organisasi
(Figurehead). Kegiatan yang dilakukan dalam menjalankan fungsi sebagai
simbol organisasi umumnya bersifat resmi, seperti menjamu makan siang
pelanggan.
b.
Sebagai Pemimpin (Leader). Seorang
pemimpin menjalankan fungsinya dengan menggunakan pengaruhnya untuk memotivasi
dan mendorong anggotanya untuk meningkatkan prestasi kerja sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai dengan maksimal.
c.
Sebagai Penghubung (Liaison).
Seorang pemimpin juga berfungsi sebagai penghubung dengan orang diluar
lingkungannya, disamping ia juga harus dapat berfungsi sebagai penghubung
antara manajer dalam berbagai level dengan bawahannya.
2.
Fungsi Informasional (The
Informational Roles)
Seringkali
pemimpin harus menghabiskan banyak waktu dalam urusan menerima dan menyebarkan
informasi. Ada tiga fungsi pemimpin disini.
a.
Sebagai Pengawas (Monitor). Untuk
mendapatkan informasi yang valid, pemimpin harus melakukan pengamatan dan
pemeriksaan secara kontinyu terhadap lingkungannya, yakni terhadap bawahan,
atasan, dan selalu menjalin hubungan dengan pihak luar.
b.
Sebagai Penyebar (Disseminator).
Pemimpin juga harus mampu menyebarkan informasi kepada pihak-pihak yang
memerlukannya.
c.
Sebagai Juru Bicara (Spokesperson).
Sebagai juru bicara, pemimpin berfungsi untuk menyediakan informasi bagi pihak
luar.
3.
Fungsi Pembuat Keputusan (The
Decisional Roles)
Ada empat fungsi pemimpin yang
berkaitan dengan keputusan.
a.
Sebagai Pengusaha (Entrepreneurial).
Pemimpin harus mampu
memprakarsai pengembangan proyek
dan menyusun sumber daya yang diperlukan.
Oleh
karena itu pemimpin harus memiliki sikap proaktif.
b. Sebagai Penghalau
Gangguan (Disturbance Handler). Pemimpin sebagai penghalau gangguan harus
bersikap reaktif terhadap masalah dan tekanan situasi.
c.
Sebagai Pembagi Sumber Dana (Resource Allocator). Disini pemimpin
harus dapat memutuskan
kemana saja sumber dana akan didistribusikan ke bagian-bagian dari
organisasinya. Sumber dana ini mencakup uang, waktu, perbekalan, tenaga kerja
dan reputasi.
d. Sebagai
Pelaku Negosiasi (Negotiator). Seorang pemimpin harus mampu melakukan
negosiasi pada setiap tingkatan, baik dengan bawahan, atasan maupun pihak luar.
Suatu
organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan
mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau
kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat
mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan
organisasi
Berikut
ini pendapat yang dikemukakan para ahli tentang pengertian gaya kepemimpinan:
Menurut James A.F Stoner(2003 :165)
•
Gaya kepemimpinan merupakan berbagai pola
tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan
mempengaruhi pekerja.”
Menurut Greenberg yang dikutip oleh Marwansyah dan Mukaram (1999 :167)
•
Gaya kepemimpinan adalah proses yang digunakan
oleh seseorang untuk mempengaruhi anggota kelompok kearah pencapaian
tujuan-tujuan kelompok organisasi.”
Berdasarkan
pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
merupakan suatu cara, proses, atau tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang
yang dalam hal ini adalah pemimpin, untuk mempengaruhi dan mengarahkan bawahan
yang ada dalam suatu organisasi untuk melaksanakan segala aktivitas yang ada
dalam perusahaan, agar tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapattercapai
No comments:
Post a Comment